Claim Missing Document
Check
Articles

Analysis of Cultural Transmission in the Dayak Bidayuh Community on the Perspective of Social Studies Education Mirzachaerulsyah, Edwin
Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora Vol 16, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j-psh.v16i1.87595

Abstract

This research aims to analyze cultural transmission in the Dayak Bidayuh community in Bengkayang, West Kalimantan from the perspective of social studies education. The background is their separate existence in two countries and their history of always moving from place to place but being able to maintain their identity and cultural knowledge to this day. This research uses a qualitative approach with a case study type. Data collection uses observation, interviews and documentation studies. The results of this research show (1) the history and culture of the Dayak Bidayuh community is very dynamic starting from the history of their migration from Sungkung to spreading to various places around Jagoi, Sebujit, Bau and so on, but their cultural identity is still attached, (2) Cultural transmission is carried out through firstly, the internalization process by introducing culture to children from an early age, the role of family and society is very determining in this process, secondly through cultural transformation and inheritance where verbally or in practice this culture is then passed on according to developments over time without losing its essence and value
Integrasi Nilai Digital Culture Melalui Mata Kuliah Pendidikan Pancasila untuk Penguatan Etika Komunikasi Mahasiswa Saddam, Saddam; Hardati, Puji; Sunario Tanggur, Femberianus; Mirzachaerulsyah, Edwin
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 12 No. 1 (2025): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v12i1.8602

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pemahaman mahasiswa UMMat tentang nilai digital culture di lingkungan akademik, mengidentifikasi dan menganalisis strategi integrasi nilai digital culture melalui Matakuliah Pendidikan Pancasila, dan menganalisis dan mendeskripsikan habituasi nilai digital culture untuk penguatan etika komunikasi digital mahasiswa. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini melibatkan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan sebagai informan utama. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa memahami konsep dasar digital culture sebagai cara menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, namun hanya sedikit yang memahami kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila. Integrasi nilai digital culture melalui Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dilakukan melalui kurikulum, melalui metode pengajaran dalam perkuliahan, melalui tugas-tugas, dan kolaborasi antar unit. Mahasiswa secara bertahap menunjukkan peningkatan dalam sopan santun digital, terutama di semester kedua. Habituasi nilai dilaksanakan melalui kegiatan akademik maupun non-akademik. Perlunya pengembangan kebijakan pendidikan yang berorientasi pada penguatan digital culture untuk membangun karakter mahasiswa. This research aims to identify and analyze UMMat students' understanding of digital culture values in the academic environment, identify and analyze strategies for integrating digital culture values through Pancasila Education Courses, and analyze and describe digital culture value habituation for strengthening students' digital communication ethics. Using a descriptive qualitative approach, this study involves students, lecturers, and education staff as the main informants. Data collection techniques use observations, in-depth interviews, and documentation studies. The study's results show that most students understand the basic concept of digital culture as a way to use technology responsibly, but only a few understand the relationship with Pancasila values. The integration of digital culture values through the Pancasila Education Course is carried out through the curriculum, teaching methods in lectures, assignments, and collaboration between units. Students are gradually improving in digital manners, especially in the second semester. Value habituation is carried out through academic and non-academic activities. There is a need to develop educational policies oriented toward strengthening digital culture to build student character.
Perkembangan Tradisi Dange pada Suku Dayak Kayaan Mendalam Desa Datah Diaan Kecamatan Putussibau Utara Tahun 1980-2022 Tigaang, Sandi Lino S.; Zakso, Amrazi; Mirzachaerulsyah, Edwin
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 6, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/balale.v6i1.92443

Abstract

Secara umum penelitian ini membahas isu pokok mengenai keberlangsungan dan perubahan dalam Tradisi Dange pada Suku Dayak Kayaan Mendalam di Desa Datah Dian, Kecamatan Putussibau Utara, selama periode 1980"“2022. Tradisi Dange merupakan upacara adat yang diwariskan secara turun-temurun dan memiliki makna penting dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai bagaimana tradisi tersebut berkembang di tengah perubahan sosial, budaya, dan agama. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, dengan tahapan pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terjadi perubahan pada bentuk prosesi, terutama sejak terjadinya inkulturasi antara ajaran Katolik dan tradisi adat, makna dari Tradisi Dange tetap terjaga hingga sekarang. Inkulturasi tersebut menghasilkan perpaduan yang harmonis tanpa menghilangkan nilai-nilai inti tradisi. Implikasi dari temuan ini menunjukkan bahwa komunitas lokal memiliki kemampuan adaptif dalam menjaga warisan budaya mereka, sekaligus menunjukkan bahwa tradisi dapat bertahan dan berkembang seiring perubahan zaman, asalkan nilai-nilai dasarnya tetap dipertahankan.
Dari Kota Tradisional Menjadi Kota Kolonial: Dinamika Perkembangan Kota Singkawang pada Awal Abad XX Firmansyah, Andang; Mirzachaerulsyah, Edwin; Prabowo, Mohammad Rikaz
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 9 No 2 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v9i2.28100

Abstract

This study aims to examine the dynamics of Singkawang City's development in the 20th century. This development was marked by the growth of various urban infrastructures that supported the economy and population mobility, causing the city to transform from a traditional city into a colonial city. This study employs a qualitative method using literature review, drawing on written sources such as books, journal articles, and various studies previously conducted that are related to Singkawang City. The findings of this study indicate that the transformation of Singkawang City from a traditional city to a colonial city was marked by the Dutch beginning to build infrastructure, establish administrative governance, and implement policies within the city. The growth of Catholic missionaries during this period also brought changes to Singkawang City, particularly in the fields of education and health, as they helped build various facilities such as Catholic churches, schools, and hospitals. The transition from a traditional city to a colonial one did not erase the multicultural identity of Singkawang's society, as the changes occurred primarily in infrastructure and government administration.
EDUKASI MITIGASI BENCANA KARHUTLA MELALUI KONTEKSTUALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPAS Mirzachaerulsyah, Edwin; Eko Handoyo; Wasino; Nugroho Trisnu Brata; Syarifah Yuningsih
Madani : Journal of Social Sciences and Social Science Education Vol. 3 No. 02 (2025): JULI
Publisher : Universitas Islam Zainul Hasan Genggong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55210/jgpcy647

Abstract

Peneltian ini bertujuan untuk memberikan edukasi mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan melalui kontekstualisasi pendidikan karakter dalam IPAS. Pendekatan kontekstual dilakukan untuk mendekatkan peserta didik dengan lingkungan sosial serta alam disekitarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah guru IPAS SD Negeri 8 Sadaniang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah memberikan materi pembelajaran IPAS yang berorientasi lingkungan. Kontekstualisasi pendidikan karakter dilakukan melalui integrasi materi IPAS dengan tradisi masyarakat Dayak Kanayatn di Sadaniang yang kemudian menjadi pengarusutamaan edukasi mitigasi bencana dalam pembelajaran IPAS. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pembentukan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi lingkungan sekitar secara kontekstual.
Coaching Clinic Penyusunan Perangkat Pembelajaran Bermuatan Kearifan Lokal Masyarakat Kalimantan Barat Untuk Guru Mapel IPS Mirzachaerulsyah, Edwin; Bahari, Yohanes; Sulistyarini, Sulistyarini; Zakso, Amrazi; Rustiyarso, Rustiyarso; Pransisca, Stella
Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2025): JIPMP (in Progress)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jurnalinovasi.v6i1.30527

Abstract

Mata pelajaran IPS memiliki tujuan mengembangkan kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap masyarakat hal ini yang melandasi kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dosen dalam bentuk Coaching Clinic. Tujuan kegiatan ini (1) untuk menggali nilai kearifan lokal masyarakat Kalimantan Barat dan mengintegrasikannya dalam pembelajaran IPS, (2) mendampingi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran yang bermuatan kearifan lokal masyarakat Kalimantan Barat. Permasalahan yang dihadapi oleh Guru IPS di Kabupaten Kubu Raya adalah para guru masih kesulitan dalam menggali nilai kearifan lokal karena ragu-ragu untuk mentafsirkan nilai-nilainya serta mengintegrasikannya dalam perangkat pembelajaran IPS. Kegiatan PKM dilakukan dengan pendekatan coaching clinic dengan aktivitas mendampingi dan membantu guru menggali kearifan lokal masyarakat kalbar, pengintegrasian materi, penyusunan perangkat dan kemudian melakukan peer teaching terhadap perangkat yang dibuat. Hasil kegiatan ini berupa produk perangkat pembelajaran yang telah terintegrasi dengan kearifan lokal masyarakat Kalimantan Barat dan kemampuan guru IPS dalam mencari dan mengintegrasikan kearifan lokal sebagai sumber belajar. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan PKM ini dilakukan post-test diakhir kegiatan.
Ecopedagogics of Manggarai Belis Culture: Efforts to Preserve the Symbolic Relationship Between Humans and Nature to Prevent the Commodification of Local Culture Tanggur, Femberianus Sunario; Astuti, Tri Marhaeni Pudji; Shole, Moh; Hermanto, Fredy; wisnuwardana, I Gede Wayan; Nuryanti, Nuryanti; Mirzachaerulsyah, Edwin
JAMBURA GEO EDUCATION JOURNAL Volume 6, Issue 2 (2025): Jambura Geo Education Journal (JGEJ)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jgej.v6i2.33086

Abstract

Local culture shapes the ecological ethics of society, but globalization and commodification often erode its symbolic and ecological meaning. The Belis tradition in Manggarai Regency, East Nusa Tenggara, which is rich in spiritual and ecological values, is now undergoing changes due to modernization. The purpose of this study is to analyze the role of eco-pedagogy in preserving the symbolic relationship between humans and nature through the Belis tradition, identify ecological values, the impact of commodification, and formulate education strategies based on local wisdom. Using a qualitative approach with a case study method, data was collected through interviews, participatory observation, and documentation studies. Thematic analysis was conducted to examine human-nature relations, ecological values, and cultural commodification, with triangulation of sources and member checking for data validity. The results of this study show that the Belis tradition is not only a social and cultural practice, but also functions as a medium for ecological education that instills awareness of the sacred relationship between humans, livestock, and nature. However, the commodification of Belis culture, which has turned livestock into mere economic symbols, has threatened the ecological and spiritual values of this tradition. This research contributes to the development of a local wisdom-based education model for maintaining the relationship between humans and nature. Further research should explore the role of the younger generation in preserving the ecological values of the Belis tradition and formulate an applicable eco-pedagogical model in the context of Manggarai education
Peran Guru Sejarah dalam Menanamkan Karakter Cinta Tanah Air pada Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Pontianak Hadri, Hadri; Sulistyarini, Sulistyarini; Mirzachaerulsyah, Edwin
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 11 No 10.C (2025): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to understand the “role of History Teachers in Instilling Love for the Homeland in 10th-grade students at SMK Negeri 3 Pontianak.” The research method used is qualitative research in the form of descriptive research. The data sources for this study are history teachers and 10th-grad.e students. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation, usingobservation guidelines, interview guidelines, and documentation tools as data collection instruments. The data analysis technique used in this research is qualitative descriptive analysis. The results of the study indicate that history teachers play their role in instilling a love for the homeland character in 10th-grade students at SMK Negeri 3 Pontianak through three efforts: utilizing the potential within SMK Negeri 3 Pontianak, implementing the school environment, and history teaching. History teachers fulfill their role effectively as mentors, educators, bridges between generations, seekers, counselors, creativity stimulants, and authorities. However, they face challenges, including students lack of awareness in participating in history lessons, insufficient use of facilities and infrastructure, a shortage of textbooks and adequate reference sources, and the school environment.
Pelestarian Kesenian Wayang Kulit di Kampung Arang Limbung Kabupaten Kubu Raya Kamini, Tri; Firmansyah, Andang; Mirzachaerulsyah, Edwin
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v7i2.93627

Abstract

Penelitian ini berfokus pada pelestarian kesenian wayang kulit di Kampung Arang Limbung, Kabupaten Kubu Raya. Wayang kulit adalah salah satu budaya daerah yang mencerminkan jati diri bangsa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa, pertama, wayang kulit telah ada di Kampung Arang Limbung selama kurang lebih 50 tahun, dibawa oleh seniman. Kedua, dalam upaya pelestarian kesenian wayang kulit, dibentuklah sanggar baru, yaitu Sanggar Hamiluhung yang berarti mulia atau agung. Sanggar ini didirikan pada tanggal 19 September 2019 dengan tujuan melestarikan kesenian Jawa, yaitu wayang kulit, di Kampung Arang Limbung. Hal ini sejalan dengan krisis identitas bangsa terhadap budaya daerah. Pelestarian dilakukan dengan memperkenalkan kesenian wayang kulit melalui media sosial, pelatihan bagi siswa SDN 15 Sungai Raya. Ketiga, hambatan yang dirasakan dalam pelestarian kesenian wayang kulit adalah penggunaan bahasa dan fakta bahwa dalam era globalisasi, budaya asing lebih dikenal daripada budaya daerah.
Campus Habituation and Digital Culture in Strengthening Communication Ethics Saddam, Saddam; Hermanto, Fredy; Wisnuwardana, I Gede Wayan; Mirzachaerulsyah, Edwin; Tanggur, Femberianus Sunario; Garba, Malami Muhammad; Nuryanti, Nuryanti; Rahmandari, Ismi Arifiana
International Journal of Social Learning (IJSL) Vol. 5 No. 3 (2025): August
Publisher : Indonesian Journal Publisher in cooperation with Indonesian Social Studies Association (APRIPSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/ijsl.v5i3.391

Abstract

This study examines how integrating digital culture values in campus habituation strengthens students’ digital communication ethics as social capital. Using a qualitative descriptive method in Mataram City, data were collected from students, lecturers, staff, and campus leaders through interviews and observations. Findings reveal that students recognize the importance of digital values such as netiquette, digital literacy, and digital citizenship. However, the implementation of these values remains inconsistent and unstructured. Ethical awareness in digital communication varies among students, especially regarding personal social media use. Despite these challenges, digital platforms like WhatsApp and Instagram support the development of bonding and bridging social capital through trust-building and collaboration. The study suggests the need for structured campus policies, regular digital ethics training, curriculum integration, and digital communities to foster ethical digital behavior in academic settings.