Proses penguraian sampah organik dengan biokonvertor Black Soldier Fly (BSF) dilakukan pada tahap larva, sehingga saat BSF menjadi lalat dewasa, bertelur dan mati akan meninggalkan limbah media bekas maggot, cangkang pupa dan bangkai lalat. Limbah media bekas maggot digunakan untuk bahan kompos, sedangkan limbah cangkang pupa dan bangkai lalat belum dimanfaatkan. Timbunan limbah cangkang pupa dan bangkai lalat setelah siklus hidup BSF dikhawatirkan bisa menimbulkan pencemaran udara dan lingkungan jika dibiarkan menumpuk di halaman rumah. Berdasarkan analisis situasi tersebut, tim ProbangDebi UNEJ bersama Bank Sampah Ekoliterasi Dermaku Jenggawah merancang kegiatan yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang teknologi pengolahan limbah cangkang pupa agar memiliki nilai ekonomi. Metode pelaksanaan kegiatan adalah edukasi potensi limbah cangkang pupa BSF dan pelatihan teknologi pengolahan limbah cangkang pupa BSF. Data pre-test dan post-test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pembudidaya maggot di Desa Jenggawah tentang pemanfaatan limbah cangkang pupa BSF menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Pengolahan limbah cangkang pupa BSF dapat ditingkatkan kapasitasnya menjadi skala yang lebih besar lagi seiring dengan peningkatan kebutuhan pasar dalam pemanfaatan kitin dan kitosan. Selanjutnya, dibutuhkan pelatihan pemasaran melalui platform e-commerce dan koordinasi lintas sektoral untuk memberikan dukungan atas upaya pengolahan limbah menjadi produk yang bermanfaat bagi kesejahteraan dan perekonomian masyarakat. Kata kunci— Black Soldier Fly, Budidaya Maggot, Cangkang Pupa, Kitin, Kitosan Abstract The process of decomposing organic waste using the Black Soldier Fly (BSF) bioconverter is carried out at the larval stage. BSF becomes adult flies, lay eggs and die, which will leave maggot cultivation media, pupa shells and fly carcasses. Maggot cultivation media is used as compost material, while pupa shells and fly carcasses have not been utilized. Piles of pupa shells and fly carcasses can cause air and environmental pollution. The ProbangDebi UNEJ team and the Dermaku Jenggawah Ecoliteracy Waste Bank designed activities aimed at providing education on pupa shell processing so that it has economic value. The implementation method is education and training on BSF pupa shell processing technology. Pre-test and post-test data show that there has been an increase in the knowledge of maggot cultivators in Jenggawah Village regarding the use of BSF pupa shells into products that have added value. BSF pupa shell processing capacity can be increased to a larger scale in line with increasing market demand for the use of chitin and chitosan. Furthermore, marketing training through e-commerce platforms and cross-sectoral coordination is needed to provide support for efforts to process waste into products that are beneficial for the welfare and economy of the community. Keywords— Black Soldier Fly, Chitin, Chitosan, Maggot Cultivation, Pupa Shell