Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN FAKTOR PERILAKU PEMANFAATAN TERITORI PUBLIK OLEH PEDAGANG DI PASAR JATINGALEH SEMARANG Al Batul, Umamah; Indrosaptono, Djoko; Sardjono, Agung Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Jatingaleh Market is a traditional market with high historical value in the city of Semarang, but currently the market conditions seem dirty. The phenomenon of market corridor’s use by traders is one of the main factors behind it. This phenomenon causes the market corridor become narrow from its proper width. Territory describes an individual's identity related to a sense of belonging to an area. The use of public territory in the market occurs when traders expand their trading area by claiming ownership of territory that is not legally theirs. This study aims to determine the condition of the Jatingaleh market compared to the initial planning and to find out the condition by the phenomenon public territory’s use in the Jatingaleh market and the factors behind it based on a literature study. The research was conducted using observation and mapping methods of the phenomenon and then examining the influencing factors through reference studies. The results showed that the behavior of using public territory was influenced by internal factors from individuals and external factors from settings or the environment.Abstrak: Pasar Jatingaleh merupakan pasar tradisional dengan nilai sejarah tinggi di kota Semarang, namun saat ini kondisi pasar terkesan kotor dan kumuh. Fenomena pemanfaatan koridor pasar oleh pedagang merupakan salah satu faktor utama yang melatarbelakanginya. Pemanfaatan ini menyebabkan koridor pasar menyempit dari lebar yang seharusnya. Teritori meggambarkan identitas seorang individu yang berhubungan dengan rasa memiliki terhadap sebuah area. Pemanfaatan teritori pada pasar terjadi saat pedagang memperluas area dagangnya dengan melakukan klaim kepemilikan terhadap teritori yang secara legal bukan miliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pasar Jatingaleh dibandingkan dengan perencanaan awal dan mengetahui kondisi fenomena pemanfaatan teritori publik di pasar Jatingaleh serta faktor yang melatarbelakanginya berdasarkan studi literatur. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dan pemetaan terjadinya pemanfaatan kemudian mengkaji faktor yang mempengaruhi melalui studi referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemanfaatan teritori publk dipengaruhi oleh faktor internal dari individu dan faktor eksternal dari seting atau lingkungan.
KAJIAN KELAYAKAN FASILITAS PEJALAN KAKI PADA KAWASAN STASIUN PONDOK CINA Erianti, Devi Dwi; Sardjono, Agung Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6 No 3 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: As a public facility, stations must meet the needs of their users including pedestrian paths. The feasibility of the pedestrian paths can be seen from various aspects such as the width of the street and the comfort of the user. In Indonesia most of the pedestrian paths do not meet the specified criteria or even do not have the pedestrian paths. To verify, a survey was conducted in the area of Pondok Cina Station. The research method used is qualitative with a case study approach to analyse and explain existing problems and compare them with related literature. The results of the study show the feasibility of a pedestrian facility that can be used as a design recommendation.Abstrak: Sebagai fasilitas publik, stasiun harus memenuhi kebutuhan pengguna. Salah satunya jalur pejalan kaki dimana kelayakan dari jalur pejalan kaki ditinjau dari beberapa aspek, salah satunya adalah lebar ruang jalan dan kenyamanan pejalan kaki sebagai pengguna. Tidak jarang fasilitas pejalan kaki tidak sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Untuk meninjau kelayakan tersebut dilakukan studi pada kawasan Stasiun Pondok Cina, Kota Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk menganalisis dan menggambarkan permasalahan yang ada lalu dibandingkan dengan studi literatur terkait. Hasil dari penelitian dapat diketahui kelayakan fasilitas pejalan kaki yang dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam perancangan.
LANGGAM ARSITEKTUR GEREJA GEREFORMEERD SEMARANG SEBAGAI NILAI PENTING DALAM UPAYA KONSERVASI BANGUNAN CAGAR BUDAYA Ricky Kurnia, Franciskus Xaverius Yudhistira; Sardjono, Agung Budi; Hardiman, Gagoek
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2023
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: In the city of Semarang, many old buildings are still original and have many stories behind their architectural design styles, one of which is the Gereformeerd Church. Due to its age, Gereformeerd Church has been designated as a cultural heritage building by the Semarang city government, but the lack of data on the Gereformeerd Church building causes a lack of conservation measures that can be taken for this church. The purpose of this research is to support the data of the church's cultural heritage building on the important points of the Gereformeerd Church style using an architectural approach so that it can be used as a reference for further research on the conservation of the Gereformeerd Church building in Semarang. The Gereformeerd Church has an architectural style that is heavily influenced by gothic and romanesque architecture which is very closely related to European churches in the 16th-18th centuries. In addition, with Art Deco influence on the interior decoration of the church, it becomes more of an attraction if the analogies and meanings behind the interior design and architectural style are explored and to be used as the basis for the conservation of the cultural heritage of the Semarang Gereformeerd church.Abstrak: Di Kota Semarang, banyak sekali bangunan tua yang masih asli dan menyimpan banyak cerita di balik gaya desain arsitekturnya, salah satunya adalah Gereja Gereformeerd. Karena usianya, Gereja Gereformeerd ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah kota Semarang, namun minimnya data mengenai bangunan Gereja Gereformeerd menyebabkan kurangnya langkah-langkah konservasi yang dapat diambil untuk gereja ini. Mendata bangunan cagar budaya harus meliputi usia dan nilai penting bangunan. Nilai penting bangunan dibagi menjadi dua yaitu keaslian dan langgam bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk men-support data bangunan cagar budaya Gereja pada nilai penting langgam Gereja Gereformeerd menggunakan pendekatan arsitektur, sehingga dapat dijadikan acuan bagi penelitian lanjutan mengenai konservasi bangunan Gereja Gereformeerd Semarang. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mencapai tujuan atau objektif di dalam penelitian ini, dengan memfokuskan pada data-data yang dapat diolah secara visual dan pikiran. Gereja Gereformeerd memiliki langgam arsitektur yang terpengaruh berat oleh arsitektur gotik dan romantik yang sangat erat dengan gereja Eropa pada abad ke 16-18. Selain itu, dengan pengaruh Art Deco pada dekorasi interior gereja menjadi sebuah daya tarik lebih jika dieksplor mengenai analogi dan arti di balik desain interior dan langgam arsitektur untuk dijadikan sebagai dasar konservasi bangunan cagar budaya Gereja Gereformeerd Semarang.
CITY PARK AS ONE OF THE CITY INFRASTRUCTURE SYSTEM (CASE STUDY: TAMAN KAMBANG IWAK PALEMBANG) Masyitoh, Husnul; Sardjono, Agung Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Arsitektur ARCADE Juni 2023
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Palembang or Pempek City is the capital city of South Sumatra Province. Palembang itself is included as the 2nd largest city in Sumatra. With an area of 400 km² and 1.6 million inhabitants in it. Palembang is now classified as a metropolitan city with the fifth density level in Indonesia following Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya and is ranked nineteenth in Southeast Asia. It’s recorded in history that it was the capital of the largest Buddhist kingdom, namely the Sriwijaya Kingdom in the ninth century. Palembang has existed since June 16, 683AD and is the oldest city in Indonesia. Along with the development of Palembang  and its rapidly growing population, the government seeks to improve the city's infrastructure system in Palembang  by referring to the economic, social, and cultural aspects of the people of Palembang itself. One of the City Infrastructure Systems that supports community activities is seen in the city park area on Tasik, namely Kambang Iwak Park. For this research, this research was carried out by applying a qualitative descriptive method, which if defined according to Sugiyono (2016) this research method depends on the philosophy of postpositivism which aims to examine natural objects.Keyword: Palembang city; City Infrastructure System; Kambang Iwak ParkAbstrak: Palembang atau kota pempek adalah Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan. Palembang sendiri masuk ke dalam kota terbesar ke-2  se-Sumatera. Dengan luas 400 km² dan 1,6 juta jiwa penduduk  di dalamnya. Palembang sekarang tergolong dalam kota Metropolitan dengan tingkat kepadatan nomor lima se-Indonesia menyusul Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya dan menduduki peringkat sembilan belas di Asia Tenggara. Tercatat dalam sejarah pernah menjadi Ibukota Kerajaan Budha terbesar yaitu Kerajaan Sriwijaya pada abad kesembilan. Palembang sudah ada sejak tanggal 16 Juni 683M dan merupakan kota tertua di Indonesia. Seiring perkembangan zaman pembangunan sarana dan prasarana Kota Palembang serta penduduknya semakin pesat, pemerintah berupaya meningkatkan sistem prasarana kota di Kota Palembang dengan beracuan pada ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Palembang sendiri. Salah satu Sistem Prasarana Kota yang menunjang kegiatan masyarakat terlihat pada kawasan taman kota yang ada di jalan Tasik yaitu Taman Kambang Iwak. Untuk penelitian kali ini dilakukan dengan penerapan metode deskriptif kualitatif, yang mana jika didefinisikan menurut Sugiyono (2016) metode penelitian ini tergantung pada filsafat postpositivisme yang bertujuan untuk meneliti objek alamiah.Kata Kunci: Kota Palembang; Sistem Prasarana Kota; Taman Kambang Iwak.
ANALYSIS OF LIVABLE STREET AT HOS. COKROAMINOTO STREET CORRIDOR AS A PUBLIC SPACE IN PONOROGO REGENCY Pratama, Hilba Yoga; Sardjono, Agung Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2023
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract : Public space in an urban area has an important role to improve the quality of life for the general public. Public space in the form of street corridors is a very important element in the infrastructure system of a region or city. A street corridor in an urban area does not only function as a mobility lane for vehicles, but can also function as a forum for community activities, and can create a unique identity for an area. The Hos. Cokroaminoto street corridor in Ponorogo Regency is one of the street that is often used by the Ponorogo Regency Government to hold several cultural events, in this street corridor the general public also carries out social and commercial activities. The purpose of this study is to explain the quality of the Hos. Cokroaminoto street corridor as a public space which is reviewed from several aspects in the form of physical and non-physical aspects, as well as activities that are created by identifying their linkages with existing facilities. The research method uses descriptive qualitative, by presenting an overview regarding the real condition of the street corridor, and findings about the existing conditions in an effort to create a "Livable Street" public space. Data were obtained through observation, interviews with street corridor users and the local government, as well as from related literature studies. The results of the study provide an explanation of the level of comfort and safety in the Hos. Cokroaminoto street corridor as a “Livable Street” public space.Keyword : Livable Street, Public Space, Hos. Cokroaminoto Street Corridor.Abstrak : Ruang publik di suatu kawasan perkotaan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas. Ruang publik berupa koridor jalan merupakan elemen yang sangat penting dalam sistem infrastruktur suatu wilayah atau kota. Koridor jalan pada suatu kawasan perkotaan tidak hanya berfungsi sebagai jalur mobilitas kendaraan saja, namun juga dapat berfungsi sebagai wadah beraktivitasnya masyarakat, serta dapat menciptakan identitas unik suatu kawasan. Hos. Koridor jalan Cokroaminoto di Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu jalan yang sering digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk menyelenggarakan beberapa acara kebudayaan, di koridor jalan ini masyarakat umum juga melakukan kegiatan sosial dan komersial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan kualitas Hos. Koridor jalan Cokroaminoto sebagai ruang publik ditinjau dari beberapa aspek berupa aspek fisik dan non fisik, serta aktivitas yang tercipta dengan mengidentifikasi keterkaitannya dengan fasilitas yang ada. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menyajikan gambaran mengenai kondisi riil koridor jalan, dan temuan mengenai kondisi eksisting dalam upaya mewujudkan ruang publik “Jalan Layak Huni”. Data diperoleh melalui observasi, wawancara kepada pengguna koridor jalan dan pemerintah setempat, serta studi literatur terkait. Hasil penelitian memberikan penjelasan mengenai tingkat kenyamanan dan keamanan di Hos. Koridor jalan Cokroaminoto sebagai ruang publik “Livable Street”.Kata Kunci : Jalan Layak Huni, Ruang Publik, Hos. Koridor Jalan Cokroaminoto.
BUKTI - BUKTI SUNGAI SEBAGAI JALUR TRANSPORTASI DAN ARAH ORIENTASI BANGUNAN (STUDI KASUS KAMPUNG MELAYU SEMARANG) Giovano, Fariz Addo; Sardjono, Agung Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 8 No 1 (2024): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2024
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Before the construction of the Daendels postal highway from Anyer to Panarukan in 1809-1819, spanning 10,000 km, rivers served as the primary mode of transportation. Urban centres in Java develop along the coastline and extend in linear patterns following the river. Similarly, Semarang is located in Central Java. The city has expanded in the coastal area, identified as Kampung Melayu in a 1695 map. This village serves as a port for sailors and new residents. The presence of harbours, markets, and mosques in villages signifies the nation's transition into the era of Islam's expansion. Following the completion of the Post highway and the ongoing sedimentation process, the river is no longer suitable for navigation. This study presents findings on using rivers for transportation and the proximity of various buildings to waterways. Field survey methods and historical archives indicate that the port, market, and mosque are situated along the river bank with direct access from the river. Keyword: river, sedimentation, postal highway.Abstrak: Sebelum dibangunnya jalan raya pos Daendels dari Anyer ke Panarukan pada tahun 1809-1819, sepanjang 10.000 km, sungai berfungsi sebagai moda transportasi utama. Pusat perkotaan di Jawa berkembang di sepanjang garis pantai dan terbentang dalam pola linier mengikuti aliran sungai. Begitu pula dengan Semarang yang terletak di Jawa Tengah. Kota ini berkembang di wilayah pesisir, sesuai dengan wilayah Kampung Melayu seperti yang digambarkan pada peta tahun 1695. Kampung ini berfungsi sebagai penghubung bagi para pelaut dan pemukim. Kehadiran kampung multi etnis dengan pelabuhan, pasar, dan masjid menandakan transisi bangsa dalam penyebaran Islam. Setelah selesainya Jalan Raya Pos dan proses sedimentasi yang sedang berlangsung, sungai tersebut tidak lagi layak untuk navigasi. Makalah ini menyajikan temuan mengenai pemanfaatan sungai untuk transportasi dan bukti keberadaan bangunan yang memiliki akses sungai pada masanya. Metode survei lapangan serta arsip sejarah menunjukkan bahwa foto kuno masjid dan beberapa bangunan di sekitarnya terletak di tepi sungai dengan akses dari sungai.Kata Kunci: sungai, sedimentasi, jalan raya pos.
KRITERIA DESAIN PADA PERANCANGAN PUSAT PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN AKTIVITASNYA DI PUSAT KOTA JEPARA Nadhifah, Aprilia Salsabila; Sardjono, Agung Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2024
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Almost every city in Indonesia experiences a dualistic condition where the formal and informal sectors are interconnected. Street vendors often create a dilemma for city governments. Its existence is believed to improve the city's economy, but on the other hand it often damages the city's public space. This phenomenon certainly needs special attention by involving and handling street vendors in design and policy seriously. So, this research aims to identify the characteristics, behavior and needs of street vendors in their activities so that they can be used as a reference in determining design criteria for the street vendor center in Jepara. The approach used is a qualitative approach with descriptive methods and data collection techniques based on field observations supported by literature study. The results obtained showed that street vendors' activities including their behavior and characteristics were influenced by trading times in the morning, afternoon and evening which were adjusted to the location's crowds. Apart from that, the main characteristic of street vendors in Jepara is their flexible and dynamic spatial nature. Apart from characteristics, the design criteria for designing a street vendor center are also greatly influenced by site selection and local building regulationsKeyword: Street Vendors, Activities, Jepara City CenterAbstrak: Hampir di setiap kota di Indonesia mengalami kondisi dualistik dimana adanya sektor formal dan informal saling bersinggungan. PKL sering menimbulkan kondisi dilematis bagi pemerintah kota. Keberadaannya diyakini menaikkan ekonomi kota, namun di sisi lain kerapkali mencacati ruang publik kota. Fenomena ini tentunya perlu mendapatkan perhatian khusus dengan melibatkan dan menangani PKL dalam perancangan dan kebijakan secara serius. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik, perilaku dan kebutuhan PKL dalam aktivitasnya untuk dapat dijadikan acuan dalam penentuan kriteria perancangan pada pusat PKL di Jepara. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan teknik pengumpulan datanya berdasarkan pengamatan lapangan yang didukung dengan studi pustaka. Didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa aktivitas PKL yang mencakup perilaku dan karakteristiknya dipengaruhi oleh waktu berdagang baik pagi, siang dan malam yang disesuaikan dengan keramaian lokasi. Selain itu karakteristik utama PKL di Jepara mengarah pada sifat keruangan yang fleksibel dan dinamis. Selain karakteristik, kriteria desain pada perancangan pusat PKL juga sangat dipengaruhi oleh pemilihan tapak, peraturan bangunan setempat.Kata Kunci: Pedagang Kaki Lima, Aktivitas, Pusat Kota Jepara
TINJAUAN TERHADAP KRITERIA PERANCANGAN PERPUSTAKAAN DI ERA DIGITAL Studi Kasus : Perpustakaan Universitas Diponegoro Ghifari, Ardhan Naufal; Sardjono, Agung Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2024
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The development of information technology in the digital era has transformed visitors' paradigms in utilizing libraries. Libraries no longer merely function as repositories for physical books, but have evolved into interactive centers that support community engagement and digital learning. This underscores the need for a review of library design to adapt to the digital age. This research aims to identify the criteria necessary for designing libraries in the digital era. The methods employed in this study are literature review and observation. The literature review method is used to gather and analyze information from various sources to determine relevant criteria for libraries in the digital era. Furthermore, the observation method is used to assess the condition of Diponegoro University Library against the identified criteria. The results of this research indicate that Diponegoro University Library does not meet the criteria as a library in the digital era.Keyword: Library, Digital Era, Design CriteriaAbstrak: Perkembangan teknologi informasi dalam era digital telah mengubah paradigma pengunjung dalam memanfaatkan perpustakaan. Perpustakaan tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku fisik, melainkan telah berkembang menjadi pusat interaktif yang mendukung keterlibatan masyarakat dan pembelajaran digital. Hal ini menggarisbawahi perlunya tinjauan terhadap rancangan perpustakaan untuk menyesuaikan dengan era digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria-kriteria yang diperlukan dalam merancang perpustakaan di era digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur dan observasi. Metode studi literatur digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai sumber untuk menentukan kriteria perpustakaan yang relevan di era digital. Selanjutnya, metode observasi digunakan untuk meninjau kondisi Perpustakaan Universitas Diponegoro terhadap kriteria yang telah diidentifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perpustakaan Universitas Diponegoro tidak memenuhi kriteria sebagai perpustakaan di era digital.Kata Kunci: Perpustakaan, Era Digital, Kriteria Perancangan
Application of The Building Infill Concept in New Buildingswithin the Historic Semarang Old Town Area CIPTETY TRISYA PRAMESTI; AGUNG BUDI SARDJONO
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol. 27 No. 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v27i1/21133

Abstract

The Old City of Semarang, as a national-level cultural heritage site, has inherited its function as a cultural center with unique architecture and urban layout that has remained. Over time, the development of the economy and high tourism demands exert significant pressure on the city's heritage. New functions with their commercialism often lead to inappropriate new buildings that potentially threaten the historic area's authenticity. Applying the infill building concept becomes a conservation solution that emphasizes optimizing vacant spaces in well-developed urban areas, including historic areas. Research has been conducted on several new buildings in the Semarang Old City that have changed in function and physical appearance. This research aims to analyze the existing conditions of new buildings and examine how infill development can be applied to structures in historical areas without damaging the architectural characteristics. The method employed includes descriptive analysis of observed objects by observing buildings, analyzed based on elements within the building infill approach. The results indicate that applying infill building in new constructions in the Old Town area requires a sensitive design approach, considering several elements, including mass, height, material color, ornamentation, and harmonious integration with the surrounding historical buildings. Additionally, it is suggested to the government that this research can initiate more detailed policies and active supervision regarding the construction of new buildings to maintain their authenticity. In conclusion, building infill can be an effective solution to support the economic development of historical areas without compromising cultural heritage, provided it is carried out with proper planning and regulations.
Revitalisasi Rumah Tradisional Gamav Aha: Adaptasi Desain dan Sakralitas dalam Konteks Ritual Katolik di Kawasan Sinai, Papua Selatan Raubaba, Henry Soleman; Sari, Suzanna Ratih; Wijayanti , Wijayanti; Sardjono, Agung Budi
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 12 No 1 (2025): June
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v12i1a9

Abstract

The revitalization of the traditional Gamav Aha house as a sacred space within Catholic ritual practice has become a central issue in the cultural and religious life of the Malind Anim community in the Sinai area of South Papua. The disappearance of Gamav Aha due to modernization has threatened not only the sustainability of tangible heritage but also the collective meaning and cultural identity of the community. This study aimed to analyze the process of revitalizing Gamav Aha as a sacred space through design adaptation, functional transformation, and meaning negotiation within the context of Catholic rituals. A qualitative descriptive method was employed, and fieldwork was conducted in July 2024 across three main villages in the Sinai area: Urumb, Waninggap Nanggo, and Matara. Data were collected through participatory observation, in-depth interviews with traditional, religious, and community leaders, and visual documentation of spaces and ritual activities. The findings showed that revitalization was realized through innovations in physical design, including adjustments in layout, structure, materials, and spatial orientation. The transformation of Gamav Aha from a dwelling into a temporary sacred space, enriched with cultural and religious symbolism, strengthened community identity. These results underscore the importance of adaptive design strategies rooted in local wisdom for the preservation of vernacular architecture and the reinforcement of social cohesion within indigenous communities in the modern era.
Co-Authors Abdullah Ali Adiyati, Arlina Adlina, Zata Izzati Al Batul, Umamah Alfanadi Agung Setiyawan Arlina Adiyati ashim furqoni Assa Kamalia Atiek Suprapti Atiek Suprapti atik suprapti Aulia, Faricha Putri Ayu Kusuma Wardhani Bangun IR Harsritanto, Bangun IR Bharoto Bharoto Budi Sudarwanto Cia, Helen CIPTETY TRISYA PRAMESTI Dedi Iskandar Deni Wahyu Setiawan Denny Irwan Aryadi, Denny Dhanoe Iswanto Djoko Indrosaptono Dunga Ayusthi Vembrika, Dunga Eddy Prianto Edi Purwanto Edward E. Pandelaki, Edward E. Edward Endrianto Pandelaki Ema Hidayati Erianti, Devi Dwi Faricha Putri Aulia Fariz, Nuthqy Gagoek Hardiman Gagoek Hardiman Ghifari, Ardhan Naufal Giovano, Fariz Addo Harsritanto, Bangun I R Harsritanto, Bangun Indrakusumo Radityo Helen Cia Henry Soleman Raubaba, Henry Soleman Hilmy, Muhammad Fariz Huwaida, Nurma Mediasri Isna Pratiwi, Isna Jamaluddin, Rizqi Lubis, Elektina Marsya Paramita Sulistyaningrum Masyitoh, Husnul Murti, Nindita Kresna Nadhifah, Aprilia Salsabila Nindita Kresna Murti Nuzlia Rahdini Nuzlia Rahdini Permata Widianingrum Pratama, Hilba Yoga R Siti Rukayah Ricky Kurnia, Franciskus Xaverius Yudhistira Rizqi Jamaluddin Rukayah, Raden Siti Sari, Suzana Ratih Satrio - Nugroho, Satrio - Satrio Nugroho Sejati, Anang Wahyu Setiawan, Deni Wahyu Setiohastorahmanto, Prabani Setiyawan, Alfanadi Agung Shidqi, Taqiyudin Sholih, Muhammad Najieb Sudarmawan Juwono Sugiono Soetomo Sugiono Soetomo Sugiono Soetomo Sulistyaningrum, Marsya Paramita Suzana Ratih Sari Suzanna Ratih Sari Suzanna Ratih Sari Syamsul Arifin Titien Woro Murtini Titien Woro Murtini Titin Woro Murtini Umamah Al Batul Widiantara, I Wayan Andhika Wijayanti , Wijayanti Wijayanti . Yandri, Sepli Zata Izzati Adlina