Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Islamic Golden Age: Analisis Kebijakan Daulah Abbasiyah dalam Bidang Ekonomi dan Relevansi pada Masa Kini Muntu, A. Tenri Sri; Siradjuddin, Siradjuddin
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.17046

Abstract

Islam sebagai agama komprehensif memberikan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks pemerintahan dan ekonomi. Dalam negara Islam, tanggung jawab menciptakan kesejahteraan bagi seluruh warga negara merupakan kewajiban yang harus dipenuhi. Sejarah mencatat perbedaan signifikan antara Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, terutama dalam pengelolaan ekonomi dan kebijakan sosial. Dinasti Abbasiyah, yang berdiri dari tahun 132 H/750 M hingga 657 H/1075 M, dikenal karena kemajuan di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan ilmu pengetahuan. Melalui penerapan prinsip-prinsip seperti zakat, larangan riba, dan pengembangan sistem perbankan syariah, Dinasti Abbasiyah berhasil menciptakan redistribusi kekayaan yang adil serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, lokasi geografis yang strategis serta inovasi dalam teknologi dan pertanian turut memperkuat perekonomian mereka. Karya-karya ilmiah dan budaya yang dihasilkan pada masa ini membentuk fondasi bagi kemajuan intelektual dan sosial di dunia Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka untuk mengeksplorasi relevansi kebijakan ekonomi Dinasti Abbasiyah dalam konteks ekonomi masa kini. Hasilnya menunjukkan bahwa prinsip-prinsip yang diterapkan pada masa itu tetap relevan dan dapat diadaptasi dalam pengelolaan ekonomi modern di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
Falah Mart Business Development Strategy as Foundation Supporter in Islamic Economic Perspective Rauf, Abdul; Siradjuddin, Siradjuddin; Haddade, Wahid
Jurnal Ar-Ribh Vol 7, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jei.v7i2.13162

Abstract

This research aims to determine the business development strategy of Falah Mart as a supporter of the Foundation and from an Islamic economic perspective. This research method is qualitative ex post facto focusing on seven research subjects through a purposive sampling method. Data was collected by conducting in-depth interviews and analyzed using the Miles and Huberman theory and SWOT analysis. The research results reveal that there are several strategies from internal and external factors that need to be developed through a combination SWOT Analysis matrix. Other strategies are product development, market development (price, promotion, distribution), business capital development, and human resource quality development. As for the Islamic economic perspective, Falah Mart applies the principles of honesty, friendliness, ta'awun (mutual help), responsibility, noble character, justice, cooperation, awareness of the welfare of life in this world and the hereafter.
Pemikiran Ekonomi Awal: Konsep-Konsep Dasar dan Pengaruhnya Dalam Sejarah Ekonomi Hasbi, Muhammad; Hidayah, Nurul; Siradjuddin, Siradjuddin
AL-MIKRAJ Jurnal Studi Islam dan Humaniora (E-ISSN 2745-4584) Vol 5 No 2 (2025): Al-Mikraj, Jurnal Studi Islam dan Humaniora
Publisher : Pascasarjana Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/almikraj.v5i2.6752

Abstract

The history of conventional economic thought starts from the pre-classical era, with Plato as one of the figures who described the ideal economy in the state. The basic concepts of conventional economics include the theory of wants, free markets, social equality, and political discipline to regulate markets. However, the conventional economic paradigm is different from Islamic economics, which is rooted in the teachings of the Koran and hadith. The great contribution of Muslims in the development of economic thought is often overlooked by Western scholars, who tend to skip important periods in history such as the so-called "The Great Gap". In line with Islamic teachings about the use of reason and revelation, Islamic economic thought emerged as a response to economic challenges at certain times. The history of Islamic economic thought can be divided into three phases: the basics phase, the progress phase, and the stagnation phase. The main focus of Islamic economics is on meeting needs, justice, efficiency, growth, and freedom, with the contribution of figures such as Zaid bin Ali, Al-Ghazali, Ibn Taimiyah, and Ibnu Khaldun. Understanding the history of Islamic economic thought has important implications for contemporary economic practice, demanding professionalism, regularity, truth and order in accordance with the principles contained in the Al-Qur'an and the Sunnah of the Prophet.
PEMIKIRAN EKONOMI RASULULLAH DAN KHULAFĀ’ AL-RASYIDĪN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI ISLAM Aisyah, Aisyah; Arsyadi, Baso; Siradjuddin, Siradjuddin; Bin Sapa, Nasrullah
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 8 No 2 (2024): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v8i2.3199

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah pemikiran Rasulullah dan khulafā’ al-rasyidīn, khususnya dalam bidang perekonomian dan relevansinya pada zaman sekarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif berbentuk penelitian Pustaka (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam memiliki sumbangsih yang cukup besar dalam keberlangsungan dan perkembangan ekonomi saat ini. Berbagai praktik dan kebijakan ekonomi pada masa Rasulullah yang berlandaskan pada al-Qur’an dan hadis, serta perkembangannya pada masa khulafa al-rasyidin dijadikan sebagai pijakan oleh para tokoh ekonomi yang lain untuk melahirkan teori-teori ekonomi baru yang lebih efisien dan fleksibel untuk kemudian diterapkan pada masa-masa selanjutnya. Hal ini membuktikan bahwa ajaran Islam yang termuat di dalam al-Qur’an shaalihun li kulli makan wa zaman.
Pilar Pengembangan Industri Halal Indonesia Nurjannah, Nurjannah; Siradjuddin, Siradjuddin; Efendi, Ahmad; Fadel, Muhammad
Indonesia Journal of Halal Vol 7, No 2 (2024): IJH
Publisher : Pusat Kajian Halal Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/halal.v7i2.21802

Abstract

Industri halal pada tataran global terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, tidak hanya pada negara mayoritas muslim akan tetapi negara dengan minoritas muslim juga telah melirik industri halal tersebut. Negara Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim tentu memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan industri halal dengan melaukan penguatan pada pilar-pilar yang mendukung hal tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melihat penguatan pilar industri halal di Indonesia. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif. Sumber data merupakan data sekunder yang diperoleh dari data pustaka berupa jurnal-jurnal, penelitian dan buku-buku yang relevan dengan pembahasan. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara membaca, menelaah dan menganalisis berbagai literatur yang ada, maupun hasil penelitian yang sudah ada kemudian direduksi, menyajikan data hingga diperoleh kesimpulan. Penguatan pilar industri halal telah dilakukan dengan dapat melihat beragam kebijakan yang ada. Pertama, dukungan pemerintah yang telah mengakomodasi pendirian berbagai lembaga yang mendukung industri halal tersebut. Kedua, infrastruktur halal yang terus tumbuh. Ketiga, peningkatan sumber daya manusia yang telibat langsung dalam pengembangan industri halal. Keempat pada pelayanan pada lembaga keuangan syariah yang terus memberikan sumbangsih dan kolaborasi dengan berbagai pihak.Kata Kunci: pilar, industri, halal
The Role Of Sharia Marketing In Indonesia: A Systematic Literature Review Deviyanti, Sri; Misbach, Irwan; Siradjuddin, Siradjuddin
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Vol 10, No 1 (2024): JIEI : Vol.10, No.1, 2024
Publisher : ITB AAS INDONESIA Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/jiei.v10i1.12373

Abstract

Indonesia is a predominantly Muslim country, indicating a vast market potential for halal products and services. However, many businesses have yet to fully implement Sharia marketing. This article aims to examine the extent of the role of Sharia marketing in Indonesia. The research method used is a systematic literature review. The literature search was conducted using the Google Scholar database with the assistance of the Publish or Perish 8 application. The search for articles was conducted using the keywords 'Sharia Marketing', 'Sharia Marketing', and 'Islamic Marketing'. A systematic literature review of 27 articles spanning from 2018 to 2023 revealed that Islamic marketing plays an important role in Indonesia. Specifically, it assists in the development of Islamic financial institutions, helps in the development of micro, small, and medium enterprises, and improves the image of educational institutions in Indonesia. The research concludes that implementing Sharia marketing is important for business people.
Penatausahaan Dan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Rafi'ah Syamsu, Fizari; Siradjuddin, Siradjuddin; Suban, Alwan
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 1 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i1.17781

Abstract

Penelitian ini membahas penatausahaan dan pengelolaan pembiayaan pendidikan di Indonesia dengan menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini menganalisis berbagai regulasi yang mengatur pengelolaan dana pendidikan, termasuk Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, serta Permendikbud Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Dana Pendidikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun kerangka hukum yang mendukung telah tersedia, implementasi pengelolaan keuangan pendidikan masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan kompetensi pengelola dan lemahnya infrastruktur pendukung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini merekomendasikan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan intensif dan pengembangan sistem teknologi informasi yang terintegrasi guna mendukung efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan pendidikan.
Rekonstruksi Budaya Konsumsi: Kajian Kritis Perspektif Al-Ghazali Di Masa Dinasti Saljuk Dalam Implementasi Kebijakan Ekonomi Chairunnisa, Chairunnisa; Siradjuddin, Siradjuddin
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 10 No 1 (2025)
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55102/alyasini.v10i1.6343

Abstract

The development of modern Islamic economics was greatly influenced by the development of economic thought when the Saljuk Dynasty ruled the Abbasid Dynasty in Baghdad. The implementation of this policy was not spared from the contribution of the most famous economic thinker at that time, Al-Ghazali. In this study, the author further examines the contribution of these figures in criticizing consumption culture. This study uses a literature review by collecting the data sources needed from various manuscripts. The results of this study show how Al-Ghazali provides a clear view of consumption regulation both at the individual level and at the national level by adhering to the 5 sharia goals and paying attention to the balance of meeting needs both at the basic (Daruriyat), additional (Hajiyat), and complementary (Tahsiniyat) levels. Al-Ghazali argues that economic balance will only be achieved by paying attention to the consumption culture that is born from efforts to meet these three needs. So, the ability to manage expenses is crucial.
Halal Industry Development Strategy in The Cosmetics Sector: A Study of Islamic Business Ethics Sapsuha, Mubasysyyratul Ummah; Siradjuddin, Siradjuddin; Lutfi, Mukhtar
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 3: April 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i3.7677

Abstract

The development of the halal cosmetics industry is no longer just an option, but an urgent need in the face of changing consumer preferences and global market dynamics. The increasing awareness of the Muslim community towards halal cosmetic products is reflected in the significant growth of the global halal cosmetics market in recent years. This encourages various cosmetic manufacturers to develop their halal product lines, but there are still challenges in implementing halal standards. Using literature studies, this study examines the halal cosmetics industry's development strategy from the Islamic business ethics perspective. This study found that the application of Islamic business ethics in the halal cosmetics industry not only includes the halal aspect of the product but also includes the aspect of consumer safety. For this reason, Islamic business ethics is needed as a strategy for the development of halal cosmetics, namely through the fulfillment of business ethics principles and the implementation of business ethics. The implementation of this strategy (Islamic business ethics) not only creates a competitive advantage for cosmetic manufacturers but also provides a guarantee of halal and product safety for Muslim consumers. In addition, a consumer needs to understand halal and safe cosmetics by checking halal labels and cosmetic composition. So, consumers will not be deceived by cosmetics with fake halal labels or harmful cosmetics.
Membuka Gerbang Emas: Potensi Besar Pembiayaan Syariah Dalam Pengembangan Industri Halal Di Indonesia Sudarmi, Sudarmi; Lutfi, Mukhtar; Siradjuddin, Siradjuddin; Agus Syam; Hasisa Haruna
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 3: April 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v4i3.7473

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif . Penelitian ini yaitu Mewabahnya trend industri halal global menjadi isu krusial yang penting untuk dibahas oleh para penggiat ekonomi syariah, karena halal tidak hanya sekedar pemenuhan kebutuhan dan kepatuhan umat muslim terhadap syariah akan tetapi menjadi salah satu standar prioritas yang diakui dunia. Tujuan dilakukannya kajian ini ialah untuk menggambarkan secara komprehensif terkait potensi besar pembiayaan syariah dalam pengembangan ndustri halal di Indonesia, sehingga hasil penelitian dapat dijadikan sebagai rujukan dalam menetapkan kebijakan bagi pemerintah maupun pemangku kepentingan dalam mengembangkan industri halal di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan teologi normatif dan fenomenologi, dengan sumber data sekunder yang diperoleh melalui buku, jurnal, artikel, data laporan, dan berbagai sumber keilmiahan yang relevan. Hasil penelitian diketahui bahwa potensi pembiayaan syariah dalam pengembangan industry halal di Indonesia sangat besar tidak hanya sektor makanan dan minuman, namun industri halal sudah melebar luas mencakup sektor keuangan syariah, fashion muslim, kosmetik, farmasi, travel, hotel, pariwisata, media dan termasuk rekreasi flim. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri halal selain Indonesia sebagai negara penduduk muslim terbesar dunia, oleh karena itu kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti pihak pemerintah, industry dan akademisi, ini menggambarkan betapa krusialnya kolaborasi antara kebijakan publik dan sektor swasta dalam menciptakan ekosistem bisnis halal yang berkelanjutan di Indonesia.