Claim Missing Document
Check
Articles

Komposisi Nutrien dan Mineral Silase Sabut Kelapa Muda pada Berbagai Level Penambahan Dedak Padi Narek, Emilia Martha; Un, Floriana Petrosa; Koten, Bernadete Barek; Wea, Redempta; Aoetpah, Aholiab
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i1.154

Abstract

Abstract The objective of this study was to evaluate minerals and nutrient composition of young coconut husk silage fermented with rice bran at different concentrations. The study was conducted for seven months in the Laboratory of Feed Technology of State Agricultural Polytechnic of Kupang. A completely randomised design was employed with four treatments and five replicates. The treatments were young coconut husk without rice bran (P0) or the husk plus 4% (P1), 8% (P2) or 12% (P3) of rice bran out of the silage total weight. Variables measured were dry matter, ash, crude protein, crude lipid, crude fibre, Calcium, Potassium and Phosphorus. Analysis of variance showed that rice bran significantly (P<0.01) affects all variables measured. The Duncan’s range multiple test showed that 12% and 4% were the best rice bran concentrations to increase nutrient content and minerals of the silage, respectively. It can be concluded that adding 12% of rice bran to young coconut husk silage increased dry matter, ash, crude protein and crude lipid but reduced Calcium and Potassium. Crude fibre and Phosphorus increased at the inclusion of 8% rice bran. Key words: Nutrient; Minerals; Rice bran; Silage; Young coconut husk. Abstrak Penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi komposisi nutrien dan mineral silase sabut kelapa muda pada berbagai level penambahan dedak padi, telah dilaksanakan selama 7 bulan di Laboratorium Teknologi Pakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang, dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan yang terdiri dari P0 : sabut kelapa muda tanpa dedak padi, P1 : sabut kelapa muda + 4% dedak padi, P2 : sabut kelapa muda + 8% dedak padi, P3 : sabut kelapa muda + 12% dedak padi dengan 5 kali ulangan. Variabel yang diukur adalah kadar bahan kering (BK), kadar abu, kadar protein kasar (PK), kadar lemak kasar (LK), kadar serat kasar (SK), kadar kalsium (Ca), kadar kalium, dan kadar fosfor. Analisis ragam menunjukkan bahwa level dedak padi yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar BK, kadar abu, kadar PK, kadar LK, kadar SK, kadar Ca, kadar K, dan kadar P. Uji Duncan memperlihatkan level dedak 12% menghasilkan nutrien terbaik dan level 4% menghasilkan kadar mineral terbaik. Disimpulkan bahwa penambahan level dedak padi hingga 12% dapat meningkatkan kadar BK, kadar abu, kadar PK, dan kadar LK. tetapi menurunkan kadar Ca dan kadar K. Kadar SK dan P meningkat hingga penambahan level dedak padi 8%. Kata kunci : Dedak padi; Kadar nutrient; Kadar mineral; Silase; Sabut kelapa muda.
Kandungan Energi Bruto, Energi Tercerna dan Energi Metabolis Pakan Cair Fermentasi Berbahan Biji Asam Utuh pada Babi Grower Wea, Redempta; Koten, Bernadete Barek; Morelaka, Christian Abimayu
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i2.156

Abstract

Tamarind seeds have a high energy content but have limited use for pigs because the seed coat is tough and contains anti-nutrient tannins. Therefore, liquid feed fermentation technology is carried out. The aim of this research was to assess the gross energy, digestible energy, and metabolic energy content of liquid feed fermentation (Lff) with different fermentation times in growing pigs. The research materials were whole tamarind seeds, bran, corn, meat and bone meal, and soybean meal. The study used a completely randomized design and consisted of 5 treatments and 5 replications. Treatment = Lf0: Lff time 0 days; Lf1: Lff for 7 days, Lf2: Lff for 14 days, Lf3: Lff for 21days, Lf4: Lff for 28 days fermentation. The research variables were the energy content of the ration and the prediction of digestible energy and metabolic energy value. Data were analyzed using analysis of variance and Duncan's advanced test. The results showed that the Lff with different fermentation time had a significant effect (P <0,05) on gross energy, digestible energy, and metabolic energy value. The best value of energy is Lff for 21 days. It was concluded that the time for fermentation of liquid feed made from tamarind seeds which can produce good energy content, digestibility, and metabolic energy is 21 days.
Komposisi Tubuh Babi Lokal Jantan Grower yang Mengonsumsi Fermentasi dan Aras Penggunaan Biji Asam dalam Ransum (Body Composition of Body Carcass of Local Male Pig Grower that Concumption of Fermented and Level Tamarind Seed in Ration) Redempta Wea
Jurnal Ilmu Ternak Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v13i1.5114

Abstract

Sebuah penelitian telah dilakukan dengan tujuan     mengkaji respon ternak babi lokal jantan terhadap penggunaan biji asam fermentasi dengan ragi tempe (Rhyzopus oliogosporus) dalam ransum terhadap komposisi tubuh ternak babi lokal jantan fase grower yang dipelihara secara ekstensif. Penelitian ini telah berlangsung sejak bulan April  sampai  September    2012. Jenis penelitian  adalah  eksperimen  dengan  menggunakan  rancangan  acak  lengkap.  Bahan  yangdigunakan berupa babi lokal jantan  grower 12 ekor berumur 3-4 bulan (rata-rata bobot badan 5,57 kg),  biji  asam,  kacang tunggak (Vigna unguiculata), vitamin  mineral  premix,  minyak nabati (bimoli), ragi tempe (Rhyzopus oligosporus), dedak, jagung kuning, dan tepung tulang dan daging (Meat Bone Meal). Variabel penelitian adalah komposisi tubuh dan bagian-bagian karkas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fermentasi dan aras penggunaan biji asam dalam ransum tidak berpengaruh terhadap komposisi tubuh ternak babi lokal jantan grower dan   perlakuan terbaik ditunjukkan pada aras   20% biji asam baik fermentasi maupun tidak difermentasi serta penggunaan diatas 20% menyebabkan penurunan komposisi tubuh.Kata kunci : babi lokal jantan, biji asam, komposisi tubuh
Perubahan Kadar Kalsium, Fosfor, dan Kalium Biji Asam yang Diperam Dengan Nira Lontar pada Level yang Berbeda (Changing on the Level of Calcium, Phosphorus, and Potassium of The Fermented Tamarind Seeds Using Different Levels of Palm Sap) Maria Goreti Wunu; Johanis A Jermias; Bernadete B Koten; Redempta Wea
Jurnal Ilmu Ternak Vol 16, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.421 KB) | DOI: 10.24198/jit.v16i2.11570

Abstract

Penelitian yang bertujuan  untuk mengetahui perubahan kadar kalsium (Ca), fosfor (P), danKalium  (K)  biji  asam  berkulit  yang  diperam  dengan  nira  lontar  pada  level  yang  berbeda  serta mengetahui level penggunaan nira lontar yang terbaik  telah  dilaksanakan selama enam bulan mulaidari Agustus 2015- Februari 2016 di Unit Pelaksana Teknis Produksi Oesao dan Laboratorium UmumPoliteknik  Pertanian  Negeri  Kupang.  Analisis  mineral  di  Laboratorium  Kimia  Makanan  TernakJurusan  Nutrisi  dan  Makanan  Ternak  Fakultas  Peternakan  Universitas  Hasanuddin  Makassar.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan  rancangan  acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5Kata Kunci : pemeraman biji asam, nira lontar, kadar kalsium, kadar fosfor, kadar kalium
Kadar Tanin, Kalsium (Ca), dan Fosfor (P) Tepung Kulit Pisang Fermentasi dengan Cairan Rumen Kambing Maryati Namah; Redempta Wea; Theresia Nur Indah Koni
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 1 (2021): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.53 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i1.15294

Abstract

ABSTRAK Kulit pisang merupakan hasil samping pengolahan makanan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak. Kadar tanin yang tinggi pada kulit pisang membatasi penggunaannya sebagai pakan monogastrik. Kandungan tanin dalam bahan pakan dapat dikurangi dengan teknologi fermentasi. Mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi dapat diperoleh dari cairan rumen hewan ruminansia seperti kambing. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kadar cairan rumen kambing terhadap kadar tanin, kalsium (Ca), dan fosfor (P) tepung kulit pisang kepok. Rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan lima ulangan digunakan dalam penelitian ini. Perlakuannya adalah R0: tepung kulit pisang kepok + cairan rumen 0% (kontrol), R1: tepung kulit pisang kepok + cairan rumen 30%, R2: tepung kulit pisang kepok + cairan rumen 40%, R3: tepung kulit pisang kepok + 50 % cairan rumen. Proses fermentasi dilakukan selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar cairan rumen kambing memiliki kandungan tanin dan kalsium yang lebih rendah secara nyata (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol. Kadar cairan rumen kambing tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar fosfor pada tepung kulit pisang. Disimpulkan bahwa penggunaan cairan rumen kambing hingga 40% dapat menurunkan kandungan tanin dan kalsium pada tepung kulit pisang.Kata kunci: cairan rumen, fermentasi, tepung kulit pisang kepokTannin, Calcium (Ca), and Phosphorus (P)Content of Banana Peel Flour Fermented by Goat Rumen FluABSTRACTBanana peel is a food processing by-product that can be used as animal feed. High tannin levels of banana peels restrict its use as monogastric animals feed. The tannin content of feed ingredients can be reduced by fermentation technology. Microorganisms that play a role in the fermentation process can be obtained from the rumen fluid of ruminants like a goat. The objective of this research was to determine the effect of goat rumen fluid levels on the content of tannins, calcium (Ca), and phosphorus (P) of Kepok banana peel flour. A completely randomized design with four treatments and five replicates was used in this study. The treatments were R0: banana peel flour + 0% rumen fluid (control), R1: banana peel flour + 30% rumen fluid, R2: banana peel flour + 40% rumen fluid, R3: banana peel flour + 50% rumen fluid. The fermentation process was carried out for 7 days. The results showed that goat rumen fluid levels had significantly (P<0.05) lower tannins and calcium when compared to control, but goat rumen fluid levels had no significant effect (P>0.05) on phosphorus level in banana peel flour. In conclusion, the use of goat rumen fluid up to 40 % can reduce the content of tannins and calcium of banana peel flour.Keywords: rumen fluid, fermentation, kepok banana peel flour
Produksi Jerami Arbila (Phaseolus Lunatus L) Pascapanen Akibat Penambahan Level Bokashi Feses Sapi dan Chromolaena yang Berbeda Bernadete Barek Koten; Yukendi A Sufmera; Agustinus Semang; Redempta Wea; Melkianus Dedimus Same Randu; Aholiab Aoetpah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 3 (2020): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.13 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i3.11304

Abstract

ABSTRAKArbila merupakan legume pakan yang jeraminya merupakan pakan hijauan yang berkualitas bagi ruminansia, dan produksi jeraminya ditentukan oleh kualitas tanah. Level bokashi yang ditambahkan mempengaruhi kualitas tanah, yang tentu berdampak pada produksi jerami arbila. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi produksi jerami arbila pasca panen akibat pemberian level bokashi yang berbeda. Penelitian tersebut telah dilaksanakan selama 5 bulan di Desa Noelbaki. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, terdiri atas P0 = tanpa bokashi (kontrol), P10 = penambahan bokashi 10 ton/ha, P20 = bokashi 20 ton/ha, P30 = bokashi 30 ton/ha, P40 = bokashi 40 ton/ha. Variabel yang diamati adalah  produksi bahan segar jerami (PBSJ) (ton/ha), produksi bahan kering jerami (PBKJ), produksi bahan organik jerami  (PBOJ) arbila. Data yang diperoleh dianalisis varians dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa level pemberian pupuk bokashi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap PBSJ arbila serta berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap PBKJ dan PBOJ arbila. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui rataan PBSJ arbila berkisar 0,46-2,52 ton/ha, PBKJ arbila berkisar 0,07-0,18 ton/ha, dan PBOJ arbila berkisar 0,04-0,16 ton/ha. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa nilai PBSJ, PBKJ dan PBOJ arbila tertinggi terdapat pada perlakuan P40. Disimpulkan bahwa semakin meningkatnya level bokashi Chromolaena dan feses sapi, produksi jerami arbila semakin tinggi. Level bokashi feses sapi dan Chromolaena terbaik adalah 40 ton/ha.Kata kunci: arbila, bokashi, jerami, hijauan ABSTRACTArbila’s straw is a quality feed for ruminants. Production of these straw is determined by soil quality. The level of bokashi added influences the quality of the soil and therefore influences the straw production. This research aimed to evaluate arbila’s straw production post-harvest in different levels of bokashi. This research was carried out for 5 months at Noelbaki. The experimental design used was a randomized block design (RBD) with 5 treatments and 4 replications consisting of P0 = without bokashi (control), P10 = addition of 10 tons of bokashi / ha, P20 = 20 tons of bokashi / ha, P30 = 30 tons of bokashi / ha, P40 = bokashi 40 tons / ha. The observed variables were the straw fresh weight production (SFW) (tons/ha), straw dry matter production (SDM) (tons/ha), straw organik matter production (SOM) (tons/ha). Data were analyzed for variance and continued with Duncan test. Analysis of variance showed that the level of bokashi fertilizer had a very significant effect (P <0.01) on SFW and significantly affected (P <0.05) SDM and SOM. The average SFW in this study ranged from 0.46 to 2.52 tons/ha, HDM ranges from 0.07 to 0.18 tons/ha, and SOM ranges from 0.04 to 0.16 tons/ha. Duncan's test shows that the highest SFW, SDM and SOM are found in P40. It was concluded that arbila’s straw production increases with the level of Chromolaena and cattle manure bokashi added. Highest production was shown in group with 40 ton/ha bokashi.Keywords: bokashi, forage, Phaseolus lunatus L, straw
Respon Kacang Tunggak dan Rumput Sudan sebagai Sumber Pakan Melalui Pola Tanam Tumpangsari dengan Berbagai Proporsi Tanaman di Lahan Kering Bernadete B. Koten; Redempta Wea; Agustinus Paga
Buletin Peternakan Vol 31, No 3 (2007): Buletin Peternakan Vol. 31 (3) Agustus 2007
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v31i3.1226

Abstract

File lengkap ada dalam bentuk PDF dibawah ini
REGROWTH ABILITY OF ARBILA (Phaseolus lunatus L.) AFTER GRASSED AT DIFFERENT DOSAGE OF RHIZOBIUM INOCULANT AND AGE OF PLANT WHEN START GRAZED AT DRY LAND Bernadete Barek Koten; Redempta Wea; Bambang Hadisutanto; Maria Klara Salli; Agustinus Semang
Buletin Peternakan Vol 41, No 4 (2017): BULETIN PETERNAKAN VOL. 41 (4) NOVEMBER 2017
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i4.25302

Abstract

The study was conducted to evaluate regrowth ability of arbila (Phaseolus lunatus L.) after grazed at different rhizobium inoculants dosage and age of plant to be grassed, have conducted during 6 month at Noelbaki village and Politani Kupang General Laboratory. Factorial design with 3 dose levels of rhizobium inoculants ei: I0 = without inoculant, I10 = 10 g/kg seed dan I20 = 20 g/kg seed) and 3 dose of initial grazing time ei: G20 = 20 days, G30 = 30 days, dan G40 = 40 days, and 3 replications. The variables were number of shoots (shoot, plants vitality (%), covered area (cm), space between crops (crops/ m2), and chlorophyll (mg/ml). Obtained data were tested using analysis of variance followed by Duncan test (Duncan’s new multiple range test / DMRT). Result shows that interaction between inoculant dose with crops’ age when grazed greatly influence the size of covered area (P<0.01), eventhough other variable not influence Duncan test showed, the most extensive covered area are shown by I10G30 (262 cm), I0G40 (126 cm), and I2G40 (123 cm). As single factor, inoculant dose only affect to the size covered area, which the most extensive is shown by I10, and crops’ age when grazed affect the number of shoots, vitality, size of covered area (cm) and space between crops (crops/ m2. It can be concluded, the interaction between inoculum dose  and age of plant to be grassed was affecting the ability of regrowth of arbila, rhizobium inoculum caused arbila to withstand grazing stress, and arbila which is added inoculant 20 g/kg seed and were grazed at age  40 days can regrowth post grazed. It was concluded that the interaction between inoculum dose and age of plant to be grassed was affecting the ability of regrowth of arbila, rizobium inoculum caused arbila to withstand grazing stress, and rhizobium inoculum with dose of 20 g /kg of seed and started grazing at age 40 days which was most able to guarantee the regrowth of plant arbila post-shepherd.
RESPONSE OF ARBILA (Phaseolus lunatus L.) PLANTS TO DIFFERENT WATER VOLUMES DURING THE DRY SEASON Bernadete Barak Koten; Yeremias Lita; Redempta Wea; Twenfosel O. Dami Dato
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 10 No 1 (2020): Pastura Vol 10 No. 1 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v10.i01.p03

Abstract

Penelitian yang bertujuan mengevaluasi respon tanaman arbila (Phaseolus lunatus L.) terhadap volumeair berbeda pada musim kemarau, telah dilaksanakan selama 5 bulan di Lahan Politani Kupang. Materipenelitian adalah polybag berukuran 20 × 40 cm, benih arbila, media tanam (tanah latosol dan kotorankambing), air bersih, pita ukur, gelas ukur kapasitas 100 ml skala terkecil 1 ml, timbangan berkapasitas 5kg berskala terkecil 1 g, dan oven. Penelitian ini didesain dengan rancangan acak lengkap 4 × 5. Perlakuanadalah K100: mendapat air 100% kapasitas lapang (KL), K75: 75% KL, K50: 50% KL, K: 25% KL. Variabelyang diamati adalah panjang akar (PA) (cm), jumlah bintil akar (JBA) (buah), pertambahan jumlah tunas(PJT) (tunas/minggu), jumlah daun yang gugur (JDG) (daun), produksi bahan segar hijauan (PBSH) (g/polybag), dan produksi bahan kering hijauan (PBKH) (g/polybag). Analisis varians menunjukkan bahwavolume air berpengaruh sangat nyata terhadap PJT, JDG, PBSH dan PBKH, tapi tidak nyata (P>0,05)terhadap PA dan JBA. Uji Duncan menunjukkan PJT tertinggi pada K100 (4,35) diikuti K (1,85),K2525 (0,90). JDG tertinggi pada K25 (16,60) yang berbeda dengan K50 (12,40), K75 (12,00) dan terendahpada K100 (10,80). PBSH tertinggi pada K100 (110,80) diikuti K75 (83,20), K5075 (57,00), K (32,60). PBKHtertinggi pada perlakuan K100 (23,86) diikuti K75 (16,95), K50 (11,50), dan K (7,75). Disimpulkan bahwapada musim kemarau, tanaman arbila masih mampu bertahan hidup hingga volume air 25% dari KL danmerespon berkurangnya air dengan meningkatkan jumlah daun yang gugur, menurunkan pertumbuhandan produksi hijauan. 25Kata kunci: arbila (Phaseolus lunatus L.), jumlah tunas, produksi hijauan, respon tanaman, volume air
CONSUMPTION AND ECONOMIC POTENTIAL OF TAMARIND SEEDS FERMENTATION AS LOCAL PIG FEED Redempta Wea; Sepriady Raidon Oematan; Twenfosel Ocsierly Dami Dato; Bernadete Barek Koten
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 10 No 2 (2021): Pastura Vol. 10 No. 2 Tahun 2021
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2021.v10.i02.p04

Abstract

Penelitian bertujuan mengevaluasi konsumsi dan potensi ekonomis biji asam sebagai pakan babi lokalgrower telah dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Politani Negeri Kupang. Penelitian menggunakan20 babi jantan lokal grower. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua perlakuan (R0=pakan mengandung biji asam tanpa fermentasi, R1= pakan mengandung biji asam fermentasi) dan sepuluhulangan. Variabel penelitian adalah konsumsi ransum, income over feed cost, dan feed cost per gain. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pakan biji asam fermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsiransum dan income over feed cost (IOFC), serta (P<0,10) feed cost per gain dengan nilai masing-masing yakni, 0,45 dan 0,53 kg/ekor/hari, Rp.596.095,64 dan Rp. 764.310,93, serta Rp. 29.075,53/kg dan Rp. 24.250,03/kg. Kesimpulannya pakan yang mengandung biji asam fermentasi memiliki potensi ekonomisyang lebih baik dibandingkan pakan tanpa biji asam fermentasi dan disarankan agar pemerintah setempatmengambil kebijakan dalam penggunaan biji asam khususnya biji asam fermentasi sebagai pakan ternak babi.Kata kunci: babi grower, income over feed cost, feed cost per gain
Co-Authors . Helda, . A.C. Tabun Abineno, Jemseng Charles Abner Tonu Lema Abner Tonu Lema Agrifina Risti Tae Agustinus Paga Agustinus Semang Agustinus Semang Agustinus Semang Aholiab Aoetpah Andrijanto Hauferson Angi Andy Yumima Ninu Andy Yumima Ninu Andy Yumima Ninu Andy Yumima Ninu Andy Yumina Ninu, Andy Yumina Antonius Jehemat Anugrah, Dedet S. R. Bambang Hadisutanto Bernadete B Koten Bernadete B. Koten Bernadete B. Koten Bernadete Barak Koten Bernadete Barek Konten Bernadete Barek Koten Bernadete Barek Koten Bernadete Barek Koten Bernadete Barek Koten Bernadete Barek Koten Bernadete Barek Koten Bernadete Barek Koten Bernadete Barek Koten Bernadete Barek Koten Bernadete Barek Koten Bernadete Koten Bernadus Ndoen Biru, Misi A. Canadianti, Monica Celeste De Araujo Christian Abimayu Morelaka Cystke Sabuna Dede, Adrianus Dedet Septian Raha Anugrah Defrys Rudolf Tulle Deta, Herlina Umbu Dewi Gaina, Cynthia Dewi, Elisa Emilia Martha Narek Endeyani V. Mohamad Ferdinan Suharjono Suek, Ferdinan Suharjono Filphin Adolfin Amalo Floriana Petrosa Un Gaina, Cynthia Dewi Haba, Tersiana I Gusti Komang Oka Wirawan, I Gusti Komang I Ketut Jaya Joesoef, Jayusman Arsiyanti Johanis A. Jermias, Johanis A. Koten, Bernadete B. Maha, Inggrid Trinidad Malawati, Ima Maria Aega Gelolodo Maria Goreti Wunu Maria Klara Salli Maria Milka Nurak Maria Sunarti Djue Maria Yasinta Un Maryati Namah Morelaka, Christian Abimayu Muhammad Agus Muljanto Narek, Emilia Martha Ngasi, Bernadete Dwiyuni Ni Sri Yuliani Ninu, Andy Yumima Oktovianus Funay Paskalis Toe Paskalis Toe Petrus Malo Bulu, Petrus Puspita, Anggi Randu, Melkianus Dedi Same Sepriady Raidon Oematan Serani No Mbeong, Yustus Silvester Muga Sada Sondang Perlindungan Leoanak Stormy Vertygo Suek, Ferdinan Suharjono Tangkonda, Elisabet Theresia Nur Indah Koni Thomas Lapenangga, Thomas Trinidad Maha, Inggrid Tulle, Defrys Ridolof Twen O. Dami Dato Un, Floriana Petrosa Widi, Antin Yeftanti Anggraeni Yelly M. Mulik Yeremias Lita Yukendi A Sufmera Yulfia Nelymalik Selan, Yulfia Nelymalik Yustus Serani Nong Mbeong