p-Index From 2020 - 2025
4.354
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KEMITRAAN KEHUTANAN SEBAGAI SOLUSI KONFLIK TENURIAL DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG RINJANI BARAT: Community Perspective to Forestry Partnership Programme as Land Tenure Conflict Solution in Protected Forest Management Unit Rinjani Barat Gista M. Rukminda; Rinekso Soekmadi; Soeryo Adiwibowo
Media Konservasi Vol 25 No 1 (2020): Media Konservasi Vol. 20 No. 1 April 2020
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.725 KB) | DOI: 10.29244/medkon.25.1.17-25

Abstract

Sebagai bagian penting dari perbaikan tata kelola hutan, Indonesia kini tengah giat mempromosikan dua institusi baru: Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan program Kemitraan Kehutanan (salah satu tipe dari Perhutanan Sosial). Salah satu KPH model di Indonesia adalah KPH Lindung Rinjani Barat atau KPHL RB yang merupakan KPH terbaik pada tahun 2015 melalui pencapaian program Kemitraan Kehutanan sebagai solusi konflik tenurial di wilayah kerja mereka. Penelitian bertujuan untuk menganalisis bagaimana keberhasilan atau kegagalan program Kemitraan Kehutanan dilihat dari perspektif manajemen organisasi dan pandangan masyarakat setempat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, melalui program Kemitraan Kehutanan intensitas konflik tenurial antara KPHL RB dan warga lokal berkurang sebesar 80 persen (di dalam peta diindikasikan oleh berubahnya warna merah menjadi kuning). Perjanjian Kemitraan antara KPHL RB dan warga lokal yang melegitimasi (himpunan) hak akses warga di dalam kawasan hutan, menjadi faktor penentu turunnya intensitas konflik tenurial. Kedua, sebagian besar responden (yang merupakan representasi warga lokal) menyatakan bahwa berkat perjanjian Kemitraan mereka memiliki akses yang legitimate ke dalam kawasan hutan. Walau peningkatan kesejahteraan warga lokal belum tampak signifikan sebagai akibat Kemitraan Kehutanan, namun warga kini memiliki security of tenure (keamanan tenurial) yang menjadi landasan penting bagi sustainable livelihood security (keamanan nafkah yang berkelanjutan). Dari perspektif institusi, dapat disimpulkan bahwa Kemitraan Kehutanan merupakan program yang terbilang sukses baik di mata komunitas sekitar maupun KPHL RB. Namun demikian, masa depan keberlanjutan program ini menjadi pertanyaan ketika motor program ini, yakni KPHL RB, saat ini berada dalam kondisi yang lemah. Kata kunci: hak akses, kemitraan kehutanan, konflik tenurial, KPHL RB
Dampak Obyek Wisata Pantai Pasir Putih Situbondo terhadap Peluang Bekerja dan Berusaha Afiefah Muthahharah; Soeryo Adiwibowo
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.1.2.157-166

Abstract

The objective of this research is to analyze the impact of Pasir Putih Beach’s tourisms on job and business opportunities. The results show that, first, tourism at Pasir Butih Beach strongly promote job and business opportunities for local i.e. hotel and homestay, boat rental, restaurants, peddlers, retailers, and packman. Second, with regards to full job in tourism sector, the economic contribution of tourism to total household income is quite significant. The average monthly income of the rental boatman could reach 69.3 percent (or Rp 859 700) of the total monthly income. Meanwhile for the peddler the contribution of tourism sector to the total household income reach 73.1 percent (or Rp 544 400). As for merchandise, the contribution from tourism reaches 50.3 percent (or Rp 455 500) out of the total household income.Keyword: tourism, job opportunity, business opportunity, and household income-------------------------------------------------------------------------------------------ABSTRAKPenelitian ini menganalisis dampak obyek wisata pantai Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur, terhadap peluang bekerja dan berusaha. Hasil penelitian menunjukkan, pertama, kegiatan pariwisata membuka peluang usaha dan bekerja di bidang (i) akomodasi, yaitu hotel dan penginapan; (ii) jasa transportasi, yaitu ojeg perahu; (iii) jasa rumah makan/kuliner; (iv) pedagang, yaitu sebagai pedagang kaki lima di kawasan pantai, pedagang keliling, dan pedagang yang membuka kios. Kedua, kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata ini tergolong dominan. Pendapatan per bulan pengusaha ojeg perahu dari pariwisata mencapai 69.3 persen (atau Rp 859 700) dari total pendapatan rumahtangga. Adapun pendapatan per bulan pedagang kaki lima dari pariwisata mencapai 73.1 persen (Rp 544 400) dari total pendapatan rumah tangga. Sementara pendapatan per bulan usaha kios cinderamata dari pariwisata mencapai 50.3 persen (Rp 455 500) dari total pendapatan rumahtangga.Kata kunci: pariwisata, peluang bekerja, peluang berusaha, pendapatan
Pengaruh Partisipasi dalam Pengelolaan Hutan Nagari Simancuang terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Xezly Fegis Zulevi; Soeryo Adiwibowo
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.1.13-28

Abstract

The objective of this research is to analyse the impact of community participation in the village forest management of Simancuang to community welfare. A survey method to 30 respondents combined with qualitative data collection (in depth interviews) are applied in this study. The research located at the forest village Jorong Simancuang, Nagari Alam Pauh Duo, South Solok, West Sumatera. The results showed that the social forestry policy, which in this case protected forest Nagari Jorong Simancuang set as village forest, has generated community participation of Jorong in managing the village forest. Besides that, the result show that the social forestry policy and high participation of the Jorong Simancuang’s community have had a significant impact in increasing household income, housing conditions, and respondent’s residential environment of Jorong Simancuang.Keywords: participation, social forestry policy, income, and housing conditions.-------------------------------- ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh partisipasi dalam pengelolaan hutan nagari Simancuang terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan 30 responden sebagai sumber data primer, dan dikombinasikan dengan pengumpulan data kualitatif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Hutan Nagari Jorong Simancuang, Nagari Alam Pauh Duo, Solok Selatan, Sumatera Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan Perhutanan Sosial, yang dalam hal ini hutan lindung Nagari Jorong Simancuang ditetapkan sebagai Hutan Desa, telah membangkitkan partisipasi warga Jorong dalam mengelola hutan nagari. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan kebijakan Perhutanan Sosial dan partisipasi tinggi warga Jorong Simancuang telah berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan, kondisi rumah, dan lingkungan pemukiman responden Jorong Simancuang.Kata Kunci: perhutanan sosial, partisipasi, pendapatan
Pengaruh Bank Sampah terhadap Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Pendapatan Nasabah Dary Farah Fikriyyah; Soeryo Adiwibowo
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 6 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.6.703-716

Abstract

The purpose of this study is to describe the waste bank system particularly in two waste bank at Bogor, to analyze the influence of waste bank to daily behaviour of the waste bank’s member, and to analyze the effect of the waste bank to the respondent’s household income. This study was conducted on two different waste banks. The study interviewed 60 respondents that consist of 30 respondents of Bank Sampah Melati and 30 respondents of Bank Sampah Cilung in Bogor, West Java. The result of the research shows that, first, transaction and non-transaction activity of waste bank significantly affect the behaviour of household waste management. Second, the results of the study indicate that the waste bank does not significantly affect household income. The income of respondent’s household increase around only 0.34% to 0.68% per month per household depending on the saving intensity, type of waste as well as the amount of waste to be saving.Keywords: waste bank, behaviour, waste management, household income  ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripikan sistem kegiatan bank sampah pada dua bank sampah di Bogor, Jawa Barat. Selain itu penelitian juga bertujuan untuk menganalisis pengaruh bank sampah terhadap perilaku pengelolaan sampah rumah tangga nasabah dan menganalisis pengaruh bank sampah terhadap pendapatan rumah tangga nasabah. Penelitian dilakukan dengan 60 orang responden, yakni 30 orang responden Bank Sampah Melati dan 30 orang responden Bank Sampah Cilung yang keduanya berada di Bogor, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, kegiatan transaksi dan kegiatan non transaksi bank sampah dapat berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengelolaan sampah rumah tangga pada responden kedua bank sampah. Kedua, hasil penelitian menunjukkan bahwa bank sampah tidak mempengaruhi pendapatan rumah tangga secara signifikan namun dapat memberikan tambahan pendapatan bagi rumah tangga responden. Pendapatan rumah tangga responden bertambah sekitar 0.34% sampai 0.68% dari pendapatan rata-rata rumah tangga per bulannya. Besar pendapatan hasil tabungan sampah terebut bergantung pada intensitas menabung, jenis sampah, dan jumlah sampah yang ditabung. Kata Kunci : bank sampah, perilaku, pengelolaan sampah, pendapatan rumah tangga
Pengaruh Kemarau Panjang 2019 Sebagai Indikasi Perubahan Iklim Terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Padi Desa Tenajar Kidul, Indramayu Iffah Luthfiyah Arham; Soeryo Adiwibowo
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 6 No. 1 (2022): Februari
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v6i1.960

Abstract

Dikalangan petani Desa Tenajar Kidul, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, kemarau panjang yang berlangsung pada tahun 2019 dipandang sebagai indikasi adanya perubahan iklim. Tujuan penelitian ini; pertama, untuk menganalisis pengaruh kemarau panjang 2019 terhadap produktivitas budidaya padi; kedua, menganalisis pengaruh perubahan produktivitas padi terhadap kesejahteraan rumah tangga petani. Penelitian menggunakan metode survei yang didukung dengan data kualitatif. Sebanyak 32 petani terpilih sebagai responden survei. Hasil penelitian yaitu, pertama, kemarau panjang tahun 2019 tidak mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap produktivitas padi responden. Kedua, sebagai konsekuensinya, kesejahteraan rumah tangga petani Tenajar Kidul juga tidak mengalami perubahan yang signifikan. Kata kunci: Perubahan iklim, Produktivitas padi, Kesejahteraan
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PELAKSANAAN MODEL DESA KONSERVASI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI Andi Chairil Ichsan; Rinekso Soekmadi; Soeryo Adiwibowo; Cecep Kusmana
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
Publisher : Centre for Research and Development on Social, Economy, Policy and Climate Change

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.157 KB) | DOI: 10.20886/jakk.2017.14.1.47-59

Abstract

Development of Conservation Village Model (CVM) was expected to enhance the empowerment of communities around the protected area at the Mount Rinjani National Park (MRNP). However, in practice the program did not work optimally. Report on CVM program at MRNP illustrated that the collaboration of CVM management was failed to reach the objective of the program. The objective from this study was to provide an overview regarding the implementation of CVM collaboration at MRNP. This study focused on two villages, Pesanggrahan village and Santong village. The study was carried out from May to July 2016, Data collections were using purposive sampling technique, then analyzed descriptively on the interests and influences of each actor as well as their views on the implementation of CVM. The results showed that the collaborative process undertaken in the development of CVM did not work optimally. MRNP Management Office acted as the central actor in the implementation of CVM,both from the planning to the implementation of the program in the field. Thus, it is necessary to develop a greater collaboration processes which are clear, structured and accountable in encourage the involvement of stakeholders to optimize the implementation of CVM in MRNP.
Sensitivity Indicators Analysis and Regional Sustainable Development Status in Indonesia Bachril Bakri; Ernan Rustiadi; Akhmad Fauzi; Soeryo Adiwibowo
Jurnal Bina Praja Vol 9 No 2 (2017)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.09.2017.265-280

Abstract

Indonesia is one of the largest archipelagic country in the world, with an area of 1,913,578.67 km2, and consists of 34 provinces, 415 regencies, and 93 cities. Since the end of centralistic governance under Soeharto's administration in 1999, Indonesia has adopted a decentralized governance system to deliver national and regional development. It has been noted that Indonesia has variations in social, economic, ecological, and institutional dimensions between a province to another province in Indonesia. This study aims to analyze the sensitivity of indicator and hierarchy of sustainability of province in Indonesia, using a scalogram method, and analyze the status of sustainable development of the regions, using cluster and flag analysis method. The research shows two most sensitive indicators, the ratio of paved road length to area width and the GDP per capita. Both of these indicators are very effective in increasing the sustainability of provincial development in Indonesia. Of the 33 provinces studied, 24 are at a moderate level of sustainability. Flag analysis showed that the SDG scenario is better than the NC-MEA and the BAU at Region I to III.
ANALISIS PENGARUH ADOPSI ISPO TERHADAP PERBAIKAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT M. Imam Arifandy; Hariyadi Hariyadi; Soeryo Adiwibowo
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.8.2.199-206

Abstract

Indonesian Sustainability Palm Oil (ISPO) is requirement for palm oil private business in the effort to preserve the environment, increase economic activities, and social activities of the community. The environmental management conducted by the company is analyzed by qualitative descriptive approach by comparing the condition of management before and after the implementation of ISPO. Measurement of the influence of CSR program as implementation in ISPO to the changing socio-economic condition of the community is done by quantitative approach with simple linear regression statistic analysis method. This study aims, first to analyze eh impacts of ISPO adoption in improving the environmental management performances of the company, second to analyze the influence of CSR program to the socio-economic condition of the community. ISPO implementation impacts on; first, environmental benefits obtained by the company include; (1) increase discharge and quality of processed wastewater for Land Application, (2) reduce of CO2 emissions 2.134.299 tons/year; (3) reduce of air emission and noise level in plant area; (4) reduce case of land fires and work accidents, (5) improve groundwater quality and Kandis river water quality, (6) improve of worker's capability and welfare. Second, the economic benefits obtained by the company, including; (1) increase of CPO production by 827 tons/year, and PKO production by 75 tons/year, (2) cost savings IDR 98.228.703/year from IPAL management improvements, and (3) Increase of company's revenue from selling hazardous waste to third party by IDR 343.734.000/year. Third, CSR program positively increase of community's income, education improvement of community family member, and better public perception to company.
RESILIENSI KOMUNITAS DALAM MERESPON PERUBAHAN IKLIM MELALUI STRATEGI NAFKAH (Studi Kasus Desa Nelayan di Pulau Ambon Maluku) Subair Subair; Lala M. Kolopaking; Soeryo Adiwibowo; M. Bambang Pranowo
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2014): Juni (2014)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.115 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v9i1.1186

Abstract

ABSTRAKStudi ini dilakukan dengan dua tujuan:(1)mengidentifikasi dan menganalisis pemanfaatan modalmodal dalam praktek strategi nafkah nelayan, dan (2) menganalisis dan menilai resiliensi komunitas nelayan dalam merespon perubahan iklim. Penelitian dilakukan pada komunitas nelayan perikanan tangkap di desa Asilulu, Pulau Ambon Maluku. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan berperan serta, focus group discussion, wawancara mendalam dan didukung oleh studi pustaka. Analisisdata menggunakan metode analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat nelayan di Asilulu Pulau Ambon Maluku sudah mengoptimalkan penggunaan modal (modal alami,modal fisik, modal manusia, modal keuangan dan modal sosial) dan aktivitas (ditengahi oleh hubungan sosial dan institusi) dalam membangun sistem nafkah yang diperlukan untuk hidup. Mereka juga telah memodifikasi modal-modal tersebut untuk mereduksi kerentanan dan meningkatkan resiliensi sosialnya. Hasilnya, sistem nafkah yang ada pada satu konteks kekinian, berkelanjutan dan oleh karenanya resilien tetapi dalam konteks ancaman dampak perubahan iklim, resiliensi yang ada adalah resiliensi yang terbatas (limited resilience). Pada skenario iklim yang sangat ekstrim, resiliensi yang berdasar kepada sistem nafkah yang tertekan terus menerus dan masih bergantung kepada sumber daya alam rapuh danmemiliki ambang batas.
EFEKTIFITAS DAN ALTERNATIF KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN PERAIRAN UMUM “LELANG LEBAK LEBUNG” (STUDI KASUS DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, SUMATERA SELATAN) Zahri Nasution; Titik Sumarti; Soeryo Adiwibowo; S.M.P. Tjondronegoro
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 4, No 1 (2012): (Mei 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.965 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.4.1.2012.49-57

Abstract

Kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan melalui sistem “lelang lebak lebung” berperanan penting dalam pemanfaatan sumberdaya ikan perairan umum lebak lebung di Sumatera Selatan. Kelembagaan tersebut telah ada sejak pemerintahan Marga dan berubah sejak terjadinya pelimpahan wewenang oleh Gubernur ke Bupati, sehingga lelang lebak lebung dikelola olehpemerintah kabupaten hingga saat ini. Analisis terhadap efektifitas kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan “lelang lebak lebung” pada masa pemerintahan marga dan masa pemerintahan kabupaten serta dampaknya terhadap kondisi sumberdaya ikan dan kemiskinan masyarakat nelayan telah dilakukan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan yang berlaku pada masa pemerintahan kabupaten saat ini ternyata tidak efektif jika dibandingkan dengan kelembagaan yang berlaku pada masa pemerintahan marga. Kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan yang tidak efektif tersebut telah berdampak terhadap degradasi sumberdaya ikan, penurunan produksi ikan hasil tangkapan dan semakin dominannya perkembangan ekosistem yang mendukung kehidupan ikan yang bernilai ekonomi rendah. Saran tindak lanjut adalah merumuskan kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanandengan menghilangkan sistem lelang dan pengelolaannya dilaksanakan oleh masyarakat lokal, sehingga diharapkan dapat melestarikan sumberdaya ikan dan mensejahterakan masyarakat nelayan.Institution of management of fisheries flood plain resources refers as “lelang lebak lebung” has an important role in the utilization of floodplain fishery resources in South Sumatra. Institutionalization has been there since the establishment of clan government and changed since the delegation ofauthority by the Governor to the Regents, so the auction “lebak lebung” managed by the goverment regency to date. The effectiveness of institutional management of fisheries resources “lelang lebak lebung” during the term of clan goverment and in the term of regency administration and its impact onthe condition of fishery resources and the poverty of fishing communities has been analyzed. The results showed that the institutional management of fisheries resources in force at the time of the regency administration is currently not effective compared to the institutional management during the clan goverment. Reformulation of the instutional management that eliminate the auction and its management system implemented by the local community is needed, so the new institutional management can conserve the fish resources and increase fishing communities prosperity.
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Abdulkadir Sunito, Melani Adi Muliadi Adiwilaga, Enam M. Aero Widiarta Afiefah Muthahharah Afiefah Muthahharah, Afiefah Ageng Hasanah Sulaiman Ahmad Choibar Tridakusumah Aida Vitayala Aida Vitayala S. Hubbeis Akhmad Fauzi Alfedri Alfin Murtadho Amanda, Jessica Vanelia Andi Chairil Ichsan Andi, Arya Fajar Art C Andrea Emma Pravitasari, Andrea Emma Ardhian, David Arif Satria Arya Hadi Dharmawan Bachril Bakri Bachril Bakri, Bachril Bayu Budiandrian, Bayu Bernadinus Steni Cahyadi, Firdaus Charity Naysa Nasution Darlina Kartika Rini Dary Farah Fikriyyah Diah Zuhriana Dini Dhalyana Djakapermana, Ruchyat Deni Djuara P Lubis DONY SAPUTRA Dudung Darusman Edy Hartulistiyoso Eha Saleha Ekawati Sri Wahyuni Enan M Adiwilaga Enan M Adiwilaga Endang Koestati Sri Harini Muntasib Endriatmo Soetarto Ernan Rustiadi Fikriyyah, Dary Farah Foley, Sean Gista M. Rukminda Hadi S Alikodra Hadi Sukadi Alikodra Hardinsyah Hariyadi Hariyadi Hariyadi Hariyadi Hartisari S. Hartulistiyo, Edy Hartulistyoso, Edy Hidayaturahmi Hidayaturahmi Hidayaturahmi Hidayaturahmi, Hidayaturahmi Husain Assadi Iffah Luthfiyah Arham Imelda Kusuma Wardani Irdika Mansur Iskandar, Abdul Halim Iwan Kurniawan Jan Hotman Janiarto Paradise Pawa Kartodihardjo, Hariadi Khoirul Muslih Khoirul Muslih Lala M Kolopaking LILIK BUDIPRASETYO M. Bambang Pranowo M. Bambang Pranowo M. Imam Arifandy marwoto marwoto Muliadi, Adi Muslih, Khoirul Muthohharoh, Nur Hannah Myrna A. Safitri, Myrna A. Nandi Kosmaryandi Pakniany, Yamres Panggabean, Donwill Patriana, Ratna Pratama, Muhammad Aldy Ilham Rahayu, Rehastidya Resti Meilani Rilus Kinseng Rina Mardiana Rinda Noviyanti, Rinda Rinekso Soekmadi Rudiyanto, Arifin S.M.P. Tjondronegoro Sahrain Bumulo Sambas Basuni Satyawan Sunito Septianto, Marzuqo Setiawan, Nur Siti Nurisjah Soedomo, Sudarsono Sofyan Sjaf Subair - Subair Subair Sudarmalik Sudarmalik Tamaulina Br Sembiring Titik Sumarti Turasih . Sodality Widodo w Xezly Fegis Zulevi Yonvitner - Yudha Heryawan Asnawi Yunindyawati Yunindyawati Zahri Nasution Zuhaida Khoirun Niswah Zulevi, Xezly Fegis