Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH

KETEPATAN PENGODEAN DIAGNOSIS TURBERKULOSIS DI RSUD KOTA TANGERANG Darmawan, Lusiana; Temesvari, Nauri Anggita; Hosizah, Hosizah
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 7, No 4 (2024): November 2024
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v7i4.2313

Abstract

Abstract: Disease coding is one of the important things in providing health information. Coding is used to code diseases according to WHO regulations regarding diagnosis codes consisting of letters and numbers, thereby facilitating the disease reporting process. Coding relies heavily on the clarity of the diagnosis written by the doctor to provide quality information. Inaccuracy of the codes given during the coding process will affect the hospital's reporting activities and decision making. The aim of this research is to determine the relationship between the clarity of writing a diagnosis and the accuracy of coding a diagnosis of tuberculosis at the Tangerang City Regional Hospital. This type of research is quantitative research using a cross sectional research design. The sample consisted of 72 inpatient medical records of tuberculosis patients using a purposive sampling technique. Data analysis was carried out using univariate analysis and bivariate analysis with the Chi-Square test. The results of the study showed that the clarity of writing a clear diagnosis was 49 (68.1%) and the writing of a tuberculosis diagnosis was unclear in 23 (31.9%) of the inpatient medical records of tuberculosis patients. Meanwhile, the accuracy of coding a diagnosis of tuberculosis was 38 (52.8%), and the accuracy of coding an incorrect diagnosis was 34 (47.2%) from 72 medical records. The p-Value = 0.000 (0.000<0.05) so that there is a significant relationship between the clarity of writing a diagnosis and the accuracy of coding a diagnosis of tuberculosis. Keywords: Clarity, Coding Accuracy, Tuberculosis Abstrak: Pengodean penyakit merupakan satu diantara hal penting dalam penyediaan informasi kesehatan. Pengodean digunakan untuk memberi kode penyakit sesuai aturan WHO tentang kode diagnosis yang terdiri dari huruf angka sehingga memudahkan proses pelaporan penyakit. Pengodean sangat bergantung pada kejelasan penulisan diagnosis yang ditulis dokter guna menyediakan informasi yang berkualiktas. Ketidaktepatan kode yang diberikan pada proses pengodean akan berpengaruh terhadap legiatan pembuatan pelaporan dan pengambilan keputusan rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejelasan penulisan diagnosis dengan ketepatan pengodean diagnosis penyakit tuberkulosis di RSUD Kota Tangerang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Sampel terdiri dari 72 rekam medis rawat inap pasien tuberkulosis dengan teknik pengambilan secara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan penulisan diagnosis yang jelas sebanyak 49 (68,1%) dan penulisan diagnosis tuberkulosis yang tidak jelas sebanyak 23 (31,9%) rekam medis rawat inap pasien tuberkulosis. Sedangkan ketepatan pengodean diagnosis penyakit tuberkulosis sebanyak 38 (52,8%), dan ketepatan pengodean diagnosis yang tidak tepat sebanyak 34 (47,2%) dari 72 rekam medis. Nilai p-Value = 0,000 (0,000<0,05) sehingga ada hubungan bermaksa antara kejelasan penulisan diagnosis dengan ketepatan pengodean diagnosis penyakit tuberkulosis. Kata kunci: Kejelasan, Ketepatan Pengodean, Tuberkulosis 
PENGARUH AKURASI KODING TERHADAP HASIL PENGAJUAN KLAIM RAWAT INAP BPJS KESEHATAN DI RS SENTRA MEDIKA CIBINONG Lestari, Jayanti; Muchlis, Husni Abdul; Hosizah, Hosizah; Temesvari, Nauri Anggita
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 1 (2025): February 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i1.2798

Abstract

Abstract: Claim files that are returned / pending can result in a decrease in hospital income due to a mismatch in service costs with the number of claims billed. The results of submitting inpatient claims at Sentra Medika Cibinong Hospital in September-November 2023 were 327 (10%) pending files out of 3,250 files billed. The purpose of the study was to determine the effect of coding accuracy on the results of submitting BPJS Health inpatient claims. With a quantitative approach and cross sectional design. The population was all inpatient claim files, a sample of 300 claim files with the Accidental Sampling technique. Data analysis using chi square test and observation data collection. The results showed inaccurate coding files 116 (38.7%) and accurate coding 184 (61.3%) and pending files 49 (16.3%) and not pending 251 (83.7%). While the results of the chi square test obtained a P-value of 0.002 <0.05 OR value of 2.733 It was concluded that there was an influence between coding accuracy on the results of submitting BPJS Health inpatient claims at Sentra Medika Cibinong Hospital. Furthermore, inaccurate coding accuracy files are 2.7 times more likely to be pending than accurate files. Accurate coding files were pending 20 (10.9%) and not pending 164 (89.1%), inaccurate coding files were pending 29 (25%) and not pending 87 (75%). Suggestions for conducting regular evaluations of cases that have the potential to experience pending claims. Keyword: Coding Accuracy, Submission Results, Pending Claims Abstrak: Berkas klaim yang dikembalikan/pending dapat mengakibatkan penurunan pendapatan rumah sakit akibat ketidaksesuaian biaya layanan dengan jumlah klaim yang ditagihkan. Hasil pengajuan klaim rawat inap di RS Sentra Medika Cibinong pada bulan September–November 2023 Sebanyak 327 (10%) berkas pending dari 3.250 berkas yang ditagihkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh akurasi koding terhadap hasil pengajuan klaim rawat inap BPJS Kesehatan. Dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross sectional. Populasi seluruh berkas klaim rawat inap pada bulan Maret 2024, sampel 300 berkas klaim dengan teknik Accidental Sampling. Analisa data menggunakan uji chi square dan pengumpulan data observasi. Hasil penelitian menunjukan berkas koding tidak akurat 116 (38,7%) dan koding akurat 184 (61,3%) serta berkas terpending 49 (16,3%) dan tidak terpending 251 (83,7%). Sedangkan hasil uji chi square diperoleh nilai P-value 0,002 < 0,05 nilai OR 2,733 Maka disimpulkan ada pengaruh antara akurasi koding terhadap hasil pengajuan klaim rawat inap BPJS Kesehatan di RS Sentra Medika Cibinong. Selanjutnya berkas akurasi koding tidak akurat berpeluang 2,7 kali akan terpending dibandingkan berkas yang akurat. Berkas koding akurat yang terpending 20 (10,9%) dan tidak terpending 164 (89,1%), berkas koding tidak akurat yang terpending 29 (25%) dan tidak terpending 87(75%). Saran melakukan evaluasi secara berkala terhadap kasus yang berpotensi mengalami pending klaim. Kata kunci: Akurasi Koding; Hasil Pengajuan; Pending Klaim
HUBUNGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS DAN TINDAKAN DENGAN BESARAN TARIF INA-CBGS KASUS DIABETES MELITUS TIPE II DI RSUD ANUTAPURA PALU Yusnaeni, Yusnaeni; Muchlis, Husni Abdul; Hosizah, Hosizah; Qomarania, Witri Uama
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 1 (2025): February 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i1.2827

Abstract

Abstract: The accuracy of the diagnosis and action codes is related to the amount of INA-CBG costs that will be claimed. Initial observation results showed that of the 31 claim files there were 17 (54.8%) with inaccurate codes. This study aims to determine the relationship between the accuracy of diagnosis codes and actions with the INA-CBGs rates for type II DM cases at Anutapura Regional Hospital, Palu, in January – August. This type of research is quantitative research with a cross sectional research design. The population size was 387 and the sample size was 79 claim files using a simple random sampling technique. Data collection was carried out through document review of inpatient claim files and INA-CBGs rates. Data analysis using the Chi-Square test. The research results from 79 claim files contained 25 (31.6%) inaccurate diagnosis with inaccurate INA-CBGs rates. The results of the Chi-Square test by looking at the Fisher's exact test value show that there is a relationship between the accuracy of the diagnosis code and the action and the INA CBG's rates for type II DM cases at Anutapura Regional Hospital with a p-value of 0.04 < 0.05 and an OR value = 3.811 This means that the accuracy of the diagnosis and action codes has a 3.811 chance of producing the correct INA-CBGS rate. It is hoped that coders will be more careful in assigning accurate codes according to ICD-10 and ICD-9 rules in order to produce the correct INA-CBGs rates. Keyword: Accuracy Of Diagnosis and Action Codes, ICD-10 and ICD-9 Coding, INA-CBGs Rates Abstrak: Keakuratan kode diagnosis dan tindakan berhubungan dengan besaran tarif biaya INA-CBGs yang akan diklaim. Hasil observasi awal menunjukkan dari 31 berkas klaim terdapat 17 (54.8%) dengan kode yang tidak akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keakuratan kode dengan besaran tarif INA-CBGs kasus DM tipe II di RSUD Anutapura Palu pada bulan Januari – Agustus. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Besar populasi sebanyak 387 dan besar sampel sebanyak 79 berkas klaim dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen terhadap berkas klaim rawat inap dan besaran tarif INA-CBGs. Analisis data dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian dari 79 berkas klaim terdapat 25 (31.6%) kode diagnosis dan tindakan yang tidak akurat dengan tarif INA-CBGs yang tidak tepat. Hasil uji Chi-Square dengan melihat nilai fisher’s exact test menunjukkan ada hubungan antara keakuratan kode diagnosis dan tindakan dengan besaran tarif INA CBG’s kasus DM tipe II di RSUD Anutapura dengan nilai p-value sebesar 0,04 < 0,05 dan nilai OR=3,811 artinya keakuratan kode diagnosis dan tindakan mempunyai peluang 3,811 kali menghasilkan tarif INA-CBGS yang tepat. Diharapkan petugas koder lebih teliti dalam menetapkan kode yang akurat sesuai aturan ICD-10 dan ICD-9 agar dapat menghasilkan tarif INA-CBGs yang tepat. Kata kunci: Keakuratan Kode Diagnosis dan Tindakan, Pengkodean ICD-10 dan ICD-9, Tarif INA-CBGs
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (PMIK) DI DPD PORMIKI DKI JAKARTA Salsabilla, Jihan Saskia; Qomarania, Witri Zuama; Hosizah, Hosizah; Pertiwi, Tria Saras
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 2 (2025): May 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i2.3066

Abstract

Abstract: Performance plays an important role in healthcare services, but challenges such as lack of work motivation due to high workloads, time pressure, minimal recognition, limited career development, and lack of supervisor support can reduce motivation and impact the performance of medical recorders.The purpose of this research is to determine the effect of work motivation on the performance of Medical Recorders and Health Information (PMIK) at the DPD PORMIKI DKI Jakarta.The type of research used is quantitative research employing a cross-sectional design.From a total of 2,011 PMIK members, 95 respondents were selected using the quota sampling technique. Data were collected through questionnaires and analyzed using simple linear regression tests.The results of the analysis using simple linear regression show that there is an influence between the work motivation variable and the performance variable of Medical Recorders and Health Information (PMIK) at DPD PORMIKI DKI Jakarta, with a significance value (P-value) of 0.000 (<0.05), and the obtained regression equation is Y = 9.773 + 0.389X. Keywords: Work Motivation, Performance, Medical Record and Health Information                  Officers (PMIK) Abstrak: Kinerja memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan, namun tantangan seperti kurangnya motivasi kerja akibat beban kerja tinggi, tekanan waktu, minimnya pengakuan, terbatasnya pengembangan karier, serta kurangnya dukungan atasan dapat menurunkan motivasi dan berdampak pada kinerja perekam medis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) di DPD PORMIKI DKI Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif menggunakan desain cross-sectional. Dari total  2.011 anggota PMIK didapatkan 95 responden yang dipilih menggunakan teknik kuota sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji regresi linear sederhana. Hasil analisis dengan regresi linear sederhana, dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh antara variabel motivasi kerja dengan variabel kinerja Perekam Medis dan  Informasi  Kesehatan (PMIK) di DPD PORMIKI DKI Jakarta dengan nilai signifikansi P-value 0,000 (<0.05), dengan persamaan regresi yang didapatkan yaitu Y= 9.773 + 0.389X. Kata kunci: Motivasi Kerja, Kinerja, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)  
OPTIMALISASI MANAJEMEN INDIKATOR PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR MELALUI SISTEM INFORMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI Aryani, Desi; Hosizah, Hosizah
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 3 (2025): August 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i3.4269

Abstract

Abstract:Regional General Hospital Palembang BARI has implementedtheRegulationoftheMinisterofHealthNumber 82 of 2013 concerningthe Hospital ManagementInformation System (SIMRS) known as SIMARS. In itsimplementation, theinformationsystem has not beenabletoprovideaccurateand real-timebedusageindicators. This study aimstooptimizethemanagementofbedusageindicatorsthroughtheinformationsystemat Palembang BARI Regional Hospital. The typeofqualitativeresearchusingthe FAST (FrameworkfortheApplication System Thinking) methodwasconducted in August 2024 - September 2024. Data collectionwascarriedoutthroughinterviews, observations, anddocumentreviewsaccordingtothestagesofthe FAST method, including: Scopedefinition, Problem Analysis, RequirementAnalysis, Logical Design, DecisionAnalysis, Physical Design andConstructionand Testing. Ofthe 3,366 manual SHRIs, thereis a differencebetween SHRI SIMARS of 427 or 12.69%, thehighest in theclass 3 generalcareroom, thisisbecausenurseshave not routinelyentered SHRI into SIMARS duetotheabsenceof a Standard OperatingProcedure (SOP) forfilling in SHRI in SIMARS. In accordancewiththe SHRI framework, an SOP forfilling in SIMARS isrequired, including 3 actorsconsistingof: Director, PMIK, Nurse. The Directorrequires real-timevisualizationofbedusageindicators in theformof BOR, AvLOS, TOI, BTO, and Barber Johnson graphs.  Keyword:Bed Indicators, Information System, FAST  Abstrak: Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI telah menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan  Nomor 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang dikenal dengan SIMARS. Pada pelaksanaannya sistem informasi tersebut belum mampu menyediakan indikator penggunaan tempat tidur secara akurat dan real time. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan manajemen indikator penggunaan tempat tidur melalui sistem informasi di RSUD Palembang BARI. Jenis penelitian kualitatif menggunakan metode FAST (FrameworkfortheApplication System Thinking) dilakukan pada bulan Agustus 2024 -September 2024. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen sesuai dengan tahapan metode FAST, meliputi: Scopedefinition, Problem Analysis, RequirementAnalysis, Logical Design, DecisionAnalysis, Physical Desain dan Constructionand Testing. Dari 3.366 SHRI manual terdapat selisih antara SHRI SIMARS sebanyak 427 atau12,69% tertinggi pada ruang perawatan umum kelas 3 hal tersebut karena perawat belum melakukan entry SHRI ke dalam SIMARS secara rutin yang disebabkan belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) pengisian SHRI dalam SIMARS. Sesuai kerangka kerja SHRI maka diperlukan  SOP pengisian dalam SIMARS meliputi 3 aktor terdiri dari: Direktur, PMIK, Perawat. Direktur membutuhkan visualisasi secara real time indikator penggunaan tempat tidur berupa BOR, AvLOS, TOI, BTO, dan grafik barber johnson.  Kata kunci: Indikator Tempat Tidur, Sistem Informasi, FAST