Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

KUALITAS ARANG 6 JENIS KAYU ASAL JAWA BARAT SEBAGAI PRODUK DESTILASI KERING Hastuti, Novitri; Pari, Gustan; Setiawan, Dadang; Mahpudin, Mahpudin; Saepuloh, Saepuloh
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 4 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2015.33.4.337-346

Abstract

Enam jenis kayu asal Jawa Barat yaitu ki hiur (Castanopsis acuminatissima A.DC.), tunggeureuk (Castanopsis tunggurut), huru pedes (Cinnamomum iners Reinw.Ex Bl.), huru koja (Litsea angulata Bl.), ki kanteh (Ficus nervosa Heyne)  dan kelapa ciung(Horsfieldia glabra Warb) di destilasi kering pada suhu 450°C -500°C selama 5 jam di retort destilasi. Destilat dari destilasi kering berupa arang, ter dan asap cair dihitung rendemennya. Hasil penelitian menunjukkan kualitas arang dari 6 jenis kayu memenuhi standar Indonesia tentang arang kayu dan briket arang kayu dengan nilai kalor berkisar 6743-6795 kal/g, kadar karbon terikat berkisar 79,42%-82,37%. Rendemen arang berkisar 27,43%-33.55%.  Hasil analisis korelasi Pearson atas kadar lignin dan berat jenis kayu terhadap nilai kalor arang menunjukkan bahwa kadar lignin memiliki korelasi yang signifikan terhadap nilai kalor arang. 
Demokrasi dan Kebangkitan Politik Identitas: Refleksi Perjalanan Demokrasi Indonesia Pasca Orde Baru Mahpudin, Mahpudin
ijd-demos Volume 1 Issue 1, April 2019
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.698 KB) | DOI: 10.37950/ijd.v1i1.1

Abstract

Tulisan ini merupakan sebuah refleksi tentang perjalanan demokrasi di Indonesia pasca orde baru Soeharto dengan menggunakan perspektif society. Sejauh mana demokrasi Indonesia yang berlangsung selama 20 tahun sejak digulirkan pada masa reformasi tahun 1998 dan apa faktor yang menghambat tumbuh kembangnya demokrasi menjadi pertanyaan besar yang hendak dijawab dalam tulisan ini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tulisan ini menggunakan teori tentang politik identitas yang digagas oleh beberapa ahli. Metode penelitian menggunakan kualitatif–deskriptif, sementara pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur. Hasil kajian menyimpulkan bahwa Kebangkitan politik identitas di Indonesia pasca Soeharto menyebabkan pejalanan demokrasi di Indonesia selama dua dekade tidak berjalan maju ke arah demokrasi substansial. Demokrasi Indonesia pada akhirnya masih terjebak pada demokrasi prosedural yang hanya berkelindan soal urusan pemilu dan proses pergantian elit. Namun dalam praktik kehidupan warga negara masih belum menunjukkan kehidupan yang demokratis. Berbagai kasus kekerasan dan intoleransi serta menguatnya sentimen identitas atas dasar etinisitas dan agama telah menimbulkan praktik diskriminasi dan pengeksklusian terhadap kelompok identitas lain yang berbeda. Kondisi ini sering kali dimanfaatkan oleh elit politik yang memainkan peran penting dalam mempertajam sentimen identitas dan agama untuk mendapatkan kekuasaan, terutama memasuki masa pemilu. Hal ini membuat demokrasi mengalami regresi. This paper is a reflection of the journey of democracy in Indonesia after Suharto's new order using the perspective of society. To what extent has Indonesia's democracy lasted 20 years since it was rolled out during the 1998 reform period and what factors have hindered the growth of democracy are a big question to be answered in this paper. To answer this question, this paper uses theories about identity politics initiated by several experts. The research method uses qualitative-descriptive, while data collection is done through a literature review. The results of the study concluded that the rise of identity politics in Indonesia after Soeharto caused the journey of democracy in Indonesia for two decades not to progress towards substantial democracy. Indonesian democracy in the end is still trapped in procedural democracy which is only intertwined with electoral matters and the process of changing elites. But in practice the lives of citizens still do not show a democratic life. Various cases of violence and intolerance and the strengthening of identity sentiments based on ethics and religion have led to the practice of discrimination and exclusion of other different identity groups. This condition is often exploited by political elites who play an important role in sharpening identity and religious sentiment to gain power, especially entering the election period. This makes democracy regress.
The Rise of Student Social Movement: Case Study of #GejayanCalling Movement in Yogyakarta Mahpudin, Mahpudin; Kelihu, Ardiman; Sarmiasih, Mia
ijd-demos Volume 2 Issue 1, April 2020
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v2i1.2

Abstract

This paper discusses the rise of student social movements in response to the presence of a crisis of public legitimacy triggered by the failure of the government to carry out the functions of the state and failure to realize the welfare of society. The climax when the government and the parliament agreed to revise the rules regarding the authority of the Corruption Eradication Commission (Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK) which was considered by many elements of civil society as weakening the KPK. This issue became the dominant discourse and triggered the presence of other issues and demands. The focus of this study is the #GejayanCalling movement initiated by a number of students in Yogyakarta who successfully attracted the sympathy and support of thousands of students and various elements of civil society to take to the streets. This paper uses qualitative research methods with a case study approach. The data collection is done through primary data through interviews with key informants and secondary data through literature studies. The results of the study revealed that the #GejayanCalling movement became massive and significant through the consolidation and political compromise undertaken by students in managing the movement to respond to public unrest marked by a crisis of public legitimacy towards the government. The protest was able to attract thousands of students because of the emphasis on the issue by overriding the role of certain figures, actors or organizations. Emphasis on issues rather than actors becomes an effective strategy in creating shared goals and collective action. Besides that, the use of social media as a repertoire of movements in framing issues is very contributing to strengthen demonstration. Penelitian ini membahas kebangkitan gerakan sosial mahasiswa sebagai tanggapan terhadap adanya krisis legitimasi publik yang dipicu oleh kegagalan pemerintah untuk menjalankan fungsi negara dan kegagalan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Puncaknya ketika pemerintah dan parlemen sepakat untuk merevisi aturan mengenai kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dianggap oleh banyak elemen masyarakat sipil sebagai pelemahan KPK. Masalah ini menjadi wacana dominan dan memicu kehadiran isu dan tuntutan lainnya. Fokus penelitian ini adalah gerakan #GejayanCalling yang diprakarsai oleh sejumlah siswa di Yogyakarta yang berhasil menarik simpati dan dukungan ribuan siswa dan berbagai elemen masyarakat sipil untuk turun ke jalan. Makalah ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui data primer melalui wawancara dengan informan kunci dan data sekunder melalui studi literatur. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa gerakan #GejayanMemanggil menjadi masif dan signifikan melalui konsolidasi dan kompromi politik yang dilakukan oleh siswa dalam mengelola gerakan untuk menanggapi keresahan publik yang ditandai oleh krisis legitimasi publik terhadap pemerintah. Protes ini mampu menarik ribuan siswa karena penekanan pada masalah ini dengan mengesampingkan peran tokoh, aktor atau organisasi tertentu. Penekanan pada masalah daripada aktor menjadi strategi yang efektif dalam menciptakan tujuan bersama dan tindakan kolektif. Selain itu, penggunaan media sosial sebagai repertoar gerakan dalam membingkai isu sangat berkontribusi untuk memperkuat demonstrasi.
Hak Warganegara Yang Terampas: Polemik Kebijakan Sistem Zonasi dalam Pendidikan Indonesia Mahpudin, Mahpudin
Jurnal Transformative Vol 6, No 2 (2020): September
Publisher : Faculty of Social and Political Science Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.transformative.2020.006.02.2

Abstract

Tulisan ini membahas kebijakan sistem zonasi yang menuai banyak polemik di tengah masyarakat. Kebijakan sistem zonasi merupakan aturan pemerintah terkait proses penerimaan siswa baru dengan mempertimbangkan jarak tempuh antara domisili rumah siswa dengan sekolah. Tujuan pemerintah menerapkan kebijakan ini untuk mengatasi masalah kesenjangan mutu pendidikan. Hasil penelitian mengungkap bahwa kebijakan sistem zonasi gagal mengatasi masalah kesenjangan mutu pendidikan karena kegagapan pemerintah dalam mendefinisikan akar permasalahan. Kebijakan sistem zonasi hanya mengotak-atik distribusi siswa bukan mengatasi fasilitas sekolah dan kualitas guru yang masih menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan. Pemerintah seharusnya menjadikan kebijakan zonasi sebagai kebijakan dihilir bukan dihulu. Karena itu, perlu dilakukan redefinisi masalah sebagai alternatif kebajikan. Dimana kesenjangan fasilitas pendidikan dan distribusi guru yang belum merata harus menjadi prioritas utama pemerintah.
ETHNOMATHEMATICS AN ALTERNATIVE IN THE DEVELOPMENT OF MULTICULTURAL EDUCATION AT THE PRIMARY SCHOOL Mahpudin, Mahpudin; Sunanto, Liyana
Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series Vol 1, No 2 (2018): 3rd National Seminar on Educational Innovation (SNIP 2018)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.997 KB) | DOI: 10.20961/shes.v1i2.26872

Abstract

Classical mathematics learning leads to a false view of students who think that mathematics is a separate field of science from their daily lives. Learning mathematics by using ethnomathematics can bring mathematical concepts closer to students' daily lives so that students can better understand and interpret the learning outcomes they get. In addition, ethnomathamatics can further develop multicultural competencies in students. Students can better know and appreciate cultural diversity.
Pengaruh Model Problem Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di Sekolah Dasar Kafuji, Dede Risma Indah; Mahpudin, Mahpudin
Polinomial : Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2 No. 1 (2023): May 2023
Publisher : Papanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56916/jp.v2i1.324

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kompetensi penting yang perlu dikembangkan pada siswa sekolah dasar. Namun banyak siswa mengalami kesulitan ketika memecahkan masalah matematika. Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Solving terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan Systematic Literature Reveiew (SLR) dengan mencari dan mengkaji beberapa artikel kemudian menarik kesimpulan. Pencarian literatur dari 10 artikel yang di ikutsertakan tahap analisis pada terbitan 5 tahun terakhir. Hasil tinjauan sistematis ini menunjukkan bahwa penggunaan Model Problem Solving berkontribusi secara positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SD. Melalui pendekatan ini, siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan strategi pemecahan masalah, menerapkan konsep matematika yang relevan, dan mengevaluasi solusi yang dihasilkan. Model Problem Solving memberikan kerangka kerja yang struktur dan sistematis bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah matematika secara efektif.
Resistensi Etnis Tionghoa: Studi tentang Perlawanan Masyarakat Cina Benteng terhadap Penggusuran di Kota Tangerang Saidi, Saidi; Hermawan, Ilham; Maharani, Bintang Kamila; Mahpudin, Mahpudin
Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Vol 10, No 1 (2024): (Mei) Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jipp.v10i1.6250

Abstract

Masyarakat Cina Benteng adalah masyarakat keturunan Tionghoa yang sudah ada di Kota Tangerang sejak sebelum Indonesia Merdeka. Pada tahun 2010, Pemkot Tangerang berencana melakukan penggusuran terhadap masyarakat Cina Benteng yang tinggal di Bantaran Sungai Cisadane dengan alasan menegakkan Perda No 18 tahun 2000. Kebijakan tersebut membuat setidaknya 1000 orang masyarakat Cina Benteng yang ada di Kecamatan Neglasari terancam kehilangan tempat tinggalnya. Atas dasar itulah mereka melakukan perlawanan atau resistensi kepada Pemkot Tangerang. Artikel ini berusaha menjelaskan tentang bagaimana bentuk, gambaran, serta faktor yang melatarbelakangi resistensi masyarakat Cina Benteng kepada Pemkot Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (studi kasus) dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk resistensi yang dilakukan oleh masyarakat Cina Benteng adalah resistensi terbuka (public transcript) yaitu melalui aksi dan audiensi dengan berbagai pihak. Adapun faktor yang melatarbelakangi perlawanan Masyarakat Cina Benteng adalah dikarenakan faktor historis, identitas, dan ekonomis. Resistensi yang dilakukan masyarakat Cina Benteng ini efektif dikarenakan bisa melunakkan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Strategi Membangun Generasi Peduli Lingkungan dan Implementasi Pendidikan Lingkungan di Sekolah Purwanto, Heru; Hayatillah, Syifa; Wiasih, Susti; Listiani, Listiani; Mabrur, Awfa Niamillah; Mahpudin, Mahpudin
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat : Kreasi Mahasiswa Manajemen Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat : Kreasi Mahasiswa Manajemen
Publisher : Unpam Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/kmm.v4i2.40263

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi strategi efektif dalam membangun generasi yang peduli terhadap lingkungan melalui implementasi pendidikan lingkungan di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada beberapa sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi pendidikan lingkungan dalam kurikulum formal dan kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran dan kepedulian siswa terhadap lingkungan. Pendekatan pembelajaran yang interaktif, seperti proyek berbasis lingkungan, kegiatan lapangan, dan kolaborasi dengan komunitas lokal, terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan siswa. Selain itu, dukungan dari guru, orang tua, dan pihak sekolah juga merupakan faktor kunci dalam keberhasilan implementasi pendidikan lingkungan. Penelitian ini menyarankan perlunya pelatihan berkelanjutan bagi guru dan penyediaan sumber daya yang memadai untuk mendukung program pendidikan lingkungan. Dengan mengadopsi strategi yang tepat dan melibatkan seluruh pihak terkait, sekolah dapat memainkan peran sentral dalam membangun generasi muda yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan kebijakan pendidikan yang berorientasi pada keberlanjutan dan pelestarian lingkungan di Indonesia.
Upscaling Wirausaha Perempuan Desa Penjual “Bakso Ikan Khas Malingping” Melalui Pendampingan Sertifikasi Produk Halal Mahpudin, Mahpudin; Nurlia, Elly
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 9 No 3 (2024): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v9i3.968

Abstract

Program sertifikasi produk Halal terus digencarkan oleh pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat wisata Halal dunia. Oleh karena itu, pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal mewajibkan kepada setiap pelaku usaha untuk mendaftarkan produk olahan makanan agar terdaftar dan tersertifikasi Halal. Bagi pelaku UMKM disediakan program sertifikasi Halal secara gratis menggunakan metode pendaftaran self-declare. Namun problemnya, belum banyak masyarakat yang mengetahui dan memahami berkenaan dengan pentingnya sertifikasi Halal dan belum mengerti cara melakukan self-declare. Implikasinya, masih banyak pelaku UMKM yang belum memiliki sertifikat Halal meskipun telah ada program pendaftaran gratis. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menyasar kelompok wirausaha perempuan penjual bakso ikan khas Malingping yang berada di wilayah Wanasalam, Kabupaten Lebak. Alasannya: pertama, belum banyak pelaku usaha yang mengetahui informasi terkait sertifikasi Halal gratis. Kedua, meningkatkan performa wirausaha bisnis bakso ikan sehingga diharapkan dapat meningkatkan omset penjualan. Metode pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pelatihan mengenai urgensi sertifikasi Halal. Kemudian simulasi dan demonstrasi tata cara melakukan self-declare produk Halal. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan pelaku UMKM dalam melakukan pendaftaran produk Halal dan adanya beberapa UMKM yang berhasil memiliki sertifikat Halal. The government continues to intensify the Halal product certification program to make Indonesia a world center for Halal tourism. Therefore, the government through the Halal Product Guarantee Organizing Agency requires every business actor to register processed food products so that they are registered and certified Halal. For MSMEs, a free Halal certification program is provided using the self-declaration registration method. However, the problem is, not many people know and understand the importance of Halal certification and do not understand how to self-declare. The implication is that there are still many MSMEs (UMKM) who do not have a Halal certificate even though there is a free registration program. This community service activity targets a group of women entrepreneurs selling typical Malingping fish balls in the Wanasalam area, Lebak Regency. The reasons: first, not many business actors know the information regarding free Halal certification. Second, improve the entrepreneurial performance of the fish ball business so that it is hoped that it can increase sales turnover. This service method is carried out by providing training regarding the urgency of Halal certification. Then a simulation and demonstration of procedures for self-declaring Halal products. It is hoped that the results of this service can improve the skills of MSMEs in registering Halal products and that several MSMEs have succeeded in obtaining Halal certificates.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KEGIATAN EKONOMI Salamah Anisa Amalia, Neng; Mahpudin, Mahpudin; Cahyaningsih, Ujiati
Buletin Ilmiah Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Papanda Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56916/bip.v3i1.947

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS kegiatan ekonomi serta proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS kegiatan ekonomi. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Adapun data penelitian yang diperoleh yaitu : Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah menggunakan model PBL pada mata pelajaran IPS kegiatan ekonomi. Hal ini dibuktikan dari hasil uji statistik deskriptif nilai maksimum sebesar 100,00. Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah menggunakan model PBL dengan model konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji Independent Sample T-test di kelas kontrol dan eksperimen diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar ˂ 0,001 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Terdapat pengaruh model PBL terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS kegiatan ekonomi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji Paired Sample T-test diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh model PBL yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS kegiatan ekonomi di kelas IV SDN Sukasari 1 Tahun Ajaran 2023/2024.