Hairi Firmansyah
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 59 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 58 Documents
Search
Journal : Frontier Agribisnis (Frontbiz)

Analisis Usahatani Kopi Robusta di Desa Lok Tunggul Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar Didit Gunawan; Hairi Firmansyah; Yudi Ferrianta
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9405

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan usahatani buah kopi robusta, menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan dalam usahatani kopi robusta serta permasalahan dalam usahatani kopi robusta. Jumlah responden sebanyak 6 orang diambil menggunakan metode sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan usahatani kopi robusta mendapatkan hasil panen yang baik mulai dari pengolahan lahan sampai dengan teknik penanaman serta pemeliharaan yang tepat dan menyesuaikan waktu. Rata-rata biaya total yang harus dikeluarkan petani yaitu sebesar Rp 32.666.259 per usahatani atau Rp 27.221.885/ha dengan rata-rata biaya eksplisit sebesar Rp 23.742.744 per usahatani atau Rp 19.785.622/ha dan rata-rata biaya implisit sebesar Rp 8.923.515 per usahatani atau Rp 7.436.263/ha. Rata-rata penerimaan usahatani kopi robusta tahun 2022 diperoleh sebesar Rp 45.000.000 per usahatani atau Rp 37.500.000/ha. Rata-rata pendapatan usahatani buah kopi robusta tahun 2022 sebesar Rp 21.248.580 per usahatani atau Rp 17.707.150/ha. Sedangkan rata-rata keuntungan usahatani kopi robusta sebesar Rp 12.166.354 per usahatani atau Rp 10.138.628/ha. Pada usahatani kopi robusta mempunyai masalah pada hama PBKo dan banjir. Hama PBKo, kumbang betina mulai menyerang pada 8 minggu setelah pembungaan saat buah kopi masih lunak untuk mendapatkan makanan sementara, kemudian menyerang buah kopi yang sudah mengeras untuk berkembang biak. Kumbang betina akan menggerek bagian ujung bawah, dan biasanya adanya terlihat adanya kotoran bekas gerekan di sekitar lubang masuk. Banjir di Desa Lok Tunggul Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar sangat mempengaruhi usahatani kopi robusta, bukan hanya gsgal panen, banjir tersebut pun merusak lahan serta tanaman kopi robusta dan mengakibatkan petani kopi mengolah dan memelihara tanaman kopi robusta dari awal.
Tingkat Pengetahuan Petani tentang Pestisida Anorganik Pada Tanaman Padi Unggul di Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar Agus Agus; Hairi Firmansyah; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1307

Abstract

Abstrak. Rendahnya tingkat pengetahuan petani terhadap pengurangan penggunaan pestisida kemungkinan disebabkan oleh kurang memadainya pengetahuan petani terhadap dampak negatif penggunaan pestisida. Oleh sebab itu pada penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida pada tanaman padi unggul. Hasil penelitian ini di peroleh bahwa tingkat pengetahuan petan tentang penggunaan pestisida anorganik pada tanaman padi unggul di Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, masuk kategori tinggi (81,78%.).Hubungan pendidikan formal  dengan pengetahuan petani hasil analisis koefisien biserial biserial diperoleh nilai rpbi sebesar 0,666 dan rtab 0,361 pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil thit lebih besar dari rpbi (0,666 ≥ rtab 0,361). Maka H0 ditolak artinya terdapat hubungan signifikan antara pendidikan formal dengan tingkat pengetahuan petani terhadap pestisida. Hubungan lama berusahatani dengan pengetahuan  petani hasil analisis koefisien korelasi biserial diperoleh nilai rpbi 0,860 dan rtab 0,361 pada  taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil rpbi lebih besar dari rtab (rpbi 0,860 ≥ rtab 0,361). Maka H0 ditolak. Permasalahan yang dihadapi petani dalam penggunaan pestisida. Beberapa hama kebal terhadap pestisida, petani masih belum mengetahui solusi lain untuk pemberantasan hama selain penggunaan pestisida. Intensitas penyuluhan yang kurang mengakibatkan penyampaian informasi hanya dilakukan oleh petani ke petani sehingga, suatu informasi yang sesuai direkomendasikan kepetani sifatnya tidak utuh oleh petani.Kata kunci : pengetahuan petani, pestisida anorganik, padi unggul
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI RICE TRANSPLANTER DAN COMBINE HARSVESTER TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI UNGGUL DI DESA BUNGUR BARU KECAMATAN BUNGUR KABUPATEN TAPIN I Ketut Gegel Ruci Riasa; Hairi Firmansyah; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 4, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i4.2934

Abstract

Petani sebagai pengelola usahatani menggunakan teknologi rice transplanter dan combine harsvester dengan tujuan untuk memudahkan petani dari segi menanam dan memanen padi dan untuk mengefesienkan tenaga kerja, waktu serta biaya. Tujuan penelitian mengetahui tingkat motivasi petani  yang belum menggunakan teknologi rice transplanter dan combine harsvester, menganalisis pendapatan usahatani petani pengguna teknologi rice transplanter dan combine hasvester sebelum dan sesudah penggunaan, serta mengetahui permasalahan yang dihadapi dan solusi apa saja yang baik untuk  pengguna teknologi rice transplanter dan combine hasvester. Penelitian dilaksanakan di Desa Bungu Baru Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin yang pada bulan Agustus 2018 sampai dengan September 2019. Metode sampling yang digunakan Proportionate  Random Sampling. Alat analisis yang digunakan biaya total, peneriman, pendapatan usahatani dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan tingkat motivasi petani yang belum menggunakan teknologi rice transplanter dan combine hasvester berada pada kategori sedang, yaitu 73,26% yang berada pada interval 55,5%£  TM < 77,77%. Rata-rata pendapatan sesudah menggunakan teknologi rice transplanter dan combine hasvester sebesar Rp17.543.155,04/hektar, sedangkan petani sebelum menggunakan teknologi tersebut rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp13.328.419,68/hektar. Masalah utama yang dijumpai dalam menggunakan teknologi pertanian, yaitu mahalnya nilai biaya operasional dan jumlah teknologi pertanian yang relatif sedikit.
Tingkat Kesejahteraan Petani Cabai di Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin Muhammad Rifqi Haidar Muslim; Mira Yanti; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10341

Abstract

Kabupaten Tapin memiliki potensi hasil yang cukup bagus dan juga Kabupaten Tapin memiliki kearifan lokal dalam tanaman cabai yang bernilai ekonomi tinggi tentang cara menanam cabai rawit Hiyung. Cabai rawit Hiyung bermula di Desa Hiyung yang ada di sebuah kabupaten yaitu Kabupaten Tapin. terdaftar secara resmi di Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Balai Perizinan Pertanian dan Perlindungan Varietas Tanaman. Republik Indonesia pada tanggal 12 April 2012, No. 09/PLV/2012. Tetapi walau pun nilai memiliki ekonomi yang tinggi, tidak semua petani dapat menikmati tingkat kesejahteraan yang memadai karena penghasilan yang mereka peroleh sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka, sedangkan kesejahteraan merupakan tujuan dari seluruh masyarakat. Tujuan dari studi ini ialah untuk mengevaluasi tingkat kesejahteraan petani cabai di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin. Data primer dan data sekunder adalah dua jenis data yang digunakan didalam studi ini. Data primer didefinisikan sebagai data yang terkonsentrasi dengan indikator-indikator BKBBN yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan keluarga. Data primer didapatkan saat wawancara langsung dengan kuisioner yang sudah dipersiapkan. Data sekunder diambil dari penelitian literatur kelembagaan dan lembaga terkait. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan teknik presentase dan teknik sistem gugur. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesejahteraan yang berada di Desa Hiyung belum merata secara menyeluruh. Hasil persentase tertinggi didapat dari tahap kesejahteraan keluarga I, di mana 15 orang memiliki presentase 51,72%; tahap kesejahteraan keluarga II, di mana 10 orang memiliki presentase 34,48%; dan tahap kesejahteraan keluarga III, di mana 4 orang memiliki presentase 13,80%.
Analisis Usahatani Komoditas Jeruk di Desa Karang Buah Kecamatan Belawang, Kabupaten Barito Kuala Widya Harsa; Hairi Firmansyah; Emy Rahmawati
Frontier Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i2.775

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola usahatani jeruk, mengetahui besar biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan keuntungan petani serta mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh petani dalam penyelenggaraan usahatani jeruk. Pengambilan contoh dilakukan dengan cara purposive sampling dengan jumlah responden 30 orang. Hasil penelitian menyatakan pola tanam yang dilakukan petani di Desa karang Buah Kecamatan Belawang Kabupaten barito Kuala yaitu sistem surjan yang ditanami padi dan jeruk. Sistem surjan merupakan penanaman yang bercirikan bedanya tinggi bidang permukaan tanam yang terdapat pada luasan lahan usahatani. Biaya total usahatani jeruk siam rata-rata sebesar Rp 21.757.248 perusahatani dan Rp 10.878.623 perhektare. Penerimaan usahatani jeruk siam rata-rata sebesar Rp 81.500.000 perusahatani dan Rp 40.750.000 perhektare. Pendapatan usahatani jeruk siam rata-rata sebesar Rp 68.282.058 perusahatani dan Rp 34.141.029 perhektare. Serta keuntungan usahatani jeruk siam rata-rata sebesar Rp 59.742.752 perusahatani dan Rp 29.871.376 perhektare. Permasalahan yang dihadapi petani yaitu dari masalah hama dan penyakit diplodia basah dan kering.Kata kunci: usahatani, pendapatan, jeruk siam, pola usahatani, permasalahan petani
TINGKAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI OLEH PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI JAGUNG KEDELAI DI KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR Rizki Amalia Savitri; Hairi Firmansyah; Kamiliah Wilda
Frontier Agribisnis Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i1.568

Abstract

Kebutuhan akan kedelai sebagai komoditas utama di Indonesia terus meningkat.Dibandingakan dengan anjuran teknologi yang tersedia, adopsi atau penerapan teknologi budidaya kedelai di Indonesia masih tergolong rendah. Walaupun jumlah dan ragam pilihan teknologi maju yang tersedia terus meningkat, namun baru sebagian yang diadopsi oleh petani. Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten yang mendapatkan Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Jagung, Padi, dan Kedelai (PAJALE) yang diadakan oleh Pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan teknologi budidaya kedelai oleh petani dalam program upaya khusus peningkatan produksi padi jagung kedelai di Kecamatan Astambul. Mengetahui hubungan tingkat penggunaan teknologi budidaya kedelai dengan produktivitas kedelai dalam program upaya khusus peningkatan produksi padi jagung kedelai di Kecamatan Astambul. Serta mengetahui permasalahan yang dihadapi petani dalam penggunaan teknologi budidaya kedelai di Kecamatan Astambul. Berdasarkan hasil penelitian, didapat tingkat penggunaan teknologi budidaya kedelai di Kecamatan Astambul berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 76,8 %. Untuk penggunaan teknologi budidaya yang tinggi dilakukan petani responden yaitu pada tahapan pengolahan tanah ( 81 %), penanaman bibit kedelai (86,3%), pemupukan (81,3%), pengairan (78,3%), dan penyiangan (77,5%). Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat penggunaan teknologi budidaya kedelai dengan produktivitas kedelai. Pada Tabel Harga kritik dari Student’s t dengan taraf kepercayaan 95 % yaitu sebesar 2,02 <dari t hitung yaitu sebesar 2,056. Jadi, koefisien Korelasi (r) yang diperoleh signifikan pada taraf kepercayaan 95 %. Pada dasarnya target atau tujuan pemerintah untuk komoditas kedelai ini yaitu ditanam setelah panen padi dengan menggunakan lahan padi tersebut. Akan tetapi, pada kenyataannya pada saat program ini berlangsung terjadi gangguan alam yaitu pada saat petani mulai menanam padi banjir datang, sehingga penanaman padi terlambat dan tidak dapat ditanami kedelai, karena padi belum dipanen.Kata kunci : teknologi, budidaya, kedelai, produksi.
Analisis Permintaan Daging Sapi di Provinsi Kalimantan Selatan Ikka Mayrani; Yudi Ferrianta; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i2.798

Abstract

Di Indonesia konsumsi daging sapi terus mengalami peningkatan. Sementara, produksi sapi potong di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2016 sebesar 6.747.539 kg dari produksi sebelumnya di tahun 2015 sebesar 6.859.529 kg. Penurunan produksi sapi potong disebabkan oleh kebiasaan peternak yang hanya menjual sapi mereka untuk dipotong saat keperluan mendesak saja, oleh karena itu produksi daging sapi lokal sendiri masih belum tercukupi. Sementara itu, menurut data yang dihimpun dari Dinas Perkebunan Dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan selama kurun waktu 2012-2016 konsumsi daging sapi tiap tahun juga mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh masyarakat di Kalimantan Selatan membatasi konsumsi daging sapi dan hanya pada hari-hari besar tertentu. Meskipun konsumsi daging sapi di Kalimantan Selatan rendah, produksi daging sapi masih belum dapat mencukupi kebutuhan daging sapi lokal. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang memengaruhi permintaan konsumen terhadap permintaan daging sapi di Provinsi Kalimantan Selatan, serta menganalisis elastisitas permintaan daging sapi di Provinsi Kalimantan Selatan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder kuantitatif dengan model runtut waktu yang terdiri dari Tahun 2003 hingga Tahun 2018. Berdasarkan hasil perhitungan variasi permintaan daging sapi di Provinsi Kalimantan Selatan didapat sebesar 86% yang berarti variasi permintaan daging sapi di Kalimantan Selatan dapat dijabarkan oleh variabel bebas yang ada pada penelitian ini yaitu harga daging sapi, harga daging ayam ras, harga telur ayam, dan pendapatan per kapita, sedangkan angka sebesar 14% merupakan penegasan faktor lain yang tidak terdapat pada model persamaan. Pengujian secara parsial menunjukan bahwa variabel harga daging ayam ras, harga telur ayam ras, dan pendapatan per kapita masyarakat Kalimantan Selatan berpengaruh secara nyata terhadap permintaan daging sapi, sedangkan variabel harga daging sapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap permintaan daging sapi. Nilai elastisitas permintaan daging sapi di Provinsi Kalimantan Selatan terhadap variabel harga daging sapi, variabel harga ayam ras, variabel harga telur, dan variabel pendapatan bernilai in-elastis.Kata kunci: daging sapi, analisis permintaan, elastisitas
Analisis Usaha Pupuk Organik Bapak Masdarmaji di Kelurahan Loktabat Selatan Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Denny Mandala Putra; Mira Yulianti; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i2.5886

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh serta kelayakan usaha pupuk organik Bapak Masdarmaji. Penelitian dilaksanakan di lokasi Usaha Pupuk Organik Bapak Masdarmaji di Kelurahan Loktabat Selatan Kota Banjarbaru. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya biaya yang dikeluarkan selama Tahun 2021 sebesar Rp 39.799.833. Total penerimaan yang didapatkan sebesar Rp 71.650.000. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 31.850.167. Usaha pupuk organik milik Bapak Masdarmaji mengalami keuntungan dengan tingkat R/C sebesar 1,80 artinya layak untuk dikembangkan karena nilai R/C menunjukan lebih dari 1. Artinya, untuk setiap biaya sebesar Rp 100, maka pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 180. Pupuk organik dengan ukuran 15 kg merupakan pupuk organik yang paling banyak terjual yaitu sebesar 57,43% dibandingkan dengan pupuk organik ukuran 25 kg yaitu sebesar 42,57%. Dari sisi konsumen, pembelian pupuk organik ukuran 15 kg lebih menguntungkan dibandingkan pupuk organik 25 kg. Dengan uang Rp 20.000, konsumen bisa mendapatkan 30 kg pupuk organik dengan membeli 2 karung pupuk organik berukuran 15 kg sedangkan jika konsumen membeli pupuk organik berukuran 25 kg, konsumen hanya mendapatkan 1 karung berisi 25 kg pupuk. Permasalahan yang dihadapi berupa turunnya penjualan pupuk organik, turunnya minat masyarakat dalam menanam tanaman hias, tidak seperti saat awal kasus covid-19. Selain itu, tidak adanya pembukuan yang dibuat oleh Bapak Masdarmaji. Saran yang dapat diberikan peneliti kepada pengusaha yaitu: 1.) Memperluas pemasaran pupuk organik dengan cara memperbanyak tempat yang bisa dititipkan pupuk organik dan pemasaran melalui media elektronik. 2.) Membuat pembukuan agar dapat terlihat jelas keuntungan atau kerugian yang didapatkan. 3.) Menurunkan harga pupuk organik ukuran 25 kg sebesar Rp 5.000 untuk menarik minat konsumen membeli pupuk organik berukuran 25 kg. Selain itu, biaya yang dibutuhkan dalam pembelian karung ukuran 15 kg juga akan berkurang 10% dari biaya sebelumnya.
Cadangan Beras Rumah Tangga Petani Padi Sawah Lahan Rawa Pasang Surut dan Hubungannya terhadap Ketahanan Pangan di Desa Simpang Warga Dalam, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar Ruri Ardianto; Eka Radiah; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1962

Abstract

Strategisnya peranan beras menjadikan ketahanan sektor perberasan sangat memengaruhi ketahanan pangan. Kenaikan konsumsi untuk beras seiring dengan kenaikan pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi beras nasional akan berakibat pada peningkatan impor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cadangan beras, kemampuan cadangan beras melalui penggunaan stok hingga habis (coverage days), tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani, serta mengetahui hubungan cadangan beras terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode penarikan contoh yang digunakan proportionate random sampling yaitu suatu teknik sampling yang dilakukan dengan acak berimbang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rata-rata cadangan beras, analisis coverage days, analisis HFIAS dan analisis uji korelasi Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cadangan beras rumah tangga petani sebesar 19.932 kg dengan rata-rata per rumah tangga petani sebesar 398,64 kg/RT/tahun. Kemampuan cadangan beras berdasarkan ketersediaan yang ada adalah 343,9 hari atau 11,46 bulan atau 0,96 tahun. Analisis korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cadangan beras dan ketahanan pangan pada rumah tangga petani responden dengan (p = 0,000 dan rs = 0,800).Kata kunci: ketahanan pangan, beras, pasang surut, Aluh-Aluh
KAJIAN TATANIAGA KARET RAKYAT DI KECAMATAN WANARAYA KABUPATEN BARITO KUALA Andri Hidayat; Hairi Firmansyah; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i3.639

Abstract

Potensi pengembangan dari salah satu sub-sektor perkebunan, salah satunya adalah perkebunan karet, tanaman karet memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan perekonomian rakyat, Perkebunan karet merupakan salah satu mata pencaharian sebagian besar masyarakat di Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini bertujuan mengetahui saluran tataniaga, biaya, marjin, bagian(share) harga dan kendala – kendala atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani maupun pedagang pengumpul di Kecamatan Wanaraya. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Jumlah sampel responden yang diambil berjumlah 32 sampel,terdiri dari 30 orang petani karet dan 2 orang pedagang pengumpul. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan snowball. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 2 saluran tataniaga karet rakyat di Kecamatan Wanaraya yang teridiri dari petani karet(produsen), pedagang pengumpul ditingkat desa pengumpul ditingkat kecamatan dan Pabrik olah karet. Biaya rata-rata dalam tataniaga karet dari dua saluran yang ada adalah sebesar Rp 335,-/kg dan Rp 707,-/kg. Marjin tataniaga yang diterima dari pedagang pengumpul memiliki perbedaan yaitu sebesar Rp 739,-/kg. Keuntungan yang diperoleh dari dua pedagang pengumpul yaitu Rp 4.665,-/kg dan Rp 5.032,-/kg dan bagian (share) harga yang diterima petani pada saluran I dan II masing-masing sebesar 62% dan 59% dan ditingkat pedagang pengumpul tingkat desa maupun kecamatan sama besarnya yaitu sebesar 82,5%. Kendala/permasalahan yang dihadapi oleh petani karet dan pedagang pengumpul yaitu harga yang tidak stabil dan kualitas bahan olah karet hasil produksi yang kurang baik.Kata kunci : tataniaga, saluran tataniaga, biaya, marjin, keuntungan
Co-Authors Abdullah Dja&#039;far Abdussamad Abdussamad Agus Agus Ahmad Yousuf Kurniawan Aina, Gusti Najimah Nur Andri Hidayat Annisa Annisa Anwar Fuady Anwar, Rayyan Reyhan Arif Fitri Setiawan Artahnan Aid Bagus Dwi Prasetya Bekti Sayekti Bella Friska Wawoh Denny Mandala Putra Didit Gunawan Eka Radiah Emy Rahmawati Fajeri, Hairin Fakhri Husaini Farras Dita Nurulhuda Ferrianta, Yudi Hamidi, Zulkar I Ketut Gegel Ruci Riasa I Putu Pajeng Sutra Negara Ikka Mayrani Inna Sisbi Laillasa Irfan Rifanto Irik Purniawati Isnani Prahesti Kamiliah Wilda Lingga Ciha Putra Luki Anjardiani Luwis Wulandari M. Mahardika Syahti Mahmudah Mahmudah Mariani Mariani Masyhudah Rosni Mira Yanti Mira Yulianti Muhammad Alif Muhammad Ersal Muhammad Hariyadi Muhammad Husaini Muhammad Rendy Anugerah Putra Muhammad Rifqi Haidar Muslim Muslimin Muslimin Mustafizurrahman Mustafizurrahman Muzdalifah Muzdalifah Muzdalifah Muzdalifah Nina Budiwati Noor Aidayanti Norwinda Safitri Novia Grace Kristina Rezkillah Nurmelati Septiana Nurul Rohmatul Alfiani Nigsih Nuzula Almira Salsabila Octaviani, Lisda Pahlevi, Muhammad Fariz Akbar Raudatina Raudatina Rendy Fadillah Akbar Ribka Naomi Tasya Ridhana Edrichadijah Rifiana Rifiana Rifiana Rifiana Rina Yuliani Rizki Amalia Savitri Rosni, Masyudah Ruri Ardianto Salma El-Khansa Joedane Putri Sari, Mila Sekar Darmayanti Utami Shafriani, Karimal Arum Siallagan, Mariani Siregar, Holila Fitriana Sri Utami Sriyono Sriyono Sumiharti Sumiharti Taufik Hidayat Umi Salawati Usamah Hanafie Wahyu Heldayanti Widya Harsa Widya, Salsabilla Nur Yusuf Azis