Claim Missing Document
Check
Articles

WORKSHOP PENULISAN ARTIKEL ILMIAH UNTUK DIPUBLIKASIKAN PADA JURNAL ILMIAH DALAM MENIGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SMA NEGERI 2 PALOH Ramadhan, Iwan; Imran, Imran; Salim, Izhar; Prancisca, Stella; Ismiyani, Nining; Mirzachaerulsyah, Edwin
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 6 No 1 (2022): JANUARI - JULI
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v6i1.1188

Abstract

Permasalahan yang paling utama bagi guru-guru adalah berada di zona nyaman dan sulit untuk mengembangkan diri, karena sudah sibuk dengan kegiatan mengajar serta membuat perangkat pembelajaran, oleh sebab itu dengan adanya pelatihan penulisan artikel ilmiah dan dipublikasikan pada jurnal ilmiah agardapat mengembangkan diri tidak hanya pada proses pengajaran saja, tetapi dapat menulis dan dipublikasi pada jurnal nasional, proses kegiatannya meliputi penyampaian materi, praktek pembuatan artikel, dan praktek mengupload hasil artikel ke jurnal, adapun hasil yang didapat bahwa para peserta sudah sebagianbesar paham dengan tahapan untuk mengupload hasil artikel ilmiah dan pelaksanaannya berjalan dengan lancar serta tidak ada kendala yang berarti.
Pembelajaran Ips Sejarah Terintegrasi Narasi Perjuangan Bambang Ismoyo Untuk Siswa Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Dasar Di Mempawah Kalimantan Barat) Mirzachaerulsyah, Edwin; Firmansyah, Andang; Prabowo, M. Rikaz
FLORESIENSIS Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/floresiensis.v1i1.11108

Abstract

Nama Bambang Ismoyo (BI) hanya lekat sebagai sebuah nama jalan di sudut Kota Singkawang. Bahkan disebagian peserta didik sosok pejuang ini masih dianggap asing. Perjuangan BI sebagai salah satu komandan Badan Pemberontak Indonesia Kalimantan Barat dan anggota Lasykar Fisabillah yang merebut Bengkayang dari tangan Belanda pada 9 Oktober 1946 perlu menjadi frame dalam materi sejarah di sekolah utamanya tingkat sekolah dasar. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk (1) mengintegrasikan narasi perjuangan BI dalam pembelajaran IPS sejarah di sekolah dasar, (2) bagaimana guru melakukan refleksi atas narasi perjuangan BI bagi siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini adalah bahwa integrasi materi dilakukan oleh guru yakni dengan mentautkan narasi sejarah dan nilai perjuangan BI dengan materi yang ada di buku tematik untuk kelas VI, kedua guru telah melakukan refleksi seperti rela berkorban, cinta tanah air dan menumbuhkan jiwa patriotik pada materi yang telah terintegrasi narasi perjuangan BI.
The Role of the Dutch East Indies Government in Building Pontianak City Center Firmansyah, Andang; Mirzachaerulsyah, Edwin
Santhet: (Jurnal Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora) Vol 7 No 2 (2023): Santhet : Jurnal Sejarah, Pendidikan dan Humaniora
Publisher : Proram studi pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/santhet.v7i2.3260

Abstract

This research aims to discuss the role of the Dutch East Indies Government in developing the Tanah Seribu area which is now known as Pontianak Kota District. Pontianak Kota District is currently the center of Pontianak City because of the infrastructure that the Dutch built. Dutch heritage buildings contain history that people have begun to forget due to the times. This research method uses a historical method which consists of five stages, namely topic selection, source collection, verification, interpretation and writing. The results of this research reveal the history of buildings left by the Indies government as evidence that the Dutch played a role in forming the center of Pontianak City. Several Dutch heritage buildings were very useful for the Pontianak City Government in the early days of Indonesian independence. Indonesia's unstable conditions do not allow the government to build facilities, so the City Government utilizes Dutch heritage buildings. Some of the buildings are still in use today, and have even become Pontianak City Cultural Heritage because they contain historical significance. This determination shows that the Dutch East Indies Government also left good things for Indonesia.
Tradisi Saprahan Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal Kalimantan Barat Putri, Astrini Eka; Firmansyah, Andang; Mirzachaerulsyah, Edwin; Firmansyah, Haris
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 5 No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v5i1.3512

Abstract

Lokal history content is always neglected from the national stage as seen in the history learning textbooks presented to student. The narrative that is told is a Javanese historical narrative, causing jealousy among student. One of the lokal traditions that can be used as a source for learning local history is the Saprahan tradition in West Kalimantan. This study aims to find out the history of the Saprahan tradition, the values of local wisdom in the Saprahan tradition that can be integrated into history learning, and to make the Saprahan tradition an alternative source of learning local history. The method used in this research is a qualitative method. The results showed that the Saprahan tradition is one local the local traditions that can be used as a local of local history. The existence of the Saprahan tradition is important because it is a form of local of lokal culture with Islamic culture in West Kalimantan. The local of local wisdom contained in the Saprahan tradition include the value of togetherness, religious value, and the value of cooperation. The provision of local history materials in schools is expected to be able to create positive characters in student.Konten sejarah lokal selalu terabaikan dari panggung nasional seperti yang terlihat dalam buku teks pembelajaran sejarah yang dihadirkan kepada siswa. Narasi yang diceritakan merupakan narasi sejarah Jawa sehingga menimbulkan kecemburuan di kalangan siswa. Salah satu tradisi lokal yang dapat diangkat sebagai sumber belajar sejarah lokal adalah tradisi Saprahan di Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah mengenai tradisi Saprahan, nilai-nilai kearifan lokal pada tradisi Saprahan yang dapat dintegrasikan dalam pembelajaran sejarah, dan menjadikan tradisi Saprahan sebagai alternatif sumber belajar sejarah lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Saprahan merupakan salah satu tradisi lokal yang dapat digunakan sebagi sumber sejarah lokal. Keberadaaan tradisi Saprahan menjadi penting karena menjadi salah satu bentuk akulturasi kebudayaan lokal dengan kebudayaan Islam di Kalimantan Barat. Nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi Saprahan di antaranya nilai kebersamaan, nilai religius, dan nilai gotong royong. Adanya pemberian materi sejarah lokal di sekolah diharapkan mampu mewujudkan karakter positif pada diri siswa.
Pendudukan Jepang di Mempawah, 1942-1944 Firmansyah, Andang; Mirzachaerulsyah, Edwin; Novitasari, Novitasari
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 6 No 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v6i1.3637

Abstract

Japan entered West Kalimantan for the first time by controlling the administrative city, Pontianak. The control of the Mempawah area is vital because it is located between Pontianak City and Singkawang City, the administrative city of the Netherlands. This study aimed to determine the occupation of the Japanese army in Mempawah City, the entry of Japanese troops in Mempawah City, and the leadership of the Japanese military in Mempawah City. The research uses the historical method with four stages heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that the Japanese entered the city of Mempawah around the end of February 1942. At the beginning of the occupation, the Japanese immediately managed the local government by placing soldiers of the highest rank to lead the city of Mempawah. Japan also recorded and arrested several actual figures who endangered its power in Mempawah. The leadership of the Japanese government left after Japan surrendered to the allies and marked the end of Japanese rule in Mempawah.Jepang pertama kali masuk ke Kalimantan Barat dengan menguasai kota administratif Pontianak. Penguasaan kawasan Mempawah sangat vital karena terletak di antara Kota Pontianak dan Kota Singkawang, kota administratif Belanda. Penelitian ini untuk mengetahui pendudukan tentara Jepang di Kota Mempawah, masuknya pasukan Jepang di Kota Mempawah, dan kepemimpinan militer Jepang di Kota Mempawah. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan empat tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jepang memasuki kota Mempawah sekitar akhir Februari 1942. Pada awal pendudukan, Jepang langsung mengatur pemerintahan daerah dengan menempatkan prajurit berpangkat tertinggi untuk memimpin kota Mempawah. Jepang juga mencatat dan menangkap beberapa tokoh nyata yang membahayakan kekuasaannya di Mempawah. Kepemimpinan pemerintah Jepang pergi setelah Jepang menyerah kepada sekutu dan menandai berakhirnya kekuasaan Jepang di Mempawah.
Dinamika Sosial Ekonomi Masyarakat Buruh Pikul Di Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Tahun 1990 2000 Kevins*, Ligorius; Zakso, Amrazi; Mirzachaerulsyah, Edwin; Firmansyah, Andang; Firmansyah, Haris
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 9, No 3 (2024): Agustus, Education, Social Issue and History Education.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v9i3.32699

Abstract

Kecamatan Entikong merupakan salah satu daerah perbatasan yang terdapat di wilayah Kalimantan Barat. Masyarakat yang masih serumpun dengan masyarakat Malaysia dari bahasa, adat, dan suku. Seperti yang kita ketahui bahwa daerah perbatasan memiliki tingkat pekerjaan yang beragam mulai dari perdagangan, pasar, dan jasa. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi pekerjaan yang berada dibidang jasa yaitu buruh pikul. Penelitian yang berjudul Dinamika Sosial Ekonomi Masyarakat Buruh Pikul di Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Tahun 1990-2000 memiliki tujuan khusus, yaitu Mengetahui Dinamika Sosial Ekonomi Di Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Tahun 1990-2000. Mengetahui Aktivitas Sosial dan Ekonomi Masyarakat Buruh Pikul di Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau Tahun 1990-2000. Mengetahui Dampak Sosial Ekonomi Di kawasan Pos Lintas Batas Negara Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau dengan keberadaan Masyarakat Buruh Pikul Tahun 1990-2000. Metode penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah yang terdiri dari pemilihamn topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan yang terjadi dalam sosial ekonomi yang dialami oleh masyarakat buruh pikul pada tahun 1990-2000. Karena rata-rata kecamatan yang berdekatan dengan Kecamatan Entikong lebih menyukai produk Malaysia. Untuk bisa mengeluarkan produk tersebut dibutuhkan buruh pikul guna membantu mengeluarkan barang dari Malaysia ke Indonesia dengan jumlah yang telah ditentukan bos ataupun toke.
Perkembangan Gereja Katedral Santo Yosep Kota Pontianak Tahun 1909 - 1940 Julianda*, Rizky; Firmansyah, Andang; Mirzachaerulsyah, Edwin
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 9, No 3 (2024): Agustus, Education, Social Issue and History Education.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v9i3.30910

Abstract

The research was conducted with the aim of knowing the development of St. Yosep Cathedral Church of Pontianak City from 1909-1940. The research method used is the historical research method which consists of a. Topic Selection, b. Heuristics c. Verification, d. Interpretation, e. Historiography. The results of this study indicate that the entry of Catholicism into West Kalimantan in the early 20th century, especially in Pontianak which in 1909 was made a mission center and missionary center, the number of missionaries who came made many mission works established in Pontianak. This greatly influenced the Catholics and the people in Kalimantan especially in Pontianak thanks to Msgr. Pacificus Bos, O.F.M. Cap, and Msgr. Tarcisius Henricus Josephus van Valenberg, O.F.M. Cap. These two men were the pillars of the missionary works built in Pontianak, the most important of which was the Cathedral Church of St. Yosep Pontianak. This church is used as a mission center for missionaries, besides the church there is also Antonius Hospital and schools founded by the Pontianak Brothers School Foundation until now the results of this mission work are still growing and are still active until now, the mission works made by these missionaries greatly influenced the development of Catholics in Kalimantan, especially in Pontianak. In 1938 the Catholics reached 10,000 people but unfortunately in the 1940s the mission work stopped due to Japanese colonization, this made the development of Catholics not develop.
Pengaruh Penggunaan Mode Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Terhadap Kemampuan Berfikit Kritis Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Sejarah Di SMA Negeri 2 Sanggau Laraswati*, Winda; Ulfah, Maria; Mirzachaerulsyah, Edwin; Chalimi, Ika Rahmatika
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 4 (2023): Agustus, Social Religious, History of low, Social Econmic and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i4.28153

Abstract

Pengaruh Penggunaan Mode Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Terhadap Kemampuan Berfikit Kritis Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Sejarah Di SMA Negeri 2 Sanggau
Analisis Kemampuan Berfikir Historis Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IPS 2 SMA IT Al-Fityan Kubu Raya Puspita Sari*, Rini; Rustiyarso, Rustiyarso; Mirzachaerulsyah, Edwin; Firmansyah, Andang
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 4 (2023): Agustus, Social Religious, History of low, Social Econmic and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i4.28163

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kemampuan berfikir historis pada mata pelajaran sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA IT Al-Fitiyan Kubu Raya. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. sumber data terdiri dari enam orang informan yang terbagi atas satu guru sejarah dan lima peserta didik kelas XI IPS 2. Teknik dan alat pengumpulan data menggunakan observasi langsung dengan panduan observasi, teknik momunikasi langsung dengan panduan wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan (1) Kemampuan berfikir historis peserta didik kelas XI IPS 2 pada mata pelajaran sejarah di SMA IT Al-Fitiyan Kubu raya sangat kurang karna peserta didik kurang memahami materi yang diberikan oleh guru. (2) Pemahaman peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS 2 SMA IT Al-Fitiyan Kubu RayaPeserta didik belum mampu untuk manganalisa suatu kejadian yang terjadi pada materi yang di sampaikan, peserta didik juga tidak memiliki wawasan yang luas terhadap materi yang di sampaikan oleh guru mata pelajaran. (3) Kemampuan peserta didik dalam menganalisa materi pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS 2 SMA IT Al-Fitiyan Kubu Raya sangat kurang menurut guru mata pelajaran sejarah peserta didik cenderung hanya menerima materi yang diberikan oleh guru mata pelajaran sejarah tanpa mencari tau lagi mengenai materi yang di berikan.
Makna Simbolik Dalam Tradisi Manik Beladau Di Desa Rawak Hulu Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau Kurniawan, Hadi; Firmansyah, Andang; Mirzachaerulsyah, Edwin
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 8 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11107624

Abstract

This research aims to determine the procession and symbolic meaning of the Manik Beladau tradition as well as efforts to preserve it in the Malay community in Rawak Hulu Village, Sekadau Hulu District, Sekadau Regency. Qualitative research with descriptive methods is the type of research that researchers use. Data collection was carried out through observation, interviews and documentation. The stages of data analysis include data collection, data reduction, data presentation, and verification/drawing conclusions. Then the data validity technique uses source triangulation and technical triangulation. The results of the research show that in the procession carrying out the manic Beladau tradition, it is divided into four processions, each of which contains a symbolic meaning, namely: 1. Sprinkling with flower water, which has a symbolic meaning to cleanse oneself of all the bad things that the newlywed couple has done in the past. . 2. Drinking fresh water has a symbolic meaning as a form of gratitude to Allah SWT. 3. Smoking the bride and groom has a symbolic meaning as a hope for protection. 4. Stepping on eggs and rice that have been coagulated has a symbolic meaning as a form of hope that all disease outbreaks that will threaten the bridal couple can be eliminated. Community leaders and the Rawak Hulu Village government synergize with each other to carry out their role as guides and motivators for the village community regarding the importance of cultural values in the Rawak Hulu area so that they continue to be preserved.