Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Analisis Histologi dan Scaning Elektron Mikroskopy (SEM) pada Somatik Embriogenesis Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri B) Dwika Nano Hariyanto; Tri Handoyo; Parawita Dewanti; Kacung Hariyono; Didik Pudji Restanto
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 1 (2022): MARCH
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i1.450

Abstract

Pembentukan Somatik Embriogenesis (SE) porang secara tidak langsung memiliki proses yang lambat, selama ini yang digunakan adalah induksi secara langsung karena dapat mempercepat penyediaan bibit tetapi pengetahuan tentang induksi SE secara tidak langsung sangat dibutuhkan untuk mengetahui tahapan perkembangannya. Kami menyajikan pengetahuan terkait interaksi hormon 2,4-D dan NAA terhadap induksi kalus, histologi dan scanning elektron microscop (SEM) kalus embriogenik tanaman porang (Amorphophallus muelleri). Tujuan penelitian ini adalah guna mengetahui interaksi pengaruh 2,4-D dan NAA dalam proses induksi SE dan mempelajari tahapan perubahan embrio serta perkembangan struktur embrio tanaman porang. Penelitian ini telah dilangsungkan selama 6 bulan sejak Mei hingga Oktober 2021. Tempat penelitian berada di Laboratorium Kultur Jaringan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 Faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama ialah hormon 2,4-D dengan konsentrasi 0 ppm, 1 ppm, 2 ppm, dan faktor kedua yaitu hormon NAA dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm, 2 ppm, 2,5 ppm, kemudian data yang didapatkan dilakukan analisis deskriptif  dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukan perlakuan hormon 1 ppm 2,4-D dan 1,5 ppm NAA menghasilkan kalus embriogenik dan pada hasil histologi dan scaning electron mikroskopy (SEM) memperlihatkan tahapan embrio somatik porang meliputi tahapan proembrio, embrio globular, skutelar dan kolioptilar, lalu tahap koleoptilar berkembang ke tahap primodial tunas. Pada konsentrasi 1 ppm 2,4-D dan 1,5 ppm NAA terbentuk proembrio dan embrio globular yang memiliki permukaan proembrio yang  halus. 
PENGARUH AMMONIUM (NH4+) DAN NITRAT (NO3-) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN MINYAK ATSIRI TANAMAN KEMANGI (Ocimum basilicum) DENGAN SISTEM HIDROPONIK Dwi Putri Oktavia Damayanti; Tri Handoyo; Slameto S
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1560

Abstract

Kemangi (Ocimum basilicum) merupakan salah satu sayuran dan menjadi bagian dari bahan pangan yang cukup disukai masyarakat. Tanaman kemangi di dalamnya juga mengandung minyak atsiri. Mengingat peran penting kemangi terhadap kehidupan manusia, maka diperlukan optimalisasi budidaya kemangi dengan hidroponik. Kandungan atsiri sendiri diketahui dapat diperoleh dari ekstrak daun kemangi, sehingga diperlukan daun kemangi yang berukuran lebar agar mampu menghasilkan minyak atsiri yang banyak. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, oleh karena itu diperlukan penambahan NH4+ dan NO3- untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan pembesaran sel. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse dan Laboratorium CDAST Universitas Jember pada Mei hingga Agustus 2017. Metode penelitian yang digunakan ialah metode rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama ialah beberapa konsentrasi nutrisi ammonium (NH4+) yang terdiri dari kontrol, 3 x 10-3 mol/l, 6 x 10-3 mol/l .Faktor kedua yakni faktor konsentrasi nutrisi nitrat (NO3-) yang terdiri dari kontrol, 3 x 10-3 mol/l, dan 6 x 10-3 mol/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan NH4+ dan NO3- berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kandungan minyak atsiri kemangi. Konsentrasi NH4+  (3 x 10-3 mol/l) dan NO3- + (3 x 10-3 mol/l) menghasilkan minyak atsiri terbanyak yakni 0,050 ml
PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP EKSPRESI GEN KETAHANAN OSCATA DAN OSAPX1 PADA PADI TOLERAN KEKERINGAN Fariza Oktaviani; Irma Novita Sari; Tri Handoyo; Tri Agus Siswoyo; Mohammad Ubaidillah
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 8 No. 2 (2021): December 2021
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.196 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v8i2.4857

Abstract

Rice is widely cultivated in Indonesia, where one of the problems is drought. Rice plant growth can be inhibited due to a lack of water, which could cause oxidative stress. One mechanism for self-defence involves activating antioxidative genes. This study aims to determine the regulatory response of OsCATA and OsAPX1 resistance genes in rice under drought stress. The rice varieties used were those already pre-tested, including Siak Raya, Sertani 1, Indragiri, IR64. Drought treatments were 0% (control) and 15% PEG 6000. Results indicated that the interaction of rice variety treatment and drought stress had a highly significant effect on the root length and chlorophyll content but no significant effect on the plant height. Also, the gene expression of OsCATA and OsAPX1 increased in rice plants exposed to drought stress. Variety Sertani 1 was recommended due to their high average increase in root length, reduced average plant height and chlorophyll content, as well as increased gene expression in conditions of drought stress. Padi banyak dibudidayakan di Indonesia, di mana salah satu permasalahannya adalah kekeringan. Pertumbuhan tanaman padi dapat terhambat akibat kekurangan air, yang dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Salah satu mekanisme pertahanan diri adalah mengaktifkan gen antioksidatif. Penelitian ini bertujuan mengetahui respons regulasi gen ketahanan OsCATA dan OsAPX1 pada padi yang mengalami cekaman kekeringan. Benih varietas padi yang digunakan sudah diuji pendahuluan sebelumnya, antara lain Siak Raya, Sertani 1, Indragiri, IR64. Perlakuan kekeringan yaitu 0% (kontrol) dan 15% PEG 6000. Hasil penelitian menunjukkan interaksi perlakuan varietas padi dengan cekaman kekeringan signifikan terhadap panjang akar, dan total klorofil namun tidak signifikan terhadap tinggi tanaman. Ekspresi gen OsCATA dan OsAPX1 meningkat pada tanaman padi yang mengalami cekaman kekeringan. Tanaman yang direkomendasikan adalah varietas Sertani 1 yang memiliki peningkatan rata-rata panjang akar yang tinggi, penurunan rata-rata tinggi tanaman, dan kandungan klorofil rendah, serta meningkatnya ekspresi gen pada kondisi cekaman kekeringan.
The Growth and Yield of The Radishes (Raphanus Sativus L.) to doses of nitrogen fertilizer and Potassium fertilizer Muhammad Syauqi; Tri Handoyo
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 5 No 3 (2022): Agustus
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.272 KB) | DOI: 10.19184/bip.v5i3.15645

Abstract

The Radish (rhaphanus sativus l.) is a horticultural plant that enters into the bulbous bulbous variety. Radishproductivity has always decreased by 2.16%, although in 2016 its productivity increased by 0.11% but it was still lower inproduction (Agricultural Statistics Center, 2017). The low production of turnips is caused by highlanders and few problemsof fertilizing them. One attempt to improve the production of focused turnips on growing them at higher altitudes byexpanding areas where turnips are grown in lowland. A lowland area utilization effort to cultivate turnips by addingnitrogenous macro nutrients and potassium. Nitrogen plays a role as a chlorophyil compiler that is highly responsible for thephotosynthesis of plants and photosynthesizers secreted (Pahlevi, et. 2016). Potassium fertilizers themselves play a vital rolein sustaining turnips, durability of drought and disease pests. Aside from cultivating the use of varieties is something to takenote of in raising turnips. Superior varieties can provide the maximum yield by the growth of good plants. The experimentaims to identify the interaction of nitrogen and potassium fertilizer against the growth and horseradish yields (raphanussativus l.) The giving of the dose of nitrogen fertilizer used is N0 = 0 gr, N2 = 0.8 gr, N3 = 1 gr and potassium fertilizer doseis K0 = 0 gr, K1 = 0.2 gr, K2 = 0.4 gr, K3 = 0.6 gr. Data obtained subsequently was analyzed and tested using DuncanDMRT surplus 5%. Studies indicate that the best combination of treatment was that of a dose of n3 fertilizer treatment = 1 gr,and potassium k3 = 0,6 gr
Induksi Somatic Embriogenesis dan Kultur Suspensi Sel Pada Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Didik Pudji Restanto; Veronenci Yuliarbi Farlisa; Parawita Dewanti; Kacung Hariyono; Tri Handoyo
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i2.448

Abstract

Porang adalah tanaman yang tumbuh di daerah  tropis dibawah tegakan hutan. Porang termasuk tanaman komersial banyak diminati oleh masyarakat karena mengandung glukomanan yang cukup tinggi. Kebutuhan bibit melalui katak dan umbi relative mahal dalam budidaya porang sehingga dengan pendekatan kultur jaringan melalui Somatic Embryogenesis (SE) dan suspensi sel untuk perbanyakan masal bibit porang sangat memungkinkan.  Hasil SE digunakan untuk kultur suspensi sel agar menghasilkan bibit dalam jumlah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan SE dalam jumlah banyak sebagai bahan kultur suspensi sel. Perbanyakan SE menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) factorial, factor pertama konsentrasi NAA dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, dan 1,5 ppm. Factor kedua konsentrasi 2,4-D konsentrasi 1 ppm dan 2 ppm sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil SE terbaik selanjutnya dikultur suspensi sel menggunakan hormon NAA 0,25 ml di-shaker selama 8 minggu diinkubasi pada kondisi gelap. Parameter pengamatan terdiri dari kedinian munculnya kalus, persentase kalus, struktur, warna kalus, proliferasi kalus, histologi kalus, respon hasil suspensi, proliferasi kalus hasil kultur suspensi.  Data dianalisis menggunakan DMRT pada taraf 5%, sedangkan parameter suspensi sel dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian SE terbaik pada perlakuan kombinasi 1 ppm NAA + 2 ppm 2,4-D menghasilkan persentase kalus tertinggi yaitu 90%, warna kalus dengan skoring 5Y 8/6 berwarna putih susu yang remah. Hasil kultur suspensi menggunakan hormon NAA dengan konsesntrasi 0,25 ppm menunjukkan pertumbuhan kalus tertinggi yaitu dengan menghitung volume endapan kalus terjadi pada fase eksponensial (7 minggu inkubasi) mencapai 3,67 ml. 
Transformasi Gen SoSPS1 dengan Menggunakan enhancer OsADH dan Eksplan Kalus Somatik Embriogenis pada Tanaman Tebu Bambang Sugiharto; Zaiyin Rizky Ageng Maulidia; Tri Handoyo; Ahdatu Uli Khikamil Maulidiya
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i2.477

Abstract

Transformasi genetik adalah metode alternatif untuk mendapatkan bibit unggul tanaman tebu dengan kandungan sukrosa tinggi. Kandungan sukrosa dalam tanaman tebu dipengaruhi oleh keberadaan enzim SPS yang dikode oleh gen SoSPS1. Enzim SPS berperan penting dalam proses pembentukan dan akumulasi sukrosa pada tanaman. Transformasi genetik SoSPS1 diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi dan aktivitas enzim SPS pada tanaman. Konstruk plasmid untuk gen SoSPS1 ditambahkan enhancer OsADH yang berperan saat proses translasi protein. Adanya OsADH membantu proses penerjemahan asam amino ketika proses translasi sehingga kemampuan tanaman mengekspresikan gen tidak terganggu oleh cekaman abiotik. Konstrak gen target disispkan ke dalam T-plasmid Agrobacterium tumefaciens strain GV 3103 kemudian diinfeksikan pada kalus somatik embriogenik (SE) tanaman tebu varietas Buluh Lawang. Setelah proses transformasi, kalus diseleksi secara invitro menggunakan kanamisin 50 ppm. Media dasar setiap tahap menggunakan formulasi Murashige and Skoog. Calon tunas yang lolos hingga seleksi kelima kemudian diaklimatisasi dan dilakukan analisis PCR untuk mendeteksi adanya gen target. Hasil penelitian menunjukkan dengan eksplan kalus SE mampu menghasilkan tanaman transgenik dengan tingkat efisiensi transformasi sebesar 2,4% dan memiliki kemampuan regenerasi menjadi tanaman dengan organel lengkap.
The Organic Fertilizer Application Effect on Yield and Quality of Two Introduced Rice Varieties in Timor Leste Marcus dos Santos Soares; Tri Handoyo; Kacung Hariyono
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 7 No 1 (2023): MARCH
Publisher : Kadiri University - Faculty of Agriculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v7i1.3744

Abstract

The Lahoten Musan Kabuar and Lahoten Musan Lotuk Naruk varieties are two introduced rice varieties from Timor Leste. Optimization of cultivation techniques using organic fertilizers with different doses is carried out to obtain the best growth and yield quality. The research was carried out from December 2021 to April 2022 using the CDAST laboratory greenhouse at the Universitas Jember. The experimental design used a completely randomized design (CRD) with two factors. The main factor is the type of rice varieties which consists of 2 levels, namely the Lahoten Musan Kabuar variety (V1) and the Lahoten Musan Lotuk Naruk variety (V2). The second factor is the dose of organic fertilizer application, which consists of 4 levels, namely 0 tons ha-1 (P0), 2 tons ha-1 (P1), 4 tons ha-1 (P2), and 6 tons ha-1 (P3). The results showed an interaction between the use of organic fertilizer and the type of varieties on plant height, chlorophyll content, protein content, fat content, and amylose content. Whereas the application of organic fertilizer had no significant effect on the parameters of the number of tillers, number of panicles per plant, number of seeds per panicle, the weight of 100 seeds, carbohydrate content, and water content. The results of DMRT on interaction parameters show that the organic fertilizer dose factor has a more dominant influence than the variety factor.
Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Hitam Varietas Jeliteng Mudhor, Mohammad Ali; Dewanti, Parawita; Handoyo, Tri; Ratnasari, Tri
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.40361

Abstract

Kekeringan merupakan salah satu faktor cekaman abiotik yang dapat menghambat pertumbuhan serta menurunkan hasil tanaman padi. Penanaman varietas tahan kekeringan dengan beberapa perlakuan ketersediaan air diamati pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji karakter morfologi dan fisiologi tanaman padi varietas jeliteng pada berbagai persentase ketersediaan air. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pemberian air optimum padi (kontrol), 100%, 80%, 60%, dan 40% dari ketersediaan air. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kapasitas lapang 80% tanaman padi varietas jeliteng mengalami penurunan hasil yaitu sebesar 36,67% dibandingkan kontrol. Berdasarkan respon fisiologi, pada ketersediaan air 80% terdapat penurunan jumlah klorofil sebesar 10,54% dan peningkatkan jumlah akumulasi kandungan prolin sebesar 21,21%. Berdasarkan respon morfologi, pada 80% ketersediaan air terdapat penurunan kerapatan stomata sebesar 30,85%. Tanaman padi varietas Jeliteng merupakan varietas yang toleran terhadap cekaman kekeringan, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan nilai yang signifikan pada berbagai parameter komponen hasil padi yang diamati.
TEKNOLOGI PEMBUATAN KERUPUK BERBASIS SINGKONG DI POSDAYA MUSLIMATAN AR-RAHMAN DESA CANDIJATI KABUPATEN JEMBER DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN Subroto, Gatot; Handoyo, Tri; Arum, Ayu Puspita
INOTEKS: Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan,Teknologi, dan Seni Vol 26, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ino.v26i2.16859

Abstract

This activity aims to foster and improve the welfare conditions of the community, through empowering women in the village to increase family income. This method involves counseling production of cassava crackers, introduction as well as providing production equipment and counseling about the economy and small business of production of hygienic cassava crackers certified P-IRT. The conclusions of this activity are: (1) training the production of cassava crackers using the appropriate technology of boilers to increase income, welfare of group members, and open new job opportunities. (2) Hygienic cassava crackers products was produced more hygienic with good packaging (3) Increasing the production of cassava crackers from 20 to 50 packs.
Organogenesis formation Porang plant (Amorphophallusmuelleri B.) At Several Concentrations of TDZ (Thidiazuron) Didik Pudji Restanto; Saputro Gumelar, Bachtiar; Handoyo, Tri; Ubaidillah, Mohammad; Candra Prayoga, Mohammad
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 24 No 1 (2024)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v24i1.2882

Abstract

The porang plant (Amorphophallus muelleri B.) is a tuber plant. Porang plant propagation still uses conventional methods by using seeds or frogs that experience dormancy and take a long time to make seeds. The tissue culture technology approach through organogenesis is a solution for the supply of large-scale porang seed material. The research aims to determine the effect of TDZ (Thidiazuron) on the formation of organogenesis. This study used porang leaf explants grown on MS media. The research design used a completely randomized design with one factor, namely TDZ hormone at concentrations of 0 mg/L, 1 mg/L, 2 mg/L, 3 mg/L, and 4 mg/L. The results showed that leaf explants on the addition of TDZ hormone could form organogenesis indirectly, but gave a response to form shoots multiplication. TDZ concentration of 2 mg/L gave the highest proportion value in the parameter of callus formation power of 95%, regeneration power of 88%, and  number of shoots of 10.2 shoots.  
Co-Authors Ahdatu Uli Khikamil Maulidiya Ahmad Ilham Tanzil Andari, Syamsiyah Yuli Dwi Arifin, Muhammad Reza Arum, Ayu Puspita Azmi Saleh Azmia, Azmia Mar'atul Latipah Bambang Sugiharto Bambang Sugiharto Banun Kusumawardani Budi Kriswanto, Budi Candra Prayoga, Mohammad Damayanti, Dwi Putri Oktavia Dwi Putri Oktavia Damayanti Dwika Nano Hariyanto Efsari, Aqilla Nur Fanata, Wahyu Indra Duwi Fariza Oktaviani Hakim, Mohammad Sulton Hakim, Saila Najma Haq, Ahmad Thoriq Izzul HARDIAN SUSILO ADDY Hopipah, Opi Irma Novita Sari Irza Guari Syah Fitri Juhardi, Ujang Kacung Hariyono Kartikasari, Subekah Nawa Khamidah, Khusna Kiki Ulfaniah Kiki Ulfaniah Laily Ilman Widuri Laily Ilman Widuri, Laily Ilman Latif, Arkanudin Lenny Widjayanthi Mahros Darsin Marcus dos Santos Soares MISWAR - Mochammad Amrun Hidayat Mohammad Ali Mudhor Mohammad Ubaidillah Muhammad Hazmi Muhammad Imron Rosadi Muhammad Nur Thoriq Alfy Muhammad Syauqi Munandar, Denna Eriani Nasti, Elyanisa Maharani Nisrina, Sofia Bunga Parawita Dewanti Parawita Dewanti Pratiwi, Helti Anggiana Pudji Restanto, Didik Putu Gita Maya Widyaswari Mahayasih Rahadiyan, Aristyo Ratnasari, Tri Restanto, Didik Restanto, Didik Pudji Rizka Amalia Rony, Zahara Tussoleha Rudi Joelijanto Saputra, Tio Eka Saputro Gumelar, Bachtiar Sholeh Avivi Sigit Soeparjono Slameto Slameto Slameto Slameto SRI AYU MADE Sri Hartatik Suryo Prakoso, Suryo Tri Agus Siswoyo Tri Ratnasari Tri Wahyu Saputra Ubaidillah, Mohammad Umar Santoso Ummi Sholikhah Veronenci Yuliarbi Farlisa Wachju Subchan Wulanjari, Distiana Yani Corvianindya Rahayu Yugistia Bima, Rafi Yuli Witono Zahratus Sakdiyah Zahratus Sakdiyah Zaiyin Rizky Ageng Maulidia