Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa balbisiana) DALAM MENGOBATI LUKA BAKAR PADA KULIT PUNGGUNG TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) Astuti, Risti Widia; suhada, adriyan; Rahmawati, Sri
PARMACEUTICAL AND TRADITIONAL MEDICINE Vol 2, No 1 (2018): PARMACEUTICAL AND TRADITIONAL MEDICINE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Thing neded  is kapok banana’s skin that has been macerated for healing skin tight on second level deep. The ultimate goal of this research is to know the exact percentage of exstract ethanol of kapok banana’s skin (Musa balbisiana) in healing skin tight to the back side of male (Rattus norvegicus) by comparing negative control group and control group (10%, 25%, 50%, 75% and 100%). Method used centralistic data to know the result of control group in 7 days treatments. The type of this research is library experimental, where the researcher used one shot case study. It’s mean the researcher doing intervence to a particular group. The result of it’s intervence areobserved on independent variable.Furthermore, the result getting of the research is from all control group (10%, 25%, 50%, 75% and 100%) having ability healing better than negative control group. From control group 10% skin tight 2 cm to be 1,7 cm, healing everage is 6, 43%. Control group 25%skin tight 2cm to be 1,6 cm the same case with control group 50% healing everage is 10,71% and 12, 14%. Control group 50% and 75% skin tight 2 cm to be 1,5 cm having healing 15, 71% and 17,14%. From all control group the most effective healing is extract ethanol to be 1,4 cm healing ability is 20, 71%.
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KEBUTUHAN DAN KEBERMANFAATAN DARAH Hardani Hardani; Baiq Ayu Aprilia Mustariani; Adriyan Suhada; Aini Aini
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol. 2, No. 1: Juni 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.999 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v2i1.1330

Abstract

Abstrak: Darah merupakan salah satu komponen paling penting yang ada dalam tubuh, mengingat fungsinya  sebagai alat transportasi. Kekurangan darah di dalam tubuh dapat memacu sejumlah penyakit  dimulai dari anemia, hipotensi, serangan jantung, dan beberapa penyakit lainnya. Beberapa kasus lain seperti kecelakaan, luka bakar dan proses persalinan juga memerlukan tranfusi darah akibat tingginya kemungkinan pendarahan. Terdapat dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Banyak diantara kita belum mengetahui jenis golongan darah yang kita miliki. Kasus ini menjadi sangat krusial ketika individu tersebut mengalami musibah, seperti kecelakaan yang mengakibatkan darah banyak keluar. Tindakan penanganan pasien menjadi terlambat, karena individu ini belum mengetahui jenis golongan darah yang ia miliki. Berdasarkan hasil observasi dengan siswa, Kepala Sekolah dan guru-guru Madrasah Aliyah NW Bagik Polak, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa di sekolah ini belum mengetahui golongan darah yang ia miliki. Kejadian ini  menjadi dasar kami untuk melakukan pengabdian kepada masyarakaat dalam hal ini siswa untuk mengecek golongan darah yang mereka miliki.Abstract:  Blood is one of the most important components in the body, given its function as a means of transportation. Blood deficiency in the body can spur some diseases starting from anemia, hypotension, heart attack, and some other diseases. Some other cases such as accidents, burns, and childbirth also require blood transfusions due to the high likelihood of bleeding. There are two most important types of blood type which are the A-B-O and Rhesus (RH) classification. Incompatible blood transfusions can cause immunological transfusion reactions that result in hemolysis anemia, renal failure, shock, and death. Many of us do not know the type of blood group we have. This case became very crucial when the individual suffered a calamity, such as accidents that caused many types of blood to come out. The patient's treatment was delayed, as the individual did not know what type of blood he had. Based on the results of the observation with the students, the principal, and teachers of Madrasah Aliyah NW Bagik Polak, it can be concluded that most students in this school do not know the blood type he has. This incident is the basis for our devotion to the community in this case students to check the blood group they have.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA DAUN DUDUK (DESMODIUM TRIQUETRUM (L.) DC.) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Dedent Eka Bimmahariyanto S; Adriyan Suhada; Ade Sukma Hamdani
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 3, No 3 (2019): JISIP: JURNAL ILMU SOSIAL DAN PENDIDIKAN
Publisher : Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jisip.v3i3.872

Abstract

Daun duduk  (Desmodium triquetrum (L.) DC.) mengandung tanin, alkaloid hipaforin, trigonelin, bahan penyamak, asam silikat, dan K2O. Tanin mempunyai efek sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas daun duduk (Desmodium triquetrum (L.) DC.) sebagai antibakteri dan untuk mengetahui kadar hambat yang sebanding dengan kloramfenikol. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni. Uji aktivitas senyawa antibakteri menggunakan metode difusi yaitu metode cakram. Sampel yang digunakan adalah infusa daun duduk (Desmodium triquetrum (L.) DC.) dengan kadar 4%, 6%, 8%, dan 10%, Kontrol negatif menggunakan aquadest, dan kontrol positif menggunakan kloramfenikol. Bakteri uji yang digunakan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kadar hambat yang sebanding dengan kloramfenikol sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus adalah 4% (3,784 ± 0,197); 6% (4,168 ± 0,177); 8% (4,596 ± 0,100) dan 10% (5,365 ± 0,221) cm, sedangkan pada Escherichia coli adalah 4% (3112 ± 0,024); 6% (4,124 ± 0,144) ; 8% (4,936 ± 0,243) dan 10% (5,272 ± 0,075) cm. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut uji daya antibakteri dari daun duduk dengan menggunakan bentuk sediaan dan bakteri lain
UJI AKTIVITAS ANTIULCER AIR ALKALI TERIONISASI PADA MENCIT PUTIH JANTAN (MUS MUSCULUS) Adriyan Suhada; Bq. Fitria Maharani; Ni Komang Wijiani Yanti; Nur'aini Nur'aini
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jupe.v6i1.2275

Abstract

Alkaline water is water that has antioxidant content and has a structure that is rich in active hydrogen that can cure stomach ulcers. The purpose of this study was to determine the effectiveness of ionized alkaline water as an antiulcers in male white mice (mus musculus). Method of induction of gastric ulcer using aspirin, used as many as 24 male mice (mus musculus) aged 2-3 months used as mice test animals divided into 6 groups each group consisting of 3 animals all groups were given ulcer treatment for 7 days, then group I (negative control) were given aquadest group II (positive control) were given sucralfate, group III were given ph 8 alkaline water group IV was given ph 9.0 alkaline water, group V was given ph 9.5 alkaline water, and group VI was given alkaline water pH 11.5 treatment of each group for the next 7 days on the 14th day the mice were dissected and the gastric mucosa structure was observed and the mucosal damage value was determined. The results showed that alkaline water 9.5 and 11.5 had lower mucosal damage values than negative controls. It can be concluded that the alkaline water ph 9.5 and 11.5 are said to be effective in reducing gastric mucosal damage compared to the negative group given aquadest.
Efektivitas Air Alkali Terionisasi Sebagai Antioksidan Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit Jantan (Mus musculus) Suhada Adriyan; Noviana Iksir; Ade Sukma Hamdani; Dedent Eka B immaharyanto S; Ni Komang Wijiani Yanti
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 5, No 5 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.926 KB) | DOI: 10.36312/jupe.v5i5.1158

Abstract

Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin atau degredasi asam nukleat dari sisa makanan yang kita konsumsi. Pada manusia dikatakan Hiperurisemia apabila terjadi peningkatan kadar asam urat darah serum lebih dari 7 mg/dl pada lelaki dan lebih dari 6 mg/dl pada wanita. Untuk mencit dikatakan hiperurisemia bila kadar asam uratnya 1.7-3.0 mg/dl dengan kadar asam urat normal 0.5-1.4 mg/dl. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Evektivitas air alkali terionisasi sebagai anti oksidan terhadap penurunan kadar asam urat pada mencit jantan (mus muculus)” Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium, dimana mencit yang menjadi hewan uji diinduksi dengan potasium oksonat 300 mg/BB. Control positif dengan memberikan allopurinol 100 mg/kg BB, kontrol negative 0.2 ml/g BB. Sementara perlakuan adalah dengan memberikan Air Alkali (pH 8.5, 9.0, 9.5 dan 11.5 0. Sebanyak 0,0284 ml/g BB) setelah diberikan perlakuan kadar asam urat dicek dari jam 1.2.3 dan 4  sebagai data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan rata-rata kadar asam urat pada kelompok 1 (kontrol negatif), 0.97% pada kelompok 2 (control positif), 0.68% padakelompokuji 3 (PH8,5), 0.93% kelompok uji 4 (PH 9.0). 0.96% kelompok uji 5 Data (PH 9.5). 0.93% dan kelompok terakhir kelompok 6 (PH 11.5) sebesar 0.72%. berdasarka npenelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa air alkali terionisasi mempunyai aktivitas anti hiperurisemia. Aktivitas tersebut signifikan pada pH yang digunakan (pH. 11.5) dengan persen penurunan sebesar 0.72% dibandingkan dengan pH yang lain.
Antibacterial activity test of celery leaf (Apium graveolens) extract liquid hand soap against Staphylococcus aureus Sri Idawati; Adriyan Suhada; Roushandy Asri Fardani; Septadel Arini
Jurnal Pijar Mipa Vol. 18 No. 1 (2023): January 2023
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpm.v18i1.4421

Abstract

Personal and environmental hygiene must be considered to prevent the transmission of COVID-19. One of them is by washing hands with soap. Liquid soap is a skin cleanser made from soap-based ingredients and added surfactants, preservatives, foam stabilizers, fragrances, and dyes. The basic ingredients for soap can be natural, one of which is essential oil. Celery contains essential oils (alinin and allicin), flavonoids, protein, vitamin A, vitamin C, vitamin B, iron, calcium, sulfur, and phosphorus. Essential oil from celery has activity as an antifungal and is active against many bacteria, including Staphylococcus aureus. This study aims to determine the celery extract liquid hand soap has antibacterial activity against Staphylococcus aureus bacteria and the effective concentration of celery leaf extract liquid hand soap on the antibacterial activity of Staphylococcus aureus. The research method was laboratory experimental by testing the antibacterial activity of liquid hand soap formulations of celery leaf extract. The results of the organoleptic test were green in color, in viscous liquid form, and had a distinctive celery aroma. The pH test obtained a pH of 9.4 in the 5% formulation (FI), pH 9.5 in the 10% formulation (FII), and pH 9.3 in the 15% formulation (FIII). Antibacterial activity test FI, FII, FIII, negative control, and positive control resulted in a diameter of 17.1 mm inhibition zone; 23.2 mm; 17.4 mm; 0 mm, and 22.9 mm. The results of the one-way ANOVA test obtained a p-value <0.05, which indicated that H1 was accepted, i.e., liquid hand soap with celery leaf extract had antibacterial activity against Staphylococcus aureus. The Tukey test showed that the diameter of the FII inhibition zone (10% concentration) was close to that of the positive control inhibition zone. The most effective concentration is 10% (FII), with a very strong inhibition category.
Penyuluhan PHBS dalam Mewujudkan Generasi Peduli Sehat di Masa Pandemi Covid-19 Musparlin Halid; Hardani; Adriyan Suhada
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 1 No. 3 (2022): November
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.264 KB) | DOI: 10.59025/js.v1i3.33

Abstract

Perilaku Hidup bersih dan sehat merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh setiap orang dalam menjalankan kehidupan demi mendapatkan kehidupan yang sehat secara jasmani. Tidak sedikit masyarakat yang mengabaikan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga menyebabkan mereka menjadi sakit. Saat ini masyarakat sedang dihadapkan dengan pandemi covid-19 yang mengharuskan semua orang untuk menerapkan protokol kesehatan pada semua lini, salah satunya lingkungan pondok pesantren. Pondok pesantren Al-Islahul Atfal merupakan pondok pesantren yang di dalamnya ada siswa-siswi madrasah aliyah dan siswa-siswi ada yang langsung tinggal di dalam pondok tersebut. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menerapkan protocol kesehatan pada masa pandemic covid-19. Metode yang digunakan dalam kegiatan tersebut adalah presentasi live dengan siswa-siswi yang disertai dengan Tanya jawab dan pembagian masker gratis. Hasil dari kegiatan tersebut adalah terdapat 30 orang siswa-siswi yang menjadi peserta dan mendapatkan masker gratis dari panitia. Siswa-siswi yang mendapatkan materi tersebut menjadi lebih paham pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat serta protokol kesehatan pada masa pandemi covid-19.
PROFIL KOMPONEN KIMIA TANAMAN OBAT YANG BERKHASIAT MENGOBATI PENYAKIT KUNING Adriyan Suhada
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram Vol. 1 No. 2 (2015): JURNAL PENELITIAN DAN KAJIAN ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MA
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.981 KB) | DOI: 10.33651/jpkik.v1i2.175

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kromatogram senyawa kimia dalam tanaman obat yang berkhasiat mengobati penyakit kuning, yaitu antara lain kelor (Moringa pterygosperma), songga (Strychnos ligustrina), tawoa (Curcuma heyneana Val.) dan kayu sapa (Cassia sappan), serta untuk mengetahui ada tidaknya senyawa golongan alkaloid dan steroid dalam keempat tanaman tersebut, yaitu dengan melakukan percobaan di Laboratorium Kimia Analitik UPT-MIPA Universitas Mataram. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Analisis data untuk profil senyawa kimia dalam ekstrak sampel tanaman obat dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh dari HPLC berupa kromatogram yang meliputi gambaran jumlah senyawa kimia, kelimpahan dan persentase dari senyawa kimia yang ada. Hasil analisis data menunjukkan jumlah senyawa kimia untuk masing-masing tanaman yaitu 11 senyawa untuk tanaman songga, 25 senyawa untuk tawoa, 48 senyawa untuk kelor dan 13 senyawa untuk kayu sapa. Kelimpahan senyawa kimia yang sama diperoleh 3 senyawa pada fraksi heksan, 5 senyawa pada fraksi DCM dan 1 senyawa pada fraksi metanol. Persentase kelimpahan senyawa kimia yang sama diperoleh pada fraksi heksan 7,79 % (kelor), 44,29 % (kayu sapa) untuk tR 9,0; 33,38 % (tawoa), 1,2 % (kelor) untuk tR 9,8; dan 0,09 % (tawoa), 0,72 % (kelor) untuk tR 17,0; pada fraksi DCM diperoleh 11,56 % (kelor), 4,56 % (kayu sapa) untuk tR 6,5; 4,63 % (kelor), 3,21 % (kayu sapa) untuk tR 7,1; 2,66 % (songga), 1,08 % (kelor) untuk tR 11,1; 4,22 % (songga), 0,66 % (kelor) untuk tR 13,5; dan 12,54 % (kelor), 2,78 % (kayu sapa) untuk tR 17,8; serta pada fraksi metanol diperoleh 32,63 % (tawoa), dan 0,3 % (kelor) untuk tR 9,2. Analisis kandungan senyawa golongan alkaloid dan steroid dilakukan dengan analisis fitokimia, dan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tanaman kelor, songga, kayu sapa dan tawoa yang dapat mengobati penyakit kuning mengandung senyawa kimia golongan alkaloid dan steroid dengan kadar yang berbeda-beda.
EVALUATION OF ANTIBIOTIC USE IN PEDIATRIC TYPHOID FEVER IN THE INPATIENT INSTALLATION OF RSUD NORTH LOMBOK Adriyan Suhada; Tuhfatul Ulya; Sri Rahmawati; Musparlin Halid
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram Vol. 8 No. 2 (2022): JURNAL PENELITIAN DAN KAJIAN ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MA
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.506 KB) | DOI: 10.33651/jpkik.v8i2.455

Abstract

The purpose of this study was to find out whether the use of antibiotics in typhoid fever patients at the inpatient installation of the North Lombok - Tanjung Hospital met the rationality requirements which included the right patient, the right dose, the right drug, and the right indication according to the medical service standards (SPM) of North Lombok Hospital - Tanjung in 2017. This research is a non-experimental study. The research was carried out at the North Lombok - Tanjung Hospital. The results showed that, according to inpatient medical record data available at the North Lombok - Tanjung Hospital in 2021, there were 14 cases of children diagnosed with typhoid fever. The results showed that the selection of the type of antibiotic used for the treatment of typhoid fever was chloramphenicol at 42.85%, then the antibiotics cefotaxime, cefixim, tiamfenicol and ceftriaxone each at 14.28%. After evaluating the use of antibiotics in pediatric patients with typhoid fever at Lombok Utara - Tanjung Hospital in 2021, the percentage value for using antibiotics with the right indication was 100%, the right drug was 85.71%, the right dose was 85.71%, and the right patient of 100%.
Analisa Tingkat Kepatuhan Pasien Home Care dalam Minum Obat Anti Hipertensi Adriyan Suhada; Musparlin Halid
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram Vol. 8 No. 2 (2022): JURNAL PENELITIAN DAN KAJIAN ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MA
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.522 KB) | DOI: 10.33651/jpkik.v8i2.453

Abstract

Hypertension is often referred to as a hidden killer disease because this disease usually does not give specific symptoms to sufferers and is very dangerous. Compliance in taking hypertension medication is a major problem for patients so that many patients experience sudden attacks when their blood pressure rises. Providing home care with counseling is reported to provide patients with a better understanding of the disease and can improve the patient's quality of life. The purpose of this study was to determine the level of compliance of home care patients in taking anti-hypertensive drugs at Mitra Dasan Cermen Pharmacy, to determine the factors that influence the compliance of home care patients in taking anti-hypertensive drugs. The research method used was cross sectional using a compliance level questionnaire and a questionnaire of factors affecting the level of compliance, the data were analyzed by the spearman rank correlation test. The results showed that 57.6% of respondents had a moderate level of compliance 42.4% of respondents had a moderate level of compliance, 3 factors affecting the level of compliance that had a relationship, namely gender p = 0.001), education level (p = 0.000), family support (p = 0.001), 4 factors of compliance level that did not have a relationship, namely employment status (p = 0.189), duration of hypertension (p = 0.805), health insurance participation (p = 0.065).
Co-Authors Ade Sukma Hamdani Ade Sukma Hamdani Ade Sukma Hamdani aini aini aini Ajeng Dian Pertiwi Ajeng Dian Pertiwi, Ajeng Dian Alfisahrin Alfisahrin Ammaranond, Palanee Anam, Haerul Andi Muhammad Aminullah Anggraini, Depi Astuti, Risti Widia Aulia, Nurhikmatul Baiq Ayu Aprilia Mustariani BaiqIsti Hijriani Beny Binarto Budi Susilo Bidarita Widiati Bidarita Widiati Bq. Fitria Maharani Camin, Yeremiah Rubin Dedent Eka B immaharyanto S Dedent Eka Bimma Hariyanto Dedent Eka Bimmahariyanto S Depi Anggraini Detty Agustin Riscal Elan Pratiwi Fardani, Roushandy Asri Hardani, H Hollysa Andini Hollysa Andini Idham Halid Irawansyah Irawansyah Junaidin Lalu Adiyatma Taopikul Hadi Mentari, Ika Nurfajri Muhammad Asyraf bin Salleh Muhammad Munawir Gazali Munji Munji Musparlin Halid Ni Komang Wijiani Yanti Ni Nyoman Ariwidiani Noortiningsih Noortiningsih Novia Afrianti Noviana Iksir Novianty, Wanda Nur&#039;aini Nur&#039;aini Nurhikmatul Aulia Nurul Indriani Nurul Khatimah Ismatullah Pauzan Pauzan Pauzan, Pauzan Permata, Reny Amalia Purmafitriah, En Rahmad Dani Ratulangi, Wulan Ratia Rian Wahyul Ikhtiar Rizal Pratam Adi Putra Rizal Pratama Adi Putra Rohma Yuni Rosnalia Widyan Roushandy Asri Fardani Septadel Arini Siti Julaikha Solly Aryza Sri Idawati Sri Idawati Sri Rahmawati Sri Rahmawati Sri Sahbany Suhaela, Nursani Sukmana, Dhika Juliana Sunardi Sunardi sunardi sunardi Syamsul Arifin Tuhfatul Ulya Ulya, Tuhfatul ustiawaty, jumari Uswatun Hasanah Utami, Evi Fatmi Wulan Ratia Ratulangi Wulandari Dewi Susilawati Yan Reiza Permana Yan Reiza Permana Yanti, I Gusti Ayu Nyoman Danu Yofita Sandra