Claim Missing Document
Check
Articles

Tingkat ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi balita di daerah rawan pangan Kabupaten Indramayu Slamet Rohaedi; Madarina Julia; I Made Alit Gunawan
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 2, MEI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.162 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(2).85-92

Abstract

ABSTRACTBackground: Nutrition is the main pillar of health and welfare of human’s life cycle. The building of quality human resources that are healthy, smart and productive depends on numerous factors; one most essential is the fulfillment of nutritious food. Food security is a problem that has become topic of discussion because it is related to human right and development of human resources.Objectives: To analyze association between level of food security in the household and nutritional status of underfives.Methods: The study used analytical observational approach with cross-sectional design. Population of the study were households at high risk food scarcity area of Indramayu District that had underfives. Subject of the study that became part of the population were underfives of 24-60 months old. Samples were taken randomly, comprising 160 underfives. Data analysis was made in stages using statistical test to prove the hypothesis. The test used univariate with frequency distribution, bivariate with chi-square and Mantel-Haenzel and multivariate with logistic correlation regression.Results: There was signifi cant association between food security of the household and nutrition status of underfives OR=9.5 (CI 95%) and p<0.0001.Conclusions: There was significant association between level of food security of the household and nutritional status of underfives.KEYWORS: food security, household, underfives, nutritional statusABSTRAKLatar belakang: Gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat esensial adalahterpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi. Ketahanan pangan merupakan salah satu permasalahan yang menjadi agenda pembicaraan karena berkaitan dengan hak azasi manusia, pembangunan sumber daya manusia.Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi anak balita.Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan jenis penelitian observasional dan rancangan penelitian cross sectional (potong-lintang). Populasi penelitian adalah rumah tangga di daerah rawan pangan Kabupaten Indramayu yang memiliki balita. Subjek penelitian yang merupakan bagian daripopulasi adalah anak balita usia 24-60 bulan. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan simple random sampling. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 160 anak balita. Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu analisis data dilakukan dengan uji statistik untuk membuktikan hipotesis penelitian. Teknik uji statistik yang digunakan adalah univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan kai-kuadrat, stratifi kasi-Mantel-Haenszel, sedangkan multivariat dengan regresi korelasi logistik.Hasil: Ketahanan pangan tingkat rumah tangga dengan status gizi anak balita memiliki hubungan yang bermakna dengan OR=9,5 (CI 95%) dan p<0,0001.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi balita.KATA KUNCI: ketahanan pangan rumah tangga, status gizi, anak balita
Perilaku sedentari sebagai faktor risiko kejadian obesitas pada anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul Andi Imam Arundhana; Hamam Hadi; Madarina Julia
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 1, NOMOR 2, MEI 2013
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.338 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2013.1(2).71-80

Abstract

ABSTRACTBackground: According to Basic Health Research (Riskesdas) 2010 the prevalence of obesity in Yogyakarta was 78% in 2010. Increasing prevalence of obesity in school children is mainly related to sedentary activities and decreasing medium-high physical activities.Objective: To fi nd out whether sedentary behavior was risk factor for obesity in school children and identify the level of its contribution.Method: The study used case-control design. Population consisted of elementary school (either state or private) children of grade 1-5 at Yogyakarta and Bantul. The selection of school during screening phase was based on probability proportional to size (PPS) method. The choice of cases in children diagnosed obese during screening phase used simple random sampling supported with random table tool and matching of school. Based on sample basic calculation there were 488 samples consisting of 244 cases and 244 controls. Data of physical activities were obtained through modifi ed questionnaire on children’s physical activities (CPAQ).  Data were processed using software of Epidata v 3.1 and STATA v.11. Analysis used univariate, bivariate, and multivariate analysis with t-test, anova, and logistic regression. Result: Duration of sedentary behavior in obese students was longer than those not obese with average difference 49.81 minutes/day (p<0.01). The result of Chi-square analysis showed sedentary activities had signifi cant correlation with the incidence of obesity with OR=6.93 (95%CI: 4.56-10.54). Based on types of sedentary activities, there was signifi cant correlation for category of screen based and sitting around (p<0.05).Conclusion: Sedentary behavior was risk factor for the incidence of obesity in elementary school children. Average duration of sedentary activities of obese children was higher than those not obese. Based on residency, average duration of sedentary activities of obese children in urban area was higher than those living in rural area. KEYWORDS: physical activities, overweight, rural, urban, elementary school childrenABSTRAKLatar belakang: Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, prevalensi obesitas di Yogyakarta adalah 78% pada tahun 2010. Peningkatan prevalensi obesitas pada anak sekolah sangat berkaitan dengan aktivitas sedentari dan berkurangnya aktivitas fi sik.Tujuan:  Untuk Mengetahui apakah perilaku sedentari merupakan faktor risiko terhadap obesitas anak sekolah dan mengidentifi kasi seberapa besar kontribusinya.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol. Populasi terdiri dari anak-anak sekolah dasar (baik negeri maupun swasta) kelas 1-5 di Yogyakarta dan Bantul. Pemilihan sekolah selama fase skrining berdasarkan metode probability proportional to size (PPS). Kasus adalah anak-anak yang didiagnosis obesitas pada saat fase skrining, menggunakan simple random sampling didukung dengan tabel random dan dilakukan matching pada sekolah tersebut. Berdasarkan perhitungan sampel, terdapat 488 sampel yang terdiri dari 244 kasus dan 244 kontrol. Data aktivitas fisik diperoleh menggunakan formulir CPAQ. Data diproses menggunakan Epidata v 3.1 and STATA v.11.  Analisa data yang digunakan adalah univariat, bivariat, and analisa multivariat dengan t-test, anova, dan logistic regression.Hasil: Durasi perilaku sedentari pada siswa obesitas lebih lama dibandingkan mereka yang tidak obesitas dengan ratarata perbedaan 49,81 menit/hari (p<0,01). Hasil analisis Chi-square menunjukkan perilaku sedentari memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian obesitas dengan OR=6.93 (95%CI: 4,56-10,54). Berdasarkan jenis perilaku sedentari, terdapat hubungan yang signifikan untuk kategori screen based dan duduk-duduk (p <0,05).Kesimpulan:Perilaku sedentari merupakan faktor risiko terhadap kejadian obesitas pada anak-anak sekolah dasar. Rata-rata durasi perilaku sedentari pada anak yang obes lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak obes. Berdasarkan tempat tinggal, rata-rata durasi perilaku sedentari pada anak obes di kota lebih tinggi dibandingkan yang di desa.KATA KUNCI: aktivitas fi sik, overweight, desa, kota, anak SD
Kebiasaan sarapan tidak berhubungan dengan status gizi anak sekolah dasar di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur Irma Yunawati; Hamam Hadi; Madarina Julia
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 3, NOMOR 2, MEI 2015
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.783 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2015.3(2).77-86

Abstract

ABSTRACTBackground: School age children are the future generation. Improvement the quality of human resources should be done early. One of factors affecting the quality of human resources is the nutritional status. Breakfast contributes in nutritional intake (15-25% RDA). Skipping of breakfast makes the body decreasing of glucose. It makes body to unload supplies of energy from fat tissue and cause of weight reduction.Objectives: To determine the relationship between breakfast habits with the nutritional status of elementary school children in Nusa Tenggara Timur Province.Methods: This was an observational study with cross-sectional design. This study used the secondary data of Alma Ata Centre for Healthy Life and Food (ACHEAF) 2013. The subjects were children from elementary school of classes between II-VI in Amanuban Barat and Kie Subdistrict, Timor Tengah SelatanDistrict with total sample of 313 students. Sample were selected by cluster random sampling technique using computer generated random number software. Data analysis used chi-square test with a confidence interval (CI) of 95% to the level of significance of p<0.05. Analysis by logistic regression was done if itshowed significance result.Results: The proportion of breakfast habits of school children was 82.11%. Most widely consumed breakfast type (78,32%) was rice (rice porridge and rice) and the other (21.68%) were non-rice eating breakfast (bose corn, yam/cassava, boiled bananas, instant noodles, corn porridge, bread/cooky). The contribution of breakfast energy intake is 13.94% RDA and protein intake was 14.4% RDA. There was no relationship between breakfast habits and nutritional status of elementary school children.Conclusions: Breakfast habits was not related with the nutritional status of school children in Amanuban Barat and Kie Sub-district.KEYWORDS: breakfast habits, nutritional status, school childrenABSTRAKLatar belakang: Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus dilakukan sejak dini. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas SDM yaitu status gizi. Sarapan memiliki kontribusi dalam memenuhi asupan gizi, menyumbangkan 15-25% AKG. Melewatkan sarapan membuat tubuh kekurangan glukosa sehingga tubuh membongkar persediaan tenaga dari jaringan lemak tubuh dan menyebabkan penurunan berat badan.Tujuan: Mengetahui hubungan kebiasaan sarapan terhadap status gizi anak sekolah dasar di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder Alma Ata Centre for Healthy Life and Food (ACHEAF ) 2013. Subjek penelitian adalah anak sekolah dasar kelas II-VI di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan total sampel sebanyak 313 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling menggunakan software computer generated random number. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan confi dence interval (CI) 95% pada tingkat kemaknaan p<0,05 dan hasil analisis data yang bemakna dilanjutkan dengan uji regresi logistik.Hasil: Proporsi kebiasaan sarapan anak sekolah adalah 82,11%. Jenis sarapan yang paling banyak dikonsumsi adalah sarapan beras (bubur nasi dan nasi) sebesar 78,32% dan sebanyak 21,68% mengonsumsi sarapan non-beras (jagung bose, ubi/singkong, pisang rebus, mie instan, bubur jagung, roti/kue). Kontribusi asupan energi sarapan sebesar 13,94% AKG dan asupan protein sarapan sebesar 14,4% AKG. Tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi pada anak sekolah.Kesimpulan: Kebiasaan sarapan tidak berhubungan dengan status gizi anak sekolah di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie.KATA KUNCI: kebiasaan sarapan, anak sekolah, status gizi
Pengaruh pemberian makanan tambahan Endang Sunartil, Madarina Julia, M.G. A
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 22, No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.3652

Abstract

Background: School age is the period of fast child growth so that children need sufficient and balanced nutrition. Nutrition deficiency during school age will cause children to be weak, get tired easily and ailing. Consequently, they are often absent from school and face difficulties to concentrate in their study so that this affects their academic achievement. One way to cope with problem of nutrition deficiency is by supplying complementary food to school children such as snack with nutrition value 3000k for calorie and 5 grams for protein. Objectives: The study was aimed to identifying effect of complementary food supply to concentration of elementary school children Grade V in the working area of Ngemplak II Community Health Center, Sleman District. Methods: This was a quasi experimental research with pre-post test non equivalent control group design. It was conducted in 6 elementary schools of non underdeveloped village of Ngemplak Sub district, Sleman District with as many as 136 school children as samples. Research instruments used were structured questionnaires, microtoise and digital scale. Paired samples test was used to identify effect of complementary food supply to concentration of study, whereas multivariate linear regression test was used to identify relative contribution of independent variable to dependent variable. Results: Nutrition status of respondents was categorized as good. based on Z-Score value of body weight/ height and height/age. In the preliminary study there was significant difference (p>0 001) of average score between morning concentration and afternoon concentration, There was also very significant difference of average score of concentration between treatment and control group in the morning and in the afternoon
Aktivitas fisik dan screen based activity pada remaja di Wates Siti Nurfadilah H; Madarina Julia; Riris Andono Ahmad
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 33, No 7 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.08 KB) | DOI: 10.22146/bkm.17879

Abstract

Physical activity and screen based activity with adolescent sleep patterns in Wates PurposeThe purpose of this study was to explore the relationship between physical activity and screen based activity with sleep patterns in adolescents.MethodsA cross-sectional study was conducted among junior high school students in August 2016. Samples were 536 respondents selected using stratified random sampling. Data were collected through interviews with a structured questionnaire, and measurements of height and waist circumference. Data analyses used chi-square, mann-whitney and logistic regression tests to explore factors associated with sleep pattern.ResultsOut off 536 respondents, poor sleep quality (34.5%) and short sleep duration (45.3%) happened among female adolescents. There was a significant correlation between screen based activity with sleep quality in adolescents. Physical activity had a significant relationship with sleep duration.ConclusionPhysical activity and SBA was associated with adolescent sleep patterns. Appropriate educational promotions by the Kulon Progo education authorities should be conducted to provide information about the importance of adequate sleep.
Kelas Edukasi Menyusui Sebagai Penunjang Keberhasilan Memberikan ASI Eksklusif Shelly Puspa Anggraini; Retna Siwi Padmawati; Madarina Julia
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 33, No 6 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.233 KB) | DOI: 10.22146/bkm.24547

Abstract

Breastfeeding education classes as a support for exclusive breastfeeding successPurposeThe purpose of this paper was to examine the difference of maternal participation in breastfeeding education class AIMI (Indonesian Breastfeeding Association) and the success of exclusive breastfeeding.MethodA cross-sectional study was conducted involving 186 mothers. We used in-depth interviews of mothers who had attended AIMI Yogyakarta's breastfeeding education class.ResultsAs many as 88.6% of respondents gave exclusive breastfeeding. Of those who attended only one class, 88.9% gave exclusive breastfeeding, while 88.6% in the group who attended the two educational classes gave exclusive breastfeeding. There was no difference between mothers who attended one class or two classes of education on exclusive breastfeeding success.ConclusionThis study contributes to the knowledge that there is no difference between mothers attending one class or two classes of education on exclusive breastfeeding success.
Prenatal breastfeeding education (PBE) and breastfeeding counseling (BC) influence the prenatal exclusive breastfeeding (EBF) preparation Wahyuni, Sri; Prabandari, Yayi Suryo; Julia, Madarina; Hakimi, Mohammad
Basic and Applied Nursing Research Journal Vol 4 No 2 (2023): Basic and Applied Nursing Research Journal (BANRJ)
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/banrj.04.02.09

Abstract

Introduction: Pregnant women frequently exhibit varied behaviors, such as having a lot of questions, showing insecurity, and fear. Objective: Pregnant women frequently exhibit varied behaviors, such as having a lot of questions, showing insecurity, and fear. As a result, their sensitivity and susceptibility to social expectations surrounding their capacity to breastfeed are increased. This study aims to assess the different knowledge and skills of breastfeeding counseling (BC) on health personnel, and to assess differences in intent, knowledge, prenatal self-efficacy, and prenatal professional support in third-trimester pregnant women. Methods: The study was randomized by applying a pre-test and post-test design in the health worker group and the post-test only control group in the group of pregnant women. A comparative test was done by comparing the intervention indicator between the treatment group and control group using t-test, one-way ANOVA, post hoc test, and chi-square test at a 95% significance level (p < 0.05). Results: There was a difference in the mean score of EBF knowledge, 26.85 95% CI (19.94–33.76) and BC skills, 13.17 95% CI (25.85–36.48) health workers at post-test and pre-test. The comparison of intergroup relations between pregnant women group with EBF intention in Group A, OR 6.83 95% CI (4.10–11.36), and in Group B, OR 1.86 95% CI (1.15–3.01), to the control group. Conclusion: There is a difference in intention, mean breastfeeding knowledge score, prenatal self-efficacy, and support of prenatal breastfeeding preparation between groups of third-trimester pregnant women.
Perbandingan Stabilitas Nanopartikel Erithropoietin dalam Asam Klorida dan Phospate Buffer Saline Nuryanti, Nuryanti; Nugroho, Akmad Kharis; Martien, Ronny; Julia, Madarina
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.181 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.25

Abstract

Abstrak: Sistem nanopartikel eritropoietin terbentuk dari adanya interaksi muatan positif kitosan dan negatif pektin  pada kondisi asam, sehingga stabilitas sistem nanopartikel pada asam klorida dan fosfat buffer adalah parameter penting dalam pilihan medium uji permeasi . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan stabilitas sistem nanopartikel eritropoietin dalam HCl pH 1,2 dan phosphat buffer salin (PBS) pH 7.4. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian laboratorium eksperimental meliputi analisis eritropoietin yang dilepaskan dari sistem nanopartikel yang dilarutkan dalam HCl pH 1,2 dan PBS pH 7,4 menggunakan metode spektrofotometri.  Kadar eritropoietin yang dihitung adalah kadar eritropoietin yang bebas dari sistem nanopartikel pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180 dan 240. Kadar eritropoietin yang dilepaskan dari sistem nanopartikel eritropoietin pada menit ke 15 dalam medium HCl pH 1,2 lebih rendah yaitu 33, 63 %, dibandingkan dalam medium PBS pH 7,4 dengan kadar eritropoietin bebas 50,85%.  Namun setelah waktu 240 menit, kadar eritropoietin bebas dari sistem nanopartikel lebih tinggi dalam medium PBS pH 7,4 (60,49%) dibandingkan medium HCl pH 1,2 (57, 85%).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem nanopartikel eritropoietin lebih stabil di medium HCl pH 1,2 dibandingkan di PBS pH 7,4.
Sampel Susu Formula dan Praktik Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Nuraini, Tuti; Julia, Madarina; Dasuki, Djaswadi
Kesmas Vol. 7, No. 12
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cakupan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di Kota Pagar Alam, tahun 2011 sekitar 43% tergolong rendah. Sebaliknya, pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Iklan susu formula telah menyentuh bidan swasta dan puskesmas melalui pendekatan produsen susu formula dan pemberian susu formula secara gratis kepada ibu menyusui. Penelitian yang bertujuan mengetahui determinan kegagalan praktik pemberian ASI eksklusif di Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan ini menggunakan desain studi unmatching kasus kontrol. Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi berusia 7-12 bulan. Penarikan sampel dilakukan dengan metode proportional random sampling. Variabel terikat praktik adalah pemberian ASI eksklusif, variabel bebas adalah pemberian sampel susu formula. Ibu yang mendapat sampel susu formula dan yang tidak mendapat dukungan tenaga kesehatan berisiko 3,67 dan 4,2 kali lebih besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif. The coverage of exclusive breastfeeding in the City of Pagar Alam in 2011 was by 43%. Advertising of infant formula has reached privately practicing midwives or health centers. The approach from infant formula manufacturers to midwives in health centers is by providing free milk formula to nursing mothers to be distributed under the pretext of promotion. The objective of this study is to analyze the determinants of exclusive breastfeeding practice failures in the City of Pagar Alam of South Sumatra Province. The population study with an unmatched case-control design was conducted in the City of Pagar Alam. The population was all breastfeeding mothers who had babies in the city of Pagar Alam of South Sumatra Province. The research subjects are breastfeeding mothers who had babies aged 7 - 12 months who selected with proportional random sampling method. The variables of the study included the dependent variable, i.e, the practice of exclusive breastfeeding, the independent variable, i.e, promotion of free milk formula samples. The risk of not exclusively breast feeding amang mothers who had accepted formula milk samples and who absence of support posed by health workers is 3.67 and 4.20 times higher the mothers who had not accepted the formula milk sample and who absence of support posed by heath worker.
Eksplorasi Kearifan Lokal Masyarakat dalam Mengonsumsi Pangan Sumber Zat Goitrogenik terhadap Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Ningtyas, Farida Wahyu; Asdie, Ahmad Husain; Julia, Madarina; Prabandari, Yayi Suryo
Kesmas Vol. 8, No. 7
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Eksplorasi Kearifan Lokal Masyarakat dalam Mengonsumsi Pangan Sumber Zat GSelain kekurangan yodium, penyebab lain gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Kabupaten Jember adalah faktor goitrogenik tiosianat. Tiosianat adalah hasil detoksifikasi sianida. Sianida banyak terkandung pada beberapa sayuran yang biasa dikonsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi kebiasaan konsumsi dan cara pengolahan pangan sumber zat goitrogenik sebagai solusi mengatasi GAKY di Kabupaten Jember. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui focus grup discussion dilengkapi dengan semi-kuantitatif formulir frekuensi makan. Data yang terkumpul diolah dengan content analysis. Ada empat kelompok FGD yang diikuti 6 – 9 ibu rumah tangga yang terpilih melalui metode maximum variation sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 – April 2013. Daun singkong, daun pepaya, rebung, sawi pahit, kubis dan selada air adalah sayuran sumber zat goitrogenik yang dikonsumsi harian dengan porsi yang cukup besar disebabkan faktor kesukaan dan kebiasaan oleh masyarakat Jember. Kadar sianida yang terkandung pada sayuran di kabupaten Jember berkisar 0,010 – 0,4 ppm dalam keadaan segar, tertinggi pada singkong dan terendah pada gambas dan kubis. Kadar sianidanya menjadi 0,18 – 0,0001 ppm setelah beberapa cara pengolahan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jember. Blansing/kulup adalah cara mereduksi kadar sianida yang paling baik dibandingkan cara pengolahan lain yang biasa dilakukan masyarakat Jember seperti rebus, tumis, goreng dan kukus. Other caused of iodine deficiency disorder (IDD) that was identified in Jember Regency is thiocyanate goitrogenic factor. Thiocyanate is the result of detoxification from cyanide content in some common vegetables consumed which consume daily. The purpose of this study was to explore goitrogenic food consumption habits and processing as a solution to overcome IDD in Jember Regency. Using a qualitative approach, data collection is done through focus group discussion equipped with a semi-quantitative food frequency form. The collected data were processed with content analysis. There are four groups of 6 – 9 FGD followed housewife selected through maximum variation sampling method. The study was carried out in September 2012 – April 2013. Cassava leaves, papaya leaves, bamboo shoot, cabbage, “sawi pahit” and “selada air/arnong” that vegetables contain substances goitrogenik consumed daily by a large enough portion due to factors fondness and familiarity. Cyanide content on vegetables from Jember district was around 0,01 – 0,40 ppm, the highest was in cassava and the lowest in cabbage and “gambas”. After some processing methods practiced by society, cyanide levels in foodstuffs become 0,18 – 0,0001 ppm. Blanching is the best way to reduce cyanide than the usual way as boiled, sauteed, fried and steamed.oitrogenik terhadap Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Achmad Surjono Adhila Fayasari Agustini Utari Ahmad Husain Asdie Ahmad Husain Asdie Ahmad Husain Asdie Ahmad Husain Asdie Almira Sitasari Aman B Pulungan Andi Imam Arundhana Ari Tri Astuti, Ari Tri Arief Priambodo Astuti, Lucia Mawarti Dwi Attika A. Andarie Basuki, Siswanto Betaditya, Dika Burhan, Fatimah Zahra Cerdasari, Carissa Dewi Astiti Diadra Annisa Dio Biade Djaswadi Dasuki Djauhar Ismail Ekawaty L. Haksari Emy Huriyati Endang Baliarti Endy P. Prawirohartono Endy Paryanto Prawirohartono, Endy Paryanto Eni Harmayani Esti Nurwanti Farida Wahyu Ningtyas Farida Wahyu Ningtyas Farida Wahyu Ningtyias, Farida Wahyu Fitri Haryanti Frida Soesanti Gunawan, I Made Alit H. A. Delemarre-van de Waal HA Delemarrevan de Waal Hamam Hadi Hamam Hadi Handayani Handayani Harry Freitag Luglio Muhammad Helmyati, Siti Hendratini, Julita Hizni, Alina I Made Alit Gunawan I Wayan Bikin ika agustina Indria Laksmi Gamayanti Indria Laksmi Gamayanti Irma Yunawati Joko Susilo Jufrrie, Muhammad Junaidi Junaidi Jurianto Gambir Kandarina, Bernadette Josephine Istiti Khaerul Anwar Kunayarti, Wahyuni Kurnia Febriana Laksono Trisnantoro Lamana, Aspia Legawati Legawati, Legawati Lely Lusmilasari, Lely Lisma Evareny, Mohammad Hakimi, Retna Siwi Padmawati M M van Weissenburch M. M. van Weissenbruch Mohammad Hakimi Muchtar, Mohammad Mursyid, Abidillah Neti Nurani Niken Pritayati Nina Lestari Nisa, Fatma Zuhrotun Noormanto Noormanto, Noormanto Nugroho, Akmad Kharis Nur Afia Amin Nurliyani Nurul Hadi, Nurul Nuryanti Nuryanti Pangesti, Neni Paulinus Deny Krisnanto Purnama, Ni Luh Agustini Putra, Irwansyah R. Dwi Budiningsari Rahayu, Endah Sri Rahmawati, Rahmawati Ramadhaniah, Ramadhaniah Ramli, Nurlaili Retno Sutomo Rianti Puji Lestari Rina Susilowati Riris Andono Ahmad Roni Naning Ronny Martien Ruqoyatul Himah S. Yudha Patria Santi Gunarwati Setya Wandita Shelly Puspa Anggraini Shinta Prawitasari Shoim, Mohammad Siti Nurfadilah H Slamet Rohaedi, Slamet Soeroyo Machfudz, Soeroyo Soi, Beatrix Solly Aryza Sri Mulyati Sri Sugiharti Sri Wahyuni Subardjo, Yovita Puri Sulistyaningrum, Elisa Sunartini Sunartini, Sunartini Susetyowati Tarigan, Noviani Titih Huriah Titih Huriah Toto Sudargo Tunjung Wibowo Tuti Nuraini Tuti Nuraini Winda Irwanti, Winda Winda Nurmayani M Yayah Lakoro Yayi Suryo Prabandari Zulfayeni, Zulfayeni