Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENDAMPINGAN PRODUKSI MASAL SEDIAAN ORGANIK MELALUI TEKNOLOGI BIOFORMULATOR PADA KELOMPOK TANI JAYA II DI KABUPATEN JEMBER Mohammad Hoesain; Rachmi Masnilah; Aryo Fajar Sunartomo; Fariz Kustiawan Alfarisy
AMALIAH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 6 No. 2 (2022): Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LP2M UMN AL WASHLIYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/ajpkm.v6i2.1637

Abstract

Sediaan organik seperti pupuk dan pestisida organik merupakan kebutuhan vital dari sistem pertanian organik. Hal ini dikarenakan tidak dianjurkan menggunakan bahan sintetis untuk proses budidaya. Desa Rowosari, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember merupakan salah satu desa unggulan yang mengembangkan usaha pertanian organik. Produk organik yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan untuk wilayah se tapal kuda dan Jawa Timur. Namun untuk memenuhi permintaan dengan mutu kualitas yang baik diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu produk. Kelompok Tani Jaya II merupakan kelompok tani yang telah berbadan hukum dengan Nomor AHU-0035438.AH.01.07 dan memiliki sertifikat organik yang dikeluarkan oleh LeSOS (Lembaga Sertifikasi Organik Seloleman). Namun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Kelompok Tani Jaya II dalam mengembangkan usaha pertanian organik. Adapun masalah yang dihadapi adalah (i) sediaan input organik masih berupa pupuk organik cair, (ii) membutuhkan varian pupuk organik dalam bentuk granul yang lebih kaya nutrisi namun terbatas dengan alat produksi, (iii) belum memiliki bioinsektisida unggul untuk mengendalikan hama utama pada tanaman budidaya organik, (iv) tantangan manejemen agroindustri yang belum terstruktur, serta (v) masalah pemasaran dan kelembagaan. Tujuan umum dilakukan PKM ini adalah membantu Kelompok Tani Jaya II dalam meningkatkan nilai tambah dalam pengembangan usaha pertanian organik. Sedangkan untuk tujuan khusus yaitu (i) menyediakan sediaan organik berupa pupuk organik granul dan dilengkapi dengan alat bioformulator, (ii) melakukan produksi masal bioinsektisida unggul yang telah teruji sebagai upaya proteksi tanaman terhadap serangan hama, (iii) membantu dalam mengembangkan usaha dalam agroindustri yang berkelanjutan, dan (iv) meningkatkan sumber daya pemberdayaan masyarakat melalui peran kelembagaan dan strategi pemasaran bisnis. Hasil dari kegiatan ini adalah pemberdayaan masyarakat atau petani organik dalam menyediakan teknologi untuk sediaan organik. Kemudian hasil berikutnya petani mampu menyediakan sediaan organik dengan formula granul, cair (pupuk dan pestisida organik) yang efektif untuk kegitan proses budidaya. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah disemenasi hasil teknologi untuk pemberdayaan masyarakat dalam menyediakan paket teknologi granulator dan formula cair.
Secondary Metabolite Ceiba pentandra Gaertn. as Biological Control to Canker Disease on Dragon Fruit Rachmi Masnillah; Ival Oktavian Nurtian Budi; Ankardiansyah Pandu Pradana; Fariz Kustiawan Alfarisy
Journal of Tropical Life Science Vol. 11 No. 3 (2021)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jtls.11.03.10

Abstract

Canker diseases caused by Neoscytalidium dimidiatum are a serious threat for dragon fruit production.  Comprehensive and environmentally friendly control efforts are needed to reduce yield losses due to this disease. Cottonwood (Ceiba pentandra) is one of the plants that contain complex phytochemicals that can control phyto-pathogens. This study aimed to examine the potential of secondary metabolites produced from the leaves and bark of the C. pentandara as botanical fungicides. Parts of dragon fruit that are attacked by canker are isolated on Potatoes Dextrose Agar media. Observation of conidia and fungal spores using a binocular microscope with a magnification of 100×. The hyphal form of the N. dimidiatum is rectangular and clear. As botanical fungicides, the leaves and the bark of the C. pentandara are dried for 14 days. The extract solution then analyzed for it’s secondary metabolites. The results of the qualitative analysis showed that each leaf extract and bark (+) compound of flavonoids, alkaloids, tannins, and saponins. The quantitative results of secondary metabolites detected 304.3 mg.kg-1, Flavonoids and Tannins of 1.6 mg.kg-1. Secondary metabolites obtained were tested on the fungus N. dimidiatum with inhibitory parameters in vitro and in vivo. This study followed a factorial completely randomized design consisting of concentration factors and types of extract parts. The data obtained were then analyzed by ANOVA and significant treatments were further tested by Duncan Multiple Range Test (DMRT) at α = 5%. The combination treatment with a concentration of 40 mg ml-1 is more effective in controlling canker in indicators of inhibitory, the extent of the attack, and intensity of disease severity.
PARASITOID AGRIBUSINESS COOPERATION (PAC); OPTIMIZING PARASITOIDS THROUGH MASS PRODUCTION AND INSTITUTIONAL MANAGEMENT AGAINST RICE STEM BORER ATTACK AS A HOLISTIC EFFORTIMPROVING FARMERS' WELFARE Fariz Kustiawan Alfarisy; Hari Purnomo; Suharto Suharto
Indonesian Journal of Fundamental Sciences Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.945 KB) | DOI: 10.26858/ijfs.v4i1.6010

Abstract

 The purpose of this study is to determine the potential of parasitoids through mass production and management of farm institutions to improve the welfare of farmers. The results showed the total number of parasitoids found 385 of the four locations. The found parasitoids consist of Trichogramma spp and Telenomus spp. Parasitoid populations were found to potentially parasitize stemborer eggs as a control effort. The highest level of parasitation lies in Mumbulsari sub-district at 65%. The highest abundance lies in Mumbulsari sub-district with 10.7 heads. This indicates the abundance of parasitoids at these locations is abundant. The success of mass production techniques also requires the management of peasant institutions.
PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT SUCOPANGEPOK MELALUI PRODUKSI SEDOTAN BAMBU SEBAGAI UPAYA MENGURANGI SAMPAH PLASTIK DI KABUPATEN JEMBER Nita Kuswardhani; Idah Andriyani; M. Abd. Nasir; Fariz Kustiawan Alfarisy
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.15034

Abstract

ABSTRAKPencemaran sampah plastik di Kabupaten Jember menjadi salah satu masalah yang harus diselesaikan mengingat permasalahan sampah akan mencemari dan menimbulkan kerusakan lingkungan. Desa Sucopangepok yang letaknya di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Bedadung Jember merupakan salah satu desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani atau petani buruh dengan tingkat ketrampilan dan perekonomian yang masih tergolong rendah. Kondisi wilayah yang berada disekitar aliran sungai menyebabkan banyaknya tanaman bambu yang belum banyak dimanfaatkan. Tujuan dari pengabdian dengan program kemitraan masyarakat adalah untuk memproduksi sedotan ramah lingkungan (Eco Puff Friendly) sebagai alternatif pengganti sedotan dari bahan plastik. Metode pelaksanaan meliputi pelatihan dan bimbingan teknis, yang dilakukan dalam beberapa tahapan: (1) mengumpulkan bahan sedotan, (2) memberikan pelatihan dan arahan pembuatan produk, (3) bimbingan teknis cara produksi, mengemas, dan memasarkan produk sedotan (Eco Puff Friendly), (4) workshop karakterisasi produk. Berdasarkan hasil kegiatan disimpulkan bahwa program ini telah meningkatkan pengetahuan dan pengalaman khalayak sasaran, dan mereka dapat membuat sedotan yang ramah lingkungan. Di samping itu, telah terjadi peningkatan pemahaman dan antusiasme khalayak sasaran untuk menghargai potensi wilayah mereka dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa serta upaya pengurangan sampah plastik di Kabutapen Jember. Kata kunci: bambu; kabupaten jember; sampah; sedot ramah lingkungan. ABSTRACTPlastic waste pollution in Jember Regency is one of the problems that must be resolved, considering that waste will pollute and cause environmental damage. Sucopangepok Village, in the upstream part of the Bedadung Jember Watershed (DAS), is one of the villages where the majority of the population work as farmers or labor farmers with relatively low skill levels and economies. The condition of the area around the river causes many bamboo plants that have not been widely used. The community partnership program aims to produce eco-friendly straws (Eco-puff friendly) as an alternative to plastic straws. The method of implementation includes training and workshop, which is carried out in several stages: (1) collecting straw materials, (2) providing training of product, (3) technical guidance on how to produce, packaging, and marketing, (4) product characterization workshop. The target community's results increased their knowledge and experience, and they could make environmentally-friendly straws. Besides, there has been an increase in the target audience's understanding and enthusiasm to appreciate the potential of their region to increase the nation's competitiveness and efforts to reduce plastic waste in Jember Regency. Keywords: bamboo; jember regency; waste; eco puff-frendly straw.
Manajemen kesehatan tanaman hortikultura di desa Sukorambi kabupaten Jember Ankardiansyah Pandu Pradana; Rachmi Masnilah; Zidna Nurul Izzatika; Mohammad Hoesain; Saifuddin Hasjim; Wagiyana Wagiyana; Suharto Suharto; Fariz Kustiawan Alfarisy; Bambang Irawan
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.21214

Abstract

Abstrak Pengetahuan dan pemahaman yang kuat tentang pengendalian hama dan penyakit tanaman merupakan aspek penting dalam mendukung produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian. Studi ini mengevaluasi efektivitas program edukasi manajemen kesehatan tanaman hortikultura di Desa Sukorambi, Kabupaten Jember. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani terkait praktik-praktik pengendalian yang lebih baik melalui partisipasi aktif petani dan mahasiswa dalam penyampaian materi. Metode yang digunakan terdiri atas penyampaian materi melalui metode visual dan diskusi, yang memungkinkan pemahaman oleh petani. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman petani tentang manajemen kesehatan tanaman, yang tercermin dalam peningkatan skor pemahaman dan motivasi. Hasil dari analisis SWOT menunjukkan bahwa program ini memiliki kekuatan dalam keterlibatan aktif petani dan dukungan dari universitas. Namun, ada kelemahan yang perlu diatasi, terutama terkait dengan keterbatasan anggaran dan infrastruktur. Program ini juga menghadapi peluang seperti potensi dukungan tambahan dari pihak eksternal dan peluang untuk memperluas jaringan kerja sama dalam sektor pertanian. Ancaman yang harus diperhatikan adalah perubahan kebijakan pemerintah yang dapat memengaruhi pendanaan program, serta potensi penurunan minat petani seiring berjalannya waktu. Kesimpulannya, program ini memiliki dampak positif dalam meningkatkan pemahaman petani terkait pengendalian hama dan penyakit tanaman. Dengan upaya lebih lanjut dan dukungan tambahan, program ini memiliki potensi untuk terus berperan penting dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan produktif di wilayah Desa Sukorambi, Kabupaten Jember. Kata kunci: hama; motivasi; patogen; pemahaman; seminar Abstract A strong knowledge and understanding of pest and disease control in plants are essential aspects to support productivity and sustainability in the agricultural sector. This study evaluates the effectiveness of an educational program on horticultural plant health management in Sukorambi Village, Jember Regency. The program aims to enhance farmers' understanding of improved pest and disease control practices through active participation of farmers and students in delivering the materials. The methods employed include the presentation of materials through visual aids and discussions, facilitating comprehension by farmers. The evaluation results indicate an improvement in farmers' understanding of plant health management, reflected in increased comprehension scores and motivation. The SWOT analysis reveals that the program has strengths in active farmer engagement and university support. However, it also identifies weaknesses, primarily related to budget constraints and infrastructure limitations. The program presents opportunities, such as potential external support and opportunities for expanding collaboration networks within the agricultural sector. Threats to be monitored include potential changes in government policies affecting program funding and the risk of declining farmer interest over time. In conclusion, this program has had a positive impact on enhancing farmers' understanding of pest and disease control in plants. With further efforts and additional support, the program has the potential to continue playing a crucial role in promoting sustainable and productive agriculture in the Sukorambi Village, Jember Regency. Keywords: pest; motivation; pathogen; understanding; seminar
Disemenasi agens pengendali hayati melalui penguatan kelembagaan PPAH di desa Purnama kabupaten Bondowoso Wagiyana Wagiyana; Suharto Suharto; Mohammad Hoesain; Saifuddin Hasjim; Rachmi Masnilah; Suhartiningsih Dwi Nur Cahyanti; Ankardiansyah Pandu Pradana; Bakhroini Habriantono; Fariz Kustiawan Alfarisy; Tejasari Tejasari; Gusna Merina; Farchan Mushaf Al Ramadhani; Dimas Ganda Permana Putra
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.23086

Abstract

AbstrakPPAH (Pos Pelayanan Agen Hayati) adalah organisasi swadaya masyarakat yang memiliki aktivitas untuk produksi agens pengendali hayati. Agens pengendali hayati merupakan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk maupun pestisida sintetis. Agens hayati terbagi menjadi golongan bakteri, jamur, virus, nematoda, maupun serangga berguna. Desa Purnama merupakan desa sentra penghasil singkong. Tujuan pengabdian ini adalah untuk melakukan disemenasi agens hayati di Desa Purnama. Lokasi pengabdian terletak di Desa Purnama, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso. Pelaksanaan kegiatan meliputi disemenasi dengan beberapa tahapan yaitu: penyuluhan agens hayati, penguatan kelembaagaan PPAH dengan forum diskusi, serta evaluasi program. Hasil pengabdian ini adalah adanya peningkatakan kapasitas pengetahuan petani di Desa Purnama terkait dengan agens hayati dan fungsinya pada tanaman. Selain itu untuk meningkatkan nilai keberdayaan, melalui kelembagaan PPAH dapat meningkatkan peluang dan potensi untuk bersinergi dengan stakeholder maupun instansi pemerintah. Kegiatan pengabdian ini menjadi program lanjutan pada kegiatan sebelumnya mengenai pendampingan dan produksi agens hayati. Kesimpulan pada pengabdian ini adalah petani antusias untuk meningkatkan kapasitas diri melalui penguatan kelembagaan PPAH dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi dan hilirisasi singkong. Kata kunci: augmentasi; berguna; berkelanjutan; sekolah lapang; terpadu. AbstractPPAH (Pos Pelayanan Agen Hayati) is a non-governmental organization that has activities for the production of biological control agents. Biological control agents are an alternative to reduce dependence on synthetic fertilizers and pesticides. Biological agents are divided into bacteria, fungi, viruses, nematodes and useful insects. Purnama Village is a central cassava producing village. This service aims to carry out the cementation of biological agents in Purnama Village. The location of the service is located in Purnama Village, Tegalampel District, Bondowoso Regency. Implementation of activities includes cementation in several stages, namely: counseling on biological agents, strengthening PPAH institutions with discussion forums, and program evaluation. The result of this service is an increase in the knowledge capacity of farmers in Purnama Village regarding biological agents and their functions in plants. Based on that, to increase the value of empowerment, through the PPAH institution it can increase opportunities and potential to synergize with stakeholders and government agencies. This service activity is a continuation program of previous activities regarding assistance and production of biological agents. This service concludes that farmers are enthusiastic about increasing their capacity through strengthening PPAH institutions to increase cassava production and downstream capacity. Keywords: augmentation; field school; integrated; sustainable; and useful.
Pendampingan masyarakat untuk pembentukan TABOGA Farm guna peningkatan kesejahteraan petani di desa Klangon kabupaten Madiun Fariz Kustiawan Alfarisy; Didik Pudji Restanto; Laily Ilman Widuri; Yuli Witono; Fifteen Aprila Fajrin; Hadi Paramu
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.22740

Abstract

AbstrakDesa Klangon saat ini menjadi desa rujukan tanaman porang Indonesia. Tidak hanya itu Desa Klangon memiliki wisata klangon yang terletak di tengah hutan klangon. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah memberikan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat mengenai implementasi Agro Smart Village sebagai solusi pengelolaan wisata dan TABOGA dalam upaya peningkatan kemandirian dan derajat kesehatan masyarakat. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi koordinasi dengan perangkat desa,  FGD (Focus Group Discussion) dan praktek di beberapa kelompok masyarakat, pendampingan, pembentukan TABOGA farm, dan pendampingan, Pendampingan dalam perencanaan pengembangan usaha hilirisasi produk TABOGA. Kegiatan pengabdian desa Asal melibatkan beberapa perangkat desa, tokoh masyarakat, dan petani yang menjadi sasaran. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian ini diantaranya adalah komoditas TABOGA di desa klangon memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan kedua setelah porang. Setidaknya dari hasil FGD tercatat sebanyak 18 jenis tanaman obat tradisional yang banyak tumbuh berdampingan dengan tanaman porang di hutan Desa Klangon. Namun, potensi ini belum banyak dimanfaatkan secara maksimal. Permasalahan utama yang menjadi kendala adalah pemasaran produk TABOGA. Berdasarkan permasalahan tersebut, kontribusi yang diberikan oleh Tim Pengabdi pada kegiatan ini yakni  pendampingan implementasi Agro Smart Village melalui pemetaan komoditas TABOGA untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mengembangkan komoditas TABOGA untuk kesejahteraan masyarakat Desa Klangon. Kata kunci: pemasaran; porang; tanaman obat tradisional; wisata. AbstractKlangon Village is currently a reference village for Indonesian porang plants. Klangon Village has a Klangon tourist area which is in the middle of the Klangon forest. The purpose of community service was to provide community empowerment and assistance regarding the implementation of Agro Smart Village as a tourism management solution and TABOGA to increase self-sufficiency and community health status. The method of implementing the assisted village service activities was carried out using two methods, namely FGD (Focus Group Discussion) and practiced in several community groups. The production technology practice method aimed to aid the community regarding the formation of TABOGA Farm. Origin village service activities involved several village officials, community leaders, and targeted farmers. Based on the results of the community service activities, the Klangon people required assistance from universities to make mapping of TABOGA commodities and their marketing. Farmers need institutional support such as BUMDES to become a business unit that accommodates community taboga plant products so that it is hoped that they can increase people's income.Keywords: tourism; traditional medicinal plant; marketing.
Assessment of water quality in agricultural systems in Candipuro, Lumajang Regency, East Java, Indonesia Hani, Evita Soliha; Alfarisy, Fariz Kustiawan; Widuri, Laily Ilman; Soeparjono, Sigit; Muhlison, Wildan; Saputra, Tri Wahyu; Yulianto, Roni
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.113.5597

Abstract

The current challenges of industrial agriculture focus on environmental safety. Water quality is an indicator of environmental sustainability. The cultivation system has an impact on water quality. The aim of this study is to assess the water quality of agricultural systems. Anthropogenically, agricultural activities have an impact on environmental aspects. Identification of agricultural systems is clustered into organic and non-organic agriculture. The agricultural system in Indonesia is regulated based on SNI 6729;2016. Water sampling was carried out at three points, including upstream, middle (irrigation), and downstream (river). Water sampling at each point was repeated three times. Assessment of the physical quality of water using the Combo Quality Meter. Water samples for chemical and biological analysis at the Environmental Laboratory, Perum. Jasa Tirta 1. Determination of water quality standards refers to Government Regulation No. 82 of 2001. In the upstream section, pollution can be seen in the biological oxygen demand (BOD) indicator, with an average of 15.03 mg L-1 for organic and conventional systems. The phosphate indicator averaged 1.96 mg L-1. In the middle section (irrigation), the pollution indicators for BOD, phosphate, and total Coliform parameters were 6.76 mg L-1 for the organic system, 7.37 mg L-1 for the non-organic system, and 1,290 CFU mL-1. In the downstream (river), pollution indicators consist of total suspended solids (TSS), BOD, chemical oxygen demand (COD), and total Coliform. Anthropogenic identification for clustering agricultural systems at the research location uses stratified disproportional sampling. The results of this research provide recommendations for water quality management for sustainable agricultural environmental management.
Pemberdayaan Masyarakat Sukorambi Melalui Implementasi Pertanian Sehat ADU (Anti Residu) Upaya Menghasilkan Produk Hortikultura Bebas Residu Pestisida Hoesain, Mohammad; Masnilah, Rachmi; Prastowo, Sigit; Pradana, Ankardiansyah Pandu; Alfarisy, Fariz Kustiawan; Wagiyana, Wagiyana; Suharto, Suharto; Hasjim, Saifuddin; Sunartomo, Aryo Fajar
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 6, No 2 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v6i2.2773

Abstract

AbstrakDesa Sukorambi merupakan Desa Sentra Tanaman Hortikultura untuk pemasok di Kabupaten Jember. Masyarakat di desa tersebut mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Sistem budidaya tanaman hortikultura yang diterapkan oleh Masyarakat Desa Sukorambi menggunakan sistem pertanian intensif dengan input pupuk dan pestisida sintetis, menjadi suatu permasalahan. Selain sistem pertanian, Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) menjadi masalah utama dalam budidaya tanaman. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah memberikan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat mengenai implementasi pertanian sehat dengan teknologi produksi Anti Residu (ADU) untuk alternatif ketergantungan terhadap pestisida sintetis. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian desa binaan dilaksanakan dengan dua metode yaitu Focus Group Discussion (FGD) dan praktek di beberapa kelompok tani. Tujuan dilakukan FGD adalah untuk memberikan penyuluhan dan wawasan terkait implementasi pertanian sehat. Metode praktek teknologi produksi bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat terkait teknologi produksi ADU yang telah berhasil efektif dan teruji dalam skala laboratorium maupun di lahan percobaan untuk mengendalikan permasalahan seputar OPT. Kegiatan pengabdian desa binaan melibatkan beberapa perangkat desa, tokoh masyarakat, dan petani yang menjadi sasaran. Hasil program pengabdian ini memberikan respon positif untuk transfer teknologi mengenai implementasi pertanian sehat, petani mengetahui produksi ADU secara mandiri, dan memberikan pengaruh positif dalam menghasilkan produk-produk pertanian sehat bebas residu pestisida.Kata kunci: Anti Residu, Berkelanjutan, Desa Binaan, Terpadu.
The Potential of Deleterious rhizobacteria to Control Primary Weed Echinochloa sp. on Rice Hoesain, Mohammad; Masnilah, Rachmi; Nurchayanti, Suhartiningsih Dwi; Pradana, Ankardiansyah Pandu; Alfarisy, Fariz Kustiawan; Sari, Dwi Tirta; Ramadhan, Farchan Mushal Al; Rismayani; Tarigan, Sri Ita
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol. 16 No. 2 (2024): August 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v16i2.3422

Abstract

Deleterious rhizobacteria (DRB) is one of the rhizobacteria that can be used as a bioherbicide and can stimulate plant growth. The objectives that can be obtained from this study are to determine the potential of DRB on the growth of weeds Echinochloa crusgalli and Echinochloa colona on rice. Variables observed in this study were identification of secondary metabolites, measurement of weed sprouts, percentage effectiveness of bacterial isolates against weed seeds, normal sprouts, abnormal sprouts, fresh seeds that did not grow and dead seeds. The aim of this study is to explore biological agents that can be used to control the main weeds of rice crops. This candidate could be a recommendation for environmentally friendly controls. Exploration of the DRB group was obtained by collecting soil samples around the roots of rice crops. Then isolate it, identify as morphologically and physiologically, and test it in vitro studies. The results showed that DRB had the potential to control weed growth and could stimulate the growth of rice. The application of PFA and PFB isolates had a significant effect on inhibiting the length of weed roots and buds, the average percentage of control effectiveness > 80-90%. Novelty in this study could be found as candidate groups of DRB bacteria with specific locations to control the weed Echinochloa sp. on rice crops. For society, this research could be an alternative to reduce dependence on synthetic herbicides . DRB has the potential to be formulated into a bioherbicide  to control weeds.
Co-Authors Ahmad Ilham Tanzil Akhamd Haryono Al Ramadhani, Farchan Mushaf Alfarizi, Zulfikar Ahmad Ali Wafa Anantoro, Tri Ankardiansyah Pandu Pradana Arifah, Rifqi Tsalis Aryo Fajar Sunartomo Aultavia, Reza Novita Bakhroini Habriantono Bakhroini Habriantono Bambang Irawan Bambang Kuswandi Budi, Ival Oktavian Nurtian Dewi, Yuni Rosita Dimas Ganda Permana Putra Evita Soliha Hani Fa'ayunina, Miftakhul Fahrur Rijal Ardiyanto Farchan Mushaf Al Ramadhani Fifteen Aprila Fajrin Firdauzi, Sandy Al Fitriyani, Zenita Afifah Gusna Merina Gusna Merina Gusna Merina, Gusna Habriantono, Bakhroini Hadi Paramu Hadi, Yusnan Hakim, Tiara Oktavia Putri Hari Purnomo Hasjim, Saifuddin Hoesain, Mohammad I Gusti Bagus Wiksuana Idah Andriyani Ika Barokah Suryaningsih Intan Kartika Setywati Ival Oktavian Nurtian Budi Khozin, Mohammad Nur Khusumawati, Titik Laily Ilman Widuri, Laily Ilman Lestari, Resti Putri Listya Purnamasari M. Abd. Nasir Masnillah, Rachmi Nita Kuswardhani novita, mega darmi Nurchayanti, Suhartiningsih Dwi Nurhasna, Rifqi Nusantara, Alrio Putra Prayoga, Gigi Hadi Puji Rahayu Pusparani, Syafina Rachmandhika, Yusuf Rachmi Masnilah Rachmi Masnilah Rachmi Masnillah Ramadhan, Farchan Mushal Al Ramadhani, Farchan Mushaf Al Restanto, Didik Pudji Rismayani Risqianti, Riza Saifuddin Hasjim Samudji Samudji Sari, Dwi Tirta Sigit PRASTOWO Sigit Soeparjono Siswoyo Soekarno Soeharto Soesanto Soesanto Sri Wahyuningsih Sri Wahyuningsih Suandana, Febery Hery Sugeng Winarso Suhartiningsih Dwi Nur Cahyanti Suhartiningsih Dwi Nurcahyanti Suharto Suharto Suharto Suharto Suharto Suharto Syahputra, Wahyu Nurkholis Hadi Tarigan, Sri Ita Tejasari Tejasari Tri Wahyu Saputra Wagiyana Wagiyana Wagiyana Wagiyana Wagiyana, Wagiyana Wildan Muhlison, Wildan Yuli Witono Yulianto, Roni Zidna Nurul Izzatika