Claim Missing Document
Check
Articles

Penggunaan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) sebagai Umpan Alternatif pada Pancing Ulur yang Dioperasikan Malam Hari di Teluk Palabuhanratu Mas Fariz Fitriyana; Zulkarnain Zulkarnain; Roza Yusfiandayani; Izza Mahdiana Apriliani
Akuatika Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.671 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i2.23399

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan total, tangkapan ikan dominan, menganalisis pengaruh umpan cacing tanah yang dioperasikan malam hari dengan umpan yang biasa nelayan gunakan di Teluk Palabuhanratu dan menganalisis pengaruh perbedaan waktu penangkapan perjenis ikan dominan. Penelitian ini menggunakan metode uji coba penangkapan (experimental fishing) dengan 20 kali ulangan (trip). Komposisi hasil tangkapan terdiri atas 9 jenis ikan dengan jumlah total 201 ekor yang didominasi oleh  ikan kuwe (Caranx sp) sebanyak 67 ekor atau 33.3%, kakap (Lutjanus sp) sebanyak 26 ekor atau 12.9%, kerapu (Epinephelus pachycentru) sebanyak 20 ekor atau 10.0% dan terapon (Terapon jarbua) sebanyak 29 ekor. Perbandingan hasil tangkapan pancing ulur berbeda pada setiap perlakuan dengan menggunakan kedua jenis umpan. Pancing ulur dengan menggunakan umpan ikan tembang memberikan jumlah hasil tangkapan sebanyak  115 ekor atau 57.2% dan menggunakan umpan cacing tanah sebanyak 86 ekor atau 42.8%. kedua jenis umpan memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah total hasil tangkapan dengan selang kepercayaan 95%.
THE EFFECT OF ATTRACTOR MATERIAL ON PELAGIC FISH CAPTURED USING PAYANG BUGIS IN PASAURAN WATERS, PROVINCE OF BANTEN Roza Yusfiandayani
Indonesian Fisheries Research Journal Vol 17, No 2 (2011): (December, 2011)
Publisher : Research Center for Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.85 KB) | DOI: 10.15578/ifrj.17.2.2011.75-85

Abstract

Rumpon (fish aggregating device) as an auxiliary gear operated in Pasauran waters, Sunda Strait was longer and more widely used in Indonesia to catch pelagic fish. The characteristic speciescomposition, size, and gonado somato index (GSI) pelagic fish around 3 kinds of rumpon attractor materials, i.e. Cocos nucifera, Nypa fructican, and Areca catechu leaves will determine the effects of attractor materials will affect the sustainability of pelagic fish associated. Identification and composition length, weight and gonado somato index pelagic fish were identified in this research with different attractor material in all seasons. Experimental fishing carried out by using payang Bugis. The result show that the Cocos nucifera leaves are the best attractor material based on the number of fish species and durability in all seasons. Further, the gonado somato index of small pelagic fish were caught around rumpon are gonado somato index I 4%, gonado somato index II 33%, gonado somato index III 35%, gonado somato index IV 25%, and gonado somato index V 3%. Pelagic fish around attractor materials have gonado somato index I-III 72%. This result indicated that the small pelagic fish caught around rumpon are immature fish.
RESPONS RAJUNGAN (Portunus pelagicus) TERHADAP WARNA CAHAYA YANG BERBEDA PADA UJI LABORATORIUM Intan Roihatul Jannah Hasly; Roza Yusfiandayani; Wazir Mawardi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.113 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.4.2019.215-224

Abstract

Tingkah laku ikan merupakan salah satu pendekatan dasar dalam mengembangkan teknologi penangkapan ikan. Pengetahuan tentang respons tingkah laku menjadi bagian tidak terpisahkan sebagai akibat dari perlakuan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respons rajungan terhadap berbagai warna cahaya dilihat dari proporsi rajungan mendekati cahaya, waktu kedatangan rajungan menuju area lampu dan lama rajungan bertahan di area lampu. Respons rajungan diketahui dari pembagian area yang telah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu starting area, searching area dan finding area. Analisis statistik deskriptif komparatif digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan respons berdasarkan waktu dan jumlah rajungan menuju cahaya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rajungan memberikan respon untuk menghampiri lampu baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap cahaya. Warna biru, putih dan hijau memberikan respons cepat bagi rajungan untuk datang ke lampu, sementara rajungan bertahan lama dalam cahaya merah, oranye dan ungu. Hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai pertimbangan untuk pengembangan teknologi alat penangkapan rajungan seperti bubu dan jaring insang dasar. Fish behavior is one of the basic approaches in developing fishing technology. Knowledge of responses is a related part of knowing behavior because of the treatment given. This study aims to analyze the response of the blue swimming crab to various colors of light in terms of the proportion of blue swimming crabs that approach light, the time of arrival of the blue swimming crab to the lamp area and the length to survive of blue swimming crab in the area of   the lamp. Crab responses is known from the division of the area that has been divided into three parts, namely the starting area, searching area and finding area. Comparative descriptive statistical analysis is to identify the difference in response based on the time and number of crabs to light. The test results show that the response both directly and indirectly to light. Blue, white and green light color provide the fastest response for crabs to come to the lights, while crabs last long in red, orange light color. The results of this study can be applied as a consideration for the technological development of crab fishing equipment such as traps and bottom gillnet.
OPTIMASI JUMLAH RUMPON, UNIT ARMADA DAN MUSIM PENANGKAPAN PERIKANAN TUNA DI PERAIRAN PRIGI, JAWA TIMUR Erfind Nurdin; Am Azbas Taurusman; Roza Yusfiandayani
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.025 KB) | DOI: 10.15578/jppi.18.1.2012.53-60

Abstract

Sebagai alat bantu penangkapan ikan, rumpon berfungsi untuk menarik kelompok ikan agar berkumpul di sekitarnya. Dalam jangka pendek rumpon dapat meningkatkan produksi hasil tangkapan, efisiensi dan efektivitas operasi penangkapan ikan. Namun rumpon juga dapat berdampak negatif terhadap keberlajutan stok sumberdaya. Penelitian ini dilakukan di PPN Prigi, Jawa Timur, dengan tujuan untuk mengkaji status pemanfaatan perikanan tuna, optimasi jumlah unit armada dan rumpon serta musim penangkapan ikan.  Beberapa analisis yang digunakan antara lain linear goal programming (LGP), fishing power indeks (FPI), catch per unit of effort (CPUE), maximum sustainable yield (MSY), dan untuk mengetahui pola musim tangkap menggunakan Metode Persentase Rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan terdapat indikasi pemanfaatan perikanan tuna yang berlebih pada tingkat pengupayaan yang melampaui batas maksimum (MSY = 2334,9 ton/tahun).  Jumlah optimum untuk armada jaring insang sebanyak 43 unit, pancing tonda 63 unit dan rumpon 33 unit pada luasan area penelitian 8.940 km². Musim tangkap berlangsung pada Bulan Juni sampai Desember dengan puncak musim di bulan Juli.  Fish Aggregating Device (FADs) has a function to attract and aggregate fish schooling. In short term, the advantage of FADs used is to increase the efficiency and effectiveness of fishing operations and the fish caught by the fishers; however FADs might also result a negative impact on the sustainability of fish stock.This study was conducted in fishing area of Prigi National Fishing Port, East Java. The objective of this study is to investigate the tuna fisheries status, optimization number of fishing units and number of FADs. Some analysis methods applied in this study were linear goal programming (LGP), fishing power index (FPI), catch per unit of effort (CPUE), maximum sustainable yield (MSY), and analysis of fishing season using the Average Percentage Methods. The results showed that the tuna fisheries in Prigi have indicated over-exploitation (MSY = 2334,9 tons/year). The optimum allocation of gillnets is 43 units, troll  63 units and FADs 33 units operated in the fishing ground area of 8,940 km². The fishing season occurred during June to December with the peak season in July.
PERBEDAAN HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG YANG MENGGUNAKAN LAMPU MERKURI DENGAN LAMPU LED Muhammad Sulaiman; Mulyono S Baskoro; Am Azbaz Taurusman; Sugeng Hari Wisudo; Roza Yusfiandayani
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.093 KB) | DOI: 10.15578/jppi.21.2.2015.123-130

Abstract

Teknik penangkapan ikan dengan alat tangkap bagan di Indonesia khususnya di Kabupaten Barru umumnya masih menggunakan lampu merkuri yang mana membutuhkan energi listrik yang cukup besar. Salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan energi listrik yang besar ini dapat digunakan jenis lampu hemat energi seperti lampu Light Emitting Diode (LED). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jenis ikan yang dominan tertangkap, komposisi jenis, dan berat ikan tertangkap antara bagan yang menggunakan lampu merkuri dengan lampu LED. Penelitian dilakukan di perairan Kabupaten Barru-Selat Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasi pengamatan terletak pada posisi 4°22’48,7"-4°33’47,8"LS sampai dengan 119°25’05,0"-119°33’42,7"BT. Pengamatan lapang/uji coba penangkapan dilakukan pada periode Oktober-Nopember 2012 dan April-Mei 2013 (sebanyak 50 Trip penangkapan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi hasil tangkapan bagan yang menggunakan lampu merkuri dan lampu LED didominasi oleh ikan teri hitam, teri putih, kembung lelaki, tembang, cumi-cumi, dan peperek, masing-masing sebanyak 90% dan 83%. Dengan komposisi jenis hasil tangkapan yang demikian ini menunjukkan bahwa lampu LED dapat digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan karena mampu memikat jenis ikan target dan cenderung hasil tangkapannya sama dengan menggunakan lampu merkuri yang digunakan nelayan bagan. Terdapat perbedaan berat hasil tangkapan bagan yang menggunakan lampu merkuri dari pada yang menggunakan lampu LED, namun dari nilai hasil tangkapan tampak tidak berbeda. Berat jenis hasil tangkapan yang dominan tertangkap dengan lampu LED sebanyak17,49 kg/watt sedangkan lampu merkuri sebanyak 4,89 kg/watt. Hasil ini menunjukkan bahwa bagan dengan lampu LED mendapatkan tangkapan lebih banyak dibandingkan dengan bagan lampu merkuri.Fishing techniques with lift-net fishing gear in Indonesia especially in Barru Regency still usemercury lamp which require considerable electrical energy. Lamps that require low energy is an alternative that can be used to reduce the use of electrical energy. Lamps that require low energy, longevity, low heat radiation, and is resistant to shocks is a Light Emitting Diode (LED). The purpose of this research was to determine differences in the dominant fish species caught, species composition, and weight of fish caught between the lif net fishing gear that uses a mercury lamp with LED lamp. The research was conducted in Barru waters regency, Makassar Strait, South Sulawesi on October-November 2012 and April-May 2013 (50 trips). Observation sites located on 4° 22' 48,7"- 4° 33' 47,8" LS up to 119° 25' 05,0"-119° 33' 42,7" BT. The composition of the catch between mercury lamps and LED lamps was dominated by black anchovy, white anchovy, indian mackerel, sardines, squid and golden ponyfish, respectively 90% and 83%. These results indicate that the LED lights can be used as fishing tools because it is able to attract the target fish species and tend to catch higher than mercury lamps that commonly used. The difference in weight of the catch by using a mercury lamp was statistically better than the LED lights, but the value of the catch of the two types of lamps are not statistically different. Catches based upon the weight per electrical power used to indicate that the LED lights (17.49 kg / watt) is better than themercury lamp (4.89 kg / watt).
KOMPETISI PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI JAWA TIMUR Wahida Kartika Sari; Eko Sri Wiyono; Roza Yusfiandayani
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.981 KB) | DOI: 10.15578/jppi.21.4.2015.221-228

Abstract

Kondisi perikanan tangkap skala kecil yang bersifat multigear dan multispecies menyebabkan meningkatnya tekanan terhadap kondisi sumberdaya ikan. Informasi mengenai status sumberdaya ikan yang ada sangat diperlukan untuk perencanaan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji diversitas hasil tangkapan, tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan, serta pengelompokkan alat tangkap di PPN Prigi. Data diperoleh dari statistik perikanan PPN Prigi periode 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata indek keragaman hasil tangkapan paling besar adalah pancing ulur yaitu 1,64. Secara umum nilai CPUE menurun setiap tahunnya dengan rata-rata CPUE tertinggi adalah jaring insang yaitu 0,30 ton/trip/tahun. Sedangkan pengelompokkan alat tangkap yang sering terjadi yaitu antara pancing ulur dengan jaring klitik. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh tingkat keragaman hasil tangkapan masing-masing alat tangkap tinggi.Most of small-scale fisheries are multispecies and multi gear so that small-scale fisheries management is very complex. However, information on small-scale fisheries is scarce. Therefore, information on small-scale fisheries is indispensable for sustainable fisheries management planning. This study aims to describe the condition of small-scale fisheries, primarily examine the diversity of the catch, the level of utilization of fish resources, and the grouping of fishing gear in Prigi Fishing Port. Data were analyzed from fisheries statistic data of Prigi fishing port during 2010-2014. The result of this study showed that the greatest diversity of fishing gear ctches occured in handlines is 1,64. In generally, the CPUE deccline annualy by an average of the highest CPUE is a gillnets of 0.30 ton/trip/year. On the other hand, the results of PCA analysis shows that in general, hand lines is often grouped with monofilament gillnet (klitik). The grouping was expected caused by the similarities of target catches between of the fishing gears.
PRODUKTIVITAS DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares Bonnaterre, 1788) PADA PERIKANAN SKALA KECIL DI PALABUHANRATU, JAWA BARAT Erfind Nurdin; Muhamad Fedi Alfiadi Sondita; Roza Yusfiandayani; Mulyono Baskoro
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 21, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.329 KB) | DOI: 10.15578/jppi.21.3.2015.147-154

Abstract

Pemanfaatan sumber daya perikanan tuna skala kecil di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu menggunakan armada pancing tonda (troll liners) dengan mengoperasikan lima macam jenis pancing. Penelitian perikanan tuna skala kecil dilakukan di PPN Pelabuhanratu pada April – Juli 2015, dengan tujuan untuk menganalisa produktivitas (laju tangkap), faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan dan musim penangkapan madidihang (yellowfin tuna). Laju tangkap (hasil tangkapan per trip) digunakan sebagai indikator produktivitas, moving average persentage digunakan untuk mengetahui pola musim penangkapan, dan fungsi produksi (Cobb Douglas) untuk mengidentifikasi faktor-faktor teknis yang mempengaruhi hasil tangkapan tuna pada perikanan pancing tonda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa madidihang merupakan hasil tangkapan paling dominan armada pancing tonda dengan laju tangkap sebanyak 339,93 kg/trip dengan musim penangkapan terjadi pada Mei hingga Oktober. Analisa Cobb Douglas menunjukkan secara simultan 84% hasil produksi (dependent variable) yang diperoleh, dipengaruhi secara bersama oleh variabel independen yang digunakan (BBM, kekuatan mesin, GT dan jumlah ABK).The utilization of tuna resources on small scale (artisanal) fishery in Palabuhanratu is using trolling fishing fleets (trolling liners) characterized by five types of fishing lines during their operation. Research on small scale tuna fishery was conducted at Pelabuhanratu fishing port on April to July 2015 with the aims to analyze the productivity (catch rate), variable effects on the catch and fishing season for yellowfin tuna. The catch rate (the catch per trip) is used as productivity indicator, while the moving average percentage is used to determine the pattern of fishing season, and Cobb Douglas production function to identify the technical factors that influence to the catch of yellowfin tuna. Analysis result showed that the catch rate of yellowfin tuna by trolling liners is about 339.93kg/ trip and the fishing season occured during May to October. Cobb Douglas analysis showed simultaneously 84% of obtained catch production (dependent variable) affected by the four independent variables (fuel consumption, power engine, gross tonnage and number of crew).
KEBERADAAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) DI SEKITAR RUMPON Erfind Nurdin; Asep Ma'mun; Muhamad Fedi Alfandi Sondita; Roza Yusfiandayani; Mulyono Baskoro; Mahiswara Mahiswara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.477 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.1.2019.35-44

Abstract

Armada penangkapan ikan tuna di Indonesia banyak yang menggunakan rumpon sebagai alat bantu penangkapan. Teknologi alat bantu ini menyebabkan sumberdaya ikan tuna semakin rentan terhadap penangkapan. Hal ini berarti jika perikanan berbasis rumpon tidak dikendalikan, keberlanjutan sumberdaya akan terancam. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 24 November hingga 3 Desember 2015 di perairan selatan Palabuhanratu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi dan periode waktu sebagai daerah penangkapan ikan yang layak. Pengamatan mengunakan teknologi hidroakustik portable scientific echosounder SIMRAD EY60, dengan lintasan perekaman mengelilingi rumpon berbentuk bintang (star survey). Hasil penelitian ini menunjukkan dugaan daerah penangkapan ikan tuna layak tangkap di sekitar rumpon berada pada kedalaman 200 hingga 500 meter dengan puncak keberadaan terjadi pada pagi hari.Most of tuna fishing fleet in Indonesia are using FADs as fishing tools. This technology leads tuna resources to be more susceptible to fishing activity. If the fisheries not well managed, the sustainability of fish resources will be threatened. The study was conducted from November 24th until December 3rd 2015 in south of Pelabuhanratu waters. The aims of this study to determine the location and time period as a suitable fishing areas. The studied through underwater acoustic devices portable scientific echosounder SIMRAD EY60 with star survey patterns around the FAD. This study showed that indication of the existence matured tuna based on acoustic observation around FADs occurred within the depth of 200 until 500 metre peak condition mostly found during the early of day light.
STRUKTUR UKURAN, HUBUNGAN PANJANG-BOBOT DAN FAKTOR KONDISI IKAN TUNA DI PERAIRAN PRIGI, JAWA TIMUR Erfind Nurdin; Am Azbas Taurusman; Roza Yusfiandayani
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 4, No 2 (2012): (Agustus 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.4.2.2012.67-73

Abstract

Penelitian tentang struktur ukuran dan faktor kondisi ikan tuna yang tertangkap di perairan sekitar rumpon di Selatan Prigi, Jawa Timur dilakukan pada bulan Juli 2010, Desember 2010 dan Januari 2011. Sampel ikan diperoleh di PPN Prigi, diidentifikasi menurut jenis dan diukur panjang cagak serta ditimbang bobotnya.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan tuna yang tertangkap di sekitar rumpon.  Hasil penelitian menunjukkan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang diukur sebanyak 115 ekor dengan dominasi ukuran panjang berkisar antara 32–36 cmFL dan bobot antara 0,75–1,20 kg; tuna mata besar (Thunnus obesus) sebanyak 114 ekor dengan dominasi panjang pada kisaran 40–44 cmFL dan bobot antara 0,75– 1,20 kg; dan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) 107 ekor dengan dominasi panjang berkisar antara 28–32 cmFL dengan bobot 0,30–0,75 kg. Hubungan panjang bobot ikan cakalang mengikuti persamaan W= 0,055FL2,733, tuna mata besar W= 0,014FL3,096 dan tuna sirip kuning W= 0,0006FL3,960.   Faktor kondisi (K) ikan cakalang adalah 2, tuna mata besar 2,1 dan tuna sirip kuning 2,0. Study on size structure and condition factor of tuna caught around FADs in the south of Prigi, East Java was conducted in July 2010, December 2010 and January 2011.  The objectives of this study are to investigate that the size distribution, L-W relationship and condition factor of dominant fish caught around of FADs.  The result showed that the size distribution of skipjack tuna dominated in range of  32–36 cmFL and 0.75–1.20 kg (body weight), bigeye tuna range of 40–44 cmFL and 0.75– 1.20 kg (body weight), yellowfin tuna range of 28–32 cmFL and 0.30–0.75 kg (body weight).  Length weight relationship of skipjack tuna can described as W= 0.055FL2.733, bigeye tuna W= 0.014FL3.096 and yellowfin W= 0.0006FL3.960.  The value of condition factor was 2.0 for skipjack tuna, mean while for bigeye tuna was 2.1 and for yellowfin tuna was 2.0. 
Detection of Histamine-Producing Bacteria on Tuna Species using Histidine Decarboxylase (hdc) and 16S rRNA Mala Nurilmala; Novia Nanda Saputri; Asadatun Abdullah; Nurjanah Nurjanah; Roza Yusfiandayani; Muhamad Fedi Alfiadi Sondita
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 15, No 3 (2020): December 2020
Publisher : Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnol

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.v15i3.445

Abstract

Histamine-producing bacteria to predict histamine level production can be identified by a molecular approach. The purpose of this study was to identify the types of histamine-producing bacteria on tuna, little tuna, and skipjack (TTC) meat, to analyze its bioinformatics through phylogenetic tree construction also to determine the levels of its histamine. The identification of histamine-producing bacteria was conducted using a molecular technique based on the hdc and 16S rRNA genes. Histamine levels were measured by a spectrofluorometer. The results showed types of histamine-producing bacteria had been successfully identified, both using specific hdc and 16S rRNA universal primers, including Morganella morganii, Enterobacter hormaechei, Klebsiella aerogenes, and Enterobacter bugandensis. The phylogenetic tree showed that the bacteria M. morganii and E. hormaechei were closely related to one cluster. Meanwhile, the other close relative cluster were Klebsiella aerogenes, Enterobacter bugandensis, and Escherichia fergusonii. In addition, histamine levels of frozen tuna, little tuna, and skipjack were 2.96±0.22 ppm, 2.14±0.23 ppm, and 1.02±0.97 ppm, respectively.
Co-Authors Abdul Karim Adrul Rahmad Afdhal Fuadi Ahmad Zuhril Hisan Al Misbah, Iyan Alan Frendy Koropitan Alfi Sahri Remi Baruadi Alhusna, Indra Sundara Ali Muqsit Am Azbas Taurusman Am Azbaz Taurusman Ari Purbayanto Arif Baswantara Arif Baswantara Arif Susila Aris Kusumo Diantoro Asadatun Abdullah Asep Ma'mun Astuti, Lussy Aziz, Ravy Nur Bahiya Bambang - Riyanto Bambang Murdiyanto Bambang Murdiyanto Ba’diah Nuraini Benny Jeujanan Budy Wiryawan Dandi Rahmad Putra Daniel Monintja Danu Sudrajat Desi Rezki Amelia Diniah Diniah Domu Simbolon Edy Miswar Eko Sri Wiyono Endratno Endratno Erfind Nurdin Erfind Nurdin Erfind Nurdin Erlangga Erlangga Erna Almohdar Erwin Tanjaya Esther Afania Ataupah Fahmi Shidiq Fajar Sidik Abdullah Kelana Fajriyah Cahyani Wahdati Febrina Berlianti Febrina Berlianti Fis Purwangka Fitriyana, Mas Fariz Ganang Dwi Prasetyo Gondo Puspito Hafinuddin Hafinuddin Hanifah Husein Hizbullah Heriyanto Syafutra Hermanu Triwidodo Ibrahim Kholilullah Ibrahim Kholilullah Iin Solihin Iin Solihin Ikhsanul Khairi Imam Shadiqin Imamshadiqin, Imamshadiqin Imanullah Imanullah Indra Ambalika Syari Indra Jaya Indra Jaya Indra Jaya Intan Roihatul jannah Hasly Intan Roihatul Jannah Hasly Iqbal Irfany, Mohammad Irwan Limbong Irwan Novianto Ismail Sulaiman Ismiati, Izza Mahdiana Apriliani Jaliadi - John Haluan Khairul Amri Luh Putu Ratna Sundari M Fedi Sondita M. Fedi A. Sondita M. Fedi A. Sondita M. Fedi A. Sondita M. Fedi A. Sondita M. Fedi A. Sondita M. Reza Raihan M.P. Sobari Mahiswara Mahiswara Mala Nurilmala Mario Limbong Mas Fariz Fitriyana Millaty, Marosimy Misbah Sururi Mochammad Riyanto Mohamad Rafi Mohammad Imron Muhamad Fedi Alfandi Sondita Muhamad Fedi Alfiadi Sondita Muhamad Fedi Alfiadi Sondita Muhamad RE Prayitno Muhammad Agam Thahir Muhammad Agam Thahir Muhammad Fedi Alfiadi Sondita Muhammad Ihsan Muhammad Irsyad Tawaqal MUHAMMAD RIZAL Muhammad Sulaiman Mulyono S. Baskoro Mulyono S. Baskoro Mursyidin Mursyidin Mustaruddin Muthohharoh, Marhamah Novia Nanda Saputri Nur Lina M Nabiu Nur Lina Maratana Nabiu Nurjanah Nurjanah Nurjanah Prihatin Ika Wahyuningrum Rachmad Caesario Rahmad, Adrul Raihan, Muhamad Reza Rama Agus Mulyadi Ravy Nur Azis Resmiati Resmiati Rian Hidayat Rian Hidayat Ridwan Sala Rizsa Mustika Pertiwi Ronny I. Wahju Rosalinda, RR. Ella Evrita Hestiandari Sabila, Fathiha Rizki Salmarika, Salmarika Samsul Bahri Sembada, Aditya Jaka Septian Eka Satriawan Shidiq Lanang Prasetiyo Sugeng H. Wisudo Sulaeman Martasuganda Supriono Ahmad Sutia Yuningsih Tanjov, Yulia Estmirar Tety Mulyati Arofi Tiara Tiara, Tiara Toharo, Kasab Tri Wiji Nurani Vemilia Vicentius Marco Matutina Violitta, Susanti Rahayu Wahdati, Fajriyah Cahyani Wahida Kartika Sari Wazir Mawardi Weni Damayanti Win Kartini Yudho Andika Yusfiandayani, S.Pi., Dr. Roza Zakiah Wulandari Zerli Selvika Zulfatun Ruscitasari Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain