Claim Missing Document
Check
Articles

Refleksi Woman Empowerment Muslim Modern di Era Kontemporer Berlandaskan Surat Al Qashash Ayat 23 Maula, Nanda Lia Roiya; Nasrulloh Nasrulloh
Journal of Scientific Interdisciplinary Vol. 1 No. 4 (2024)
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/jsi1122

Abstract

Dalam konteks kontemporer, perempuan muslim memegang peranan signifikan dalam mengaktualisasikan potensi dalam berbagai aspek seperti keluarga, pendidikan, sosial dan ekonomi. Dalam masyarakat yang terus berkembang, perempuan muslim sering kali dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan nilai-nilai tradisional dan tuntutan modernitas. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan refleksi konsep woman empowerment (pemberdayaan perempuan) khususnya perempuan muslim dalam konteks modern dengan berlandaskan pada Surat Al-Qashash ayat 23. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam ayat tersebut dapat diterapkan dalam konteks kehidupan modern perempuan muslim saat ini melalui studi literatur dan analisis teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai dalam Surat Al Qashash ayat 23  dapat digunakan sebagai landasan untuk memperkuat posisi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam mengembangkan strategi pemberdayaan perempuan Muslim yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan zaman. Dengan menjadikan ayat ini sebagai landasan penelitian ini memberikan kontribusi dalam hal wacana pemberdayaan perempuan muslim yang tidak hanya berorientasi pada kesetaraan gender tetapi juga berlandaskan nilai-nilai spiritual dan moral syari'at Islam. Refleksi woman empowerment dalam ayat ini menjadi panduan dan inspirasi bagi perempuan muslim untuk tetap berkembang tanpa meninggalkan prinsip-prinsip agama yang menjadi pedoman hidup khususnya di era kontemporer.
Menguak Rahasia Kedamaian Jiwa: Tinjauan tentang Fear of Missing Out  Perspektif Tafsir Al-Misbah Maulida, Rizky; Nasrulloh Nasrulloh
Holistik Analisis Nexus Vol. 2 No. 10 (2024): Oktober 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/jimr920

Abstract

Fenomena Fear of Missing Out (FoMO) yang ditandai dengan rasa cemas atau takut tertinggal akan pengalaman berharga orang lain, telah menjadi isu yang semakin relevan dalam konteks kehidupan modern saat ini. FoMO sering kali memicu ketidakpuasan dan kegelisahan yang dapat mengganggu kedamaian jiwa seseorang. Dalam ajaran Islam, Al-Qur'an menawarkan panduan spiritual untuk mencapai ketenangan batin. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau konsep kedamaian jiwa dalam kaitannya dengan FoMO melalui perspektif Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab. Penelitian ini menggunakan metode library research (kepustakaan), yang berorientasi dari berbagai buku dan artikel ilmiah sebagai sumber data. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini berfokus pada pemahaman mendalam tentang pengalaman subjektif individu yang merasakan FoMO serta dampaknya terhadap kondisi jiwa mereka. Dengan pendekatan tafsir Al-Misbah, penelitian ini menggali bagaimana ayat-ayat Al-Qur'an yang terkait dengan ketenangan batin dan menghindari kecemasan duniawi dapat diaplikasikan untuk mengatasi dampak negatif FoMO. Tafsir Al-Misbah menyoroti pentingnya keseimbangan spiritual dan kesadaran diri dalam menghadapi tekanan sosial serta kecemasan modern. Penelitian ini menemukan bahwa ayat-ayat Al-Qur'an melalui tafsir Al-Misbah, mendorong seseorang untuk melepaskan keterikatan yang berlebihan terhadap dunia material dan fokus pada hubungan dengan Allah sebagai sumber kedamaian yang sesungguhnya. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa FoMO dapat diatasi melalui pendekatan spiritual yang mendalam sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur'an, yang diperkaya dengan penjelasan dari tafsir Al-Misbah agar mencapai kedamaian jiwa di tengah dinamika kehidupan yang semakin berkembang.
HIKMAH PERKEMBANGAN JANIN DI DALAM TIGA SELAPUT KEGELAPAN DI DALAM  RAHIM MENURUT TAFSIR TAFSIR AL-JAWAHIR FI TAFSIR AL-QUR’ANIL KARYA THANTHAWI JAUHARI Adyaksa Adyaksa; Nasrulloh Nasrulloh
Holistik Analisis Nexus Vol. 2 No. 10 (2024): Oktober 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/nexus921

Abstract

Ada banyak manusia khususnya umat muslim yang sudah mengetahui tentang proses penciptaan janin, akan tetapi mereka belum mengetahui sepenuhnya tentang penciptaan janin yang dibahas oleh peneliti saat ini. Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang penciptaan janin dalam zulumat tsalats. Zulumat Tsalats memiliki peran besar dalam penciptaan janin, salah satunya dalam penjagaan janin selama proses penciptaannya dalam perut ibu. Maka dari itu peneliti akan memaparkan penjelasan mengenai proses penciptaan janin dalam Zulumatin Tsalats atau Tiga Kegelapan yang diambil dari pemikiran tokoh terkenal dalam tafsir sains terkenal yaitu Thantawi Jauhari. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik analisis kajian melalui studi kepustakaan (Library research). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rujukan utamanya yakni Tafsir Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’anil Karim karya Thanthawi Jauhari. Melalui penelitian ini peneliti menemukan bahwa Thantawi Jauhari mengabsahkan mengenai adanya penciptaan janin dalam zulumatin tsalats. Adapun masa penciptaan janin dalam zulumatin tsalats. Jika dilihat dari pendapat Thantawi Jauhari, penciptaan janin terjadi dalam lima masa, yaitu masa nuthfah, masa ‘alaqah, masa mudghah, masa pembentukan tulang, dan yang terakhir masa pembentukan daging. Akhirnya peneliti menyadari bahwa mengungkap isyarat-isyarat ilmiyah yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah perkara penting. Maka peneliti berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Dan semoga peneliti selanjutnya dapat mengungkap isyarat-isyarat ilmiyah yang terkandung dalam Al-Qur’an yang belum pernah terungkap, sehingga dapat menambah wawasan kita semua mengenai ilmu yang ada dalam Kitab-Nya.
KONSEP PENDIDIKAN NABI KHIDIR DAN NABI MUSA DALAM SURAH AL KAHFI SERTA KAITANNYA DENGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNTUK KURIKULUM MERDEKA Nabil Achmad Aufani; Nasrulloh Nasrulloh
Holistik Analisis Nexus Vol. 2 No. 10 (2024): Oktober 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/nexus922

Abstract

Sebuah pendidikan wajib memiliki sistem yang mampu mengatur tata kelola jalannya proses pendidikan dengan baik. Dengan menjalankan sebuah pendidikan yang mengacu pada prinsip islam, dapat memberikan dampak yang positif bagi pendidikan tersebut. Dari hal tersebut maka penulis ingin mengkaji bagaimana konsep pendidikan versi Al Qur’an dalam surat al kahfi kisah nabi khidir dan nabi musa, serta kaitannya dengan manajemen pendidikan islam untuk kurikulum merdeka. Dalam penelitian kali ini, peneliti mengadopsi metode penelitian kajian kepustakaan atau library research yang berfokus pada ekspolrasi dan pengumpulan informasi dari berbagai sumber-sumber yang relevan. Peneliti menggunakan metode ini karena objek penelitian yang akan dikaji berhubungan erat dengan telaah data pada sumber-sumber dari penelitian terdahulu, buku maupun keterangan-keterangan lain yang dapat menunjang ketercapaian tujuan penelitian. Dalam analisis datanya, peneliti menggunakan gaya Miles dan Hubberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pendidikan dalam kisah nabi kihdir dan nabi musa bertujuan agar peserta didik dapat memiliki karakterisitik yang baik dan mulia. Adapun dalam segi pengelolaan proses pendidikan tersebut berupa manajemen meliputi perencanaan dengan memperhatikan kondisi fisik tubuh, menteguhkan hati, memahami terkait dengan karater para pelaku pendidikan serta menentukan tujuan pendidikan. Dalam pengorganisasian dan pelaksanaan, adalah melakukan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dan pada akhirnya adalah tetap konsisten terhadap tujuan dengan melakukan rencana yang telah disusun sebelumnya. Sedangkan dalam terapannya, peneliti menyimpulkan bahwa setiap pelaku pendidikan dalam menjalankan konsep pendidikan maupun manajemen tersebut harus dilandaskan pada rasa sabar, kesiapan matang, pengetahuan yang cukup dan melakukan interaksi langsung (luring) dengan para pelaku pendidikan lainnya. Disisi lain perlu ada beberapa prinsip juga yang harus diterapkan.
INTERPRETASI KONTEKSTUAL DALAM MENANGANI KRISIS LINGKUNGAN KAJIAN SURAT AL-BAQARAH AYAT 11 DAN 205 DALAM TAFSIR IBNU KATSIR Muhammad Rizky Mubarok; Nasrulloh Nasrulloh
Holistik Analisis Nexus Vol. 2 No. 10 (2024): Oktober 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/nexus929

Abstract

Kerusakan lingkungan merupakan isu global yang semakin mendesak untuk ditangani. Dalam konteks ini, pemahaman terhadap pandangan Al-Qur'an dan tafsirnya terhadap kerusakan alam memberikan landasan spiritual dan etis yang penting dalam menjaga bumi sebagai amanah dari Allah SWT. Tujuan dari penelitian untuk menganalisa perspektif Tafsir Ibnu Katsir dalam Surah Al-Baqarah ayat 11 dan 205 terhadap kerusakan alam, serta mengidentifikasi upaya mitigasi yang dapat diambil untuk mengatasi krisis lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis konten terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan lingkungan dan penafsiran Ibnu Tafsir. Kontribusi ilmiah kajian ini adalah memberikan pemahaman holistik mengenai pertanggung jawaban manusia sebagai khalifah dalam konteks lingkungan, serta menguraikan pandangan Islam terhadap kerusakan alam dan peran manusia sebagai pemimpin yang bertanggung jawab. Tafsir Ibnu Katsir mengungkapkan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam serta menganalisa manusia bertanggung jawab sebagai khalifah di bumi untuk memelihara kelestarian alam, sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan kelestarian dan keadilan bagi seluruh ciptaan Allah SWT. Penelitian ini juga menganalisa kerusakan lingkungan sebagai akibat ketidakseimbangan ekosistem dan mengaitkannya dengan ketidaksetaraan sosial akibat penggunaan teknologi berlebihan. Islam, melalui prinsip ḥifẓ al-bīah, menekankan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab manusia terhadap keseimbangan alam dan kesejahteraan semua makhluk hidup.
INTEGRASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT LUQMAN UNTUK KURIKULUM MERDEKA Khoirul Putera, Rizky Ardian; Nasrulloh Nasrulloh
Holistik Analisis Nexus Vol. 2 No. 10 (2024): Oktober 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/nexus941

Abstract

Penyusunan kurikulum pembelajaran di lembaga pendidikan merupakan langkah strategis yang sangat penting untuk diperhatikan. Kurikulum tidak hanya berfungsi sebagai garis besar, tetapi juga berfungsi sebagai dasar yang membentuk standar pendidikan nasional. Hal ini mencakup semua aspek, mulai dari proses pembelajaran hingga penentuan standar kelulusan yang diharapkan. Kurikulum merdeka saat ini menjadi perhatian utama, dengan menekankan pentingnya kebebasan siswa dalam belajar. Kurikulum merdeka unik karena terdapat suatu program, yaitu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang sangat berbeda dari konsep kurikulum sebelumnya. Program ini tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademik; mereka juga berusaha untuk menumbuhkan sifat dan prinsip bangsa. Artikel yang disusun dengan metode studi kepustakaan ini bertujuan untuk memaparkan tentang bagaimana nilai pendidikan yang terkandung dalam Surat Luqman dapat diperkuat dengan menerapkannya di dalam kurikulum merdeka, serta bagaimana hal ini dapat berdampak pada proses pendidikan yang lebih mendalam dan berorientasi masa depan.
ANALISIS STRATEGI DAKWAH GUS IQDAM CHOLID Moh Rifqi Falah Al Farabi; Nasrulloh Nasrulloh; Ahmad Ahsanul Khuluq
Holistik Analisis Nexus Vol. 1 No. 11 (2024): November 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/nexus980

Abstract

Dakwah adalah strategi/cara ulama’ atau orang yang memiliki pengetahuan agama untuk mengajak seseorang kepada tujuan kebaikan dan menghindari keburukan dengan cara-cara tertentu tanpa adanya paksaan. Penelitian ini mendiskripsikan tentang analisis strategi dakwah gus Iqdam, strategi dakwah sentimental, strategi dakwah rasional, dan strategi dakwah indrawi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) strategi dakwah sentimental dalam strategi dakwah gus Iqdam dilakukan dengan mauidzoh hasanah menggunakan bahasa yang santai dan mudah dipahami. 2) strategi dakwah rasional dalam strategi dakwah gus iqdam, beliau selalu mengajak jama’ahnya untuk mengambil pelajaran saat pengajian beliau. 3) strategi dakwah indrawi dalam strategi dakwah gus Iqdam, beliau memberikan tauladan yang baik kepada jama’ahnya.
KEADILAN DAN KEBIJAKSANAAN: RELEVANSI AYAT AL-QUR'AN DAN TELADAN KEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB DALAM MENGHADAPI KRISIS DI ERA GLOBALISASI Ariny Tamamul Minnah; Nasrulloh Nasrulloh
Holistik Analisis Nexus Vol. 1 No. 11 (2024): November 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/nexus987

Abstract

Keadilan dan kebijaksanaan penting dalam kepemimpinan Islam, seperti yang ditunjukkan oleh Ali bin Abi Thalib. Di era globalisasi, pemimpin harus memiliki kemampuan kritis, komunikasi, dan kolaborasi untuk mengatasi krisis. penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi relevansi ajaran A-Qur’an dan teladan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dalam konteks keadilan dan kebijaksanaan, serta implikasinya bagi pemimpin masa kini dalam menghadapi krisis di era globalisasi. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka untuk menganalisis relevansi ajaran Al-Qur'an dan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dalam menghadapi krisis global. Data diperoleh dari sumber primer dan sekunder, seperti jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan buku. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, menggunakan analisis isi untuk memahami isi teks secara objektif. Penelitian ini menemukan bahwa keadilan dan kebijaksanaan adalah prinsip penting dalam kepemimpinan Islam, seperti yang ditunjukkan oleh Ali bin Abi Thalib. Untuk mengatasi krisis global, pemimpin masa kini perlu menerapkan prinsip-prinsip ini dan menggunakan komunikasi yang transparan. Keadilan dan kebijaksanaan penting dalam kepemimpinan Islam, seperti yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan teladan Ali bin Abi Thalib, Khalifah keempat terhadap keadilan dan bijaksana. Dalam menghadapi krisis, komunikasi transparan dan mendengarkan berbagai perspektif penting untuk kesepakatan yang adil.
MEMBANGUN KETAHANAN MENTAL: KAJIAN AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH 286 TENTANG MANAJEMEN STRES DAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP STUDI KASUS DI KOST BABUS SHOFA MALANG Nurjamilatul Muhairira; Nasrulloh Nasrulloh
Holistik Analisis Nexus Vol. 1 No. 11 (2024): November 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/nexus990

Abstract

Banyak permasalahan yang dialami oleh seseorang akan menyembabkan ketidak seimbangan hormonal yang dimiliki, sehingga, penyebabnya disebabkan oleh beberapa faktor baik itu individu, keluarga, pendidikan dan hal lainnya. Begitu halnya dengan mahasiswa kost babus shofa, terutama pada mahasiwa tingkat akhir dan fresh graduate. Mereka merasakan beberapa tekanan dimana hal ini manajemen stress menjadi peran utama. Salah satu yang dilakukan mereka yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung didalam a-qur’an, seperti dalam surat al-baqarah ayat 286. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pendekatan studi kasus, sehingga untuk mendapatkan informasi terkait permasalahan dilakukan dengan wawancara dan observasi secara langsung. Hasil penelitia ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara makna surat al-baqarah ayat 286 dalam manajemen stress dan peningkatan kuliatas hidup yang dirasakan mahasiswa kost babus shofa, dalam mengimplementasikan makna ayat tersebut ada hal yang dilakukan dengan memahami bahwa allah tidak akan membabani seseoarang kecuali dengan kesanggungannya, yaitu dengan mengelola stress dengan baik yaitu pertama dengan memahami faktor yang dapat mempengaruhi stress itu sendiri, yang kemudian menyelesaikannya. Dalam islam juga diajarkan beberapa hal yang harus dilakukan untuk manajemen stress yaitu dengan niat yang ikhlas, sholat dan doa, bersyukur, serta bertawakkal hal ini semua juga dirasakan para narasumber untuk menyelsaikan permasalahan mereka.
SEBUTAN ISTRI DALAM NARASI AL-QUR'AN: TELAAH KONSEPTUAL DAN KONTEKSTUAL KATA IMRA'AH, ZAUJ, DAN NISĀ’ PERSPEKTIF AL-FURŪQ AL-LUGHAWIYYAH Hasyim, Muhammad; Nasrulloh Nasrulloh
Holistik Analisis Nexus Vol. 1 No. 12 (2024): Desember 2024
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/nexus1032

Abstract

Penelitian ini membahas makna dan konteks penggunaan tiga istilah dalam Al-Qur'an yang merujuk pada perempuan, yaitu imra'ah, zauj, dan nisā', khususnya dalam peran sebagai istri. Dengan pendekatan al-furūq al-lughawiyyah, penelitian ini mengeksplorasi perbedaan semantik konseptual dan kontekstual dari istilah-istilah tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan istilah ini tidak hanya berdasarkan makna literal, tetapi juga mencerminkan hubungan sosial, emosional, dan spiritual dalam konteks tertentu. Kata imra'ah sering digunakan untuk menggambarkan hubungan yang tidak harmonis, baik dalam aspek keimanan, pemikiran, atau peran, seperti pada istri Nabi Nuh dan Nabi Luth. Namun, istilah ini juga merujuk pada istri yang seiman tetapi menghadapi hambatan tertentu, seperti istri Nabi Zakaria dan Nabi Ibrahim. Sebaliknya, kata zauj digunakan untuk pasangan yang memiliki keserasian dan keselarasan, seperti pada Nabi Adam dan istrinya. Adapun nisā' digunakan dalam konteks kolektif atau hubungan yang menyiratkan keharmonisan, seperti dalam QS. Al-Baqarah 2:187, tetapi juga mengandung tanggung jawab besar, seperti pada istri-istri Nabi (QS. Al-Ahzab 33:30). Penelitian ini menegaskan fleksibilitas dan kedalaman bahasa Al-Qur'an dalam menggambarkan peran perempuan, sekaligus memberikan kontribusi signifikan pada kajian linguistik dan gender dalam Islam.
Co-Authors Abdul Muid Abduloh Rohman Utomo Adyaksa Adyaksa Ahdika Dafiq Mafaja Yoni Ahmad Ahsanul Khuluq Ahmad Fauzi Ahmad Fauzi, Ahmad Akbar Shiddiq, Akbar Al Awshat, Muhammad Ali Al-Irsyadiyah Yayah Ambo' Dalle, Abd. Rahman Anas Indratanaya Andhika Nur Haikal Haikal Annafik Fuad Hilmi Arham Ahmad Ariny Tamamul Minnah Astika Nurul Hidayah Ayu Rahma Fitri Prameswari Zain Azza Aulia Rahmi Daud Dandi Pamungkas Dewi Balqis Maharani Diella Anggieta Maharani Edmund Ucok Armin Erpin Harahap Fairusah, Qonita Najmah Farhanah Az Zahrowani Nabila Fina Aidah Soraya Galuh Widitya Qomaro hadianto, Sofwan Hadianto Prasetyo Hany Am Mari'a Hidayat, Raya Imam Agus Maulana Izzal Afifir Rahman Khairanis, Retisfa Khoirul Putera, Rizky Ardian La Boy Laxsniky, Reza Stefiona M Khabibu Rahman A M. Ageng Satrio Ma'rifah, Imroatul Manisha Aulia Marisya Putri Diana Maula, Nanda Lia Roiya Maulida, Rizky Mega Kilawati Mirdawati Razida Moch Rizki Fadlillah moch ubaidillah Moh Rifqi Falah Al Farabi Muhamad Jundanila Muhammad Abi Hamzah Muhammad Fahmi Aziz Muhammad Firman Dwi Febrianto Muhammad Hasyim, Muhammad Muhammad Rizky Mubarok Muhammad Rizqi Ramadhan Muhammad Ulul Fahmi My Love Faizah Putri Nabiela Rafa Callysta Nabil Achmad Aufani Nabila Rihhadatul Aisy Nabila Salma Amaliya Nabila Salsabilla Naura Nadhifah Niken Silmi Surjandari Nisa Ulfi Jannah Nurdeng Deuraseh Nurhikmah Nurhikmah Nuril Aida Rodiana Nurjamilatul Muhairira Paramitha, Attahiraa Prajna Syamsul Hidayat Tino Mutiarawati Titi Rusydiyati Al Kaswy Trisna Dwi Nur Rodhiyah Vera Ayu Mandasari Waryanto, Bambang Dwi Wawan Sutari Yusep Purwana Muslih Yusril Ihza Elyas