Claim Missing Document
Check
Articles

VITAMIN A, IMUNITAS DAN KAITANNYA DENGAN PENYAKIT INFEKSI Azrimaidaliza Azrimaidaliza
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 1, No 2 (2007): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v1i2.15

Abstract

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang sangat penting bagi tubuh manusia, terutama dalam penglihatan manusia. Seperti diketahui Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara umum, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A/ karotenoid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol.
FAKTOR RESIKO KOLESTEROL TOTAL PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI Dewi Merien Sari; Azrimaidaliza Azrimaidaliza; Idral Purnakarya
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 4, No 2 (2010): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v4i2.72

Abstract

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyebab kematian terbanyak, yang disebabkan oleh kadar kolesteol yang tinggi dalam darah. Berdasarkan data Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi, terdapat 30 %pasien PJK di Poliklinik Jantung tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko dari kadar kolesterol total pada pasien PJK di RSAM Bukittinggi. Desain penelitian yang digunakan adalah case control study, dengan kasus adalah pasien PJK di Poliklinik Jantung dan kontrol adalah pasien di Poliklinik Karyawanyang tidak menderita PJK dengan matching umur,jenis kelamin dan pekeijaan. Jumlah sampel 68 responden dengan rasio kasus dan kontrol, yaitu 1:1.Hasilpenelitian menunjukkan konsumsi makanan berserat dan IMT responden merupakan faktor resiko kadar kolesterol total. Diketahui responden dengan konsumsi makananberserat kurang beresiko 3,684 kali untuk memiliki kadar kolesterol tinggi dibanding responden dengan konsumsi makanan berserat cukup dan responden dengan kategori IMT tinggi beresiko 4,643 kali memiliki kadar kolestrol total tinggi dibanding responden dengan kategori IMT normal. Untuk itu, disarankan kepada masyarakat khususnya penderita PJK untuk meningkatkan konsumsi makananberserat dan menjaga berat badan dalam batas normal.
KEMANDIRIAN LANSIA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPASI KOTA PAYAKUMBUH Rina Jumita; Azrimaidaliza Azrimaidaliza; Rizanda Machmud
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v6i2.95

Abstract

Meningkatnyajumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan yang komplek bagi lanjut usia, bagi keluarga dan masyarakat. Secara alami proses penuaan mengakibatkan perubahan fisik dan mental, yang mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya. Perubahan ini sangat berpengaruh terhadap kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lansia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan crossectional study dengan jumlah sampel 90 orang lanjut usia di wilayah kerja puskesmas Lampasi. Multistage random sampling digunakan untuk pengambilan sampel penelitian. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakanuji chi square, dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasilpenelitian didapatkan lanjut usia yang mandiri sebesar 87,8%, berusia 70 tahun keatas 52%, berjenis kelamin perempuan 56,7%, berpendidikan rendah 7 1,1%, memilikikondisi kesehatan sehat 86,7%, kehidupan beragama baik 76,7%, kondisi ekonomi tidak mampu 53,3%, tidak aktif dalam beraktifitas sosial 66,7%, mendapat dukungan keluarga 77,8% dan tidak melakukan olah raga 58,9%. Hasil uji statistik diperoleh kondisi kesehatan (p=0,000), kehidupan beragama (p=0,003), kondisi ekonomi (p=0,019) dan dukungan keluarga (p=0,000) berhubungan secara bermakna dengan kemandirian lansia. Sedangkan usia, jenis kelamin, pendidikan, aktifitas sosial dan olah raga tidak berhubungan secara bermakna dengan kemandirian lansia. Disarankan kepada lansia untuk dapat hidup mandiri, menjaga kondisi kesehatan fisik dan mental dengan selalu memeriksakan kesehatan ke puskesmas, melaksanakan senam lansia, dan melaksanakan ibadah secara rutin dan teratur serta meningkatkan perekonomian.
DETERMINAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI MAN MODEL BUKITTINGGI TAHUN 2008 Nini Rahmi; Azrimaidaliza Azrimaidaliza; Edmon Edmon
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 3, No 2 (2009): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v3i2.63

Abstract

The female adolescents are the future generation of the country and they are expected to birth a quality and healthy generation in the next day, for that need a good nutrient. According to the result of preliminary study, 23% of the female adolescents had malnutrition by Body Mass Index (BMI), and they have not got enough attention in the effort of preventing and eliminating the case of malnutrition. Consumption of macro nutrient, physical activity, body image, nutrient knowledge and attitude are factors that related to nutritional status. The objective of this research was to obtain illustration about female adolescent nutritional status and factors that related to it. The research design was Cross Sectional Study that was done in December 2007 — June 2008. The sample of this research was 65 girl students, taken by proportional. The nutritional status was determined by BMI, was taken from height and weight of each respondent. Nutritional consumption (energy, protein, fat and carbohydrate) collected by 24 hours recall. Then physical activity, body image, nutrient knowledge and attitude of respondent were collected by questionnaire. The data were analyzed with Chi-Square test to observe the relationship between the variables. The result showed that 21.5% of the female adolescents were malnutrition, 56% respondents got the low energy consumption, 33,8% low protein consumption. 16,9% low fat consumption and 53,8% low carbohydrate consumption, 52,3% had high physical activity, 5Q,8%> had negative body image, 55,4% had low nutrient knowledge and 24,6%> had negative attitude. The analyze showed that there was a significant relation between protein consumption, fat consumption, physical activity and body image with nutrient status respondent (p<0,05). It suggested the Health Department of Bukittinggi should do the trainingfor health workers and teachers continuity minimal once a year. They should explain nutrition information and promotion for female adolescents and notice the students nutrient status periodically. It also suggests to improve the activities of Health School Organization (UKS) and health adolescent cadre for using optima! Health Card Student.
ASUPAN ZAT GIZI DAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS Azrimaidaliza Azrimaidaliza
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 6, No 1 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v6i1.86

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor resiko terjadinya DM antara lain faktor genetik, pertambahan usia, kurangnya aktifitas fisik dan pola makan atau diet yang tidak seimbang. Artikel ini membahas penyakit DM dan peran asupan zat gizi dalam mencegah dan mengatasi Penyakit DM. Vitamin C adalah salah satu zat gizi mikro yang berperan dalam mengontrol kadar gula darah. Dianjurkan bagi masyarakat untuk mengonsumsi makanan secara seimbang dan bagi penderita DM disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan Indeks Glikemik rendah, konsumsi serat yang cukup dan konsumsi buah-buahan serta sayuran yang banyak mengandungvitamin seperti vitamin C, yang berperan sebagai antioksidan dan mencegahberkembangnya Penyakit DM.
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KEEURAHAN KOTO LALANG Azrimaidaliza Azrimaidaliza; Karina Nurmy; Edison Edison
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 7, No 1 (2012): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v7i1.100

Abstract

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencapai perabangunan kesehatan adalah dengan mengembangkan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Namun pelaksanaannya tidak berjalan dengan optimal. Pelaksanaan PHBS yang kurang baik berdampak pada kesehatan karena perilaku individu berkontribusi pada kondisi kesakitan dan kematian. Berdasarkan Survei Mawas Diri yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2009, diketahui pencapaian PHBS di Kelurahan Koto Lalang hanya 28,8%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan PHBS di rumah tangga. Studi Cross Sectional dilaksanakan pada seluruh ibu yang tinggal di Kelurahan Koto Lalang dengan jumlah sampel 99 orang. Sampel ditentukan dengan eara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (p value < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu kategori tinggi 53, 54%, status ekonomi miskin 44,44%, pengetahuan kategori tinggi 48,48% dan sikap positif 75,76%. Hasil analisis bivariate diketahui adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan PHBS dalam rumah tangga. Disarankan pada Dinas Kesehatan Kota Padang, Puskesmas dan Kelurahan Koto Lalang untuk meningkatkan dan mensosialisasikan tentang PHBS kepada masyarakat. Untuk efektifitas program PHBS, perlu melibatkan masyarakat secara aktif sehmgga dapat memperbaiki kesehatan masyarakat.
PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BUL AN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR PADANG Indah Gemala; Delmi Sulastri; Azrimaidaliza Azrimaidaliza
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 3, No 1 (2008): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v3i1.50

Abstract

Prevalensi gizi kurus dan sangat kurus berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan pada balita masih cukup tinggi di Kota Padang. Status gizi kurang pada balita terutama usia kritis, yaitu 6-24 bulan berdampak pada perkembangan balita. Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh pola asuh, status kesehatan dan pekerjaan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperkembangan anak usia 6-24 bidan dan faktor paling dominan berhubungan dengan perkembangan anak tersebut. Studi cross sectional dilakukan pada 96 anak sebagai sampel. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dan pengukuran antropometri. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan anak meragukan masih cukup tinggi, 29,2% dengan kondisi gizi kurus. Pola asuh kurang baik dan ibu bekerja meningkatkan risiko perkembangan meragukan pada anak, dengan OR masing-masing 4,8 dan 4,7. Untuk itu perlu diperhatikan pola asuh anak terutama ibu yang bekerja untuk mencegah perkembangan anak yang kurang baik.
KARAKTERISTIK DAN STATUS GIZI ANAK UMUR 6-24 BULAN DI DAERAH KUMUH PERKOTAAN JAKARTA Azrimaidaliza Azrimaidaliza
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 4, No 1 (2009): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v4i1.39

Abstract

Nutrition and Health Surveillance System (NSS) year 1999 - 2003 shows prevalence of underweight (weightfor age < -2 SD from NCHS media) was very high, that is above 30% on infant at rural and urban slum areas. An underweight prevalence at urban slum areas is higher than rural slum areas, especially is at urban slum area of Jakarta. In this area prevalence of underweight children 12 -23 months of age (June-September 2003) was 42%. This study aims at know the characteristic of children 6 until 24 months and factors related with their nutrient status in urban slum of Jakarta. This study was using NSS secondary data period of June-September 2003. The study results show that child 18-24 months of age have risk in having underweight 2, 8 times compared with child 12-1 7 months and child 6-11 months. Moreover, child with birth weight < 2,5 kilo (OR = 2,9 times) and birth from mother with Body Mass Index d" 18,5 (OR = 1,64 times) and upper arm circumference < 23,5 cm ( OR = 1,48 times) have bigger risk in having underweight. The cause was cumulative effect of being underweight along life. Beside that, child with low birth weight record is difficult to catch up their growth if they do not get a good caring, especially adequate food.
PERAN ASAM LEMAK DAN POLA ASUH TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN DIKECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG Fivi Melva Diana; Rizanda Mahmud`; Delmi Sulastri; Azrimaidaliza Azrimaidaliza
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.151

Abstract

Anak usia 0-4 tahun yang mengalami gizi kurang dan buruk cukup banyak ditemukan di Indonesia terutama Propinsi Gorontalo (46,11%), termasuk Sumatera Barat (30,4%). Di Kota Padang, persentase Balita dengan gizi buruk dan kurang hampir sama dengan rata-rata angka national, yaitu sebesar 16,2 %. Khusus Kecamatan Nanggalo, persentase Balita dengan status gizi normal paling tinggi (95.8%) dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran konsunisi asam lemak dan pola asuh terhadap perkembangan anak usia 2-5 tahun di Kota Padang. Disain penelitian cross sectional study dengan populasi penelitian adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita usia 2-5 tahun di Kecamatan Nanggalo dengan jumlah sampel 210 orang. Instrumen penelitian yang digunakan KPSP dan form food record. Hasil penelitian didapatkan persentase anak dengan perkembangan sesuai sebesar 54,8%, tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi asam lemak dengan perkembangan anak usia 2-5 tahun dan faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan anak usia 2-5 tahun adalah pola asuh. Disarankan orang tua harus lebih memperhatikan pola makan dan pola asuh kesehatan (imunisasi dan penimbangan balita) sesuai usianya mengingat pola asuh, yaitu pemberian makan anak, pelayanan kesehatan, penimbangan dan psikososial berpengaruh pada perkembangan anak.Kata kunci: perkembangan anak. asam lemak, pola asuh ibu
SOSIAL EKONOMI DAN STATUS GIZI IBU DI DAERAH RAWAN BENCANA Azrimaidaliza Azrimaidaliza
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 9, No 1 (2014): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v9i1.213

Abstract

Kondisi geografis daerah yang rawan bencana turut berperan terhadap kondisi kesehatan dan gizi masyarakat. Dampak terjadinya bencana terutama dirasakan oleh kelompok rentan gizi, seperti ibu, bayi dan balita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi dengan status gizi ibu di daerah rawan bencanadengan desain studi cross sectional. Total sampel sebanyak 214 ibu yang memiliki balita dan tinggal di daerah rawan bencana di Kabupaten Padang Pariaman dan Tanah Datar.Status gizi ibu ditentukan de­ngan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) yang menggambarkan risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK). Uji t-independendigunakan untuk mengetahui perbedaan faktor non pangan berdasarkan status gizi ibu di daerah rawan bencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lingkar lengan atas ibu adalah 27,10 cm dengan standar deviasi 3,00 cm dan ibu dengan kondisi KEK sebesar 4,7%. Hasil analisis ujit-independenmenunjukkan adanya perbedaan pengeluaran pangan dan pengeluaran non pangan menurut LILAibu serta pola yang positif. Dengan demikian, disarankan untuk dapat mengutamakan pengeluaran pangan dalam upaya meningkatkan status gizi ibu.