Claim Missing Document
Check
Articles

PERSEPSI NASABAH TERHADAP PEMBIAYAAN KUR SETELAH MERGER TIGA BANK SYARIAH DI KECAMATAN KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA Mia Novita Wilanda; Inayatillah; Nina Eka Putri
AL-IQTISHAD : Jurnal Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam Vol. 2 No. 2 (2023): AL-IQTISHAD : Jurnal Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam
Publisher : Program Studi Perbankan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/iqtishad.v1i2.2514

Abstract

Salah satu bentuk dukungan beberapa bank konvensional terhadap kebijakan Qanun No. 11 Tahun 2018 dengan melaksanakan kegiatan secara syariah secara bertahap yang akhirnya menggabungkan bank konvensional menjadi bank syariah. Salah satu konsekuensi yang patut diperhitungkan akibat adanya merger adalah dampak yang dirasakan oleh nasabah yaitu pengguna jasa dari pihak perbankan, salah satunya nasabah KUR. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji tentang bagaimana persepsi nasabah terhadap pembiayaan KUR setelah merger tiga bank syariah di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara sebagai teknik pengumpulan datanya. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa persepsi nasabah menunjukkan pendapat yang positif dan negatif terhadap pembiayaan KUR setelah merger tiga bank syariah baik dari nasabah eks bank-bank sebelumnya maupun nasabah yang baru bergabung. Kemudian, ada beberapa kendala yang ditemukan, 1) kurangnya penanganan mengenai pembiayaan KUR yang masih bermasalah, 2) untuk nasabah yang sudah menyelesaikan pelunasan pembiayaan KUR kurang mendapat sosialisasi dari pihak bank., dan 3) bank yang baru beroperasi rawan mengalami gangguan sehingga masyarakat terkadang enggan beralih ke Bank BSI.
KONSEP FILANTROPI ISLAM DI MASA PANDEMI COVID-19 Mellyan, Mellyan; Inayatillah, Inayatillah
AT-TASYRI': JURNAL ILMIAH PRODI MUAMALAH Vol. 13 No. 2 (2021): At-Tasyri': Jurnal Ilmiah Prodi Muamalah
Publisher : Prodi Hukum Ekonomi Syariah STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/tasyri.v13i2.859

Abstract

Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan perilaku kehidupan sosial. Penerapan protokol covid-19, persoalan kesehatan hingga kekacauan perekonomian melahirkan tatanan kehidupan baru bagi peradaban manusia. Di balik berbagai persoalan, pandemi Covid-19 juga menggugah empati, di masa sulit manusia saling membantu untuk bertahan hidup. Hal tersebut dikenal dengan istilah filantropi, yang dapat dimaknai sebagai voluntary action for the public good atau tindakan sukarela untuk kepentingan publik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Library Research (penelitian kepustakaan) dengan pendekatan analisis deskriptif. Adapun Rumusan Masalahnya adalah bagaimana konsep dan praktik filantropi Islam di masa Pandemi Covid-19 serta Bagaimana Filantropi dapat menjadi solusi ditengah pandemi Covid-19? Hasil penelitian menunjukkan, gerakan amal (a philanthropical movement) gencar digaungkan di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut sejalan dengan konsep filantropi Islam. Filantropi diwujudkan dalam bentuk memberi bantuan (harta, fasilitas) kepada pihak yang membutuhkan. Dalam Islam, Allah memerintahkan umatnya peduli dan berbagi. Perintah untuk peduli dan berbagi ini, direalisasikan dalam bentuk zakat, infak, sedekah, hibah, wasiat dan juga wakaf (ZISWAF). Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa No 23 Tahun 2020 terkait pendayagunaan Zakat Infaq dan Shadaqah di masa pandemi Covid-19. Selain itu para publik figure, organisasi kemasyarakatan, dan tokoh publik menggunakan pengaruhnya untuk meningkatkan jumlah dana yang terkumpul. Terutama di era digital, media sosial berperan penting dalam jumlah perolehan pendanaan yang lebih besar. Jika sebelum pandemi, filantropi Islam secara umum dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka di masa pandemi manfaat filantropi Islam langsung terfokus pada tujuan khusus, yaitu membantu masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19, seperti keluarga ekonomi lemah yang kehilangan pencari nafkah utama akibat Covid-19, memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis dan sebagainya yang terkait langsung dengan Pandemi. Filantropi dapat menjadi jalan keluar sekaligus modal sosial dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Sekolah Keluarga Samara dan Seminar Penguatan Peran Ayah dalam Keluarga di Banda Aceh Inayatillah, Inayatillah
ZONA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2024): ZONA: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fanshur Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71153/zona.v1i2.42

Abstract

Peran ayah dalam keluarga memainkan peranan penting dalam membentuk kualitas hidup anak. Dengan keterlibatan yang kuat dalam pengasuhan dan bimbingan, ayah dapat memengaruhi perkembangan kognitif dan kompetensi sosial anak. Untuk mendukung pemahaman dan implementasi peran ayah ini, Sekolah Keluarga Samara Forum Dakwah Perbatasan (FDP) telah merancang program untuk membekali calon pengantin dan pasangan suami istri. Program ini difokuskan pada peningkatan peran ayah dalam keluarga, terutama melalui pengasuhan yang baik, keterlibatan yang aktif, dan tanggung jawab yang memadai. Berbagai kegiatan pelatihan, diskusi, dan bimbingan praktis diselenggarakan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya peran ayah dalam perkembangan anak. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengoptimalkan peran ayah dalam keluarga, terutama dalam hal keterlibatan langsung dalam pengasuhan anak, meningkatkan aksesibilitas, dan membentuk tanggung jawab yang bertanggung jawab. Melalui program yang dirancang dengan baik dan berfokus pada peningkatan peran ayah dalam keluarga, diharapkan bahwa ayah akan mampu memainkan perannya secara optimal dalam mengasuh dan membimbing anak-anak mereka. Hal ini diharapkan dapat membawa dampak positif dalam meningkatkan kualitas hidup anak dan stabilitas keluarga secara keseluruhan.
Perempuan dalam Pendidikan Madrasah Di Aceh dari Perspektif Sejarah Inayatillah Inayatillah
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v9i3.291

Abstract

AbstractThis paper discusses on the women’s role in madrasah education in Aceh, as to when Acehnese women had their opportunity to study in madrasah, and why the parents sent them to madrasah education. This study will show that female Acehnese have been involved in madrasah education since the early 20th century, i.e. since the outset of this type of education in the region. The Acehnese women’s role in madrasah education shows that women have had access to education since long ago. Their participation in the premise of Islamic education is insperable from the Islamic values deeply rooted in the people of Aceh. Additionally, this study also found that the Acehnese women were allowed to continue their studies not only within but also outside the Aceh region. Even during the hard times of conflicts, many women have their chance to continue their education outside the region, such as Medan, Padang, Jakarta, Yogyakarta and other major cities. This shows that the Acehnese practice of migration belongs not only to men but also common to women. AbstrakTulisan ini membahas tentang bagaimana partisipasi perempuan Aceh dalam pendidikan madrasah, sejak kapan perempuan Aceh memperoleh kesempatan untuk belajar dalam pendidikan madrasah, dan mengapa orang tua di Aceh menyekolahkan anak perempuannya dalam pendidikan madrasah. Kajian ini menunjukkan bahwa perempuan Aceh telah terlibat dalam dunia pendidikan madrasah sejak awal abad ke-20, yaitu sejak pendidikan madrasah ini muolai didirikan di Aceh. Keterlibatan perempuan Aceh dalam dunia pendidikan madrasah menunjukkan bahwa perempuan telah memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan sejak dulu. Partisipasi perempuan Aceh dalam dunia pendidikan Islam tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai keislaman yang mengakar kuat dalam masyarakat Aceh. Selain itu kajian ini juga menemukan bahwa perempuan Aceh tidak hanya diperbolehkan untuk melanjutkan pendidikannya di sekitar daerah Aceh tetapi juga sampai di luar daerah. Bahkan ketika konflik melanda Aceh, banyak perempuan yang melanjutkan pendidikannya ke luar daerah Aceh, seperti Medan, Padamg, Jakarta, Yogyakarta dan kota-kota besar lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi merantau dalam masyarakat Aceh tidak hanya milik kaum laki-laki tetapi tradisi ini juga lazim dilakukan oleh kaum perempuan.
Strengthening Pacifism through History Learning at Madrasah Aliyah in Aceh: A Critical Evaluation Inayatillah, Inayatillah; Yussuf, Ahmad; Kurniawan, Ade; Hasnadi, Hasnadi
Didaktika Religia Vol. 12 No. 1 (2024): June
Publisher : Postgraduate Program, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/didaktika.v12i1.3451

Abstract

The study aims to describe the value of learning local history and the value of opposing violence to settle disputes as taught in Madrasah Aliyah Aceh, Indonesia, which has schools in Pidie, Banda Aceh, West Aceh, and East Aceh. The data were collected from the madrasah heads, history teachers, and school supervisors. The data were collected through interviews, observations, focus group discussions, and studied documents. The results showed that Madrasah Aliyah in Aceh has failed to achieve its obective due to several factors. History teachers follow the standard lesson plans without making the necessary modifications to include elements of pacifism. The students are not actively involved in the learning process and the classes are teacher-centered, thus not supporting higher-order thinking skills. Teachers show a lack of understanding in conducting question point analysis. The elements of pacifism is not sufficiently highlighted in the history classes, thus failing to make optimal use of instilling important social values in the students and use the history subject for character education. Teachers have different educational backgrounds and varying levels of pedagogic competence, thus requiring more specific guidance and training from Madrasah Aliyah Aceh to be able to render this promising approach to history instruction more successful in practice.
IMPROVING ENTREPRENEURSHIP KNOWLEDGE OF STUDENTS  IN MEULABOH STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL 3 WITH LIQUID DISH WASHER SOAP MAKING TRAINING: PENINGKATAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 MEULABOH DENGAN PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CAIR Khairun Nisa; Liston Siringo Ringo; Muhammad Reza Aulia; Alfizar; Inayatillah; Eka Kurniasih
WISDOM : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Wisdom Vol. 2 No. 1 (2025): JPKM WISDOM 3, 2025
Publisher : PT. ROCE WISDOM ACEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71275/wisdom.v2i1.68

Abstract

Liquid dishwashing soap is a liquid solution that contains surfactants that function to remove dirt, grease, and food residue from the surface of eating utensils such as plates, glasses, etc. The need for liquid dishwashing soap is increasing because it is easier to use, cleaner, and more hygienic. Currently, many basic ingredients for making liquid dishwashing soap are sold on the market, so people can make their own so that it is more economical and easier to obtain. This activity aims to improve the entrepreneurial spirit of vocational school students so that they can produce dishwashing soap products and market them through schools so that they can produce independent students after completing their schooling at vocational school by selling the liquid dishwashing soap products to the market or surrounding housewives. The training method for making dish soap products is the Production Based Training (PBT) method, a learning model that emphasizes direct practice and production. In this training, students will use materials and work tools in a simulated environment. This method is also carried out using theory classes, practical demonstrations, and guided exercises. In this training, liquid dishwashing soap was directly made using the necessary ingredients such as Texapon, Email Needle, Natrium Chloride (NaCl), Anti-Bacterial, Perfume Seeds, liquid/powder dye, and Mineral Water. This training process produces approximately 20 liters of liquid dishwashing soap. Apart from that, this dishwashing soap also has quite a large economic value so it can be a solution to improve the community's economy at a lower price compared to the price of factory production which is already sold on the market. This training can provide enthusiasm and stimulate entrepreneurship to vocational high school students.
Sosialisasi Moderasi Beragama Bagi Mahasiswa STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh Inayatillah, Inayatillah; Efendi, Sumardi; Jamal, Anton; Ramli, Ramli
MEUSEURAYA - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (Desember 2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/meuseuraya.v3i2.3492

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mensosialisasikan moderasi beragama kepada mahasiswa STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh sebagai upaya meningkatkan pemahaman tentang pentingnya sikap moderat dalam beragama di tengah keberagaman sosial dan budaya. Moderasi beragama merupakan konsep penting dalam menjaga keseimbangan antara keyakinan pribadi dan toleransi terhadap perbedaan, serta mencegah munculnya sikap ekstremisme dan radikalisme. Kegiatan ini dilaksanakan melalui ceramah, diskusi interaktif, studi kasus, dan lokakarya yang melibatkan dosen serta tokoh masyarakat setempat. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman mahasiswa tentang konsep moderasi beragama, di mana sekitar 85% peserta melaporkan pemahaman yang lebih baik setelah mengikuti sosialisasi. Mahasiswa juga menunjukkan perubahan sikap yang lebih terbuka dan toleran terhadap perbedaan keyakinan, serta mampu mengidentifikasi potensi konflik yang dapat timbul dari sikap intoleran. Kolaborasi dengan tokoh masyarakat memperkuat relevansi materi yang disampaikan, sehingga mahasiswa dapat lebih memahami penerapan moderasi beragama dalam konteks lokal Aceh. Kesimpulannya, sosialisasi ini berhasil meningkatkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa mengenai moderasi beragama, serta mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan yang mempromosikan sikap toleran dan inklusif dalam kehidupan bermasyarakat. Program ini diharapkan dapat menjadi kegiatan berkelanjutan untuk mendukung perdamaian sosial.
Social History of Islamic Law from Gender Perspective in Aceh: A Study of Marriage Traditions in South Aceh, Indonesia Inayatillah, Inayatillah; Mohd Nor, Mohd Roslan; Asy’ari, Asy’ari; Faisal, Muhammad
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 6, No 2 (2022): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v6i2.14598

Abstract

This study aims to examine the social history of Islamic law from a gender perspective in terms of the Samadua marriage traditions in South Aceh. This empirical legal study used a socio-historical approach to Islamic law and gender. The study collected data by means of literature review and in-depth interview. Findings showed that the couples living at the in-law’s house before holding the walīmah al-‘ursy (wedding reception) was a violation of adat (custom) in the Samadua community. The customary sanctions imposed included being completely prohibited to hold walīmah al-’ursy and intat linto/tueng dara baroe (escorting the groom/accepting the bride) procession. From the view of Islamic law, the customary sanctions that apply in the Samadua community are intended to avoid slander and to gain maslāhah (benefit). This is also in line with the principle of sadd al-żarī'ah and does not conflict with the concept of sahih ‘urf. This is because walīmah al-’ursy for women is the time when they are treated with respect and dignity, and this time prayers will also be made for as well as dowry, valuables, and other gifts, making it worth to celebrate. From the perspective of the social history of gender-based Islamic law, the application of this customary sanction also shows that the position of women in Acehnese society is respectable enough that they must be treated with dignity. Because Acehnese women in the past have experienced periods of glory, until now their position and bargaining value are still respectable in customary practices in the Aneuk Jamee community in South Aceh.
Fintech Lending Adoption among Muslim Millinials in Southeast Asia Safira, Nabila; Inayatillah; Meutia, Rachmi; Kamri, Nor ‘Azzah; Yusof, Ku Abdulmuhaimin
BANCO: Jurnal Manajemen dan Perbankan Syariah Vol 7 No 1 (2025): Banco: Jurnal Manajemen dan Perbankan Syariah
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/banco.v7i1.11358

Abstract

This article discusses how economic, social, and cultural factors simultaneously influence the interest in using online loans among the millennial Muslim generation in Banda Aceh. The purpose of this study is to determine the economic, social, and cultural factors simultaneously influencing the interest in using online loans among the millennial Muslim generation in Banda Aceh. The research method uses a quantitative research method. The data source used in this study is primary data. Data obtained from the first data source at the research location, both individuals and companies, obtained through filling out questionnaires or interviews. In the data collection technique, this study uses a questionnaire method. In this study, filling out the questionnaire in the form of questions that are given a value weight using a likert scale. The results of this study indicate that the economic factor variables (X1) and social factors (X2) have a positive and significant influence on the use of online loans among the millennial Muslim generation in Banda Aceh City, while the cultural factor variable shows that it has a negative and significant influence.
The Role of Pidie State Special School in Assisting Children with Special Needs in Pidie District Dara Maisun; Inayatillah; Musdawati
JOURNAL OF SOCIETY INNOVATION AND DEVELOPMENT Vol 3 No 1 (2021): Journal of Society Innovation and Development
Publisher : Winaya Inspirasi Nusantara Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63924/jsid.v3i1.35

Abstract

Children with special needs, known as ABK, are children who are educated to train and increase their potential. Special special schools play a role in providing assistance in understanding the situation that occurs around ABK through religious education assistance to form good character and assistance through the development of existing skills in ABK. The research aims to find out the role of SLBN Pidie in assisting children with special needs in Pidie Regency with a qualitative approach, collecting data through observation, interviews, and documentary study techniques, and completing the results of the research the author also uses literature review. The results of this study show that the role of SLBN Pidie in assisting children with special needs has not been running in accordance with the procedure, namely: (1) the number of general teachers who teach at SLBN Pidie, (2) the mixing of students with various disabilities in one class due to lack of facilities, (3) the absence of parental involvement in the mentoring process carried out at school. Researchers suggest that schools often conduct training for SLBN Pidie teachers to improve teacher competence in the education of children with special needs.