Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Tanggap Fisiologi dan Hasil Bawang Merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) terhadap Lengas Tanah dan Ketinggian Tempat Berbeda Anshar, Muhammad; Tohari, Tohari; Sunarminto, Bambang Hendro; Sulistyaningsih, Endang
Biota Biota Volume 18 Nomor 1 Tahun 2013
Publisher : PBI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan di rumah kaca telah dilaksanakan di provinsi DIY pada bulan Maret-Juni 2009. Percobaan bertujuan mengkaji tanggap fisiologis dan hasil bawang merah terhadap kondisi lengas tanah berbeda pada ketinggian tempat berbeda. Penelitian disusun berdasarkan percobaan lokasi dalam Rancangan Petak Petak Terbagi (Split Split Plot Design) diulang tiga kali. Petak utama adalah lokasi dengan ketinggian tempat berbeda di atas permukaan laut (dpl.) terdiri atas: (1) 100 m dpl., (2) 400 m dpl., dan (3) 800 m dpl.; Sub-plot adalah varietas bawang merah terdiri atas: (1) ‘Palu’, (2) ‘Palasa’, dan (3) ‘Sumenep’. Sub-sub-plot adalah lengas tanah dalam persentase kapasitas lapangan (% KL) terdiri atas: (1) 50% KL, (2) 100% KL, dan (3) 150% KL (kondisi jenuh). Lokasi dengan ketinggian tempat berbeda memberikan tanggap fisiologi dan hasil bawang merah yang berbeda. Varietas Palu memiliki aktivitas fotosintesis lebih besar pada semua kondisi lingkungan berbeda dan lebih tahan terhadap cekaman kekurangan dan kelebihan lengas tanah terutama di dataran rendah. Lengas tanah 100% KL menghasilkan aktivitas fisiologi dan hasil umbi kering panen lebih tinggi, sebaliknya lengas tanah 50% KL dan 150% KL menurunkan pertumbuhan dan hasil bawang merah varietas Palasa, Palu dan Sumenep pada semua ketinggian tempat.Kata kunci: bawang merah, ketinggian tempat, lengas tanah, fisiologi
KAJIAN INTENSITAS PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI (Brassica juncea L.) P, Hendri; Anshar, Muhammad
AGROTEKBIS Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : AGROTEKBIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman sawi merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki peranan penting bagi kesehatan tubuh yaitu sebagai salah satu sumber vitamin, mineral dan serat.  Selain itu, tanaman sawi dapat menjadi sumber pendapatan bagi petani. Pemberian air dan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik dari kandang sapi sangat perlu dikembangkan sehingga dapat memberikan solusi dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi, khususnya pada pertanian organik. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intensitas pemberian air dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil sawi yang baik. Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan 2 faktor.  Faktor pertama adalah pemberian air yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu permberian air 1 sari sekali, pemberian air 2 hari sekali dan pemberian air 3 hari sekali dengan dosis air 500 ml/polibag. Sedangkan faktor kedua adalah pemberian pupuk organik dari pupuk kandang sapi yang terdiri dari 2 taraf perlakuan, yaitu tanah tanpa penembahan pupuk organik sebagai kontrol dan tanah 2,5 kg + pupuk organik dari kandang sapi 2,5 kg komposisinya (1:1) dalam isi 5 kg/polibag.  Masing-masing perlakuan dibuat dalam 6 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Dalam satu perlakuan terdapat 6 polibag tanaman, sehingga terdapat 18 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pemberian air 2 hari sekali dengan pemberian pupuk organik 2,5 kg/polibag menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar daun, berat kering daun, dan berat kering akar tanaman sawi yang tertinggi. Perlakuan intensitas pemberian air 2 hari sekali menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar daun, berat kering daun tertinggi.
PEMETAAN POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI SELATAN Anshar, Muhammad
Teknosains Vol 7, No 1 (2013): JANUARI
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi UIN ALauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to analyze the potential development of buffaloes in South Sulawesi with quntitatif method approach. Primary and secondary data were used in analyzing. The analysis showed that South Sulawesi have a large potenies for the development of buffaloes. In social perspective, the buffalo has been maintained by generations. Particularly in Toraja regency, buffalo is an important part in traditional ceremonies. Spotted buffalo habitat (tedong bonga) comes from this district, with high economic value of livestock commodities. Moreover, the potential labor forces is very supportive in the development of buffaloes, in terms of manpower, knowledge and farmer skills, and support in increasing the number and capacity of extension officers. Other districts also have potential to developing the ruminants such as buffaloes are Luwu Timur and Selayar District, where the utilization of its capacities seen from the availability of forage fodder, only used respectively by 5.35% and 10.23%. Beside it, on the buffalo development base area, Tana Toraja still have a chance to increase the population up to 25.563,77 AU; 16.440,05 AU in Toraja Utara Regency and surrounding districts such as Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur and Enrekang.Key words: development potencises, buffalo
IDENTIFICATION OF FARMER NEEDS ON TECHNOLOGY INNOVATION FOR BUFFALO DEVELOPMENT IN NORTH TORAJA Abdullah, Agustina; Rombe, Martha B.; Lestari, Veronica Sri; Anshar, Muhammad; Mawardi, -
Proceeding Buffalo International Conference 2013
Publisher : Proceeding Buffalo International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Enhancement production and productivity of buffalo depends upon three factors, i.e. feeding, breeding and management. The aim of this research was to identify the technology innovation that required by the farmers for buffalo development in North Toraja Regency, South Sulawesi, Indonesia. The research was in North Toraja, South Sulawesi. The farmer samples were determined randomly and its number was determined by Slovin formula. Data were collected by appropriate questioners, focus group discussion (FGD), and deep interview on key informants. The results showed that majority of farmers raise their buffalo traditionally, with buffalo ownership between 2 and 5 heads/households. Almost all buffalo were raised extensively with simple settlement (wooden cages). They grazed on the rice fields or in the dry lands for feeding without farmers guard.  In terms of technology innovation, the farmers required such technology improvements as raising system, selection method in breeding, settlements system, feeding and animal health for their animal. Actually, most of the farmers have known some simple technology to fulfill the needs for feeding of their buffalo. However, the application of the technology at farm level was still limited. Therefore, some efforts to optimize application of technology by the farmers are still necessary in order to increase buffalo productivity in North Toraja.
PENGARUH PERMBERIAN EM4 DAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) Nuryatin, Nuryatin; Anshar, Muhammad; Lasmini, Sri Anjar
AGROTEKBIS Vol 6, No 5 (2018)
Publisher : AGROTEKBIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lettuce (Lactuca sativa L.) is commonly grown in cold and tropical regions. Lettuce isa seasonal plant consisting of large amount of water. This study used a Randomized Block design (RBD) in a two-factorial experiment. The EM4 was applied at two rates i.e. without EM4 (control, e0) and 5 ml/l.  The chicken manure were added at four differen rates i.e. without manure (control, p0), 5 t/ha (p1), 10 t/ha (p2) and 15 t/ha (p3).  The variables observed were plant height, leaf number, plant and root fresh weight, and plant and root dried weight and leaf area. Highest plant height, largest leaf area, largest root fresh and dried weights were found in the e0 p2 treatment.
Tanggap Fisiologi dan Hasil Bawang Merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) terhadap Lengas Tanah dan Ketinggian Tempat Berbeda Anshar, Muhammad; Tohari, Tohari; Sunarminto, Bambang Hendro; Sulistyaningsih, Endang
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 18, No 1 (2013): February 2013
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v18i1.258

Abstract

Percobaan di rumah kaca telah dilaksanakan di provinsi DIY pada bulan Maret-Juni 2009. Percobaan bertujuan mengkaji tanggap fisiologis dan hasil bawang merah terhadap kondisi lengas tanah berbeda pada ketinggian tempat berbeda. Penelitian disusun berdasarkan percobaan lokasi dalam Rancangan Petak Petak Terbagi (Split Split Plot Design) diulang tiga kali. Petak utama adalah lokasi dengan ketinggian tempat berbeda di atas permukaan laut (dpl.) terdiri atas: (1) 100 m dpl., (2) 400 m dpl., dan (3) 800 m dpl.; Sub-plot adalah varietas bawang merah terdiri atas: (1) ‘Palu’, (2) ‘Palasa’, dan (3) ‘Sumenep’. Sub-sub-plot adalah lengas tanah dalam persentase kapasitas lapangan (% KL) terdiri atas: (1) 50% KL, (2) 100% KL, dan (3) 150% KL (kondisi jenuh). Lokasi dengan ketinggian tempat berbeda memberikan tanggap fisiologi dan hasil bawang merah yang berbeda. Varietas Palu memiliki aktivitas fotosintesis lebih besar pada semua kondisi lingkungan berbeda dan lebih tahan terhadap cekaman kekurangan dan kelebihan lengas tanah terutama di dataran rendah. Lengas tanah 100% KL menghasilkan aktivitas fisiologi dan hasil umbi kering panen lebih tinggi, sebaliknya lengas tanah 50% KL dan 150% KL menurunkan pertumbuhan dan hasil bawang merah varietas Palasa, Palu dan Sumenep pada semua ketinggian tempat.Kata kunci: bawang merah, ketinggian tempat, lengas tanah, fisiologi
KAJIAN INTENSITAS PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI (Brassica juncea L.) P, Hendri; Anshar, Muhammad
AGROTEKBIS Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : AGROTEKBIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman sawi merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki peranan penting bagi kesehatan tubuh yaitu sebagai salah satu sumber vitamin, mineral dan serat.  Selain itu, tanaman sawi dapat menjadi sumber pendapatan bagi petani. Pemberian air dan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik dari kandang sapi sangat perlu dikembangkan sehingga dapat memberikan solusi dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi, khususnya pada pertanian organik. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intensitas pemberian air dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil sawi yang baik. Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan 2 faktor.  Faktor pertama adalah pemberian air yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu permberian air 1 sari sekali, pemberian air 2 hari sekali dan pemberian air 3 hari sekali dengan dosis air 500 ml/polibag. Sedangkan faktor kedua adalah pemberian pupuk organik dari pupuk kandang sapi yang terdiri dari 2 taraf perlakuan, yaitu tanah tanpa penembahan pupuk organik sebagai kontrol dan tanah 2,5 kg + pupuk organik dari kandang sapi 2,5 kg komposisinya (1:1) dalam isi 5 kg/polibag.  Masing-masing perlakuan dibuat dalam 6 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Dalam satu perlakuan terdapat 6 polibag tanaman, sehingga terdapat 18 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pemberian air 2 hari sekali dengan pemberian pupuk organik 2,5 kg/polibag menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar daun, berat kering daun, dan berat kering akar tanaman sawi yang tertinggi. Perlakuan intensitas pemberian air 2 hari sekali menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar daun, berat kering daun tertinggi.
PKM PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN Yunus, Sattar; Anshar, Muhammad; Muis, Ramdiana; Anggraini, Nani; Ariani, Fitri
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2020): Maret ( Article In Progress)
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.063 KB) | DOI: 10.31100/matappa.v3i1.508

Abstract

Pada umumnya pengeringan di lakukan oleh pemilik penggilingan padi dan petani yaitu dengan pemanfaatan energi panas dari sinar matahari, sehingga proses pengeringan akan terganggu jika panen yang bersamaan dengan musim hujan. Oleh sebab itu diperlukan alat pengering yang menjadi solusi. Alat pengering gabah yang dirancang dan dibuat adalah menggunakan sistim Rotary Dryer dimana gabah yang di masukkan ke dalam ruang pengering yang berputar akan teraduk oleh flight sekaligus diantar sampai ke hopper output. Hasil pengujian menunjukkan bahwa  gabah sebanyak 50 kg dengan proses pengeringan pada suhu rata-rata 80  dalam waktu 30 menit dengan berat setelah proses seberat 39 kg. Setelah melalui pengujian di workshop maka selanjutnya alat Pengering tersebut di bawa ke Mitra yaitu komunitas Penggilingan Padi di Kasuarang Kelurahan Allepolea Kecamatan  Lau Kabupaten Maros sekaligus dilakukan pelatihan penggunaan alat tersebut. Para peserta Pelatihan sangat antusias dan begitu tertarik mengikuti Pelatihan karena mereka menyatakan bahwa Limbah sekam mereka yang selama ini tidak dimanfaatkan bahkan cenderung mengganggu maka dengan adanya alat ini maka dapat dimanfaatkan bahkan menjadi solusi akan kebutuhan pengeringan pada saat panen yang bersamaan dengan musim hujan.
TIPOLOGI DESA DAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PENERAPAN AGROPOLITAN DI DESA PA'RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR Siradjuddin, Irsyadi; Anshar, Muhammad; Idham AP., Andi
Jurnal Spasial Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/js.v8i2.4466

Abstract

Abstract. Pa'rappunganta Village, Takalar Regency is a village with a dense population and needs to develop sustainable rural areas in the context of developing an agropolitan area. To optimize the potential of the agricultural sector in the application of the agropolitan concept, it is necessary to identify the village typology and superior commodities in Pa'rappunganta Village, Takalar Regency. This study aims to identify village typology and superior commodities in Pa'rappunganta Village. The research place in Pa'rappunganta Village, North Polongbangkeng District, Takalar Regency. The research was conducted from March 2019 to June 2019. Data collection was carried out by observation, surveys and literature study. The research analysis used is the analysis of village typology, LQ analysis, and Shift Share analysis. The results showed that the Typology of Pa'rappunganta Village was Self-Sufficient. Pa'rappunganta village has complete indicators in production (village output), culture, education and skills, as well as self-help and cooperation. Superior commodities of Pa'rappunganta village are corn and chili. Both commodities have value as a base sector and progressive growth.
Analisis pembangunan desa Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa melalui Indeks Desa Membangun Anshar, Muhammad; Siradjuddin, Irsyadi; Sari, Yuliana
Teknosains Vol 18 No 1 (2024): Januari-April
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/teknosains.v18i1.42700

Abstract

Pemetaan potensi desa dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan berguna untuk merumuskan strategi pengembangan desa. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu Indeks Desa Membangun untuk menilai klasifikasi kemandirian desa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembangunan desa se-Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa melalui potensi desa berdasarkan hasil identifikasi Indeks Desa Membangun (IDM) dan memetakan status pembangunan desa. Penelitian dilakukan di lima desa di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa dengan metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan kualitatif menggunakan indikator IDM dari Kementerian Desa kemudian dibuat pemetaan status pembangunan desa menggunakan aplikasi GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi desa berdasarkan rataan nilai indeks ketahanan sosial sebesar 0,778, menunjukkan bahwa Kecamatan Parangloe memiliki potensi dalam membangun dan menjaga kesejahteraan sosial masyarakatnya. Rataan nilai indeks ketahanan ekonomi sebesar 0,663, menunjukkan bahwa Kecamatan Parangloe memiliki kegiatan ekonomi yang cukup beragam, didukung dengan keberadaan pasar dan toko/warung kelontong yang memadai. Sedangkan rataan nilai indeks ketahanan lingkungan sebesar 0,720 yang menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Pemetaan pembangunan desa berdasarkan nilai IDM di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa terdapat 3 desa maju yaitu Desa Bulapunranga, Desa Lonjoboko, dan Desa Borisallo. Sedangkan 2 desa lainnya yaitu Desa Bontokassi dan Desa Belabori pada indeks berkembang sehingga nilai IDM Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa sebesar 0,721, menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kondisi pembangunannya berada pada status maju. Hal ini mengindikasikan bahwa secara keseluruhan Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa memiliki tingkat pembangunan yang relatif baik, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan.