Claim Missing Document
Check
Articles

Pencegahan Risiko Kesehatan dan Keselamatan Berwisata : studi kasus Objek Wisata Lava Bantal-Sleman, D.I Yogyakarta Rifai, Muchamad; Agustin, Helfi; Isni, Khoiriyah
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2020): PROMOTIF - JUNI
Publisher : PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.041 KB) | DOI: 10.31934/pjkm.v10i1.873

Abstract

Aktivitas pariwisata memiliki potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan. Bahaya dan risiko-risiko tersebut sebenarnya dapat dikurangi dengan memperhitungkan langkah-langkah pencegahannya. Salah satunya adalah dengan melakukan manajemen risiko Keselamatan dan kesehatan kerja metode HIRARC.  Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko keselamatan dan kesehatan di destinasi wisata Lava Bantal, Bantul D.I Yogyakarta. Pemilihan lokasi ditetapkan secara purposive mewakili wisata air dan wisata alam. Metode pengumpulan data adalah dengan observasi lingkungan serta wawancara terhadap pengelola dan wisatawan. Informan kunci adalah pimpinan operasional/teknis lokasi wisata, sedangkan informan triangulasi adalah wisatawan di Lava Bantal. Data dianalisis dengan matriks penilaian risiko dan analisis isi. Objek wisata Lava Bantal memiliki 4 risiko sangat tinggi (extreme) yaitu terdapat potensi bahaya terjatuh, terseret arus, dan tenggelam pada saat kegiatan kunjungan biasa seperti hunting foto, memancing, mandi, tracking, riset, dll), serta terdapat juga ancaman berupa ular berbisa pada saat mengikuti kegiatan di pendopo. Direkomendasika kepada pengelola wisata Lava Bantal agar terus mengendalikan risiko dengan penyediaan obat P3K, Alat Pelindung Diri dan memberikan informasi terkait risiko yang ada di tempat wisata.
Needs Assesment of Adolescent Health Services Khoiriyah Isni; Lina Handayani
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 6, No 1: March 2017
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.314 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v6i1.6535

Abstract

Health problems surround the adolescent rises everytime, yet it does unexcelled with their awareness or knowledge about that problems. The adolescent health service that are poorly accesced by the adolescent become the indicator that proves that the adolescent health services are not fully known and utilized yet. The assesment of adolesccent health services need has to be done so that it can be fully understand by the helper, target and stakeholder. This study aimed to analyse the adolescent health service need in Karang Bendo, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia. The study was conducted in 2016 using cross-sectional approach. The results revealed that the level of adolsecent’s knowledge are still relatively poor: reproductive health knowledge (44.1%), HIV/AIDS (41.2%), smoke (50%), drugs (58.8%), and healthy lifestyle () (47.1%). The majority of respondents said that they need health services about reproduction health (94.1%), HIV/AIDS (91.2%), smoke (91.2%), drugs (88.2%) and healthy lifestyle (91.2%).
The Role of Wijaya Kusuma's Youth Information and Counseling Center (PIK-R) on Adolescent Health Problems Khoiriyah Isni; Ratu Matahari
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 7, No 1: March 2018
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8301.838 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v7i1.10398

Abstract

The issue of adolescent health is important for national development. Adolescents need a place that can provide facilities in the form of correct information and life skills improvement programs. So as to deal with various health problems of adolescent. Government efforts to overcome these problems through the establishment of the Youth Information and Counseling Center (PIK-R) that can be done in schools. PIK-R in schools that have been formed can be assessed its role to adolescent health problems. The purpose of this research is to know the role of PIK-R Wijaya Kusuma in overcoming the health problem of adolescent among non-members of PIK-R. The research used qualitative design with case study approach. The data were collected by focus group discussion (FGD) technique on 10 non PIK-R member students. The results of the study reported that PIK-R Wijaya Kusuma has an important role as health information source for non PIK-R member students in facing adolescent health problems. Besides, teachers and NGOs. Awareness of non-members of PIK-R Wijaya Kusuma related to adolescent's vulnerability to high adolescent health problems, peers and family plays an important role in adolescent health behavior.
Pendampingan Edukasi Gender dan Seksualitas sebagai Upaya Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja Khoiriyah Isni; Tyas Aisyah Putri; Nurul Qomariyah
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i4.14892

Abstract

Remaja dengan tahun kelahiran antara 1995-2010 termasuk Generasi Z. Generasi Z lahir ‘sepaket’ dengan kecanggihan teknologi. Tidak heran apabila gadget bukan hanya sebagai alat komunikasi namun cara bertahan hidup. Namun demikian, kecanggihan teknologi tidak lantas membuat mereka memiliki pengetahuan yang baik. Terutama pada isu kesehatan, khususnya gender dan seksualitas. Kurangnya pemahaman terhadap isu tersebut juga dialami oleh remaja di Kelurahan Warungboto. Padahal isu ini dapat berdampak pada kehidupan remaja dimasa mendatang. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman remaja mengenai permasalahan gender dan seksualitas. Metode yang digunakan meliputi edukasi kesehatan, studi kasus, dan evaluasi. Edukasi kesehatan dan studi kasus sebagai langkah awal dalam memahami isu permasalahan gender dan seksualitas remaja melalui perubahan sudut pandang remaja mengenai isu tersebut. Sebanyak 24 remaja yang tergabung dalam Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Haning Wito dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Warungboto, mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan antusias. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pada remaja di Kelurahan Warungboto berdasarkan hasil uji statistic. Intervensi berupa edukasi kesehatan pada Generasi Z melalui berbagai media baik daring maupun luring perlu dilakukan secara tepat dan berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan agar remaja memahami permasalahan gender dan seksualitas sehingga meminimalisir masalah dalam kehidupan dimasa mendatang, khususnya dalam upaya penyiapan kehidupan berkeluarga pada remaja.
PEMBERDAYAAN REMAJA DESA WUKIRSARI DI KABUPATEN BANTUL SEBAGAI AGENT OF CHANGE MELALUI PROMOSI KESEHATAN MINUMAN LOKAL WEDANG UWUH Khoiriyah Isni; Septian Emma Dwi Jatmika; Kintoko Kintoko
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 24, No 2 (2018): APRIL - JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v24i2.10370

Abstract

AbstrakDesa Wukirsari di Kabupaten Bantul merupakan daerah penghasil wedang uwuh. Wedang uwuh dikenal sebagai minuman lokal yang berkhasiat untuk kesehatan. Hampir seluruh masyarakat di Desa Wukirsari berprofesi sebagai pengrajin wedang uwuh. Namun demikian, potensi ini kurang disadari oleh masyarakat, sehingga nilai jual masih sangat rendah. Guna meningkatkan nilai jual, diperlukan suatu inovasi dengan memanfaatkan salah satu potensi yang ada yaitu remaja sebagai agent of change dan promotor kesehatan. Remaja dengan keterampilan hidup yang tinggi, misalnya keterampilan presentasi dan konseling sebaya dapat menjadi solusi terhadap peningkatan nilai jual produk wedang uwuh. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan ini yaitu pendidikan masyarakat atau penyuluhan, pelatihan atau praktik, dan simulasi. Tujuannya adalah remaja memiliki pengetahuan dan keterampilanyang memadai. Output kegiatan ini yaitu remaja memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait presentasi dan konseling sebaya, serta diseminasi kegiatan berupa produk publikasi dan modul pelatihan. Secara umum, kegiatan pemberdayaan ini diterima oleh remaja, efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja sebagai agent of change promotor kesehatan berupa teknik presentasi dan konseling sebaya, evaluasi proses menunjukkan hasil yang bagus terhadap kegiatan pemberdayaan ini. Harapannya kegiatan ini dapat dilanjutkan pada tingkat forum organisasi karang taruna, sehingga keterampilan hidup dimiliki oleh seluruh remaja di Desa Wukirsari Kabupaten Bantul.Kata kunci : Wedang Uwuh, Promotor Kesehatan, Wukirsari, Bantul AbstractWukirsari Village in Bantul Regency is a producer of wedang uwuh. Wedang uwuh known as a local beverage that is beneficial for health. Almost all people in Wukirsari village work as wedang uwuh craftsmen. However, this potential is less realized by the community, so the selling price is still very low. In order to increase the selling value, an innovation is needed by utilizing one of the existing potential of adolescents as agent of change and health promoter. Adolescents with high life skills, such as presentation skills and peer counseling can be a solution to increasing the value of selling products wedang uwuh. The methods was used in this empowerment are community education or counseling, training or practice, and simulation. The goal is that adolescents have adequate knowledge and skills. The output of this activity is teenagers have knowledge and skills related to peer presentation and counseling, and dissemination activities in the form of publication products and training modules. In general, these empowerment activities are accepted by adolescents, effectively increasing the knowledge and skills of adolescents as agents of change health promoters in the form of peer presentation and counseling techniques, process evaluation shows good results on these empowerment activities. Hopefully this activity can be continued at the forum level of youth organization, so that life skills are owned by all teenagers in Wukirsari Village, Bantul Regency.Keywords : Wedang Uwuh, Health Promotor, Wukirsari, Bantul
“PELATIHAN PENGASUHAN RESPONSIF DAN SUPORTIF” UNTUK IBU-IBU WARGA DUSUN RANDUGUNTING TAMAN MARTANI SLEMAN YOGYAKARTA Siti Muthia Dinni; Khoiriyah Isni
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 25, No 3 (2019): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v25i3.14349

Abstract

Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang saat ini banyak dialami oleh bayi dan balita di Indonesia. Stunting dapat menghambat tumbuh kembang anak di masa golden age nya sehingga anak tidak dapat tumbuh dengan optimal. Randugunting merupakan salah satu dusun di Kalasan, Sleman, Yogyakarta yang diketahui memiliki jumlah bayi dan balita dengan stunting yang tinggi. Salah satu penyebab munculnya permasalahan stunting di daerah ini adalah kurangnya responsivitas orang tua dalam mendeteksi permasalahan tumbuh kembang anak dan kurangnya suportivitas orang tua dalam mendukung tumbuh kembang yang optimal karena terlalu sibuk bekerja. ”Pelatihan pengasuhan responsif dan suportif” merupakan suatu program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan orang tua, khusunya ibu, akan pentingnya bersikap responsif dan suportif  dalam pengasuhan. Pelatihan ini diadakan dalam waktu 180 menit yang berisi tiga materi dasar yaitu: pentingnya masa golden age, pengasuhan yang responsive dan supportif, serta deteksi dini dan stimulasi pada anak. Berdasarkan hasil analisis data pretest dan posttest, diketahui bahwa ada perbedaan pengetahuan yang sangat signifikan pada ibu setelah mengikuti pelatihan ini. Pelatihan ini terbukti efektif meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya bersikap responsif dan suportif dalam pengasuhan. Kata kunci: Stunting, Pengasuhan Responsif, Pengasuhan Suportif, Golden Age. Abstract Stunting is a nutritional deficiency currently experienced by many infants and toddlers in Indonesia. Stunting can grow and develop children in their golden years so that children can not grow optimally. Randugunting is a hamlet in Kalasan, Sleman, Yogyakarta that has a high number of stunted babies and toddlers. This problem arose due to the lack of parents responsiveness in supporting the child's growth and development and the lack of parents supportiveness in promoting optimal growth and development because they were too busy working."Responsive and supportive parenting training" was a program designed to support parents, especially mothers, to increase knowledge of the importance of responsiveness and support in parenting. The training was held in 180 minutes, which contained three essential parts, namely: the importance of the golden period, responsive and supportive care, as well as early detection and stimulation in children. Based on the analysis results of the pretest and posttest data, it showed that there were significant differences in mother’s understanding after attending this training. This training was proven effective in increasing the mother's knowledge of the importance of responsiveness and support in parenting. Keywords: Stunting, Responsive Parenting, Supportive Parenting, The Golden Age.
PEER COUNSELING TRAINING AS A METHOD OF SEXUAL HEALTH PROMOTION IN ADOLESCENTS Khoiriyah Isni
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 16 No. 2 (2021): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.575 KB) | DOI: 10.20473/ijph.v16i2.2021.242-252

Abstract

ABSTRACT One characteristic of adolescents is their tendency to share information, tell stories, and gather with their peers. They may experience the negative effects of these habits when they do not have adequate life skills, especially in terms of sexuality. On the other hand, these activities present an opportunity for health promotion through peer-based approaches or peer counseling. The goal is to know the effects of peer counseling methods as media of information to increase adolescents’ knowledge and attitude regarding sexual problems. The study used a quasi-experimental approach with a nonequivalent control group design. The sample consisted of 17 respondents between 15-24 years old living in Banguntapan, Bantul, Yogyakarta who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Data were collected with the purposive sampling technique. The research instrument used was a questionnaire. The results showed that there was a difference in the average knowledge level (p = 0.021) and attitudes (p = 0.000) of respondents related to sexuality before and after receiving peer counseling training. Methods and media used in delivering health information to adolescents should be diversified in schools, in the community, and in health services to generate interest in accessing and heeding appropriate health information. Keywords: peer counseling, sexuality, adolescents, health promotion
PELATIHAN PENGUKURAN STATUS GIZI BALITA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING SEJAK DINI PADA IBU DI DUSUN RANDUGUNTING, SLEMAN, DIY Khoiriyah Isni; Siti Muthia Dinni
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Panrita Abdi - Februari 2020
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.721 KB) | DOI: 10.20956/pa.v4i1.7299

Abstract

Toddler Nutrition Status Measurement Training as an Early Prevention of Stunting to Mothers in Dusun Randugunting, Sleman, DIYAbstract. Dusun Randugunting has the highest number of toddlers, among other hamlets in the area of Tamanmartani Village, Kalasan, Sleman. It is very risky contributing to the number of cases of stunting if parents pay less attention to children's health and development. The role of parents as the vanguard and take full responsibility for children's health problems, especially nutrition problems for children under five. Parents should have sufficient knowledge and skills to be able to measure the nutritional status of infants by using a simple anthropometric method. The purpose of this training activity is to increase awareness of target skills in early detection of independent stunting by using anthropometric methods. The method of implementing this community service activity uses a combination of education, training, and simulation methods. The targets are pregnant women, mothers with children under the age of five, and health cadres. The results of the implementation of the activity showed quite high enthusiasm from the target. The showed that there were differences in the mean scores before and after the training. It hoped to increase parental awareness on toddler nutrition health problems so that it can have an impact and can contribute to reducing the number of stunting cases in Indonesia.Keywords: Antropometri, stunting, nutrition, randugunting.Abstrak. Dusun Randugunting memiliki jumlah balita terbanyak diantara Dusun lain di wilayah Desa Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Hal ini sangat berisiko menyumbang angka kasus stunting apabila para orang tua kurang memperhatikan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Peran orang tua sebagai garda terdepan dan bertanggung jawab penuh terhadap masalah kesehatan anak, terutama masalah gizi balita. Seyogyanya orang tua memiliki pengetahuan dan keterampilan cukup memadai untuk dapat melakukan pengukuran status gizi balita dengan menggunakan metode antropometri sederhana. Tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah meningkatkan kesadaran akan keterampilan sasaran dalam deteksi dini stunting secara mandiri dengan menggunakan metode antropometri. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini menggunakan gabungan dari metode edukasi, pelatihan, dan simulasi. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu yang memiliki anak usia dibawah lima tahun, dan kader kesehatan. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan antusiasme yang cukup tinggi dari sasaran. Harapannya melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran orang tua dalam masalah kesehatan gizi balita, sehingga berdampak dan dapat berkontribusi mengurangi angka kasus stunting di Indonesia.Kata kunci: Antropometri, stunting, gizi, balita, randugunting.
POLA KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN SOSIAL REMAJA DI ERA DIGITAL Khoiriyah Isni; Winda Yulia Nurfatona; Khairan Nisa
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2021): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i4.11939

Abstract

Information and communication technology, which is overgrowing every year, dramatically affects communication patterns, especially for adolescents. The negative impact of the rapid development and use of technology by adolescents includes adolescents' lack of communication skills and social skills in functioning in society. So it is not surprising that the participation of youth in society is considered very insufficient. Adolescents should have the awareness to improve their communication and social skills. This empowerment activity aims to increase the knowledge, communication skills, and social skills of adolescents through training activities. This activity uses education, training, and simulation as a method. The main targets of this activity are teenagers RW 07, RW 08, and RW 09, Warungboto Village, Yogyakarta City. Adolescents have never participated in similar training activities, so they feel very high enthusiasm. In addition, based on statistical analysis from the pre-post test showed adolescents have an increase in knowledge. It is hoped that similar activities regarding improving youth life skills can be carried out routinely and will maintain the enthusiasm of adolescents to learn new things. Thus, youth programs can run well and positively impact adolescents, especially in the digital era. --- Teknologi informasi dan komunikasi yang tiap tahunnya berkembang sangat pesat sangat berpengaruh terhadap pola komunikasi terutama pada remaja. Dampak negative dari pesatnya perkembangan dan penggunaan teknologi oleh remaja diantaranya kurangnya keterampilan komunikasi dan keterampilan sosial remaja dalam fungsi di masyarakat. sehingga tidak heran apabila peran serta remaja ditengah masyarakat dinilai sangat kurang. Seyogyanya remaja memiliki kesadaran utuk dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosialnya. Tujuan kegiatan pemberdayaan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan komunikasi serta keterampilan sosial remaja melalui kegiatan pelatihan. Metode pelaksanaan menggunakan gabungan dari edukasi, pelatihan, dan simulasi. Sasaran utama kegiatan ini yaitu remaja RW 07, RW 08, dan RW 09  Kelurahan Warungboto, Kota Yogyakarta. Remaja belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan serupa, sehingga memberikan antusiasme yang sangat tinggi. Disamping itu, berdasarkan hasil uji statistic dari pre-post test menunjukkan bajwa terdapat peningkatan pengetahuan remaja mengenai komunikasi dan keterampilan sosial. Harapannya kegiatan serupa mengenai peningkatan keterampilan hidup remaja dapat rutin dilakukan, dan semangat remaja untuk belajar hal baru tetap dipertahankan. Dengan demikian, program-program remaja dapat berjalan dengan baik, dan memberikan pengaruh positif bagi remaja, terutama di era digital.
PEMBERDAYAAN PETERNAK SAPI DALAM UPAYA PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DI DUKUH PAMOTAN DAN KRETEK BANGUNTAPAN Musfirah Musfirah; Ahmad Faizal Rangkuti; Khoiriyah Isni
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jp.v1i2.327

Abstract

Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka meningkat pula kebutuhan akan pangan daging sapi. Dukuh Pamotan merupakan salah satu dukuh di Desa Jambidan dengan jumlah peternak sapi yang cukup banyak. Satu kelompok peternak sapi terdiri dari 10 orang peternak sapi dengan jumlah sapi sekitar 25 ekor. Tentunya jumlah ini akan menghasilkan limbah yang berupa kotoran ternak yang cukup banyak. Apabila tidak dikelola dengan baik, limbah kotoran ternak sapi ini dapat menjadi sumber masalah kesehatan di lingkungan Dukuh Pamotan. Hal tersebut didukung oleh letak peternakan yang sangat berdekatan dengan pemukiman warga padat penduduk. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah penyuluhan dan praktek. Hasilnya menunjukkan bahwa kehadiran peserta selama kegiatan 93%. Penilaian pre-post pengetahuan peserta menunjukkan peningkatan yang signifikan. Peserta terampil menangani limbah ternak dengan cara mengolah limbah ternak menjadi 3 (tiga) produk yaitu pupuk bokashi cair dan padat, serta pakan lele. Kesimpulannya, secara umum berjalan dengan sukses dan baik terbukti dari hasil penilaian oleh peserta berada pada kategori “Sangat Baik”. Peserta memberikan apresiasi dan sambutan yang positif dengan adanya kegiatan pelatihan ini.
Co-Authors Alfi Syahri Ramadhan Amalia Ulfa Oktavianti Amalia, Jihan Oktaviani Andi Syahrani Nur Syahbani Andrei Phamuji Anindya Pramesty Sekar Amarilis Ardarina Delfiona Kekasi Arini Zela Khumaeda Arnita Sofianingrum Ayu Saidah Ayu Saidah Ayu Saidah Ayu Saidah De Leon, Jardene Marie Gensaya Dea Nurrizza Allafia Desty Pratiwi Dianty, Shabrina Amalia Diany Fitiar Hapsari Putri Dwi Putri Purnamasari Ernia, Febri Erviana Nur Aziziah ESTI KURNIASIH Eva Lestari Eva Lestari Fadhil Alfan Yudanto Fairuz Fantika Fajeria Fantika, Fairuz Farikhah Nur Laila Farikhah Nur Laila Fatma Nuraisyah, Fatma Febri Ernia Ferry Nandito Dela Vega Fitri, Mellyana Fitriana Putri Utami Helfi Agustin Helfi Agustin Iffah Auliya Imelda Editasari Irin Azzahra Jihan Ananda Juwita Sari Khafidhoh Khafidhoh, Khafidhoh Khairan Nisa Khairinisa Yugha Kharisma Kintoko, Kintoko Kusyogo Cahyo Lina Handayani Lovandri Dwanda Putra, Lovandri Dwanda Lugiana, Namira Aisyah Mahartira Ademelia Putri Mailia Zulfa Hasan Mala, Nunky Eltanin Mala Marsiana Wibowo Melati Kusuma Wardhani Muchamad Rifai Muchamad Rifai, Muchamad Muhamad Fikri Wahyudi Muhammad Herdin Paldin Mukhamat Solikhin Mupidah Musfirah Musfirah Mustanginah, Tri Nafila, Ukhtika Zulfa Nasir, Ardiansyah Jumaedi Naura Salzabila Nida Adila Ninis Karlina Nisa, Khairan Novia Anggrahini Saputri Nunky Eltanin Mala Mala Nur Apriliyanti Nur Hasmalawati, Nur Nur Safani Indriani Nurfatona, Winda Yulia Nuril Anwar, Nuril Nurul Qomariyah Nurul Qomariyah Nurul Qomariyah Oktomi Wijaya Phamuji, Andrei Pratiwi, Desty Pratiwi, Firdha Yovianti Prima Suci Rohmadheny Putri Ramadanti Setiawati Ramadhan, Alfi Syahri Rangkuti, Ahmad Faizal Ratu Matahari Ratu Matahari Rifka Alya Fatiyyah Riris Diana Rachmayanti Sabrina Salsabila Agustiningrum Santri, Ichtiarini Nurullita Saputri, Melly Eka Saputri, Novia Anggrahini Sari, Silvi Fatmala Septian Emma Dwi Jatmika Septian Emma Dwi Jatmika, Septian Emma Dwi Shabrina Amalia Dianty Silvia Nur Laily Siti Muthia Dinni Siti Pramesthi Sani Sulistyawati Sulistyawati Tiara Widyapuspita Tri Mustanginah Tri Mustanginah Trisnowati, Heni Tukiyo, Intan Wahyuni Tyas Aisyah Putri Ukhtika Zulfa Nafila Utami, Nurul Putrie Vega, Ferry Nandito Dela Vonna, Rizka Dara Wardhani, Melati Kusuma Winda Yulia Nurfatona Winda Yulia Nurfatona Yougiftira, Prisna Harry Zahra, Aini Zahroh Shaluhiyah Zahrotul Aini Zahrotul Aini, Zahrotul Zainal Abidin Daeng Matally