ABSTRACT Perineal lesions often occur during labor. Perineal lesions cause discomfort and complications if not treated immediately. Bitter melon leaf (Momordica charantia) is known to contain flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, alkaloids, and triterpenoids that have activity as a fibrinolysis booster and can reduce wound inflammation. The aim of this research was to determine the the effectiveness of bitter melon leaf extract gel (Momordica charantia) compared to a control group on perineal wound healing in rats (Rattus norvegicus).This research used True Experiment with Randomized Post Test Only Control Group Design. The samples used were 18 female Wistar rats gave wounds as long as ±1.5 cm and a wound depth of 4 mm in the perineal area of rats. The samples were divided into 2 groups, namely the intervention group was given 7% bitter melon leaf extract gel as much as 1 gram in each administration with a frequency of 2x1 for 7 days, while the control group was given dry clean treatment with a frequency of 2x1 for 7 days. The sampling technique uses simple random sampling. Data analysis using Friedman test and Mann Whitney test. The measuring instrument uses REEDA scale on days 1 to 7. Bitter melon leaf extract gel was faster and improved perineal wounds on day 5 (0.00±0.00) p=0.00 and control group on day 7 (0.89±0.60) p=0.00. Giving 7% bitter melon leaf extract gel for 7 days is effective for healing perineal wounds. Keywords: Bitter Melon Leaf Extract, Gel, Perineal Wounds, Wound Healing  ABSTRAK Luka perineum sering terjadi selama proses persalinan. Luka perineum menimbulkan ketidaknyamanan dan komplikasi jika tidak segera ditangani. Daun pare (Momordica charantia) diketahui mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, alkaloid dan triterpenoid yang memiliki aktivitas sebagai pemacu fibrinolisis dan dapat mengurangi peradangan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas gel ekstrak daun pare (Momordica charantia) dibandingkan kelompok kontrol terhadap penyembuhan luka perineum pada tikus (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan True Experiment dengan metode rancangan randomized posttest-only control. Sampel menggunakan 18 ekor tikus betina galur wistar yang berikan luka sepanjang ±1,5 cm dan kedalaman luka 4 mm pada daerah perineum tikus. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi diberikan gel ekstrak daun pare 7% sebanyak 1 gram dalam setiap pemberian dengan frekuensi 2x1 selama 7 hari, sedangkan kelompok kontrol diberikan perawatan bersih kering dengan frekuensi 2x1 selama 7 hari. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Analisis data menggunakan Friedman test dan Mann Whitney test. Alat ukur menggunakan skala  REEDA pada hari ke-1 sampai ke-7. Gel ekstrak daun pare lebih cepat dalam proses penyembuhan luka perineum pada hari ke-5 (0,00±0,00) p=0,00 dibandingkan kelompok kontrol pada hari ke-7 (0,89±0,60) p=0,00. Pemberian gel ekstrak daun pare 7% selama 7 hari efektif untuk menyembuhkan luka perineum. Kata Kunci: Ekstrak Daun Pare, Gel, Luka Perineum, Penyembuhan Luka