Abstract: Inclusive disaster management is a crucial aspect of humanitarian efforts, ensuring that vulnerable groups, including persons with disabilities, have equal access to early warning systems, evacuation procedures, and emergency aid. This study aims to develop a model for engaging persons with disabilities in disaster response, focusing on experiences from the 2022 Cianjur earthquake. The research employs a qualitative case study approach, incorporating in-depth interviews, participatory observations, and policy analysis. The findings reveal that persons with disabilities face significant barriers in accessing disaster-related information, inadequate disability-friendly evacuation shelters, and limited involvement in disaster response planning. However, best practices were also identified, including the adaptation of audio-visual early warning systems and the active participation of disability communities in emergency response efforts. Based on these findings, this study recommends an engagement model that includes capacity building for persons with disabilities, strengthening inclusive policies, and integrating their representation into disaster management structures. This model is expected to enhance disaster preparedness and response efforts, ensuring greater inclusivity and effectiveness for all community groups. Keyword: Inclusive disaster management, persons with disabilities, emergency response, disaster policy, accessibility. Abstrak: Penanggulangan bencana yang inklusif merupakan aspek penting dalam upaya kemanusiaan, terutama dalam memastikan bahwa kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, memiliki akses yang setara terhadap sistem peringatan dini, evakuasi, dan bantuan darurat. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan model pelibatan penyandang disabilitas dalam respon darurat bencana, dengan fokus pada pengalaman di Cianjur pascagempa tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, yang melibatkan wawancara mendalam, observasi partisipatif, serta analisis kebijakan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang disabilitas menghadapi berbagai hambatan dalam akses informasi kebencanaan, fasilitas pengungsian yang tidak ramah disabilitas, serta minimnya keterlibatan mereka dalam perencanaan kebijakan tanggap darurat. Namun, ditemukan pula praktik baik dalam adaptasi sistem peringatan dini berbasis suara dan visual, serta keterlibatan komunitas disabilitas dalam respon bencana yang efektif. Berdasarkan temuan ini, penelitian merekomendasikan model pelibatan yang mencakup peningkatan kapasitas penyandang disabilitas, penguatan kebijakan inklusif, serta pengintegrasian representasi mereka dalam struktur kelembagaan kebencanaan. Model ini diharapkan dapat memperkuat kesiapsiagaan dan respons bencana yang lebih inklusif dan efektif bagi semua kelompok masyarakat. Kata kunci: Penanggulangan bencana inklusif, penyandang disabilitas, respon darurat, kebijakan kebencanaan, aksesibilitas.