Claim Missing Document
Check
Articles

Reproductive Profile of Black Soldier Fly (Hermetia Illucens L.) on Different Rearing Substrates as Ruminant Feed Aulia Puspita Anugra Yekti; Nurul Isnaini; Sri Wahjuningsih; Ardyah Ramadhina Irsanti Putri; Hanief Eko Sulistyo
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 33 No. 2 (2023): August 2023
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiip.2023.033.02.15

Abstract

There is lack of evidence on the black soldier fly (Hermetia Illucens L.) and its use as a biological control and waste recycle agent. Unknown information related with mating and ovipositional activities. The aim of this research is to determine the reproductive profile and its manure of the Black Soldier Fly (Hermetia Illucens L.) through different rearing substrate as ruminant feed. A total of 4 treatments and 4 replicates were used in this experiment. The treatment diet was formulated as follows:    T0:  dry fermented cow waste, T1: 21% of crude protein, T2: 22% of protein, T3: 23% of protein. The data was analyzed using ODA SAS on an academic general linear model (GLM).  The result showed using different rearing substrates gave insignificant differences (p > 0.05) on the reproductive profile, nutritional content, and manure nutritional content. In summary, the use of different leves of protein can be used as the rearing substrate without any adverse effects.
Conception Rate of Filial Friesian Holstein Cows After Being Inseminated Using Unsexed and Sexed Semen Amir Firdaus; Putri Utami; Anisa Ramadhani; Habib Asshidiq Syah; Mashitah ShikhMaidin; Aulia Puspita Anugra Yekti; Nurul Isnaini; Trinil Susilawati
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 34 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiip.2024.034.01.11

Abstract

This research aimed to increase the reproduction of dairy cows with artificial insemination (AI) in Filial Friesian Holstein cows using sexed semen. This research was conducted in Pandesari Village, Pujon District, Malang Regency, East Java. The 114 Filial Friesian Holstein cows were used in this research and divided into three Treatments: T1: 38 cows were inseminated using unsexed semen, T2: 38 cows were inseminated using albumin sedimentation sexed semen, and T3: 38 cows were inseminated using Percoll density gradient centrifugation (PDGC) sexed semen. The material was selected by purposive sampling with a minimum body condition score (BCS) specification of 2.5 (scale 1-5); the material had normal reproductive organs and showed signs of heat/estrus. The parameters of this study are the percentage of non-return rate (NRR) 1, NRR 2, and conception rate (CR). The data obtained were analyzed using descriptive analysis. The differences in NRR and CR between the unsexed sperm, sexed sperm with albumin sedimentation, and sexed sperm with PDGC were analyzed with the chi-square test and were considered significant at p < 0.05. The chi-square test was carried out to compare the observed values with the expected values. The results showed that the success of artificial insemination was greater by using albumin-sedimented sexed semen compared to unsexed semen or PDGC-sexed semen, with NRR values of 1 (95%), NRR values of 2 (87%) and CR values of 63%. The conception rate of artificial insemination using albumin-sedimented sexed semen was 63% greater than that of artificial insemination using unsexed semen and PDGC-sexed semen, which obtained the same value of 47%.
Financial Performance and Labour Involvement of Small-Scale Dairy Farmers: A Case Study at the SAE Pujon Dairy Cooperative Nanang Febrianto; Trinil Susilawati; Budi Hartono; Puji Akhiroh; Aulia Puspita Anugra Yekti; Rizki Prafitri; Muhammad Helmi; Dewi Masyithoh; Mad Nasir Shamsudin
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 33 No. 3 (2023): December 2023
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiip.2023.033.03.12

Abstract

In Indonesia, small-scale dairy cattle farming dominates, constituting 80% of the industry, with economic pursuits secondary to subsistence needs. Challenges include limited green fodder, declining farmers, low milk quality, diseases, and inadequate infrastructure. Despite these issues, dairy farming persists, particularly in East Java's Malang Regency, a major contributor to national dairy cattle population and milk production. The significance of Pujon Sub-District comes to the forefront, housing the Sinau Andandani Ekonomi (SAE) Pujon Cooperative established in 1975. This cooperative plays a pivotal role in supporting small-scale farmers in Pujon, actively addressing challenges through collaborative efforts. This cooperative facilitates small-scale farmers in Pujon, addressing challenges through collective efforts. In such systems, family labor, including women and children, is integral due to limited availability. The study aims to analyse the income of dairy cattle farmers and their labour allocation as the members of SAE Pujon Cooperative, Pujon District, Regency of Malang. The data of the farm management parameters were collected through a survey at the study area. The results indicate that the average income of the farmers is IDR 4,306,798 per month. Regarding labour allocations, wives work to household affairs and husbands focus more on farming activities. The research concludes that the income of dairy farmers and their labour allocation are related to the farm scale.
Kajian Karakteristik Fenotipe Kuantitatif dan Kualitatif Ayam Bekisar Adelina Ari Hamiyanti; Gatot Ciptadi; Nuryadi Nuryadi; Aulia Puspita Anugra Yekti
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol. 24 No. 2 (2023): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2023.024.02.4

Abstract

Ayam bekisar merupakan hasil persilangan interspesies antara ayam hutan merah/ayam hutan hijau jantan dengan ayam kampung. Persilangan ini menguntungkan dari segi fenotipe karena menghasilkan warna bulu yang indah selain suara kokokan yang memikat. Karakteristik fenotipe kuantitatif dan kualitatif ayam bekisar belum terdokumentasi dengan baik sehinggapenelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran fenotipe kuantitatif dan kualitatif dari ayam bekisar jantan. Penelitian ini menggunakan metode survei. Penelitian menggunakan 95 ekor ayam dewasa yang terdiri dari 5 ekor ayam hutan jantan, 65 ekor ayam kampung betina dan 25 ekor ayam bekisar jantan yang diperoleh di Kecamatan Dau Kabupaten Malang danKecamatan Suboh Kabupaten Situbondo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfometrik ayam bekisar yaitu panjang femur 10,64±0,79 cm, panjang tibia 13,01±1,25cm, lingkar tarsometatarsus 9,01±0,94 cm, panjang dada 11,85±1,09 cm, lingkar dada 41,39±1,92 cm, panjang leher 12,82±1,80 cm, panjang paruh 2,50±0,54 cm, panjang kepala 6,35±0,55 cm, lebar kepala 3,17±049 cm, panjang badan 42,96±2,49 cm dan bobot badan1972,16±251,16 g. Secara kualitatif memiliki warna bulu berwarna (92%) dan putih (8%); pola bulu bervariasi liar (54%), hitam (28%), columbian (26%) ; kerlip bulu emas (92%) dan perak (8%) ; corak bulu100% non lurik serta bentuk jengger (96%) tunggal dan (4%) kapri. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah secara kuantitatif ukuran tubuh ayam bekisar berada diantara ayam hutan merah dan ayam kampung sebagai tetuanya. Demikian pula dengan karakteristik kualitatifnya
Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Beku Dosis Ganda Pada Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Aulia Puspita Anugra Yekti; Muhammad Bayuardhi; Sri Wahjuningsih; Trinil Susilawati
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol. 24 No. 2 (2023): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2023.024.02.9

Abstract

Inseminasi Buatan (IB) adalah suatu teknologi reproduksi yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan IB dengan menggunakan dosis tunggal dan dosis ganda pada sapi peranakan Friesian Holstein (PFH). Penelitian ini dilakukan di desa Bendosari dan Sukamulya Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia. Materi penelitian adalah sapi perah PFH sebanyak 99 ekor yang dipilih secara purposive sampling dengan kriteria yaitu memiliki BCS 2.5-3.5, sudah pernah melahirkan, mempunyai organ reproduksi yang sehat serta menunjukkan tanda estrus yang jelas. Perlakuan yang diberikan terdiri atas dua perlakuan yaitu 50 ekor sapi di IB dengan dosis tunggal (P0) dan 49 ekor sapi di IB dengan dosis ganda dengan waktu berbeda yaitu 2 dan 8 jam setelah munculnya estrus (P1). Deposisi semen yang digunakan adalah posisi 4 (korpus uteri). Pemeriksaan kebuntingan dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi (USG). Parameter yang diamati adalah Non-Return Rate (NRR), Conception Rate (CR) dan Pregnancy Rate (PR). Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase NRR1 dan NRR2 pada P0 adalah 70% dan 60%, sedangkan pada P1 adalah 81,63% dan 71,43%. Persentase CR pada P0 dan P1 masing-masing adalah 50% dan 57%, sedangkan nilai PR pada P0 dan P1 adalah 66% dan 67%. Hasil uji chi square menunjukkan nilai NRR dan CR menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05), sedangkan PR tidak berbeda nyata (P>0,05). Kesimpulan pada penelitian ini bahwa metode IB semen beku dosis ganda pada waktu berbeda memiliki keberhasilan kebuntingan yang lebih baik dibandingkan dengan IB dosis tunggal.
Effect of Thawing Technique on the Quality and Status of Acrosome Reactions Safitri, Brilla Ismaya; Wahjuningsih, Sri; Yekti, Aulia Puspita Anugra; Susilawati, Trinil
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 2 (2022): JITRO, May
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.633 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v9i2.23126

Abstract

The success of Artificial Insemination is affected by the thawing technique used by the inseminator. The difference in thawing technique can affect the quality of the spermatozoa produced. This study aims to determine the effect of temperature and duration of thawing on the frozen semen quality of Bali and Madura cattle. The material used was 80 frozen semen straws for Bali cattle and Madura cattle. The method used is an experiment with four treatments and 10 replications, that is thawing in water at 37℃ for 30 seconds duration, 28℃ for 30 seconds, 28℃ for 45 seconds and 28℃ for 60 seconds. The variables observed in this study were capacitation, intact acrosome, intact plasma membrane and chromatin damage.  The data were analyzed using a Randomized Block Design with replication as a block. The results of the analysis of variance showed that thawing technique had significant effect (p<0.05) on not yet capacitated, intact acrosome, intact plasma membrane.  Thawing technique had no significant effect (p>0.05) on the acrosome reacted and chromatin damage.Keywords:  thawing technique, capacitation, intact acrosome, intact plasma membrane, chromatin damage
Kualitas Spermatozoa dan Tudung Akrosom Utuh pada Semen Beku Sapi Friesian Holstein dengan Mutu Genetik yang Berbeda Aulia Puspita Anugra Yekti; Azna Roudlotul Nur Umamah; Firlia Safa; Nadya Meyta Andriani; Nanang Febrianto; Trinil Susilawati
Jurnal Agripet Vol 24, No 1 (2024): Volume 24, No. 1, April 2024
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v24i1.29097

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kualitas spermatozoa dan tudung akrosom utuh semen beku pada pejantan sapi Friesian Holstein (FH) dengan mutu genetik yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan 2 kelompok perlakuan jenis semen beku yang berbeda. Kelompok perlakuan jenis semen beku adalah Sapi FH proven bull (P1) dan sapi FH grade B (P2). Parameter yang diamati meliputi motilitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, viabilitas spermatozoa, abnormalitas spermatozoa, dan tudung akrosom utuh (TAU) spermatozoa. Data dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan kualitas antar kelompok perlakuan, kemudian dilakukan uji chi-square untuk membandingkan nilai hasil observasi dengan nilai harapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas semen beku pada sapi FH proven bull dan sapi FH grade B tidak berbeda nyata (P0,05). Disimpulkan bahwa perbedaan mutu genetik pada pejantan tidak memengaruhi kualitas spermatozoa semen beku sapi FH.(Sperm quality and intact acrosome cap of Friesian Holstein frozen semen with different genetic qualities)ABSTRACT. This study aimed to determine the quality of spermatozoa and intact acrosome cap of Friesian Holstein bulls with different genetic qualities. This study used observational research with two categories of frozen semen types treatment. The frozen semen consisted of Friesian Holstein Proven Bull (T1) and Friesian Holstein grade B bull (T2). The parameters observed include sperm motility, sperm concentration, sperm viability, sperm abnormality, and intact acrosome cap. Data were analyzed using a t-test to determine the differences in quality between treatments. Then, the chi-square test was used to compare the observed and expected values. The results showed no significant difference (P0.05) in frozen semen quality of Friesian Holstein proven bull and Friesian Holstein grade B bull. In conclusion, the different genetic qualities of bulls did not affect the quality of frozen semen.
Kualitas Semen Beku Sapi Limousin setelah Thawing Menggunakan Air Dingin dengan Lama Waktu yang Berbeda Aulia Puspita Anugra Yekti; Rheta Eva Ramadhani Setiawan; Achadiah Rachmawati; Trinil Susilawati
Jurnal Agripet Vol 23, No 1 (2023): Volume 23, No. 1, April 2023
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v23i1.23331

Abstract

ABSTRACT. Keberhasilan inseminasi buatan dipengaruhi oleh kualitas semen atau motilitas spermatozoa post thawing. Inseminator menggunakan air dingin (28oC) untuk thawing semen beku sedangkan SNI menyarankan thawing semen beku dengan air hangat (37oC) selama 30 detik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama dan suhu thawing pada semen beku sapi Limousin terhadap kualitas semen serta mengetahui perlakuan terbaik dari penelitian ini. Materi yang digunakan adalah 50 straw semen beku sapi Limousin yang diproduksi oleh BBIB Singosari. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan 5 perlakuan dan 10 ulangan. Variabel yang diamati adalah Motilitas Individu spermatozoa, Viabilitas spermatozoa, Abnormalitas spermatozoa, Konsentrasi dan Total Motilitas Spermatozoa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam Analysis of Variance (ANOVA) dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) kemudian diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) jika terdapat perbedaan nyata. Selanjutnya diuji Chi square untuk variabel motilitas individu, konsentrasi dan total spermatozoa dan dibandingkan dengan SNI untuk semen beku. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa thawing pada suhu 28C dengan lama waktu 60 detik berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap viabilitas dan berpengaruh nyata (P0,05) pada motilitas individu dan total spermatozoa motil. Sedangkan, konsentrasi dan abnormalitas spermatozoa memberikan hasil tidak berpengaruh nyata (P0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah thawing dengan air dingin (suhu 28C) selama 60 detik memberikan kualitas semen terbaik setelah thawing.(Quality of Post Thawing Frozen Semen on Limousin Bull Using Cold Water with Different Durations)ABSTRAK. The quality of post-thawing semen influences the success factor of artificial insemination (AI). Inseminators usually used tap water (28C) to thaw the frozen semen, while Indonesian National Standard used warm water (37C) for 30 seconds. This study aims to determine the effect of thawing duration on the frozen semen quality of Limousin Bull and also to know the best treatment between the five treatments of this experiment. The material used in this study was 50 straws of frozen semen produced by Artificial Insemination Center Singosari. The method was an experiment method with five treatments and ten replications. the variables observed were individual motility, sperm viability, sperm abnormality, concentration, and total motile of sperm. The data obtained were analyzed statistically using Analysis of Variance (ANOVA) of Randomized Block Design (RBD) and then using Duncan Multiple Range Test if there is a difference. Then using Chi-Square Test for individual motility, concentration, and total motile of sperm and compared with the Indonesian National Standard of frozen semen. The results show that a temperature of 28C with a duration of 60 seconds is highly significant (P0,01) to viability and significant (P0,05) to individual motility and total motile of sperm. While, the concentration and abnormality of sperm give no significant effect (P0,05). In conclusion, the temperature and duration of thawing at 28C for 60 seconds show the best quality of post-thawing semen.
Evaluation The Success of Artificial Insemination Using Frozen Sexed Semen Based on Different Estrus Characters Putri Utami; Muhammad Zainul Hanif; Aulia Puspita Anugra Yekti; Rizki Prafitri; Asri Nurul Huda; Kuswati Kuswati; Kusmartono Kusmartono; Trinil Susilawati
Jurnal Agripet Vol 22, No 2 (2022): Volume 22, No. 2, Oktober 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v22i2.23423

Abstract

ABSTRACT. Knowledge of farmers about estrus detection is one of the factors that affect fixed-time artificial insemination (AI). This study aims to evaluate the success rate of AI using Y sexing frozen semen based on the estrus character of cattle. Forty-five Limousin Crossed Cows involved in this research with a Body Condition Score of 3-5 (1-9 scale), 1.8-7 years old. Y sexing frozen semen is produced by the Singosari Center for Artificial Insemination using Percoll's Gradient Density Centrifugation method. Observation of estrus character was done before insemination with the deep insemination technique of AI. Artificial insemination was carried out using double doses at the 2nd and 8th hours after estrus. Rheinbio vitamins as BioATP+ are injected after AI. The results showed that the Conception Rate and Pregnancy Rate based on the estrus character was higher as indicated by the red colour of the vulva was 17.78% and 22.22%; very swollen vulva was 20% and 22.22%; abundant cervical mucus was 15.56% and 17.78%, and vaginal temperatures ranging from 38.0-38.5oC was 13.33% and 20%. In conclusion, the low percentage of pregnancy in this study was caused by various factors, mainly the genetic quality, early embryonic efficacy, maintenance management especially feed, and there were cows that experienced reproductive disorders.(Evaluasi keberhasilan inseminasi buatan menggunakan semen beku sexing berdasarkan karakter estrus yang berbeda)ABSTRAK. Pengetahuan peternak mengenai deteksi estrus merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu inseminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan IB menggunakan semen sexing Y berdasarkan karakter estrus ternak. Akseptor yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 45 ekor Sapi Persilangan Limousin dengan BCS 3-5 dan umur berkisar antara 1,8-7 tahun. Semen beku sexing Y merupakan hasil produksi Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari menggunakan metode Sentrifugasi Densitas Gradien Percoll (SGDP). Pengamatan karakter estrus dilakukan sebelum inseminasi. Inseminasi Buatan dilakukan dengan menggunakan double dosis pada jam ke-2 dan jam ke-8 dengan teknik deep insemination. Vitamin Rheinbio sebagai BioATP+ diinjeksikan setelah IB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan kebuntingan ditinjau dari nilai conception rate (CR) dan pregnancy rate (PR) berdasarkan karakter estrus ternak lebih tinggi ditunjukkan pada kondisi warna vulva merah merata yaitu 17,78% dan 22,22%; vulva yang sangat bengkak yaitu 20% dan 22,22%; banyak mengeluarkan lendir servik yaitu 15,56% dan 17,78%, serta suhu vagina yang berkisar antara 38,0-38,5oC yaitu 13,33% dan 20%. Persentase kebuntingan yang rendah pada penelitian ini disebabkan oleh berbagai faktor, utamanya kualitas genetik ternak, kematian embrio dini, manajemen pemeliharaan khususnya pakan, dan terdapat ternak yang mengalami gangguan reproduksi.
Perbedaan Keberhasilan Inseminasi Buatan Menggunakan Metode Dosis Tunggal dan Ganda pada Sapi Madura Khairul Rasyad; Aulia Puspita Anugra Yekti; Kuswati Kuswati; Trinil Susilawati
Jurnal Agripet Vol 22, No 2 (2022): Volume 22, No. 2, Oktober 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v22i2.24532

Abstract

ABSTRACT. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi keberhasilan IB menggunakan metode dosis tunggal dan ganda pada sapi Madura. Penelitian menggunakan 25 ekor dengan metode IB dosis tunggal dan 25 ekor dengan metode IB dosis ganda. IB menggunakan semen beku sapi Madura yang diproduksi oleh Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang. Teknik deposisi semen adalah 4+ (deep insemination) yaitu pada posisi cornua uteri selanjutnya dilakukan IB dosis tunggal (jam ke-8 setelah menunjukkan tanda-tanda berahi) dan IB dosis ganda (jam ke-2 dan ke-8 setelah menunjukkan tanda-tanda berahi). Akseptor diinjeksi dengan Bio ATP+ merek Rheinbio 10 ml per ekor dan pemberian pakan konsentrat merek Novo NC62 1 kg per ekor per hari selama tujuh hari setelah IB. Variabel penelitian meliputi Non Return Rate (NRR), Conception Rate (CR), dan Service Per Conception (S/C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa IB dosis tunggal menghasilkan nilai NRR 1 sebesar 92%, NRR 2 sebesar 80%, CR sebesar 60%, dan S/C sebesar 1,71. Sedangkan pada IB dosis ganda menghasilkan nilai NRR 1 sebesar 92%, NRR 2 sebesar 84%, CR sebesar 68%, dan S/C sebesar 1,53. Kesimpulan penelitian adalah nilai NRR, CR, dan S/C pada sapi Madura dengan IB dosis ganda lebih baik daripada dengan IB dosis tunggal, dan IB dosis ganda dapat meningkatkan conception rate pada sapi Madura.(The success different of artificial insemination using single and double dosage methodof Madura cows)ABSTRAK. This study aims to evaluate the success of AI using methods single and double dosage plus in Madura cows. The study used 25 Madura cow using the AI method single dosage and 25 Madura cow using the AI method double dosage. AI uses frozen semen from Madura cows produced by the Singosari Center for Artificial Insemination. The semen deposition technique is 4+ (deep insemination) in the cornua uteri position then AI implemented with a single dosage (8th hours after showing signs of estrus) and double dosage (2nd and 8th hours after showing signs of estrus). The acceptors were injected with 10 ml of "Rheinbio'' brand Bio ATP+ per cow and 1 kg of concentrate "Novo NC62" brand per cow per day was given for seven days after IB. Research variables include Non Return Rate (NRR), Conception Rate (CR), and Service Per Conception (S/C). The results showed that AI of single dosage had value NRR 1 of 92%, NRR 2 of 80%, CR of 60%, and S/C of 1.71. While AI of double dosage had value NRR 1 of 92%, NRR 2 of 84%, CR of 68%, and S/C of 1.53. In conclusion, the value of NRR, CR, and S/C in Madura cows with AI double dosage was better than AI single dosage, and AI double dosage could increase the conception rate in Madura cows.
Co-Authors Achadiah Rachmawati Adelina Ari Hamiyanti Adelina Ari Hamiyanti Ahmad Budi Purnawan Ahmad Salim Ali mahfud Ali Mahfud Alifian Ibnu Ansori Amir Firdaus Andriawan Soni Hantoro Anisa Ramadhani Ardyah Ramadhina Irsanti Putri Aris Sutomo Aryogi Aryogi Asri Nurul Huda Asri Nurul Huda Aziz, Achmad Fadhli Azna Roudlotul Nur Umamah Budi Hartono Chusnul Hanim Dandy Prasetyo Dandy Ulul Azmi Dedi Muhammad Deny Sulistyowati Dewi Masyithoh Dian Ratnawati Dicky Pamungkas Dwi Susan Setiyani Erin Ayu Octaviani Errico Errico Faizal Andri fakhri alfi annashru Febrianto, Nanang Firlia Safa Gatot Ciptadi Habib Asshidiq Syah Hanief Eko Sulistyo Hermanto Hisyam Ryandhika Kusuma Ika Fitri Puspitasari Ika Nurjannah Irvan Mardi Ismail Hasan, Ismail Jois Harsah Joko Riyanto Khairul Rasyad Kurniaesa, Titah Ulya Kusmartono Kusmartono Kuswati , Kuswati Kuswati Kuswati Kuswati Lukman Affandhy Sunarto Luqman Affandhy M. Nur Ihsan Mad Nasir Shamsudin Mashitah ShikhMaidin Mashudi , Mashudi Mashudi Moch Saifudin Muchamad Luthfi Muhammad Ade Salim Muhammad Agus Tahar Muhammad Azharil Faris Muhammad Bayuardhi Muhammad Dikman Muhammad Helmi Muhammad Nur Ihsan Muhammad Zainul Hanif Muhammad Zainul Hanif Nadya Meyta Andriani Nafis, Fardha Ad Durrun Nanang Febrianto Nanang Febrianto Nanang Febrianto Nareswara Hapsari Ndaru Pranowo Widiasmoro Nisa, Dhinda Choirun Nisa’us Sholikah Nolasco da costa Nursahida Ramadhani Nurul Isnaini Nurul Isnaini Nurul Layla Nuryadi Nuryadi Poespitasari Hazanah Ndaru Priyo Sugeng Winarto Puji Akhiroh Putri Utami Putri Utami Putri Utami Putri Utami Putri Utami, Putri Rahmawati, Nanda Ayu Ravenska Ravenska Rheta Eva Ramadhani Setiawan Rifai Mustofa Rizki Prafitri Rizki Prafitri Safitri, Brilla Ismaya Sitiadira Aulia Aldini Sri Wahjuningsih Sri Wahjuningsih Sulistyo, Hanief Eko Syah, Habib Asshidiq Trinil Susilawati Trinil Susilawati Trinil Susilawati Trinil Susilawati Trinil Susilawati Trinil Susilowati Wahjuningsih , Sri Wahyudi, Aditiya Willy Saputra Saputra Tatulus Wiranto Wiranto Yadi Malda