Claim Missing Document
Check
Articles

Struktur Komunitas Zooplankton Pada Kawasan Biorock di Perairan Gili Trawangan Lombok Utara Ike Putri Desyana, Suripto, Hilman Ahyadi, Lalu Japa
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis vol.17 No.2 Desember 2017
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.186 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v17i2.400

Abstract

AbstrakZooplankton memiliki peran ekologis yang sangat penting di perairan termasuk pada kawasan biorock di perairan Gili Trawangan Lombok Utara. Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran tentang keanekaragaman dan komposisi jenis zooplankton pada kawasan biorock di perairan Gili Trawangan Lombok Utara. Pengambilan sampel zooplankton dilakukan pada 6 titik di kawasan biorock dan non biorock yang tersebar di perairan Gili Trawangan. Pengamatan dan identifikasi zooplankton dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas MIPA Universitas Mataram. Total zooplankton yang teridentifikasi pada kawasan biorock dan non biorock di perairan Gili Trawangan adalah 56 jenis yang tergolong dalam 6 kelas yaitu kelas Annelida dengan 2 famili (2 jenis), Arthropoda meliputi 19 famili (40 jenis),  Chaetognatha dengan hanya 1 famili (2 jenis), Chordata yang terdiri dari 6 famili (8 jenis), Coelenterata dengan 3 famili (3 jenis) dan Mollusca yang terdiri atas 1 famili (1 jenis). Keanekaragaman jenis zooplankton pada kawasan biorock termasuk kategori sedang dan pada kawasan non biorock termasuk dalam kategori rendah. Jenis yang memiliki nilai penting tertinggi adalah Calanus sinicus.  Kata kunci : zooplankton, biorock, Gili Trawangan AbstractZooplankton have some ecological importants in aquatic ecosystem including in the artificial habitat of biorock in the waters of Gili Trawangan Lombok Utara. A research was conducted in the biorock of Gili Trawangan for zooplankton community. Samplings were done at six sites in the biorock and nonbiorock area of Gili Trawangan waters. Laboratory observation and identification of zooplankton species was conducted in the Biology Laboratory of Science Faculty, University of Mataram. Total fivety six species of zooplankton were identified. The species were member of six classes: Annelide with two families and two species; Arthrophod with six families and eigth species; Chaetognathe with one family and two species; six families and eigth species of class Chordate; three families and three species for class of Coelenterate; and Mollusc with one family and one species. Species diversity of zooplankton in the areas of biorock and nonbiorock were intermediate and low categories, respectively. Calanus sinicus was a dominant species of zooplankton in that areas. Keywords:Community,Zooplankton,Biorock,GiliTrawangan 
STRUKTUR VEGETASI MANGROVE ALAMI DAN REHABILITASI PESISIR SELATAN PULAU LOMBOK Laily Hunawatun Sani; Dining Aidil Candri; Hilman Ahyadi; Baiq Farista
Jurnal Biologi Tropis Vol. 19 No. 2 (2019): Juli - Desember
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v19i2.1363

Abstract

Abstrak : Rehabilitasi mangrove merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi laju kerusakan hutan mangrove di Indonesia salah satunya di kawasan Teluk Gerupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi mangrove hasil rehabilitasi di Teluk Gerupuk dengan mebandingkan struktur vegetasi mangrove di kawasan tersebut dengan ekosistem mangrove alami. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2019 di dua kawasan hutan mangrove di pesisir selatan pulau Lombok yaitu hutan mangrove alami desa Pemongkong dan hutan mangrove rehabilitasi Teluk Gerupuk. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode transek berpetak dengan ukuran petak 10 x 10 m untuk tipe pohon, sub petak 5 x 5 m untuk tipe pancang, dan petak semai berukuran 2 x 2 m. Terdapat 11 spesies mangrove ditemukan di dalam plot penelitian dengan persebaran spesies yaitu 8 spaesies ditemukan di hutan mangrove alami Pemongkong dan hanya 7 spesies ditemukan di hutan mangrove rehabilitasi Gerupuk. Spesies mangrove yang dimaksud termasuk ke dalam 4 famili yaitu Avicenniaceae (Avicennia alba, A. marina, A. lanata), Rhizophoraceae (Ceriops decandra, C. tagal, Rhizophora apiculata, R. mucronata, R. stylosa), Rubiaceae (Scyphiphora hydrophyllaceae) dan Sonneratiaceae (Sonneratia alba, S. casiolaris). Struktur vegetasi kedua ekosistem sangat berbeda terlihat pada vegetasi penyusunnya. Hutan mangrove alami Pemongkong didominasi oleh jenis Sonneratia alba dan Avicennia alba yang memiliki Indeks nilai penting (INP) untuk tipe pohon dan pancang dengan nilai masing-masing 132,37 dan 141,52, sedangkan hutan mangrove rehabilitasi didapatkan INP tertinggi pada tipe pohon dan pancang yaitu jenis R. apiculata dan R. stylosa dengan INP berturut-turut 140,5 dan 116,41. Rehabilitasi hutan mangrove dengan metode yang selama ini dilakukan telah mengubah struktur vegetasi hutan mangrove di Pulau Lombok yang juga dapat mempengaruhi fauna asosiasi dan ekosistem sekitar mangrove. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan serta analisis terlebih dahulu terhadap lokasi tujuan rehabilitasi mangrove agar untuk terbentuknya hutan mangrove rehabilitasi yang lebih sesuai dengan biota asosiasi dan ekosistem sekitar yang telah ada sebelumnya.Kata Kunci : Struktur Komunitas, Mangrove, Alami, RehabilitasiAbstract : Rehabilitation of mangrove vegetation was an effort in order to decrease the rate of mangrove ecosystem destruction. This research aimed to determine the vegetation structure and the community status of natural and rehabilitation mangrove forest at South Lombok seashore. This research held on March – June 2019 at two types of mangrove ecosystem such as natural ecosystem at pemongkong, East Lombok and rehabilitation ecosystem at Gerupuk bay, Central Lombok. Data collection used plotted transect method by placed a plot sized 10x 10 m alternately. There are 11 species of mangrove found which belong to 4 families such as Avicenniaceae (Avicennia alba, A. marina, A. lanata), Rhizophoraceae (Ceriops decandra, C. tagal, Rhizophora apiculata, R. mucronata, R. stylosa), Rubiaceae (Scyphiphora hydrophyllaceae) and Sonneratia (Sonneratia alba, S. casiolaris). Vegetation structure in these 2 location was different based on the composition each vegetation and it proportion. Natural mangrove forest in pemongkong dominated by Sonneratia alba with importance value reached 132,37, meanwhile the rehabilitation area of mangrove ecosystem Gerupuk dominated by Rhizophora apiculata with number of importance value reached 140,5. These differences drove the value of persent of similarity (PS) between these ecosystem only reached 10.41% which categorized as low similarity. Mostly of rehabilitation of mangrove ecosystem conducted cause the alteration of vegetation structure of mangrove in Lombok coastal and affect the mangrove associated fauna and ecosystems. In that case, it really important to analys the condition of mangrove rehabilitation plan location to determine the mangrove species to plant in order to formed a rehabilitiation of mangrove area which more compatible to its associated biota and ecosystems.Keyword : Structure, Mangrove, Natural, Rehabilitation  
STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA DI KAWASAN MANGROVE ALAMI DAN REHABILITASI PESISIR SELATAN PULAU LOMBOK Dining Aidil Candri; Laily Hunawatun Sani; Hilman Ahyadi; Baiq Farista
Jurnal Biologi Tropis Vol. 20 No. 1 (2020): Januari - April
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1004.83 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v20i1.1385

Abstract

Abstrak: Struktur komunitas moluska di suatu ekosistem mangrove dapat digunakan sebagai indikator status kesehatan ekosistem tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan pembandingan antara struktur komunitas moluska di ekosistem mangrove alami dan rehabilitasi untuk melihat adanya perbedaan struktur moluska di kedua kondisi ekosistem tersebut. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret - Juni 2019 pada 2 tipe ekosistem mangrove yaitu ekosistem mangrove alami di Pemongkong, Lombok Timur dan ekosistem mangrove rehabilitasi di teluk Gerupuk, Lombok Tengah. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive random sampling dengan meletakkan 3 plot berukuran 1x1 m secara acak di dalam plot yang berukuran lebih besar (10x10 m) yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun hasil penelitian menunjukkan terdapat 37 spesies moluska yang termasuk ke dalam 14 famili. 14 spesies ditemukan di kedua lokasi penelitian, 3 spesies hanya ditemukan di kawasan rehabilitasi, dan 20 spesies lainnya hanya ditemukan di kawasan mangrove alami Pemongkong. Ekosistem mangrove alami Pemongkong memiliki kemelimpahan moluska lebih tinggi yakni mencapai 77.692 ind/m2, dibandingkan dengan ekosistem mangrove rehabilitasi yang hanya mencapai 48.746 ind/m2. Famili Potamididae memiliki keanekaragaman dan kemelimpahan tertinggi di kedua lokasi penelitian. Berdasarkan proporsi setiap spesies dalam komunitas moluska yang ditemukan, persamaan kedua lokasi penelitian yang ditunjukkan dengan Persent similaritas (PS) tergolong rendah yakni hanya mencapai kemiripan 36,36% .Keanekaragaman vegetasi mangrove, usia vegetasi, serta kondisi lingkungan dapat menjadi faktor yang mendukung perbedaan struktur komunitas moluska tersebut.Kata kunci: Struktur komunits, Moluska, Mangrove, Alami, RehabilitasiAbstract: Mollusks community structure in a mangrove swamp can be used to describe the status of mangrove ecosystem’s health. In this research, the mollusks community ini natural and rehabilitation mangrove ecosystem were compared in order to find the difference between these ecosystems. This research held on March to June 2019 at 2 types of mangrove ecosystem such as natural ecosystem at Pemongkong, East Lombok and rehabilitation ecosystem at Gerupuk bay. Data collection method used purposive random sampling by placed 3 plots sized 1x1 m randomly in a larger plot (10x10 m) which have been determine before. The result showed that there are 37 species of association of mollusks which belong to 14 families. 14 species found in both locations, 3 species only found at rehabilitation ecosystem, and 20 species left only found at natural mangrove ecosystem at Pemongkong. Natural mangrove ecosystem Pemongkong had higher abundance of association mollusks with number of abundance 77.692 ind/m2 against rehabilitation ecosystem which only reached 48.746 ind/m2. Potamididae has the highest diversity and abundance value in both location. The resemblance of these 2 ecosystem based on the proportion of each species in the mollusks community showed by Similarity Presentation categorized as low level which only reach 36,36% of similarity. Mangrove diversity, it’s age, and the environmental condition may caused the difference in those mollusks structure community.Key words: Structur community, Mollusks, Mangrove, Natural, Rehabilitation
Types and Capacity of Coral Reefs Collecting as Material For Making Lime, In Gunung Malang Village, East Lombok Dining Aidil Candri; Lia Mar’atus Sholeha; Hilman Ahyadi; Yuliadi Zamroni
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 2 (2022): April - June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i2.3622

Abstract

Coral reefs ae onne of the ecosystems who have both ecological and economical function. I Gunung Malang community, coral reef have been used as main mateerial in lime powder production. The aim of this research to identified the species, distribution and capacity of coral reefs in lime powder production and than how the marketing system of the product. This research conducted from January to September 2018. The data was collected by measurement and identificatio of coral ad then interviewed the lime powder labours. The result of the research reported 29 species of coral from 17 genera and 8 families which was taken in 9 locations, six of it are live coral reef sites and the other are dae coral sites. Acropora abrolhosensis is dominant species with 605 Kg of coral mininng, followed by acropora sp with 535 kg and acropora palifera with 307 kg. The capacity of coral used inn are processig of lime powder production between 2000-3000 Kg, it will product 60-100 sacks of lime powder with 25 to 30 Kg in each sack. The lime powder in not sale directly to the consumers by the producer but it saleing to mainn collectors and then distriuted to the consumers or building stores.
Pengenalan Vertikal Garden Sebagai Solusi Penataan Lingkungan dan Tanaman Berkhasiat Obat Sebagai Peluang Usaha Rumah Tangga Dining Aidil Candri; Arben Virgota; Hilman Ahyadi; Baiq Farista
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 2 (2022): April-Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.756 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i2.1703

Abstract

The vertical garden is a garden that is designed using a separate structural system so that it can be erected or affixed to the wall. The principle of making a vertical garden must meet the requirements consisting of sunlight, types of plants, and water used. In addition, the manufacture of vertical gardens can use media such as bottles that are not used. The vertical garden is one way to improve land-use efficiency. Several types of plants can be grown using the vertical garden method, such as food crops, ornamental plants, and medicinal plants. Plants that have medicinal properties are now quite easy to find growing around the house. Medicinal plants are types of plants in which certain parts of the roots, stems, bark, leaves are believed to relieve or reduce pain. Therefore, this activity was carried out to introduce the technique of planting vertical gardens and several types of plants that can be planted with this technique, one of which is medicinal plants
Keanekaragaman Fitoplankton di Padang Lamun Kawasan Pesisir Mandalika Kabupaten Lombok Tengah Rizkia Apriani; Sri Puji Astuti; Dining Aidil Candri; Hilman Ahyadi; Suripto Suripto; Sari Novida
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 10, No 1 (2022): June
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bioscientist.v10i1.5260

Abstract

Phytoplankton is a source of food for zooplankton, fish larvae, and other organisms that live in seagrass beds. The purpose of this study was to determine the diversity of phytoplankton in seagrass beds in the coastal area of Mandalika, Central Lombok Regency. The location of water sample data collection was determined by purposive sampling by considering the percentage of seagrass cover. The sampling locations included 3 water locations, namely seagrass beds on the coast of Kuta, seagrass beds on the coast of Tanjung Ann, and seagrass beds on the coast of Gerupuk Bay. The research was conducted for three months from July to September 2021. The results of the study in the Mandalika coastal seagrass beds found 6 classes of phytoplankton, 26 orders, 30 families, 42 genera, and 46 phytoplankton species. Twenty one species of phytoplankton are from the Class Bacillariophyceae, 9 species from the Class Dinophyceae, 7 species from the Class Chlorophyceae, 5 species from the Class Cyanophyceae, 3 species from the Class Chrysophyceae, and 1 species from the Class Rhodophyceae. The abundance of phytoplankton at the three sampling locations ranged from 285-445 ind/L. The Phytoplankton Diversity Index in the three locations ranged from 1.35 to 2.75, which means communities with moderate diversity and dominance index ranged from 0.20-2.33.
Pendidikan Lingkungan Sebagai Media Pengenalan Sains dan Teknologi Bagi Siswa Menegah di Kabupaten Lombok Barat Immy Suci Rohyani; Hilman Ahyadi
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.117 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v2i1.359

Abstract

Abstract: Perkembangnnya sains dan teknologi akhir-akhir ini menuntut perlunya inovasi dibidang pendidikan dan pengajaran sains, agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran sains dan teknologi dengan pendekatan pendidikan lingkungan ternyata mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap ilmu sains. Kegiatan ini bertujuan Memperkenalkan kepada siswa menengah khususnya yang berada di Kabupaten Lombok Barat terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi. Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sains melalui konsep pendidikan lingkungan dan meningkatkan minat siswa menengah untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi basic sains. Manfaat dari kegiatan ini diharapkan siswa menengah khususnya yang berada di Kabupaten Lombok Barat semakin tertarik belajar sains dan teknologi melalui pendekatan pendidikan lingkungan serta menumbuhkan kesadaran siswa terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi dan pada akhirnya semakin banyak siswa yang tertarik untuk melanjutkan keperguruan tinggi basic sains. Metode yang digunakan untuk kegiatan pendidikan lingkungan dan pembelajaran sains dan teknologi yaitu Focus Group Discuss (FGD) yang dilakuakan di lapangan. Praktik langsung pengenalan konsep pembelajaran di lapangan. Sosialisasi perguruan tinggi dilakukan melalui seminar yang menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif dan alumni serta kunjungan langsung ke laboratorium dan fasilitas umum yang menunjang proses pembelajaran. Luaran dari kegiatan ini diharpkan dapat meningkatnya keperdulian siswa terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi belakangan ini, meningkatnya jumlah siswa menengah yang tertarik belajar sains dan teknologi, meningkatkan jumlah siswa yang tertaik melanjutkan ke perguruan tinggi basic sains. Kata Kunci: Pendidikan Lingkungan; Sains dan Teknologi; Siswa Menegah
Pelatihan dan Sosialisasi Inovasi Vertikultur Dalam Pemanfaatan Hasil Pengolahan Sampah Rumah Tangga Di Desa Kembang Kuning Lombok Timur Baiq Farista; Arben Virgota; Dining Aidil Candri; Hilman Ahyadi; Ahmad Jupri
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.621 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v2i2.375

Abstract

Abstract: Sampah menjadi permasalahan sulit ketika pertumbuhan penduduk semakin besar. Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak jumlah sampah rumah tangga yang dibuang ke lingkungan. Sampah akan menjadi masalah ketika tidak terkelola dengan baik. Permasalahan sampah ini juga dihadapai oleh masyarakat Desa Kembang Kuning Lombok Timur. Sampah rumah tangga terlihat menumpuk di beberapa titik di daerah permukiman penduduk. Melihat permasalahan dirasa perlu untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan sampah sebagai kompos yang hasilnya dapat digunakan untuk kegiatan vertikultur tanaman sayuran di halaman rumah penduduk. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah: Ceramah, diskusi, pelatihan, praktek dan pendampingan. Ceramah dan diskusi dilaksanakan untuk penyampaian materi secara langsung pada masyarakat oleh narasumber yang kompeten dibidangnya sesuai kebutuhan. Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang: Pengolahan sampah organik untuk pembuatan kompos/pupuk organik, dan pemanfaatan kompos untuk media budidaya taman vertikutur. Simpulan dari program pengabdian ini adalah masyarakat Kelurahan Tanjung dapat mengolah sampah organik untuk dijadikan sebagai pupuk kompos. Pengolahan sampah sebagai kompos sangat mudah dilakukan oleh masyarakat secara mandiri, tidak membutuhkan biaya yang besar, namun sangat mendukung upaya menjaga kebersihan lingkungan. Komitmen masyarakat untuk melanjutkan upaya pengembangan program ini sangat memungkinkan untuk mewujudkan Kelurahan Tanjung yang sehat dan indah di kemudian hari. Keywords: Pelatihan; Sosialisasi; Inovasi Verticulture; Pengelolaan Sampah.
Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengolahan Sampah Sebagai Kompos di Kelurahan Dasan Geres Lombok Timur Arben Virgota; Baiq Farista; Dining Aidil Candri; Hilman Ahyadi; Ahmad Jupri
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.145 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v2i2.376

Abstract

Abstract: Tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah mengolah sampah menjadi kompos agar dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan memberikan nilai ekonomis sampah kota organik melalui penjualan kompos yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah: Ceramah, diskusi, pelatihan, praktek dan pendampingan. Ceramah dan diskusi dilaksanakan untuk penyampaian materi secara langsung pada masyarakat oleh narasumber yang kompeten dibidangnya sesuai kebutuhan. Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang: Pengolahan sampah organik untuk pembuatan kompos/pupuk organik, dan pemanfaatan kompos untuk media budidaya taman vertikutur. Pelatihan dan Praktek dilaksanakan untuk ketrampilan masyarakat : Pengolahan sampah organik sebagai bahan dasar pembuatan kompos, sehingga masyarakat dapat membuat pupuk organik sendiri. Pendampingan dilaksanakan dalam rangka memotivasi masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, memanfaatkan sampah organik sebagai kompos,  sehingga lingkungan permukiman menjadi bersih dan indah. Simpulan dari program pengabdian ini adalah masyarakat Dasan Geres, Lombok Timur dapat mengolah sampah organik untuk dijadikan sebagai pupuk kompos. Pengolahan sampah sebagai kompos sangat mudah dilakukan oleh masyarakat secara mandiri, tidak membutuhkan biaya yang besar, namun sangat mendukung upaya menjaga kebersihan lingkungan. Komitmen masyarakat untuk melanjutkan upaya pengembangan program ini sangat memungkinkan untuk mewujudkan Dasan Geres yang sehat dan indah di kemudian hari. Keywords: Kapasitas Masyarakat; Pengelolaan Sampah; Kompos.
Anti-Ovipositor Power of Jayanti Plant (Sesbania sesban) for Integrated Control of Cabbage Pest (Plutella xylostella) Suripto Suripto; Hilman Ahyadi; Rachmawati Noviana Rehayu
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 3 (2022): July - September
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i3.4120

Abstract

Cabbage harvest failure is often caused by failure to control cabbage pests. Cabbage pest control by eradicating Plutella xylostella larvae is considered less effective because the cabbage plant has been damaged due to infection with P. xylostella eggs and larvae. Thus, the control target needs to be shifted to prevent P. xylostella amago from laying eggs (ova-positioning) on cabbage plants. This study aims to determine the anti-ovipositor power of Sesbania sesban leaf extract against P. xylostella. The leaves of S. sesban were air-dried and then ground. The dry powder (simplicia) of S. sesban leaves was extracted with water as the sole solvent. The water-extract of S. sesban leaves was tested for anti-ovipositor against P. xylostella in situ on cabbage plants according to a completely randomized block design. Experimental groups were made according to variations in extract concentration. Complete randomization was carried out on experimental units in each group according to the variation in the length of exposure to the extract before access to the ovipositor was opened (Cages were opened after 1,2,3,4,5 and 6 days from the time of extract spraying). Each experimental unit consisted of 4 cabbage plants as replicates. The treatment was given by spraying a solution of S. sesban leaf extract with a concentration according to the group evenly on the entire leaf surface of each cabbage plant. The observed research variable was the number of P. xylostella eggs per cabbage plant after the cage of cabbage plant unit was opened. The results showed that the leaf extract of S. sesban could inhibit P. xylostella as an ovipositor to lay its eggs on cabbage plants effectively for up to three days. With concentrations of 1.83 to 2.14 ppm, the aqueous extract of S. sesban leaves did not inhibit P. xylostella egg laying, but with concentrations of 478.63 to 1283.88 ppm it could inhibit 50 to 100%.
Co-Authors AA Ngurah Nara Kusuma Abdus Sabil, Abdus Agung Riyadi Ahmad Jupri Ahmad Jupri Ahmad Jupri Ahmad Jupri AIDA MUSPIAH Aina Ul Mardiati Aini, Diah Kurotul Anggraeni, Marsella Apriadi, Rhandy Asmi Aqiela, Zulia Arben Virgota Arben Virgota Arief Rachman Astri Wulandari Astrini Widianti Astrini Widiyanti Aulia, Nurul Waroatul Bagus Hakimi Baiq Farista Baiq Farista Baiq Farista Baiq Rema Junia Sasmita Boy Rahardjo Sidharta Cahyani, Inda Nur Damayanti , Eva Dewi, Saskia Septina Dining A Candri Dining Aidil Candri, Dining Aidil Diswandi Dujana, Lalu Muhammad Aby Dwiyanti, Amalya Eka S Prasedya Eka Sunarwidhi Prasedya Eka Sunarwidi P Ernawati Ernawati Ernawati Ernawati Evy Aryanti Fadila, Baiq Arlina Fadli Faisal Hamzah fatur Rahman, fatur Faudziah, Totum Aurora Garno, Yudhi Soetrisno Gazali, Mursal Hakim, Abdurrahman Haryanti Hidayat, Ismadi Dwi Saputra Husain, Pahmi I MADE SUDARMA I WAYAN SUANA I Wayan Suana I WAYAN SUANA Ichsani, Qatrunnadia Ihsan, Iif Miftahul Ika Puspita Dewi Immy Suci Rohyani ISKANDAR Islamul Hadi Isnaini Marliana Isrowat Isrowati Isrowati Isrowati, Isrowati Joko Prayitno Susanto Jupri , Ahmad Kartini Ambarwati Komang Adi Kurniawan Saputra Laily Hunawatun Sani Lalu Ahmad Fikri Zainuri Lalu Muhammad Aby Dujana Lestari, Bening Sagita Lia Mar’atus Sholeha Lilik Hidayati, Lilik Luh Putu Ayu Damayanti, Luh Putu Ayu M. Subandi Rahmani Makosim, Syahril Martha, Eriko Thopan Megawati, Novi Meirinawati, Hanny Muhami Muhammad Fuad Halwani Muhammad Hamdi Iswandi Munawaroh, Anggi Nurhardiyanti Murdani, Muhammad Taufiq Zulfikri Muthma'innah, Elfira Ni Putu Reny Diantari Ningsih, Niati Novida Sari Nurmala Handayani Nurul Fitriya NURUL HIDAYAH nurulfadilah Oka, Risky Agustina Pardede Shinta Trilestari Purnamayanti, Juli Putri, Baiq Ega Zulqaidah Putri, Nurliana Hasan Rabani, M. Restu Rachmawati Noviana Rahayu Rachmawati Noviana Rehayu Rahayu, Rachmawati Noviana Rahman Rahmatullah, Dimas Rizky Ramadani, Baiq Isna Rizka Ratu Siti Aliah Reda riandinata, selamet kurniawan Riardi Pratista Dewa, Riardi Pratista Rifwan, Moh. Nurkholis Riski, Danu Riski, Tita Nia Ananda Rizkia Apriani Romadhona, Ekky Ilham Royani, Andhini Dwi Mifta Rozi, Tapaul Sachoemar, Suhendar Indrakusmaya Sagita, Baiq Vira Emaliyana Sari Novida Sasmitha, Yuan Sebastian Aviandhika Setiarti Sukotjo Shinta Leonita Siti Rosidah Sri Puji Astuti Sukiman . Sukmaraharja Aulia Rachman Tarigan Supardiono Supardiono Supardiono Supardiono, Supardiono Suripto Suripto Suripto sydqy, Shohibul Tapaul Rozi Teguh Prayogo Ulya Nisa Afifa Uzma, Saadatul Wahyu Hidayat Wahyudi, Alpan Wijdan, Ifad Wirahadi, Muhammad Rosyid Wiranadi, Lalu Tindih Wulandari, Suci Yulia Yuliadi Zamroni Yulianti Yulianti Zahara, Asha Aulia