Claim Missing Document
Check
Articles

PENYULUHAN KADER KESEHATAN DALAM PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) KAITANNYA DALAM PEMETAAN SEBARAN DEMAM BERDARAH DI DUSUN SUKOSARI DESA PANDANSARI, PONCOKUSUMO, KABUPATEN MALANG Nanta Sigit; Cecilia Widijati Imam
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7226

Abstract

ABSTRAKPerkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan, tidak terkecuali pada instansi atau departemen kesehatan seperti Rumah sakit, Puskesmas. Sistem Informasi Geografi (SIG) tingkat sederhana merupakan aspek yang harus dicapai oleh kader kesehatan dengan indikasi pencapaian target pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran Sistem Informasi Geografi (SIG) tingkat sederhana yang diberikan kepada Kader kesehatan harus lebih bermakna agar target pembelajaran dapat tercapai, untuk itu kader kesehatan diharapkan mengalami proses pembelajaran yang dilangsungkan. Dalam hal ini adalah pengoperasian Sistem Informasi Geografi (SIG) tingkat sederhana hingga tingkatan terapan harus dapat dikuasai oleh kader kesehatan. Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para kader dan juga masyarakat terkait pentingnya pentingnya pendampingan kader kesehatan dalam pemanfaatan sistem informasi geografis (SIG) kaitannya dalam pemetaan sebaran demam berdarah. kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali melalui pemberian materi dan diskusi interaktif kepada 25 orang kader kesehatan. dari hasil evaluasi yang dilakukan pada nilai pretest dan posttest, diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman terkait pentingnya pemanfaatan sistem informasi geografis (SIG) kaitannya dalam pemetaan sebaran demam berdarah, rata nilai pretest sebesar 60, dan setelah diberikan edukasi, rerata nilai posttest menjadi 80. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, dan mendorong masyarakat khususnya kader kesehatan dalam memberikan informasi yang sesuai kepada tenaga Kesehatan. Kata kunci: Kader kesehatan; pendidikan kesehatan; sistem informasi geografis (SIG). ABSTRACTThe development of information technology is very influential on all aspects of life, is not applied to agencies or health departments such as hospitals, health centers. The simple level Geographic Information System (GIS) is an aspect that must be achieved by health cadres with an indication of the learning objectives that are taking place. Simple level Geographic Information System (GIS) learning given to health cadres must be more meaningful so that learning targets can be achieved, for that health cadres are expected to experience a learning process that takes place. In this case, it is the operation of a simple to applied Geographic Information System (GIS) that must be mastered by health cadres. This partnership program aims to increase the understanding of cadres and also the importance of assisting health cadres in the use of geographic information systems (GIS) in mapping the distribution of dengue fever. This was carried out 3 times through the provision of material and interactive discussions to 25 health cadres. from the results carried out on the pretest and posttest scores, that there was an increase in understanding regarding the importance of using geographic information systems (GIS) known in the pretest and posttest scores for dengue fever, the average pretest was 60, and after being given education, the average posttest score was 80. This is done as an effort to increase awareness, and encourage the public, especially health cadres, to provide information that is in accordance with health workers. Keywords: geographic information system (GIS); Health cadres; health education.
PENGGUNAAN KARTU INDEKS BEROBAT PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Cecilia Widijati Imam; Nanta Sigit; Raswati Prapti Rahayu
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.7524

Abstract

ABSTRAKKebijakan dari pemerintah juga turut memberikan dampak bagi masyarakat, bukan hanya dari aspek ekonomi, melainkan juga dari aspek kesehatan. Salah satu dampak yang cukup dirasakan oleh masyarakat dengan adanya pandemi covid 19 ini adalah terhambatnya akses warga untuk mendapatkan layanan fasilitas kesehatan. Di era seperti ini kesehatan menjadi factor utama yang harus dipenuhi mayoritas penduduk dunia demi harapan hidup yang lebih panjang guna kesejahteraan garis keturunan atau generasi berikutnya, oleh karena itu sering sekali kita menemui sarana pelayanan kesehatan yang ramai dikunjungi orang-orang dari berbagai golongan. Kartu Indeks Berobat (KIB) merupakan kartu identitas milik pasien di suatu instansi pelayanan kesehatan yang berfungsi untuk mencari dokumen rekam medis milik pasien yang sudah berobat di instansi tersebut karena pada kartu berobat pasien terdapat nomor rekam medis pasien. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader dan warga terkait penggunaan Kartu Indeks Berobat (KIB). Dengan pengkajian awal terhadap keadaan di lapangan melalui kader dan warga. Pengkajian awal di dapatkan permasalahan bahwa masih kurangnya pemahaman kader dan warga terkait kurangnya pemahaman Kartu Indeks Berobat (KIB) dan belum optimalnya pemahaman fungsi dan penggunaan Kartu Indeks Berobat (KIB) oleh masyarakat.  Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan memberikan materi dan diskusi interaktif. Edukasi atau penyuluhan diikuti oleh 25 orang. Dari hasil evaluasi dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai antara sebelum dan sesudah penyuluhan. Rata-rata nilai pre test sebesar 20.00 dan nilai post test sebesar 80.00. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran, kepedualian dan mendorong peran kader dan warga untuk tertib membawa kartu indeks berobat (KIB) pada saat berobat di fasilitas pelayanan kesehatan. Kata Kunci: KIB; Fasyankes ABSTRACTPolicies from the government also have an impact on the community, not only from the economic aspect, but also from the health aspect. One of the impacts that have been felt by the community due to the COVID-19 pandemic is the obstruction of citizens' access to health facilities. In an era like this, health is the main factor that must be met by the majority of the world's population for a longer life expectancy for the welfare of the lineage or the next generation, therefore we often find health care facilities visited by people from various groups. Medication Index Card (KIB) is an identity card belonging to a patient in a health service agency that functions to find medical record documents belonging to patients who have been treated at the agency because on the patient's treatment card there is a patient's medical record number. This Community Partnership Program activity aims to increase the understanding of cadres and residents regarding the use of the Medication Index Card (KIB). With an initial assessment of the situation in the field through cadres and residents. The initial assessment found the problem that there was still a lack of understanding of cadres and residents regarding the lack of understanding of the Medication Index Card (KIB) and not optimal understanding of the function and use of the Medication Index Card (KIB) by the community. This activity was carried out in 3 meetings by providing interactive material and discussions. Education or counseling was attended by 25 people. From the evaluation results, it can be seen that there was an increase in the value between before and after counseling. The average pre-test value is 20.00 and the post-test value is 80.00. This activity needs to be carried out as an effort to increase awareness, care and encourage the role of cadres and residents to orderly carry a medical index card (KIB) when seeking treatment at health service facilities. Keywords: KIB; health facilities
Analisis Peramalan Jumlah Penderita Hipertensi pada Lansia di Kabupaten Malang Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins Nanta Sigit; Arief Setiyoargo
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 3, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (22.76 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v3i1.5578

Abstract

Changes in the elderly in developed countries, namely changes in the cardiovascular system which is a major disease that takes its toll because it will affect other diseases such as hypertension, coronary heart disease, pulmonic heart, cardiomyopathy, stroke, kidney failure.Hypertension or high blood pressure is a medical condition where people whose blood pressure rises above normal is 140/90 mmHg and can run the risk of morbidity and even death. Risk factors for hypertension are divided into 2 groups, namely hypertension that cannot be changed and hypertension that can be changed. Modifiable hypertension includes smoking, obesity, a monotonous lifestyle and stress. Hypertension that can not be changed include age, gender, ethnicity, heredity. So this time the researchers tried to predict hypertension sufferers in Malang using the Jenkins ARIMA Box model. Researchers hope that forecasting methods and forecasting results can be used as additional information for the health department in Malang district in determining policies to be taken in the prevention of hypertension patients according to the needs of patients in Malang district.AbstrakHipertensi merupakan sebuah kondisi medis dimana orang yang tekanan darah meningkat diatas normal yaitu 140/90 mmHg dan hipertensi dapat mengalami resiko kesakitan (morbiditas) bahkan kematian (mortalitas). Dalam rangka membuat perencanaan menurunkan jumlah penderita hipertensi di daerah dengan prinsip efektif dan bertanggung jawab diperlukan perkiraan peramalan yang valid. Adanya selisih yang relatif cukup besar antara target dan capaian dalam menanggulangi penderita hiperteni Kabupaten Malang selama tahun 2014 - 2019, dan mengingat pentingnya peramalan sebagai indikator menurunkan penderita hipertensi, maka dipandang perlu melakukan penelitian mengenai penerapan model Box-Jenkins dalam peramalan penderita hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model estimasi penderita hipertensi kabupaten malang dengan mengunakan data dinkes dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.Teknik analisis yang diterapkan adalah model Box-Jenkins atau Autoregresive Integreted Moving Average (ARIMA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan data dinas kesehatan kabupaten malang tahun 2014 sampai dengan tahun 2019, disimpulkan bahwa model peramalan yang terbaik adalah dengan ARIMA(1,0,1). Peneliti berharap metode peramalan dan hasil peramalan tersebut dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi pihak dinas kesehatan di kabupaten malang dalam menentukan kebijakan yang harus diambil dalam pencegahan penderita hipertensi sesuai kebutuhan pasien di kabupaten Malang.
OPTIMALISASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA PENURUNAN JUMLAH PENDERITA ISPA DI ERA PANDEMI COVID 19 Nanta Sigit
Jurnal Abdimasa Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2021): Jurnal ABDIMASA Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Pengadian Kepada Masyarakat “OPTIMALISASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM UPAYA PENURUNAN JUMLAH PENDERITA ISPA DI MASYARAKAT DI ERA PANDEMI COVID 19” dengan bertujuan untuk mengimplementasikan program berbasis masyarakat yang memfasilitasi masyarakat dalam membentuk kelompok masyarakat peduli penurunan penderita ISPA dan menambah ilmu dan perilaku yang baik tentang penatalaksanaan ISPA. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design (eksperimen semu), dengan rancangan non equivalent control group design. Pengetatuan kader dan tokoh masyarakat diukur dengan menggunakan kuesioner. Uji perbedaan menggunakan uji paired T-test. Penelitian ini dilakukan pada 46 responden, hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan yang pengetahuan baik yaitu 30,43% dan yang mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu 69,57%. Setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan, yang berpengetahuan baik yaitu 69,57% dan yang pengetahuannya tidak baik yaitu 30,43%. Perbedaan pengetahuan penyakit ISPA diperoleh nilai (p=0,000) menunjukaan ada perbedaan pengetahuan ISPA sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang penyakit ISPA dengan menggunakan media Video dan Power Point.
Hubungan Kelengkapan Pengisian Lembar Informed Consent Pasien Bedah dengan Mutu Pelayanan Rawat Inap Romaden Marbun; Nanta Sigit; Vincensia Dea
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik11212

Abstract

Informed consent is a tool to determine the patient's own fate in medical action. The completeness of informed consent sheet can be used for various purposes. These purposes include as evidence in legal cases, research and education materials and can be used as a tool for analysis and evaluation of the quality of services provided by hospitals. This research aims to find out the relationship between the completeness of informed consent with the quality of inpatient services at Panti Nirmala Hospital Malang. The research design used in this study was analytical observational research with correlation studies. The sample size of this study was 52. Sampling was done using probability sampling technique which was simple random sampling. Data were analyzed using the Chi Square test. In this study, it was obtained that the quality of medical records (inpatient services) was not good to have incomplete informed consent as many as 6 people (11.5%) and the quality of medical records (inpatient services) was not good to have complete informed consent as many as 0 people (0.0%). Then it was also obtained that the quality of medical records (inpatient services) both had incomplete informed consent completeness as many as 16 people (30.8%) and the quality of medical records (inpatient services) both had complete informed consent completeness as many as 30 people (57.7%). Based on the results of statistical tests, p-value was 0.009 (
Underweight Sebagai Faktor Resiko Osteoporosis Pada Lansia Arief Setiyoargo; Nanta Sigit; Richard One Maxelly
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2teik11106

Abstract

Osteoporosis is a bone disease characterized by decreased bone density. The incidence of osteoporosis increases with age, especially age ≥ 50 years. Research from the International Osteoporosis Foundation (IOF) revealed that 1 in 4 women in Indonesia with an age range of 50-80 years have a risk of osteoporosis, where the risk of osteoporosis in women in Indonesia is 4 times higher than that of men. This study aims to determine the relationship between body mass index with the incidence of osteoporosis in Panti Nirmala Hospital Malang. The design of this study was case control with sample consisting of 40 case group and 40 control group. Data analysis used logistic regression. The results showed that in the underweight group, the percentage experiencing osteoporosis was greater by 62.5% when compared to non-underweight who had osteoporosis by 37.5%. After being controlled by osteoporosis family history variables and female gender, the characteristics of a body mass index of underweight have a 3.4 times greater chance of having osteoporosis than non-underweight characteristics. It is recommended that the public go on a healthy diet and regular physical activity to balance BMI and regular health checks at health service facilities to measure body health. Keywords: underweight; osteoporosis; elderly ABSTRAK Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang dan mengakibatkan pengeroposan tulang. Angka kejadian osteoporosis meningkat seiring dengan peningkatan usia, khususnya usia ≥ 50 tahun. Penelitian dari International Osteoporosis Foundation (IOF) mengungkapkan bahwa 1 dari 4 perempuan di Indonesia dengan rentang usia 50-80 tahun memiliki resiko terkena osteoporosis, dimana resiko osteoporosis pada perempuan di Indonesia 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadian osteoporosis di Rumah Sakit Panti Nirmala Malang. Desain penelitian ini adalah case control. Sampel berjumlah 80 data, terdiri dari 40 data kelompok kasus dan 40 data kelompok kontrol. Analisis data menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok underweight, persentase yang mengalami osteoporosis lebih besar sebesar 62,5% jika dibandingkan pada non-underweight yang mengalami osteoporosis sebesar 37,5%. Setelah dikontrol oleh variabel riwayat keluarga osteoporosis dan jenis kelamin perempuan, karakteristik indeks massa tubuh underweight memiliki odds 3,4 kali lebih besar untuk mengalami osteoporosis dibandingkan karakteristik non underweight. Dianjurkan kepada masyarakat untuk melakukan diet sehat dan aktivitas fisik yang teratur untuk menyeimbangkan indeks massa tubuh dan pemeriksaan kesehatan secara berkala pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengukur kesehatan tubuh. Kata kunci: underweight; osteoporosis; lansia
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENERAPAN SELF MANAGEMENT UNTUK MENCEGAH HIPERTENSI PADA LANSIA DI DUSUN SUKOSARI DESA PANDANSARI, PONCOKUSUMO, KABUPATEN MALANG Nanta Sigit; Oda Debora; Devanus Lahardo
ABDIMAS UNWAHAS Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v5i2.3720

Abstract

Kegiatan Pengadian Kepada Masyarakat “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penerapan Self Management Untuk Mencegah Hipertensi Pada Lansia Di Dusun Sukosari Desa Pandansari, Poncokusumo, Kabupaten Malang” dengan bertujuan untuk mengimplementasikan program berbasis masyarakat yang memfasilitasi masyarakat dalam membentuk kelompok masyarakat peduli Hipertensi dan menambah ilmu dan perilaku yang baik tentang penatalaksanaan Hipertensi. Metodologi kegiatan pengabdian ini adalah one group pre post design dengan pelatihan kelompok peduli hipertensi pada kader dan tokoh masyarakat yang diukur pengetahuan, sikap dan self-efficacy sebelum dan seseudah pelatihan. Instrumen yang digunakan adalah pengetahuan, sikap dan self-efficacy berdasarkan penelitian sebelumnya. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan Wilcoxon. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah ada perbedaaan yang siginifikan dari pengetahuan, sikap dan self-efficacy kelompok tentang Hipertensi (p value < 0, 05). Melalui pembentukan kelompok masyarakat peduli Hipertensi berbasis masyarakat yang dapat diaplikasikan secara mandiri oleh masyarakat melalui kader kesehatan dengan pengawasan dari petugas kesehatan yang dapat berdampak pada meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kata kunci: Penyakit Hipertensi, Pencegahan, Pengendalian, dan Self Management pada lansia.
HUBUNGAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DENGAN PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI LKS-LU PANGESTI LAWANG DAN PANTI WERDHA TRESNO MUKTI TUREN Ellia Ariesti; Monika Luhung; Yafet Pradikatama P; Nanta Sigit
CERMIN: Jurnal Penelitian Vol 4 No 2 (2020): DESEMBER
Publisher : Relawan Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/cermin_unars.v4i2.773

Abstract

Populasi lansia meningkat sangat cepat. Tahun 2020, jumlah lansia diprediksi sudah menyamai jumlah balita. Sebagai populasi berisiko ini memiliki tiga karakteristik risiko kesehatan yaitu, risiko biologi termasuk risiko terkait usia, risiko sosial dan lingkungan serta risiko perilaku atau gaya hidup. Pola tidur harian yang berubah merupakan perubahan paling terlihat pada usia lanjut. Ada beberapa dampak serius gangguan tidur pada lansia misalnya mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan atensi dan memori, mood depresi, sering terjatuh. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan terapi relaksasi otot progresif dengan perubahan tingkat insomnia pada lansia Di LKS-LU Pangesti Lawang dan Panti Werdha Panti Werdha Tresno Mukti Turen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasy eksperimen dengan pendekatan pre test dan post tes pada kelompok perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di LKS-LU Pangesti Lawang dan Panti Werdha Panti Werdha Tresno Mukti Turen dengn jumlah sampel sebanyak 29 responden. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Berdasarkan hasil dari analisa regresi logistic biner diketahui bahwa terdapat hubungan antara tingkat insomnia pre dengan relaksasi otot progresif. Nilai uji Wald yang dihasilkan sebesar 0.419 dengan sig. 0,038 (< 0,05) yang menujukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat insomnia pre terhadap relaksasi otot progresif dan terdapat hubungan antara tingkat insomnia post dengan relaksasi otot progresif. Nilai uji Wald yang dihasilkan sebesar 0.401 dengan sig. 0,028 (< 0,05) yang menujukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat insomnia post terhadap relaksasi otot progresif.
Kelengkapan Resume Medis dan Keakuratan Kode Diagnosa Kasus Perinatal di Rumah Sakit Panti Waluya Malang Cecilia Widijati Imam; Nanta Sigit; Raswati Prapti Rahayu
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12305

Abstract

Health service facilities that run medical services are required to always provide quality services. One indicator of the completeness of services is a medical record with a complete medical resume. This study used secondary data obtained from medical records of perinatal patients at Panti Waluya Hospital, Sawahan, Malang in 2021. The study design was cross-sectional. The sample was 44 medical record files. The data were analyzed using the Spearman Rank test. The results showed that there was a significant relationship between the completeness of the medical resume and the accuracy of the diagnostic code for perinatal cases. If a medical resume is complete, the resulting perinatal case diagnosis code is more accurate.Keywords: medical resume; coders; perinatal ABSTRAK Fasilitas pelayanan kesehatan yang menjalankan pelayanan medis dituntut untuk selalu memberikan mutu pelayanan berkualitas. Salah satu indikator kelengkapan pelayanan adalah rekam medis dengan kelengkapan resume medis. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien kasus perinatal di RS Panti Waluya, Sawahan, Malang tahun 2021. Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel adalah 44 berkas rekam medis. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan resume medis dengan keakuratan kode diagnosa kasus perinatal. Jika suatu resume medis lengkap, maka kode diagnosa kasus perinatal yang dihasilkan semakin akurat.Kata kunci: resume medis; coder; perinatal
PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN DALAM PENGGUNAAN APLIKASI BERBASIS ANDROID “POJOK KAMPUNG” UNTUK MENINGKATKAN TARAF KESEHATAN DI DUSUN SUKOSARI DESA PANDANSARI, PONCOKUSUMO, KABUPATEN MALANG Nanta Sigit; Wisoedhanie Widi Anugrahanti
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i3.8924

Abstract

ABSTRAKPerkembangan teknologi saat ini telah semakin pesat dan canggih. Ketersediaan teknologi informasi saat ini tentunya menjadi prioritas kebutuhan utama di seluruh lini kehidupan. Pada semua aspek pekerjaan manusia memerlukan ketersediaan teknologi untuk membantu menyelesaikan setiap tugas atau pekerjaan. Ini dikarenakan kemampuan teknologi informasi yang baik dalam mengolah data dan informasi sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat dan menjadi alasan utama untuk mengurangi pemborosan sumberdaya secara signifikan. Selain itu kecepatan akses dan keakuratan dari ketersediaan informasi juga sangat diperlukan. Saat ini, hampir semua bidang profesi membutuhkan teknologi sebagai alat untuk mempermudah dalam penyampaian informasi dan mempercepat kinerja organisasi itu sendiri. Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para kader dan juga masyarakat terkait pentingnya pentingnya pendampingan kader kesehatan dalam pemanfaatan penggunaan aplikasi berbasis android “pojok kampung” untuk meningkatkan taraf kesehatan di dusun sukosari desa pandansari, poncokusumo, kabupaten malang. kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 3 kali melalui pemberian materi dan diskusi interaktif kepada 25 orang kader kesehatan. dari hasil evaluasi yang dilakukan pada nilai pretest dan posttest, diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman terkait pentingnya pemanfaatan aplikasi berbasis android “pojok kampung” untuk meningkatkan taraf kesehatan di dusun sukosari desa pandansari, poncokusumo, kabupaten malang, rata nilai pretest sebesar 60, dan setelah diberikan edukasi, rerata nilai posttest menjadi 80. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran, dan mendorong masyarakat khususnya kader kesehatan dalam memberikan informasi yang sesuai kepada tenaga Kesehatan. Kata kunci: Kader kesehatan; pendidikan kesehatan; aplikasi pojok kampung ABSTRACTThe development of technology today has been increasingly rapid and sophisticated. The availability of information technology today is certainly a priority in all lines of life. In all aspects of human work requires the availability of technology to help complete each task or job. This is because the ability of information technology is good in processing data and information so that it can assist in making decisions quickly and is the main reason for reducing resource wastage significantly. In addition, the speed of access and the accuracy of the availability of information is also very necessary. Currently, almost all professional fields require technology as a tool to make it easier to convey information and the performance of the organization itself. This partnership program aims to increase the understanding of cadres and also the community regarding the importance of assisting health cadres in the use of an android-based application "pojok kampong" to improve health levels in Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo, Malang Regency. This was carried out 3 times through the provision of material and interactive discussions to 25 health cadres. From the results of the evaluation carried out on the pretest and posttest scores, it was found that there was an increase in understanding regarding the importance of using an android-based application "pojok kampong" to improve health levels in the Sukosari hamlet, Pandansari village, Poncokusumo, Malang district, the average pretest score was 60, and after education , the average posttest score is 80. This activity needs to be carried out as an effort to increase awareness and encourage the public, especially health cadres, to provide information that is appropriate to health workers. Keywords: Health cadres; health education; pojok kampung app.