Claim Missing Document
Check
Articles

Pengelolaan Sampah Dan PHBS Di Rumah Tangga Sekitar Tps Kelurahan Gadang Banjarmasin Farida Heriyani; Lia Yulia Budiarti
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.206 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.553

Abstract

Kelurahan Gadang Kota Banjarmasin merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Di wilayah ini terdapat aliran sungai dan sebuah lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Sampah yang dibuang ke TPS selalu dalam jumlah yang melebihi kapasitas TPS tersebut sehingga sampah berhamburan ke sekitar TPS dan menimbulkan bau yang tidak enak serta mencemari lingkungan sekitarnya. Angka kejadian penyakit yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan seperti ISPA, diare dan dermatitis selalu termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di daerah ini. Kegiatan ini bertujuan agar ibu-ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di sekitar TPS ini terbiasa berperilaku hidup bersih dan sehat serta dapat mengelola sampah dengan baik sehingga dapat mengurangi jumlah sampah serta dapat memberikan nilai ekonomis dan mengurangi beban TPS yang ada. Kegiatan ini berupa penyuluhan dengan metode diskusi dan tanya jawab tentang PHBS di rumah tangga, penyakit akibat lingkungan yang tercemar dan bagaimana pencegahannya serta cara pengelolaan sampah yang benar, diikuti dengan pelatihan tentang cara mencuci tangan dan mengelola sampah. Evaluasi dilakukan melalui pretest dan posttest. Hasil kegiatan didapatkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah kegiatan dibandingkan dengan sebelum kegiatan dan peserta termotivasi untuk mengelola sampah rumah tangga dan menerapkan PHBS di rumah tangga mereka.
Perbandingan Aktivitas Daya Hambat Sediaan Tunggal dengan Kombinasi Infus Phyllantus niruri dan Peperomia pellucida terhadap Salmonella typhi Thea Shagita; Lia Yulia Budiarti; Edyson Edyson
Homeostasis Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.141 KB)

Abstract

Abstract: Phyllantus niruri (meniran) and Peperomia pellucida (sirih cina) are traditional medicine which contain the chemical compounds that is act as antibacterial agent. Meniran contains various chemical compounds like flavonoid, alkaloid, and tanin,  whereas in sirih cina are flavonoid and alkaloid. This study aims to compare the inhibitory activity of single concentration treatments with a combination of meniran and sirih cina infusion on the Salmonella typhi in vitro. Data analysis was performed by One-way ANOVA test and Duncan post-hoc test (ɑ<0,05). The result showed that there where significant difference from each treatment of single and combination dose infusion of Phyllantus niruri and Peperomia pellucida. In conclusion, the single and combination dose of meniran and sirih cina does not have the optimum inhibitory activity againts S. typhi. Keywords: Phyllantus niruri, Peperomia pellucida, Salmonella typhi, single dose, combination dose, inhibitory zone. Abstrak: Phyllantus niruri (meniran) dan Peperomia pellucida (sirih cina) merupakan tanaman obat yang mempunyai kandungan zat aktif yang bersifat antibakteri. Tanaman meniran mengandung zat aktif flavonoid, alkaloid, dan tanin, sedangkan sirih cina mengandung zat aktif flavonoid dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas daya hambat dari sediaan tunggal dan kombinasi infus meniran dan sirih cina terhadap Salmonella typhi secara in vitro. Analisis data menggunakan uji One-way anova dan uji post-hoc Duncan (ɑ<0,05). Hasil penelitian didapatkan perbedaan bermakna dari masing-masing perlakuan sediaan tunggal dan kombinasi infus meniran dan sirih cina. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sediaan tunggal maupun kombinasi infus meniran dan sirih cina belum dapat menghambat pertumbuhan S. typhi secara optimum. Kata-kata kunci: Phyllantus niruri, Peperomia pellucida, Salmonella typhi, sediaan tunggal, sediaan kombinasi, zona hambat.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK AKAR BINJAI (Mangifera caesia Jack.) TERHADAP Escherichia coli DAN Pseudomonas aeruginosa IN VITRO Ayu Dewi Pertiwi; Agung Biworo; Lia Yulia Budiarti
Homeostasis Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Binjai is one of the typical plants of South Kalimantan, which contains saponins and tannins. The aim of this study was to analyze the differences in inhibitory activity of binjai root extract against Escherichia coli and Pseudomonas aeruginosa in vitro. The research design uses true experimental; post test-only with control group design consisting of 10 treatments (50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) and positive control (siprofloxacin 5µg). Data from this study were analyzed using one-way ANOVA test, post-hoc Duncan test, and independent t test at 95% confidence level. The results showed that there were significant differences in inhibition of all treatments and there was an increase in inhibitory effect according to increased concentration. The optimum binjai root extract inhibited at a concentration of 90% against Escherichia coli (25.13 mm) and at a concentration of 85% against Pseudomonas aeruginosa (16.99 mm). Binjai root extract has greater inhibitory activity against Escherichia coli than Pseudomonas aeruginosa at the same concentration. Conclusions, there are differences in inhibitory activity of binjai root extract against Escherichia coli and Pseudomonas aeruginosa. Keywords: binjai root extract, inhibitory activity, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa Abstrak: Binjai merupakan salah satu tumbuhan khas Kalimantan Selatan, yang mengandung saponin dan tanin. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis perbedaan aktivitas daya hambat ekstrak akar binjai terhadap Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa in vitro. Rancangan penelitian menggunakan true experimental; post test-only with control group design yang terdiri dari 10 perlakuan (50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) dan kontrol positif (siprofloksasin 5µg). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji one-way ANOVA, uji post-hoc Duncan, dan uji t independent pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan perbedaan aktivitas daya hambat yang bermakna dari semua perlakuan dan terdapat peningkatan daya hambat sesuai dengan peningkatan konsentrasi. Ekstrak akar binjai menghambat secara optimum pada konsentrasi 90% terhadap Escherichia coli (25,13 mm) dan konsentrasi 85% terhadap Pseudomonas aeruginosa (16,99 mm). Aktivitas daya hambat ekstrak akar binjai lebih besar terhadap Escherichia coli dibandingkan Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi yang sama. Simpulan, terdapat perbedaan aktivitas daya hambat ekstrak akar binjai terhadap Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Kata kunci: ekstrak akar binjai, daya hambat, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Akar Binjai (Mangifera caesia Jack.) terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus Pyogenes In Vitro Hayatun Nufus; Lia Yulia Budiarti; Agung Biworo
Homeostasis Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.989 KB)

Abstract

tannins. This study aims to analyze the differences in inhibitory activity of binjai root extract against Staphylococcus aureus and Streptococcus pyogenes in vitro. The study design used true experimental, post-test only with control group design, consisting of 10 treatments of binjai root extract (50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) and penicillin 15 µg (positive control). Analysis of research data using one-way ANOVA test, Duncan post-hoc test, and independent t test at 95% confidence level. The results showed  80% binjai root extract was the optimum concentration of Staphylococcus aureus (23.49 mm) and Streptococcus pyogenes (19.49 mm). At the same concentration the inhibitory activity of Staphylococcus aureus was greater than that of Streptococcus pyogenes. The conclusion of this study is that there are differences in the inhibitory activity of the binjai root extract preparations for Staphylococcus aureus and Streptococcus pyogenes. Keywords: binjai root extract, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, inhibitory power Abstrak: Binjai (Mangifera caesia Jack.) memiliki zat aktif antibakteri saponin dan tanin. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan aktivitas daya hambat ekstrak akar binjai terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes secara in vitro. Rancangan penelitian menggunakan true experimental, post test-only with control group design, terdiri dari 10 perlakuan ekstrak akar binjai (50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) dan penisilin 15 µg (kontrol positif). Analisis data penelitian menggunakan uji  one-way ANOVA, uji post-hoc Duncan, dan uji t independent pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan ekstrak akar binjai 80% merupakan konsentrasi optimum terhadap Staphylococcus aureus (23,49 mm) dan Streptococcus pyogenes (19,49 mm). Pada konsentrasi yang sama aktivitas daya hambat terhadap Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan dengan Streptococcus pyogenes. Simpulan penelitian ini yaitu terdapat perbedaan aktivitas daya hambat dari sediaan ekstrak akar binjai terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Kata-kata kunci: ekstrak akar binjai, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, daya hambat.
AKTIVITAS ANTISEPTIK GOLONGAN TRICLOSAN DAN TRICLOCARBAN DALAM MENURUNKAN JUMLAH KOLONI BAKTERI TANGAN Nadhila Nadhila; Lia Yulia Budiarti; Farida Heriyani
Homeostasis Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The antiseptics which is triclosan and triclocarban are the examples of the various type antiseptic that can decrease the bacterial colonies count. The aim of this research was to compare the results of hand washing soap containing antiseptic groups triclosan and triclocarban to decrease the bacterial colonies count on hand. This was a quasi experimental Pretest-Posttest with a control group design research. There were 20 swabs of SDN 7 Sungai Lulut Banjarmasin students picked by purposive sampling. Parameter analyzed was the bacterial colonies count before and after washing hands using 2 types of hand wash contain different antiseptic. Data analysis was conducted by Saphiro Wilk  and Dependent T-test. The results of the study on average the number of bacterial colonies before using triclosan 66.75 Cfu / cm2 and after using triclosan was 50.05 Cfu / cm2, and before using triclocarban 59.55 Cfu / cm2 and after using triclocarban 43.35 Cfu / cm2 . In conclusion, triclosan and triclocarban has a different activity to decrease the bacterial colonies count on hand before and after hand washing. Keywords: Number of colonies, hand bacteria,triclosan, triclocarban, Lulut river Banjarmasin,  elementary student. Abstrak: Antiseptik golongan triclosan dan triclocarban merupakan contoh dari macam antiseptik yang dapat menurunkan jumlah koloni bakteri. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan aktivitas sabun cuci tangan yang mengandung antiseptik golongan triclosan dan triclocarban dalam menurunkan jumlah koloni bakteri tangan. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan Pretest-Posttest with control group design. Jumlah sampel adalah 20 sampel swab tangan siswa SDN 7 Sungai Lulut Banjarmasin secara purposive sampling. Parameter yang diamati adalah jumlah koloni     bakteri sebelum dan sesudah mencuci tangan menggunakan 2 sabun cuci tangan yang mengandung antiseptik berbeda. Data dianalisis menggunakan uji Saphiro wilk dan uji Dependent T- test. Hasil penelitian didapatkan rata- rata jumlah koloni bakteri sebelum menggunakan triclosan 66,75 Cfu/cm2 dan sesudah adalah 50,05 Cfu/cm2, serta sebelum menggunakan triclocarban 59,55Cfu/cm2 dan sesudah menggunakan triclocarban  43,35 Cfu/cm2. Kesimpulan penelitian ini, terdapat perbedaan aktivitas antiseptik golongan triclosan dan triclocarban dalam menurunkan jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah perlakuan mencuci tangan. Kata-kata kunci: Jumlah koloni, bakteri tangan, triclosan, triclocarban, Sungai Lulut Banjarmasin, siswa sekolah dasar
Efektivitas Repelen Ekstrak Kulit Buah Limau Kuit (Citrus hystrix DC) terhadap Nyamuk Aedes aegypti Zafira Aisyah Putri; Erida Wydiamala; Lia Yulia Budiarti
Homeostasis Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.583 KB)

Abstract

Abstract: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the important health problems caused by the Aedes aegypti mosquitoes. One method to prevent DHF is using mosquito’s repellent products, but some mosquito’s repellent products contain synthetic chemicals with high concentrations that can interfere with human’s health. Limau kuit (Citrus hystrix DC) contains flavonoids, alkaloids, and tannins that can be used as a natural repellent. This study aims to analyze the effectiveness of repellent extract of limau kuit’s peel (Citrus hystrix DC) against Aedes aegypti mosquitoes. This study used a true experimental post test only with control group design, consist of 4 concentrations from ethanol extract of limau kuit’s peel (12.5%, 25%, 50%, 100%), DEET 15% (positive control), and applied with aquadest (negative control) with 4 replications. The concentrations of ethanol extract of limau kuit’s peel would be apply to the skin of mice’s back that will be exposed by mosquitoes for 5 minutes at 0, 60, 120, and 180 minutes. The results of this study showed the repellent was effective at 100% concentrations. The results of Kruskal-Wallis tests in all minutes were obtained p<0.05 and the results of Mann-Whitney test at 0, 60, and 120 minutes were obtained p>0.05. The conclusion from this study is the ethanol extract of limau kuit’s peel has repellent activity against Aedes aegypti mosquitoes. Keywords:  Aedes aegypti, Citrus hystrix DC, limau kuit’s peel, repellent Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu masalah kesehatan yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti. Salah satu cara mencegah DBD adalah dengan menggunakan produk penolak nyamuk (repelen), tetapi sebagian produk anti nyamuk mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia. limau kuit (Citrus hystrix DC) memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, dan tanin yang dapat dimanfatkan sebagai repelen alami. Tujuan penelitian ini menguji efektivitas ekstrak kulit buah limau kuit (Citrus hystrix DC) sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bersifat true experimental post test only with control group design, terdiri dari 4 konsentrasi ekstrak etanol kulit buah limau kuit (12,5%, 25%, 50%, 100%), DEET 15% (kontrol positif), dan aquadest (kontrol negatif) dengan pengulangan 4 kali. Serial konsentrasi ekstrak etanol kulit buah limau kuit, K(+), dan K(-) dioleskan ke kulit punggung mencit yang dipaparkan nyamuk selama 5 menit pada menit ke-0, 60, 120 dan 180. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas repelen pada konsentrasi 100%. Hasi uji Kruskal-Wallis pada semua menit didapatkan p<0,05 dan hasil uji Mann-Whitney pada menit 0, 60, dan 120 didapatkan p>0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kulit buah limau kuit memiliki efektivitas repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti. Kata-kata kunci: Aedes aegypti, Citrus hystrix DC, kulit buah limau kuit, repelen
Aktivitas Cairan Kulit dan Biji Buah Pepaya (Carica papaya L.) dalam Menurunkan Jumlah Koloni Bakteri Hasil Rekultur Swab Tangan Nadya Salsabila; Lia Yulia Budiarti; Siti Kaidah
Homeostasis Vol 4, No 3 (2021)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.734 KB)

Abstract

Abstract: Hands are a medium for bacterial growth or transmission of various diseases. The production of papaya fruit (Carica papaya L.) in Indonesia tends to increase every year. it is known that papaya seeds contain antibacterial compounds such as flavonoids, alkaloids and saponins. Antibacterial compounds such as flavonoids, saponins, and steroids are contained in papaya skin. This study analyzed the activity of the liquid of papaya skin and seed in reducing the quantity of staphylococcus aureus and escherichia coli. The study design used true experimental, pre and posttest with control group design, consist of 6 treatments of water papaya seed liquid and papaya skin liquid (25%, 50%, 75%, 100%, 125%, and 150%) and alcohol 70% (positive control). The conclusion is water papaya skin and papaya seed liquid show an effect in reducing the quanitity of colonies of staphylococcus aureus and escherichia coli; effectiveness of S.aureus is greater than E.coli. Keywords: Papaya Skin, papaya seeds, Number of bacterial colonies, Staphylococcus aureus, Escherichia coli Abstrak: Tangan merupakan salah satu media pertumbuhan bakteri atau penularan penyebab berbagai penyakit. Di Indonesia Produksi buah pepaya (Carica papaya L.) cenderung meningkat setiap tahun. Biji pepaya diketahui mengandung senyawa-senyawa antibakteri seperti flavonoid, alkaloid dan saponin. Kulit pepaya diketahui mengandung berbagai senyawa antibakteri juga seperti flavonoid, saponin dan steroid. Penelitian ini bertujuan menganalisis aktivitas cairan kulit dan biji pepaya (Carica papaya L.) dalam menurunkan jumlah koloni bakteri pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia. coli hasil rekultur swab tangan. Rancangan penelitian menggunakan true experimental, pre and posttest with control group design, terdiri dari 6 perlakuan cairan kulit dan biji pepaya (25%, 50%, 75%, 100%, 125% dan 150%) dan alkohol 70% (kontrol positif). Simpulan penelitian ini yaitu terdapat perbedaan penurunan jumlah koloni bakteri dari cairan kulit dan biji pepaya terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dibandingkan dengan Escherichia coli. Kata-kata kunci: Biji dan kulit pepaya, jumlah koloni bakteri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
Perbedaan Jumlah Bakteri Tangan pada Siswa Sekolah Dasar di Sekitar Bantaran Sungai Lulut Banjarmasin berdasarkan Teknik Mencuci Tangan Hardiyanti Ruslan; Lia Yulia Budiarti; Farida Heriyani
Homeostasis Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.835 KB)

Abstract

Abstract: Hand washing used soap that using the right hand washing techniqueis is one of effort to prevent the transfer of bacteria from one person to another people, both directly and indirectly. The purpose of this studied was to determine the differences between how much the number of hand bacterial colonies based on hand washing techniques in students of the Banjarmasin Lulut River Elementary School. The research method used was quasi experimental with a post-test-only group design with a sample of 20 hand swabs of students. The parameter measured is the number of bacterial colonies. Data analysis used the dependent T-test with a confidence level of 95%. The results showed that the average number of colonies in the one-step hand washing technique was 31,5 and the average number of hand colonies in the six-step hand washing technique was 9,3. The results of this study showed that there were significant differences between one-step hand washing techniques and six-step hand washing techniques p = 0.000.  Keywords: Hand washing technique, hand bacterial colonies, Banjarmasin’s Lulut river. Abstrak: Mencuci tangan menggunakan sabun dengan teknik cuci tangan yang benar merupakan salah satu upaya mencegah perpindahan bakteri dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni bakteri tangan berdasarkan teknik mencuci tangan pada siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Sungai Lulut Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan post test-only group design dengan sampel 20 swab tangan siswa-siswi. Parameter yang diukur adalah jumlah koloni bakteri. Analisis data menggunakan uji dependent T-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan rata-rata jumlah koloni pada teknik mencuci tangan satu langkah adalah 31,50 CFU/cm2 dan rata-rata jumlah koloni tangan pada teknik mencuci tangan enam langkah adalah 9,30 CFU/cm2. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan bermakna anatara teknik mencuci tangan satu langkah dengan teknik mencuci tangan enam langkah p=0,000. Kata-kata kunci: Teknik mencuci tangan, koloni bakteri tangan, sungai lulut Banjarmasin
AKTIVITAS DAYA HAMBAT EKTRAK ETANOL DAUN BINJAI (Mangifera caesia Jack) TERHADAP Salmonella typhi DAN Shigella dysentriae IN VITRO Hikmah Ika Darmayanta; Edyson Edyson; Lia Yulia Budiarti
Homeostasis Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Binjai is one of the typical plants of South Kalimantan which is known to have the efficacy as a medicinal plant to overcome a bacterial infection. The active ingredient of ethanol extract of binjai leaves is saponins, tannins, alkaloids and flavonoids. The purpose of this study was to test the activity of ethanolic extract of binjai leaves against Salmonella typhi ATCC 14028 and Shigella dysentriae ATCC 13313. The design of this study was true experimental with post-test only with control group design consisting of 9 treatments of binjai leaves extract (55%, 60% , 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) and 15 µg amoxicillin as positive controls. Analysis of research data using One-way ANOVA, Duncan Post-hoc test, and independent T test (α = 0.05). The results showed significant differences in all treatments. Ethanol extract of binjai leaves at a concentration of 85% was the optimum concentration against Salmonella typhi (25.16 mm) and Shigella dysentriae (22.66 mm). The conclusion is the effect of binjai leaves ethanol extract gives a greater average inhibition zone for Salmonella typhi compared to Shigella dysentriae at the same concentration. Keywords: binjai leaves extract, Salmonella typhi, Shigella dysentriae. Abstrak: Binjai merupakan salah satu tumbuhan khas Kalimantan Selatan yang diketahui memiliki khasiat sebagai tanaman obat untuk mengatasi suatu infeksi bakterialis. Kandungan zat aktif dari ekstrak etanol daun binjai adalah saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid. Tujuan penelitian ini yaitu menguji aktivitas ekstrak etanol daun binjai terhadap Salmonella typhi ATCC 14028 dan Shigella dysentriae ATCC 13313. Rancangan penelitian ini adalah true experimental dengan post test-only with control group design yang terdiri dari 9 perlakuan ekstrak daun binjai (55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 95%) dan amoksisilin 15 µg sebagai kontrol positif. Analisis data penelitian menggunakan uji One-way ANOVA, uji Post-hoc Duncan, dan uji T independent (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari semua perlakuan. Ekstrak etanol daun binjai pada konsentrasi 85% merupakan konsentrasi yang optimum terhadap Salmonella typhi (25,16 mm) dan Shigella dysentriae (22,66 mm). Simpulannya adalah efek ektrak etanol daun binjai memberikan rerata besaran zona hambat yang lebih besar terhadap Salmonella typhi dibandingkan dengan Shigella dysentriae pada konsentrasi yang sama. Kata - kata kunci: ekstrak etanol daun binjai, Salmonella typhi, Shigella dysentriae
Perbandingan Aktivitas Daya Hambat Sediaan Tunggal dengan Kombinasi Infus Phyllanthus niruri dan Peperomia pellucida terhadap Escherichia coli Lutfia Papita Derizky Rahmayanti; Edyson Edyson; Lia Yulia Budiarti
Homeostasis Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.218 KB)

Abstract

Abstract: Phyllanthus niruri (meniran) and Peperomia pellucida (sirih cina) are used by the native people of Borneo as herbal medicines. Alkaloids, anthraquinones, tannins, phenols, terpenoid, flavonoids, and steroids in both herb act as antibacterial substances. Herbal medicine usually consumed in a single or combination preparation. The aim of this study was to analyze the differences in the inhibitory activity of a single and combination of meniran and sirih cina infusion against Escherichia coli (E. coli). True-experimental method with a post-test only with the control group design was used in this study. The concentration of meniran and sirih cina infusion were 10%, 20%, 30%, and 40%. Gentamicin and distilled water are used as positive and negative controls. Data analyzed using the One-Way ANOVA test and the Post-hoc Duncan test (α = 0.05) found significant differences (p <0.05) between single and combination preparations. The largest inhibitory zone was produced by a combination of 20% meniran + 20% sirih cina (19.62 ± 0.40 mm). The synergistic effect was seen in combination preparations which had a greater inhibition zone than a single preparation, but this inhibitory activity was significant differences with gentamicin inhibition zone (22.69 ± 0.03 mm). It was concluded that combination preparation has larger inhibitory zone than a single preparation, but could not produce optimum inhibition against E. coli ATCC 25922. Keywords: Single preparation, combination preparation, Phyllanthus niruri, Peperomia pellucida, Inhibitory activity. Abstrak: Phyllanthus niruri (meniran) dan Peperomia pellucida (sirih cina) dimanfaatkan masyarakat Kalimantan sebagai obat herbal. Alkaloid, antrakuinon, tanin, fenol, terpenoid, flavonoid, dan steroid merupakan kandungan senyawa pada kedua tanaman yang bersifat antibakteri. Selain sediaan tunggal, obat herbal juga dapat digunakan dalam bentuk kombinasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan aktivitas daya hambat optimum sediaan tunggal dengan kombinasi infus meniran dan sirih cina terhadap Escherichia coli (E. coli). Metode true-experimental dengan rancangan post-test only with control group design digunakan pada penelitian ini. Perlakuan yang digunakan ialah sediaan tunggal dan kombinasi infus meniran dan sirih cina dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, dan 40%. Gentamisin dan akuades digunakan sebagai kontrol positif dan negatif. Data yang dianalisis menggunakan uji One-Way ANOVA dan uji Post-hoc Duncan (α=0,05) ditemukan bahwa hasil antara sediaan tunggal dan kombinasi berbeda bermakna (p<0,05). Zona hambat terbesar dihasilkan oleh sediaan kombinasi meniran 20% + sirih cina 20% (19,62±0,40 mm). Efek sinergis terlihat pada perlakuan sediaan kombinasi yang memiliki zona hambat lebih besar dibanding sediaan tunggal, namun aktivitas daya hambat tersebut masih belum bisa menyamai zona hambat gentamisin (22,69±0,03 mm) berdasarkan uji statistik. Disimpulkan bahwa sediaan kombinasi memiliki zona hambat lebih besar dibanding sediaan tunggal, namun belum dapat menghasilkan daya hambat optimal terhadap E. coli ATCC 25922. Kata-kata kunci: sediaan tunggal, sediaan kombinasi, Phyllanthus niruri, Peperomia pellucida, Escherichia coli, daya hambat.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdurahman Wahid Agung Biworo Agung Biworo Aisyah Aisyah Akbar Rihansyah, Akbar Alfi Yasmina Alfi Yasmina Alfia Fitriani, Alfia Alshazil, Renata Seikh Amalia, Maulidia Khairada Amalya, Khalida Zikra Amiratun Naillah Anward, Aliy Arivin Ari Yunanto Arietama, George Armanda, Ferdio Aulia Nalar, Gusti Ayu Apriliani Ayu Dewi Pertiwi Ayu Septiana Azhari, Nazla Puteri Chyntia Devi, Made Putri Dastin Andre Dayana, Puteri Dayani, Nor Ella Debby Saputera, Debby Derlin, Ellanda Permata Desy Elisa Kismiliansari, Desy Elisa Devin, Firdi Dewi Nurdiana Dhian Ririn Lestari Dhian Ririn Lestari, Dhian Ririn Diah Puspita Rifasanti Dita Permatasari Dwi Nur Rachmah Dwi Nur Rachmah Edi Hartoyo Edi Hartoyo Edyson Edyson Edyson Edyson, Edyson Eka Yudha Rahman Erida Wydiamala Erwin Rosadi, Erwin Fachriyad, Muhammad Fahdyannoor, Fahdyannoor Fahmi, Yafi Farida Heriyani Farida Heriyani Farida Heriyani Farida Raudah, Farida Galuh Eka Suryani Hafizhah, Ghina Hardiyanti Ruslan Hayatun Nufus Hikmah Ika Darmayanta Husna Dharma Putera, Husna Dharma Ichrom Nahzi, Muhammad Yanuar Ihsanti, Shofia Hilwa Ihya Ridlo Nizomy, Ihya Ridlo Ikhwanda Angga L., Ikhwanda Angga Isnaini Isnaini Isnaini Isnaini Joharman Joharman Khatimah, Husnul Khatimah3, Husnul Lena Rosida Lie Vanny Leono Lutfia Papita Derizky Rahmayanti M. Rizki Valian Akbar, M. Rizki Valian Maharani Laillyza Apriasari Mohammad Bakhriansyah Muhammad Bayu Fernanda Muhammad, Fadil Muthmainah, Noor Nadhila Nadhila Nadya Azzahra, Nadya Nadya Salsabila Nafiah Syella, Nafiah Nafilah Syella, Nafilah Najiya Ulfa Nasution, Naulita Sari Nisa, Rohmatun Noor Rizka Yulia Rahmani Norma Sari Normaida Novianti Nur Qamariah Nurlaili Rafina Nurwafa, Nurwafa Pauline Surya Kurniati Prenggono, Muhamad Darwin Puspa Astri Sella Putra, Andifa Anugerah Putri Putri, Putri Qiptiah, Putri Mariatul Rahmah, Resvi Amalia Ridhoni, Muhammad Zaki S., Nur Almira R. Safaana, Aurora Savitri, Dwiana Siddik, Muhammad Baihaqi Silvan Juwita Siti Kaidah Sonya Esti Kholifa Sri Hayati Nufaliana, Sri Hayati Sri Widyarsi Strata Pertiwi, Strata Sukma Noor Akbar Talitha Maghfira Ramadhinta, Talitha Maghfira Thea Shagita Ulfa, Najiya Wahyuni A, Wahyuni Widya Nursantari Wydiamala, Erida Wydiamala, Erida Zafira Aisyah Putri Zohra, Noor Fathimah