Claim Missing Document
Check
Articles

Role of Nitrogen Fertilizer on Cadmium Uptake by Ramie (Boehmeria nivea (L.) Gaudich) Grown on Cadmium Contaminated Soil Reginawanti Hindersah; Anne Nurbaity; Dedi Nursyamsi
Agrikultura Vol 26, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.23 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v26i1.8460

Abstract

ABSTRACTContinues phosphate fertilization as well as organic matter amendment can increase cadmium concentrationin soil and induce more cadmium uptake by plants. Pytoremediation using non edible plant such as ramie(Boehmeria nivea L. Goud) is cheap and effective method to extract Cd from Cd-contaminated soil. Since inplant tissue Cd is bound in phytochelatin peptide which contains nitrogen and sulphur, the objective of thisgreen house experiment was to assess the influence of nitrogen fertilizer in form of urea on cadmiumuptake, nitrogen and sulphur concentration in shoots as well as shoot dry weight of 60-day old ramiegrown in cadmium-contaminated soil. The experiment was set up in a Split Plot Design with two treatmentsand three replications. The main plot was cadmium levels (0, 10 and 15 mg kg-1) and subplot was urea level(0, 5.0 and 7.5 g pot-1). The result showed that the increase of cadmium concentration in soil enhanced itsconcentration in ramie shoot regardless of urea levels. However either cadmium or urea did not changesulphur concentration in ramie shoot. Urea of 7,5 g/pot increased shoot dry weight but adding CdCl2.H2O of15 mg/kg did not change shoot dry weight. This experiment demonstrated that ramie was able to grow inrelatively high level of soil cadmium, and higher cadmium uptake by ramie shoot was not followed by anincrease in nitrogen as well as sulphur uptake.Keywords: Cadmium, Urea, Nitrogen, Sulphur, Ramie.
Preferensi dan Waktu Aktif Harian Kunjungan Burung Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides) terhadap Fase Pertumbuhan Padi (IR-36) di Lahan Sawah Jatinangor Ichsan Nurul Bari; Ai Siti Santriyani; Wawan Kurniawan; Reginawanti Hindersah; Tarkus Suganda; Vira Kusuma Dewi
Agrikultura Vol 32, No 1 (2021): April, 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v32i1.31450

Abstract

Burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides) merupakan salah satu hama pada tanaman padi ketika memasuki fase generatif. Petani seringkali menjaga sawah selama sehari penuh untuk mengendalikan hama burung. Cara tersebut kurang efektif karena banyak waktu petani yang terbuang hanya untuk mengendalikan burung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan padi yang disukai bondol jawa dan mengetahui kelimpahan kunjungan tertinggi burung bondol jawa di sawah. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Mei 2020 bertempat di lahan sawah milik petani di Desa Cileles, Jatinangor dan Laboratorium Vertebrata, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Metode uji kelimpahan kunjungan tertinggi dilakukan dengan menghitung jumlah burung yang berkunjung pada lahan penelitian. Sementara itu, metode uji preferensi pada bondol jawa dilakukan dengan membandingkan bagaimana cara makan bondol jawa ketika diberi pakan padi yang matang susu dan padi yang sudah matang penuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bondol jawa menyerang sepanjang pengamatan, yaitu 11 MST-14 MST. Tingkat kematangan padi yang disukai bondol jawa adalah saat matang susu. Kelimpahan bondol jawa mengunjungi sawah adalah saat sore hari, yaitu mulai dari jam 14.00 hingga jam 17.00. Hal ini menunjukkan bahwa masa tersebut dapat digunakan petani untuk mengendalikan hama burung di sawah.
Konsentrasi Kadmium dan Timbal di Tanaman Mendong yang ditanam di Tanah Sawah dengan Aplikasi Azotobacter dan Arang Aktif Triyani Dewi; Reginawanti Hindersah
Agrikultura Vol 20, No 3 (2009): Desember, 2009
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.466 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v20i3.953

Abstract

Dampak kegiatan industri adalah pencemaran air dan tanah pertanian yang mengurangi daya dukung lahan untuk produksi tanaman. Pertumbuhan industri yang meningkat dengan pesat di wilayah Daerah Aliran Sungai  memungkinkan terjadinya pencemaran berbagai jenis logam berat di lahan sawah. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kemampuan tanaman mendong (Fimbristylis globulosa) yang ditanam dengan inokulasi bakteri penghasil eksopolisakarida Azotobacter maupun arang aktif dalam menurunkan kandungan  kadmium (Cd) dan timbal (Pb) dari tanah serta meningkatkan serapannya di tanaman mendong.  Penelitian rumah kaca ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan empat perlakuan yang diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  saat mendong berumur 4 minggu,  inokulasi Azotobacter dengan dan tanpa arang aktif menurunkan kandungan Pb tanah, tetapi baik Azotobacter maupun arang aktif tidak mempengaruhi kadar Cd dan Pb di tajuk dan akar mendong. Namun, empat minggu kemudian, Azotobacter maupun arang aktif meningkatkan Kandungan Pb di akar mendong.
Aktivitas Enzim Fosfatase dan Ketersediaan Fosfat Tanah pada Sistem Tumpangsari Tanaman Pangan dan Jati (Tectona grandis L.f.) setelah Aplikasi Pupuk Hayati Betty N. Fitriatin; Reginawanti Hindersah; Pujawati Suryatmana
Agrikultura Vol 19, No 3 (2008): Desember, 2008
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.025 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v19i3.995

Abstract

Pupuk hayati seperti mikrob pelarut fosfat (MPF) dan fungi mikoriza arbuskula (FMA) berperan dalam siklus unsur hara fosfor di dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas enzim fosfatase dan ketersediaan fosfat di tanah Ultisols pada sistem tumpangsari jati (Tectona grandis L.f.) dengan tanaman pangan setelah aplikasi pupuk hayati berupa FMA dan MPF.  Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan faktor pertama adalah pupuk hayati (tanpa dan dengan 2 ton ha-1, 4 ton ha-1, dan  6 ton ha-1 pupuk hayati), dan faktor kedua adalah pola tanam tumpang sari dengan jati (jati dengan jagung, jati dengan kedelai, dan jati dengan jagung dan kedelai).        Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara pupuk hayati  dengan pola tumpang sari terhadap aktivitas fosfatase, fosfat tersedia dan populasi MPF. Aplikasi pupuk hayati meningkatkan  aktivitas fosfatase Ultisols dan mempengaruhi  perubahan populasi MPF, namun tidak mempengaruhi kandungan fosfat tersedia tanah. Aktivitas fosfatase tanah lebih tinggi pada pola tumpang sari jati dengan jagung dan kedelai dibandingkan dengan tumpang sari jati dengan jagung atau kedelai saja.  Pola tanam tumpang sari jati dengan tanaman pangan tidak mempengaruhi fosfat tersedia dan populasi MPF di dalam tanah.
Pengaruh Inokulasi Azotobacter terhadap Produksi dan Kandungan Kadmium Tajuk Selada yang Ditanam di Andisol Terkontaminasi Kadmium Reginawanti Hindersah; Asep Purnama Hidayat; Mahfud Arifin
Agrikultura Vol 20, No 3 (2009): Desember, 2009
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.843 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v20i3.949

Abstract

Aplikasi pupuk organik dan pupuk fosfat anorganik yang intensif dapat mening-katkan konsentrasi kadmium (Cd) tanah. Dengan demikian, budidaya sayuran akumulator Cd seperti selada meningkatkan resiko paparan Cd di tajuknya. Aplikasi pupuk hayati Azotobacter di lahan tersebut berpotensi meningkatkan serapan Cd karena Azotobacter memproduksi EPS yang memobilisasi Cd. Penelitian ini dilakukan untuk memastikan efek inokulasi Azotobacter terhadap produksi selada dan peningkatan Cd di tajuk selada yang ditanam di tanah Andisols terkontaminasi ringan oleh Cd. Penelitian lapangan dirancang dalam rancangan acak kelompok yang menguji beberapa konsentrasi inokulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi pupuk hayati Azotobacter sp. LKM6 dengan konsentrasi 0,1–1,5 % meningkatkan berat tajuk selada yang ditanam di lahan dengan 1,17 mg kg­-1 Cd. Namun demikian, tanpa maupun dengan inokulasi, tajuk selada mengandung Cd sebesar 2,25–2,50 mg kg-1, lebih besar daripada ambang batas minimal Cd di sayuran daun menurut  FAO/WHO sebesar 0,02 mg kg­1.
Daya Hasil Aksesi Kacang Hijau Lokal Asal Maluku dan Nusa Tenggara Timur pada Musim Tanam yang Berbeda Puji Syara Anggia; Haris Maulana; Nono Carsono; Reginawanti Hindersah; Agung Karuniawan
Buletin Plasma Nutfah Vol 26, No 2 (2020): December
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v26n2.2020.p123-134

Abstract

Kacang hijau merupakan komoditas pangan legum yang penting di Indonesia dilihat dari segi agronomi, ekonomi, maupun gizi dan kesehatan, namun produktivitasnya masih rendah. Salah satu masalah pada komoditas ini adalah masih terbatasnya ketersediaan genotipe unggul sebagai tetua yang stabil pada dua musim tanam. Provinsi Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki berbagai macam keragaman aksesi kacang hijau lokal. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui interaksi antara genotipe (aksesi lokal) dengan musim tanam serta memperoleh aksesi kacang hijau lokal asal Maluku dan NTT yang memiliki daya hasil tinggi pada dua musim tanam. Penelitian dilaksanakan pada musim hujan bulan Januari–Maret 2019 dan musim kemarau bulan Juli sampai Agustus 2019 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 26 aksesi kacang hijau lokal. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua ulangan. Karakter yang diamati meliputi karakter panjang biji, diameter biji, jumlah biji per polong, dan bobot biji per plot. Interaksi genotipe dengan lingkungan (G×E) diestimasi menggunakan varians gabungan dari dua musim tanam. Stabilitas hasil pada dua musim tanam diestimasi menggunakan model stabilitas parametrik dan nonparametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter panjang biji, diameter biji, jumlah biji per polong, dan bobot biji per plot dipengaruhi oleh G×E dengan kontribusi masing-masing sebesar 23,77, 21,3, 25,75, dan 31,57%. Delapan aksesi teridentifikasi memiliki hasil yang stabil dan berdaya hasil tinggi pada dua musim tanam, yaitu MB 1, MB 2, MB 6, MB 7, MB 9, MB 10, MB 12, dan MB 14. Aksesi-aksesi tersebut dapat direkomendasikan sebagai kacang hijau lokal yang berdaya hasil tinggi.
RINTISAN PEMBANGUNAN KAMPUNG TERNAK-PISANG SEBAGAI DESTINASI WISATA NON BAHARI DI DESA PARAKANMANGGU KABUPATEN PANGANDARAN, JAWA BARAT Sondi Kuswaryan; Reginawanti Hindersah; Nia Kurniati
Dharmakarya Vol 10, No 3 (2021): September, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i3.33011

Abstract

Sektor pariwisata di Kabupaten Pangandaran adalah penyumbang pendapatan asli daerah terbesar, dengan destinasi andalannya adalah wisata bahari. Tujuan wisata body rafting di perdesaan kurang berjalan optimal karena tidak sesuai untuk wisata keluarga. Wisata berbasis perdesaan dapat dibangun dan selaras dengan wisata non bahari tersebut. Tujuan pengabdian pada masyarakat (PPM) ini adalah menampung aspirasi dan membangun komitmen masyarakat untuk membangun rintisan Kampung Ternak-Pisang. Kegiatan PPM di Desa Parakanmanggu Kecapamatan Parigi Kabupaten Pangandaran dilaksanakan secara campuran luring, daring dan virtual. Kegiatan PPM ini berhasil membangun rintisan Kampung Ternak-Pisang dalam bentuk satu unit kandang domba di Kampung Ternak dan Kampung Pisang dalam bentuk kebun pisang seluas 1.200 m2 di Dusun Parakan. Setelah mengikuti PPM ini masyarakat memiliki keyakinan bahwa membangun destinasi agrowisata tidak selalu membutuhkan invenstasi yang besar. Kajian ini menjelaskan bahwa untuk pengembangan Kampung Ternak dan Kampung Pisang diperlukan langkah (a) Pembentukan forum untuk mewadahi aspirasi. (b). Merancang disain lokasi tujuan wisata. (c). Penyelenggarakan pelatihan kepariwisataan bagi masyarakat. (d). Membentuk kelompok kerja pengendalian lingkungan, sosial budaya, SAR and Rescue (e). Melengkapi transportasi, komunikasi, air, listrik, sarana kesehatan, dan keamanan. Pemerintah perlu meningkatkan perannya, khususnya dalam penyediaan kemudahan akses jalan ke lokasi, serta aturan-aturan yang mendorong dan menjamin kesinambungan pengembangan destinasi wisata di lokasi ini.
Penggunaan Demonstrasi plot untuk Mengubah Metode Aplikasi Pupuk Organik pada Lahan Pertanian Sayuran di Kota Ambon Reginawanti Hindersah
Dharmakarya Vol 5, No 1 (2016): Dharmakarya
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.542 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v5i1.8872

Abstract

Sayuran daun  adalah  pangan penting dalam  makanan sehari-hari masyarakat Kotamadya Ambon Maluku. Di musim hujan, sayuran menjadi penyebab inflasi. Ambon juga mengimpor sayuran  non daun dari beberapa kota di Jawa dan Sulawesi.  Salah satu  masalah produktivitas sayuran adalan supply pupuk anorganik yang tidak kontinyu dan harganya mahal.  Pemupukan organik dapat menjadi alternatif, saat ini petani sudah  menggunakan pupuk organik berupa kotoran ayam dengan cara ditaburkan. Metode ini diyakini tidak efisien dan kurang efekfif. Tujuan pertama  dari Program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pemahaman petani terhadap fungsi pupuk.  Tujuan kedua adalah melaksanakan demonstrasi plot cara aplikasi pupuk organik yang benar di lahan pertanian  sayuran daun, dalam kerangka peningkatan produktivitasnya. Kegiatan Focus Group Discussion sebelum demonstrasi plot dilakukan di area pertanian sayuran Dusun Waiheru Desa Waiheru Kecamatan Baguala Kota Ambon untuk satu musim tanam di musim kemarau.  Dua perlakuan demonstrasi plot adalah aplikasi pupuk kotoran  di permukaan tanah setelah tanaman tumbuh; dan pupuk kotoran dicampur dengan tanah bagian atas sebelum tanam. FGD memberikan kejelasan bahwa petani cukup mengerti peran pupuk organik namun ketiadaan pupuk organik kadang-kadang menghambat aplikasi yang tepat waktu. Sebagian besar petani juga tidak berminat membuat pupuk organik sendiri. Demplot di pertanaman sawi hijau (Brassica rapa L.), kangkung (Ipomoea aquatica L.) dan bayam (Amaranthus sp.) memperlihatkan bahwa pencampuran bahan organik dengan tanah dapat  meningkatkan hasil sayuran dibandingkan dengan penaburan bahan organik di permukaan tanah.Kata kunci: Ambon, Demonstrasi Plot, Pupuk Organik, Sayuran Daun.
Soil properties of agricultural area in karst terrain of Parakan, Pangandaran, West Java, Indonesia Reginawanti Hindersah; Yusi Firmansyah; Nia Kurniati
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2021.083.2809

Abstract

a clayed soil characterized by reddish in colour, thick solum and neutral acidity. Farmers in Parakan area, Parigi District of Pangandaran, usually cultivate cash crops in terra rossa. Nowadays, farmers have no information about the properties of the soil, which is an important factor to maintain and increase plant productivity. The objective of this descriptive quantitative study was to verify the soil characteristic included physicochemical and microbiological properties in a selected agricultural field of Parakan. The soil samples were taken from three different areas covered with different vegetation. The study showed that terra rossa in the karst area is a non-saline soil with neutral acidity and low electrical conductivity. The texture of all soils were clay contained >50% clay particle. The soils were low in organic carbon, total nitrogen and available phosphor; but high in total phosphor and potassium, as well as cation exchange capacity. The population of soil microbes include total and fungal bacteria, as well as nitrogen-fixing Azotobacter and phosphate solubilizing bacteria, were average. In order to increase the organic carbon level; and the availability of phosphor and nitrogen, organic matter amendment is needed.
Nitrogen-fixing bacteria and organic ameliorant for corn growth and yield increment in Inceptisols Reginawanti Hindersah; Nadia Nuraniya Kamaluddin; Shabrina Rahma Fauzia; Mieke Rochimi Setiawati; Tualar Simarmata
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 9, No 3 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2022.093.3445

Abstract

Since Inceptisols, in general, contain low soil organic matter and major plant nutrients, inorganic fertilizers are commonly added during corn cultivation. In order to maintain long-term soil health and fertility, bioferilizer and organic ameliorant application are suggested. The addition of nitrogen (N)-fixing bacteria (NFB) can benefit plant growth through the supply of available nitrogen for plant uptake. Organic ameliorants can enhance soil chemical and biological properties. A field trial had been performed to observe the effect of biofertilizer and organic ameliorant on corn growth, N status in soil and plant, and the yield and wasteof corn. The experiment was designed in a Completely Randomized Block Design that consisted of four treatments and six replications. The treatments were 1.2 kg/ha N-fixing mixed biofertilizer, 2 t/ha organic ameliorant, and mixtures of biofertilizer and ameliorant. Control plants received neither biofertilizer nor ameliorant. The experiment results found that N-fixing biofertilizer and ameliorant increased plant height, fully-developed leaves number, soil reaction and N uptake of corn compared to the control. The total-N content was slightly increased after NFB inoculation with and without amelioration over other treatments. Plots treated with biofertilizer and ameliorant produced a higher grain weight compared to the control treatment. Corn wastes such as empty corn cob and husk weight were increased in plants treated with biofertilizer, ameliorant and a combination of both. This study suggested that the combined application of biofertilizer and ameliorant produced 66% more grain yield and 84 % more cob and husk waste compared to untreated plants.
Co-Authors A.M. Kalay Abraham Talahaturuson, Abraham Adawiyah, Aliya Z Ade Setiawan Ade Setiawan Adita Rizky Syntianis Aditya, Fasa Aditya, Fasa Aditya, Fasa Agnia Nabila Agung Karuniawan Agung Muhammad Yusuf Agus Jacob Ai Siti Santriyani Aisyah, Ayu Siti Akustu, Masako Alia Halimatusy Aliya Zahrah Adawiah Alyani Shabrina amiruddin teapon Ane Nurbaity Ani Yuniarti Anne Nurbaity ANNE NURBAITY Anni Yuniarti Anny Yuniarti Antonio Yusuf Arief Harsono Asep Purnama Hidayat Ashwath, Nanjappa Asmiran, Priyanka Aten Komarya Bagus Adityo Bang, Sunbaek Bari, Ichsan Nurul Benito R. Kurnani Benny Joy Betty N. Fitriatin Betty Natalie Fitriatin Betty Natalie Fitriatin Betty Natalie Fitriatin Chotimah, Andina D Herdiyantoro D. A Sulaksana Dadang Epi Sukarsa Damayani, Maya dan Arief Harsono dan Nuryani Dedeh H. Arief Dedeh Hudaya Arief Dedi Nursyamsi Dedi Nursyamsi Dedi Nursyamsi Dedi Nursyamsi Dedi Nursyamsi Dedy Nursyamsi Dewi, Yeni Wispa Dewikusuma Ikhsani Dewikusuma Ikhsani Adhiningtyas Diana Nafitri Cahayaningrum Diky Indra Wibawa Dirga Sapta Sara Diyah Sri Utami Diyan Herdiyantoro DIYAN HERDIYANTORO Diyan Herdiyantoro Dwi Suci Rahayu ELENA F. L. LILIPALY Erni Suminar Erwin Erwin Etty Pratiwi Fauzul Amri Febby Nur Indriani Febby Nur Indriani Fera Siti Meilani Ferra Langoi Fiky Yulianto Wicaksono Fitriatin, Betty Fitriatin, Betty N Fitriatin, Betty Natalie Gina Nurhabibah H Yulina Handayani, Sri Haris Maulana Harry Rum Haryadi Henry Kesaulya Herman Rehatta Hidiyah Ayu Ratna Ma’rufah Ibnu Haikal Iis Nur Asyiah Imam Mudakir Imran Makatita Indra Herliana Irene A. Ngabalin Ishak, Lily Jajang Sauman Hamdani James Matheus June A Putinella June Putinella Juniart Leklioy Kaffah, Ruhnayati Lukman Gunarto M Riadh Uluputty Maharani, Nadhira Saniya Mahdi Argawan Putra Mahfud Arifin Mardiyani Sidayat Marina Jamlean Martha Fani Cahyandito Maulana, Nurzen Mauludy, Noor Muhammad Maya Damayani Mayang Agustina Meddy Rachmadi Mieke Rochimi Setiawati Mieke Rochimi Setiawati Mudiyati Rahmatunnisa Mulyadi Mulyadi Nadia Nuraniya Kamaluddin Nadia Nuraniya Kamaluddin Nandha Afrilandha NANJAPPA ASHWATH Neni Rostini Neni Rostini NENNY NURLAENY Nenny Nurlaeny Nia Kurniati Nia Kurniati Nia Kurniati Ninda Meiditia Putri Nini Mila Rahmi Nizar Ulfah Nono Carsono Nugraha, Gita Bina Nugraha, Gita Bina Nugraha, Gita Bina Nurfitriana, Nofalia Nurmayulis Osok, Rafael M Oviyanti Mulyani Priyanka Asmiran Priyanka Asmiran PRIYANKA PRIYANKA Probo Condrosari Pudjawati Suryatmana Pujawati Suryatmana Puji Syara Anggia Putri Sri Judiani Purba Rachelita, Nadia Rachmat Harryanto Rara Rahmantika Risanti Rhasajati, Dhia Rhazista Noviardi Rhazista Noviardi Riadh Uluputty Rija Sudirja Rina Devnita Risanti, Rara Risanti, Rara Rahmatika Risanti, Rara Rahmatika Rita Harni Rita Harni Robby Risamasu Robi Risamasu Rudi Priyadi Rustam Rustam Salsabilla, Camilla Sandra Amalia Riyadi Sandrawati, Apong Saon Banerjee Sarita Sarkar Setiawati, Mieke Setiawati, Mieke Richimi Setiawati, Mieke Rochimi Shabrina Rahma Fauzia Soetijoso Soemitro Solihin, Amir Sondi Kuswaryan Suman Samanta Sumbada, Rifyal Achmad Rivaldi Sunardi Sunardi Sunarya, Yaya - Tarkus Suganda Toto Sunarto Tri Hanggono Achmad Tri Mulya Hartati Triani Dewi Triani Dewi Triyani Dewi Triyani Dewi Triyani Dewi Tualar Simarmata Vera Oktavia Subarja Vira Kusuma Dewi Wahyuda Rachman, Wahyuda Wawan Kurniawan Wawan Rachman Wilhelmina Rumahlewang Wilhelmina Rumahlewang Wilhemina Rumahlewang Yansen Lakburlawal Yuliati Mahfud Yusi Firmansyah Yusuf Rahman Yusup Hidayat Zellya Handyman