Claim Missing Document
Check
Articles

Estimation of Suspended Particulate Matter Using Landsat 9 Imagery: Generating Algorithms and Spatio-Temporal Distributions Maslukah, Lilik; Sadewo, M. Firouz Dimas; Rochaddi, Baskoro; Widada, Sugeng; Wirasatriya, Anindya; Wisha, Ulung Jantama
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 29, No 1 (2024): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.29.1.15-28

Abstract

The fluctuation of suspended particulate matter (SPM) is essential to the biogeochemical cycle and ecological health of coastal waters. Anthropogenic activities potentially trigger an increase in SPM, so it needs to be monitored continuously. Spatial and temporal monitoring of SPM can be carried out cost-effectively with broad coverage using a remote sensing application. This study aims to build the SPM algorithm and estimate its temporal variability. The algorithm model in this study is based on an empirical formula between field data and reflectance data with the same acquisition. Water samples were taken from 100 stations in July 2022. Half were used for model building and the other for model validation. Suspended Particulate Matter was determined gravimetrically and estimated their temporal variability was based on Landsat 9 image records from December 2021 - November 2022. The results of the analysis show that the best algorithm for SPM estimation can be built based on coastal aerosol canals (B1), blue canals (B2), and green canals (B3) with the accuracy test result of (R2 = 0.68; RMSE = 5.551 mg.L-1; MAPE= 7.07%; Bias= 0.28). The SPM temporal fluctuations were generally higher in the west monsoon and lowered in the east monsoon, ranging from 30 to 70 mg.L-1. On the other hand, the spatial distribution shows a higher magnitude in the estuary than in the offshore waters, with a deviation of about 30 mg.L-1. Regional authorities can use the results obtained to improve the management of coastal water quality and monitoring systems.
Perubahan Garis Pantai Perairan Teluk Awur Kabupaten Jepara Menggunakan DSAS (Digital Shoreline Analysis System) Dari Tahun 2012 Sampai 2021 Ibrahim, Muh. Lintang Galih; Atmodjo, Warsito; Widada, Sugeng
Indonesian Journal of Oceanography Vol 5, No 2 (2023): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v5i2.16519

Abstract

Perubahan garis pantai merupakan suatu proses yang berlangsung tanpa henti di mana garis pantai dapat mengalami pengikisan (abrasi) maupun penambahan (akresi) yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti pergerakan sedimen, pergerakan ombak dan penggunaan tanah. Perairan Teluk Awur merupakan perairan yang dinamis di mana garis pantainya berpotensi mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan garis pantai yang terjadi di Perairan Teluk Awur Jepara dari tahun 2012-2021. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 7 dan Landsat 8, dengan pengolahan data menggunakan software DSAS (Digital Shoreline Analisys System). Data lain yang digunakan yaitu data pasang surut dan data angin. Hasil penelitian menunjukan perubahan garis pantai Perairan Teluk Awur dominan terjadi abrasi di banding akresi. Abrasi maskimal selama tahun 2012 – 2021 sebesar 3,435 ha dengan laju perubahan 16,36 m/tahun. Akresi maksimal seluas 0,602 ha dengan laju perubahan 16,05 m/tahun. Faktor yang mengakibatkan terjadinya abrasi adalah angin yang membangkitkan gelombang serta tidak adanya bangunan pemecah gelombang, sedangkan akresi disebabkan oleh adanya proses sedimentasi.AbstractShoreline change is an ongoing process where the coastline can experience erosion (abrasion) and addition (accretion) caused by several factors such as sediment movement, wave movement, and land use. Teluk Awur waters are dynamic waters where the coastline has the potential to change. This study aims to identify shoreline changes that have occurred in the Awur Jepara Bay waters from 2012-2021. This study uses Landsat 7 and Landsat 8 image data, with data processing using DSAS (Digital Shoreline Analysis System) software. Other data used are tidal data and wind data. The results showed that changes in the shoreline of Teluk Awur waters were dominated by abrasion compared to accretion. Maximum abrasion during 2012 – 2021 is 3.435 ha with a rate of change of 16.36 m/year. The maximum accretion area is 0.602 ha with a rate of change of 16.05 m/year. Factors that cause abrasion are the wind that generates waves and the absence of breakwaters, while accretion is caused by a sedimentation process. 
Analisis Kenaikan Muka Air Laut dan Penurunan Muka Tanah untuk Perencanaan Tinggi Lantai Bangunan di Pesisir Utara Kota Semarang Andnur, Mohammad Octa; Widada, Sugeng; Suryo, Agus Anugroho Dwi
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 2 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i2.13525

Abstract

Penelitian ini merupakan bentuk kepedulian warga Semarang Utara terhadap banjir rob yang terus meningkat pertahunnya. Tujuan Penelitian ini mengetahui tingkat kenaikan muka air laut dan analisis yang dilakukan dengan pengamatan dan perhitungan, kemudian untuk menentukan laju penurunan muka tanah menggunakan citra satelit SAR Sentinel-1, dan untuk mengetahui nilai prediksi lantai bangunan tinggi pada tahun berikutnya. Kenaikan muka air laut diperoleh dengan cara menghitung dengan metode admiralty untuk mendapatkan nilai MSL dan HHWL dalam kurun waktu 5 tahun. Penentuan penurunan tanah menggunakan citra satelit sentinel-1 dengan mengolah citra menggunakan aplikasi snap yang menghasilkan penurunan tanah setiap tahunnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana penurunan muka tanah dari tahun ke tahun meningkat secara signifikan ditambah MSL dan HHWL yang mengakibatkan wilayah pesisir mengalami penenggelaman terus menerus. Oleh karena itu solusi untuk menambah tinggi lantai bangunan sebesar 1,6 meter dalam jangka waktu 5 tahun merupakan solusi yang dapat digunakan warga Semarang Utara dalam menghadapi banjir rob yang terus meningkat setiap tahunnya. Kata kunci: Land Subsidence, Kota Semarang, Lantai Bangunan Abstract This research was as a form of concern for the residents of North Semarang towards tidal flooding which continued to increase every year. The objectives of this study were to determine the level of sea level rise with analysis carried out by observations and calculations, then to determine the rate of land subsidence based on SAR Sentinel-1 satellite imagery, and to determine the predicted value of high-rise floors in the following year. The sea level rise was obtained by calculating the admiralty method to get the MSL and HHWL values within a period of 5 years. The determination of land subsidence using sentinel-1 satellite imagery by processing images using a snap application resulted in land subsidence every year. The results of this study showed how land subsidence from year to year increased significantly plus MSL and HHWL which caused coastal areas to sustain continuous submergence. Therefore, the solution to increase the floor height of the building by 1.6 meters in a period of 5 years was a solution that could be used by the residents of North Semarang to deal with tidal floods, which continued to increase every year. Keywords: Land Subsidence, Semarang City, The Floors Building 
Pengaruh Influks Sedimen dari Sungai Terhadap Distribusi Ukuran Butir Sedimen Dasar di Perairan Slamaran, Pekalongan, Jawa Tengah Maramis, Michelle; Widada, Sugeng; Handoyo, Gentur
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 2 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i2.14007

Abstract

Perairan Slamaran di Kota Pekalongan, Jawa Tengah merupakan area multi fungsi seperti alur layar, perikanan tangkap, dan wisata bahari. Untuk mendukung keberlangsungan zona pemanfaatan wilayah perairan tersebut, maka kondisi fisik perairan dan pantai perlu diketahui dengan baik. Salah satu kondisi fisik tersebut adalah sedimen dasar perairan. Keberadaan Sungai Banger dan Sungai Loji yang bermuara ke Perairan Slamaran dan membawa material sedimen diduga berpengaruh terhadap sebaran sedimen di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui influks sedimen dari kedua sungai kaitannya dengan pola distribusi ukuran butir sedimen dasar di Perairan Slamaran. Analisis ukuran butir dilakukan dengan metode granulometri untuk mendapatkan data statistik distribusi ukuran butir yaitu mean, sortasi, skewness, dan kurtosis. Influks sedimen dari sungai ditentukan berdasarkan debit dan kandungan sedimen dalam air sungai. Arus laut diperoleh dari peramalan arus pasut menggunakan perangkat lunak MIKE21. Hasil penelitian menunjukan bahwa sedimen di sungai didominansi oleh lanau pasiran, sedangkan di muara didominansi oleh pasir lanauan. Sementara pada pantai aontara Sungai Loji dan Sungai Banger didominansi oleh pasir. Selanjutnya ke arah laut lepas sedimen lanau semakin banyak. Secara umum sedimen tersebut mempunyai nilai mean berkisar antara 0,045 – 1,735, dengan sortasi very well, kondisi skewness adalah very coarse skewness hingga very fine skewness, dan kurtosis pada sedimen bervariasi dari mesokurtic, leptokurtic, dan very leptokurtic. Debit suspensi pada 4 titik pengukuran berkisar dari 0.008 – 0.079 kg/s. Kecepatan arus pasut pada perairan ini memiliki besar kecepatan 0.002 sampai 0.012 m/s. Pola arus yang digunakan sesuai dengan waktu penelitian adalah arus yang bergerak dari surut menuju pasang sesuai waktu sampling. Arus dengan kecepatan yang besar diduga dapat membawa material sedimen lebih banyak dengan butiran yang lebih kasar. Kata kunci: Sedimen, Statistik Butiran, Debit Suspensi, Arus Pasang Surut, Perairan Slamaran Abstract Slamaran waters in Pekalongan City, Central Java is a multi-functional area such as cruise line, capture fisheries, and beach tourism. To support the sustainability of the zone of the waters, the physical conditions of the waters and beaches need to be well known. One of these physical conditions is the seabed sediment of the waters.. The existence of the Banger River and Loji River which empties into the Slamaran Waters and carries sedimentary materials that affect the sediment in these waters. This study aims to determine the sediment influx from the two rivers related to the grain size distribution of sediments in the Slamaran waters. The grain size analysis by using the granulometric method to obtain statistical data on the grain size distribution namely mean, sorting, skewness, and kurtosis. Sediment influx from the river is determined based on the discharge and the content in the sediment in the river water. Ocean currents are obtained from tidal current forecasting using MIKE21 software. The results showed that the seabed sediment in the river is dominated by sandy silt, while in the estuary it is dominated by silty sand. Meanwhile, on the coast between the Loji River and the Banger River, sand is dominated. Furthermore, towards the open sea, the silt sediment is increasing. In general, the sediment has a mean value ranging from 0.045 - 1.735, with very well sorting, skewness value are very coarse skewness to very fine skewness, and the kurtosis in sediments varies from mesokurtic, leptokurtic, and very leptokurtic. The suspension discharge at 4 measurement points ranged from 0.008 – 0.079 kg/s. The speed of tidal currents in these waters has a speed of 0.002 to 0.012 m/s. The current pattern used according to the time of the study is the current that moves from low tide to high tide according to the sampling time. Currents with high speeds are thought to be able to carry more sedimentary material with coarser grains. Keywords: Sediment, Statistical Granular, Suspension Discharge, Tidal Current, Slamaran Waters
Sedimentasi di Sekitar Bangunan Groin di Pantai Komodo Kota Tegal Tribhaskoro, Whisnu; Widada, Sugeng; Atmodjo, Warsito; Rifai, Azis
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 3 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v4i3.13261

Abstract

Bangunan pelindung pantai berupa groin yang terdapat pada Pantai Komodo yaitu memiliki fungsi sebagai penahan aktivitas transport sedimen yang terjadi pada sepanjang pantai sehingga dapat meminimalisir terjadinya abrasi yang telah terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung dan menganalisis pengaruh gelombang laut terhadap angkutan sedimen serta mengidentifikasi besaran laju sedimentasi yang disebabkan olah gelombang laut yang disebabkan oleh angin di Pantai Komodo Kota Tegal. Data utama yang digunakan yaitu data laju sedimentasi yang diambil menggunakan sedimen trap dan data gelombang lapangan yang diambil menggunakan ADCP sedangkan untuk data pendukung yaitu data angin selama 11 tahun yang diperoleh dari Ogimet dan Peta RBI Kota Tegal. Penentuan lokasi pengamatan dilakukan dengan metode Purposive Sampling yang mewakili kondisi secara keseluruhan daerah dan memperhatikan kemudahan pencapaian. Hasil yang diperoleh Gelombang pada Musim Barat datang dari arah Barat Laut dengan membentuk sudut gelombang pecah sebesar 35,520o dan kecepatan arus sepanjang pantai sebesar 1,109 m/dt, pada Musim Peralihan 1 yaitu dari arah Barat Laut dengan membentuk sudut gelombang pecah sebesar 9,081o dan kecepatan arus sepanjang pantai sebesar 0,322 m/dt, pada Musim Timur arah gelombang datang dominan dari Timur Laut dengan membentuk sudut gelombang pecah sebesar 15,355o dan kecepatan arus sepanjang pantai sebesar 0,645 m/dt, sedangkan untuk Musim Peralihan 2 dari arah Timur Laut dengan membentuk sudut gelombang pecah sebesar 9,041o dan kecepatan arus sepanjang pantai sebesar 0,320 m/dt. Transpor sedimen terbesar terjadi pada Musim Barat sebesar 1307,421 m3/hari, sedangkan terkecil terjadi pada Musim Peralihan 2 sebesar 230,310 m3/hari dan laju sedimentasi terjadi pada groin yang berkisar dari 9,049 gr/m2/hari – 21,527 gr/m2/hari dengan jenis sedimen yaitu pasir.Kata kunci : arus sejajar pantai, laju sedimentasi, transport sedimen, groin dan Pantai Komodo. Coastal protection buildings in the form of groin found on Komodo Beach have a function as a barrier to sediment transport activities that occur along the coast so as to minimize the occurrence of abrasion that has occurred. The purpose of this study is to calculate and analyze the effect of waves on sediment transport and to identify the magnitude of the sedimentation rate caused by sea waves caused by wind at Komodo Beach, Tegal City. The main data used are sedimentation rate data taken using sediment traps and field wave data taken using the Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) while for supporting data, namely wind data for 11 years obtained from Ogimet and the RBI Map of Tegal City. Determination of the location of observations is done based on conditions that can represent the overall condition of the area and pay attention to the ease of achievement. The results obtained from the waves in the West Season come from the North West by forming a breaking wave angle of  35,520° and the current speed along the coast is 1,109 m/s, in Transition Season 1 that is from the North West direction by forming a breaking wave angle of 9,081° and the current velocity along the coast is 0,322 m/s, in the East Season the direction of the incoming waves is dominant from the North East by forming a breaking wave angle of 15,355° and the current velocity along the coast is 0,645 m/s, while for Transitional Season 2 from North East direction by forming a breaking wave angle of 9,041° and the current velocity along the coast of 0,320 m/s. The largest sediment transport occurred in the West Season of 1307,421 m3/day, while the smallest occurred in Transitional 2 Season of 230,310 m3/day and the sedimentation rate occurred on the the groin which ranged from 9,049 gr/m2/day - 21,527 gr/m2/day with the type of sediment, which is sand.Keywords : longshore current, sedimentation rate, sediment transport, groin and Komodo Beach 
Pemetaan Pola Sebaran Sedimen Dasar Di Perairan Wedung, Demak Erfiko, Muhammad Fery; Widada, Sugeng; Atmodjo, Warsito
Indonesian Journal of Oceanography Vol 5, No 2 (2023): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v5i2.16660

Abstract

Perairan Wedung merupakan salah satu perairan dengan tingkat sedimentasi yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan banyaknya muara sungai yang mendepositkan sedimen di perairan tersebut, diantaranya adalah Sungai Jajar, Gojoyo, dan Saklenting. Muara sebagai penghubung antara sungai dengan laut, cenderung berpotensi terjadinya sedimentasi karena sedimen dari sungai dan dari laut akan bertemu di muara tersebut sehingga terjadi pendangkalan.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik sedimen dan pola sebaran sedimen dasar di Perairan Wedung, Demak. Parameter yang diteliti antara lain sedimen dasar, arus, pasang surut, dan batimetri. Metode yang digunakan metode shieving kering dan basah, pemetaan dengan ArcGIS 10.3 dan pemodelan menggunakan MIKE 21. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebaran sedimen adalah jenis lanau, lanau pasiran, pasir, dan pasir lanauan. Kecepatan arus berkisar 0,000029 – 0,086279 m/s dengan jenis arus pasang surut. Kondisi batimetri landai dengan kedalaman 0 – 30 m.AbstractThe Wedung waters exhibit a relatively elevated sedimentation rate. This occurrence can be attributed to the substantial quantity of sediment deposited in these waters by various river estuaries, such as the Jajar, Gojoyo, and Saklenting Rivers. The estuarine environment, serving as a transitional zone between fluvial and marine systems, exhibits a propensity for sediment accumulation due to the confluence of riverine and marine sediment, leading to the phenomenon of siltation. The objective of this investigation was to ascertain the properties and spatial arrangement of sedimentary deposits located at Wedung Waters, Demak. The parameters that were examined encompassed bed load sediment, currents, tides, and bathymetry. The employed techniques encompass dry and wet sieving methodologies, cartographic representation through ArcGIS 10.3, and simulation via MIKE 21. The findings of this investigation suggest that the sediment distribution comprises a combination of silt and sand. The present velocity spectrum, including tidal currents, spans from 0.000029 to 0.086279 meters per second. The bathymetry conditions exhibit a sloping topography, characterized by a depth range of 0 to 30 meters.
Sediment Transport Mechanism and Provenance of Unconsolidated Sediments in Opak River Channel, Yogyakarta, Indonesia Widada, Sugeng; Putra, Roy Andika; Prahastomi, Mochammad; Rizky, Aga
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 11, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Geologi Pangea
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v11i1.12805

Abstract

This study focuses on the Opak River, which crosses administratively through two regencies, Sleman and Bantul. This research aims to reveal the sedimentation mechanism and provenance of Opak River sediment based on textural and sedimentary composition. Sediment samples were collected from ten points along the river channel, spanning from upstream to downstream. Granulometric and grain morphology analysis were conducted which the followed by QFL analysis wherein the presence of light detrital minerals (quartz, feldspar, lithic) was observed. The sediment texture of Opak River Channel generally consists of coarse-grained sand, poorly sorted, with varying degrees of roundness and sphericity, which are angular to sub-rounded and intermediate to sub-equant, respectively. Opak River sediment predominantly comprises Feldspar (20-48%), Quartz (4-17,9%) and Lithic (13,5-19,6%) which implies arkose-lithic arkose type. The sedimentation process in Opak River is mainly driven by the traction process, which is indicated by a 48-79% traction fraction on the probability log curve. Based on QFL analysis, it is inferred that the Opak River sediment originated tectonically derived from a magmatic arc setting, specifically a transitional arc subtype. The primary sediment source could have been derived from Mount Merapi with a potentially strong influence by the Oyo River, especially in the downstream of Opak River.
Analisis Konsentrasi Dan Sebaran Mikroplastik Di Muara Sungai Bedahan, Wonokerto, Kabupaten Pekalongan Doding Akka Damanik; Sugeng Widada; Rikha Widiaratih
Indonesian Journal of Oceanography Vol 6, No 4 (2024): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v6i4.24673

Abstract

Kabupaten Pekalongan dikenal sebagai kota industri, dimana terdapat berbagai aktivitas dan kegiatan antropogenik. Hasil dari aktivitas antropogenik tersebut menghasilkan buangan limbah cair dan padat. Perairan bedahan merupakan salah satu wilayah yang menjadi dampak dari hasil buangan limbah dari aktivitas antropogenik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan sebaran mikroplastik di air dan sedimen di muara Sungai Bedahan, Pekalongan. Sungai Bedahan merupakan sungai terbesar dengan banyak aktivitas antropogenik di sekitarnya. Sampling dilakukan pada tanggal 25 Juni 2023 saat musim timur di Muara Sungai Bedahan, Kabupaten Pekalongan. Penelitian dilakukan pada keadaan surut menuju pasang dengan pengambilan data lapangan berupa sampel mikroplastik pada 8 titik dan sedimen diambil di 3 titik . Hasil menunjukkan bahwa kelimpahan mikroplastik sebesar 99 – 347 partikel/m3 pada sampel air dan 653 – 1368 partikel/kg pada sampel sedimen. Jenis mikroplastik yang paling mendominasi yaitu fragment dan film serta warna yang paling banyak ditemukan adalah hitam (>50%). Kelimpahan dan sebaran mikroplastik terbesar pada sampel air terdapat di perairan lepas dan pada sampel sedimen kelimpahan dan sebaran mikroplastik terbesar terdapat di daerah pesisir. Sebaran mikroplastik dipengaruhi oleh aktivitas antropogenik serta hidrodinamika.  arus bergerak dari arah timur menuju ke barat. Dari hasil model arus didapat kecepatan tertinggi sebesar 0.225 m/s. Arus memiliki peran penting untuk distribusi mikroplastik perairan. Selain faktor arus, sebaran mikroplastik pada permukaan air dipengaruhi oleh debit air sungai yang membawa mikroplastik menuju ke daerah lautan.
Analisis Kerentanan Pantai di Desa Teluk Awur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Amani Rahutri Radhwarana; Aris Ismanto; Sugeng Widada
Indonesian Journal of Oceanography Vol 5, No 4 (2023): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v5i4.16552

Abstract

Pantai selalu memiliki penyesuaian yang terus menerus menuju keseimbangan alami terhadap dampak yang terjadi sehingga mempengaruhi perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai akan mengubah kondisi fisik, morfologi, atau lingkungan pantai sehingga dapat meningkatkan kerentanan pantai tersebut. Di era modern ini banyak pembangunan dilakukan khususnya pada bidang pariwisata. Pantai Teluk Awur merupakan pantai yang cukup terkenal dan memiliki potensi pengembangan pembangunan yang baik. Informasi tentang tingkat kerentanan pantai di kawasan pesisir diperlukan untuk mengantisipasi dan mengurangi kerusakan lingkungan pantai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Indeks Kerentanan Pantai (IKP) di Desa Teluk Awur. Metode dari penelitian ini yaitu menggunakan perhitungan Coastal Vulnerability Index (CVI) dengan skoring tujuh variabel yaitu geomorfologi pantai, perubahan garis pantai, topografi/ elevasi pantai, kemiringan pantai, gelombang, pasang surut, dan kenaikan muka air laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IKP di Pantai Teluk Awur berkisar antara 6,93 hingga 17,32 dari 16 segmen. Kerentanan di Pantai Teluk Awur didominasi oleh pengaruh variabel geomorfologi pantai dan elevasi lahan. Kondisi tersebut akan menyebabkan kerusakan pantai yang lebih besar dibanding dengan area segmen yang lain yang diakibatkan oleh faktor oseanografi seperti gelombangyang dapat mengikis daerah pantai. Oleh karena itu,  Pantai Teluk Awur dikategorikan dalam kerentanan sedang hingga tinggi.
Implementation Design In the Creation of Companies In the 4.0 Technology Era Anwar, Muhammad Rehan; Sari, Siti Nurindah; Maesaroh, Siti; Haryanto; Widada, Sugeng
Aptisi Transactions On Technopreneurship (ATT) Vol 4 No 1 (2022): March
Publisher : Pandawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34306/att.v4i1.244

Abstract

Industry 4.0 has been referred to as a new modern stage in which various developing technologies come together to deliver continuous innovation. After all, there is no understanding of how the organization does this innovation. After all, no one knows how the company performs this type of innovation. In this way, we expect to gain a better understanding of how Industry 4.0 ideas are accepted in assembly plants. We present a theoretical framework for this advancement, which we divide into two categories: front-end and base innovation. Front-end innovation considers four factors: smart manufacturing, smart products, a smart inventory network, and smart work, whereas basic advancement considers four factors: the internet of things, cloud administration, big data, and investigation. The sampling method, variable definition, sample and variance method, and data analysis are all used in this study. To focus on adopting these advancements, we reviewed 92 assembly organizations. Our findings imply that Industry 4.0 is linked to a fundamental embrace of front-end innovations, with Smart Manufacturing taking center stage. Our findings also suggest that implementing basic innovations is putting the organization to the test, given the sample in question still has very little knowledge and testing. We propose the creation of an Industry 4.0 innovation layer and demonstrate the extent of adoption of these advancements as well as their company-building ideas.
Co-Authors . Sahid ., Safinatunnaziyah Aang Hidayat Abd Basith Mukhlas Achmad Widodo Adha, Ikhwannur Adi Chandra Kusuma Aditya Firdaus Agung Windadi, Agung Agus Setyawan Ahdannabiel, Hamammi Aiman, Muhammad Naufal Alchacindy Guenergar Alfathony Krisnabudhi Alfi Satriadi Ali Ali Aliyatarrafiah Aliyatarrafiah Amani Rahutri Radhwarana Andnur, Mohammad Octa Anindya Wirasatriya Annisa, Shifa Dini Ansony, Muhammad A.N. Anwar, Muhammad Rehan Ardine, Joseph Emmanuel Arifa, Adzkia Noerma Arifiyana Arifiyana, Arifiyana Aris Ismanto Aryo Witono Azhar Afi Azis Rifai Bagaskara, Dicky Prasetya Baskoro Rochaddi Baskoro Rochaddi Chrisna Adhi Suryono Daffa Dinan Ihsani El-Fath Dani Mardiati, S.T., M.Eng. David Milliano Josanova Denny Nugroho S Denny Nugroho Sugianto Devi Verawati Gusman Devi Yuni Sari Sihombing Dimas Wahyu Anggara Diny Agustina Rahayu Diyan Muhamad Ramdani Djunaedi Muljawan Doding Akka Damanik Dwi Haryo Ismunarti Dwi Haryo Ismunarti Dwi Oktiarini Dwianti, Rizki Fitria Dwigita Aryani Sedyoko Ediar Usman Edy Trihatmoko Elis Indrayanti Endang Sri Susilo Erfiko, Muhammad Fery Erna Dwi Pertiwi Esha Etlin Saratoga Faiz Hamzah Adriono Faizal Ahmad Fajar Hudoyo Farisan, Ardhan Franto Novico Gatot Yulianto Gentur Handoyo Ghifari Raihan Silam Siregar Hadi Endrawati Hari Prayogi, Hari Hariadi Hariadi Hariyadi Hariyadi Harmon Prayogi HARYANTO Hendry Siagian Heryoso Setiyono Hotlan Simbolon Husein Sadewa Wiguna Ibrahim, Muh. Lintang Galih Ice Trisnawati Togatorop Ika Bagus Priambodo Ilham Aulia Nur Fuady, Ilham Aulia Indra Budi Prasetyawan Indrawan, Rizky Pri Irham Nurwidyanto Irwani Irwani Irwani Irwani Irwani Irwani Isnani, Desi Kumala Iut Triutami Jannisa Raska Jarot Marwoto Jarot Marwoto Johanna R N D Purba Juhadi Juhadi Junaidi Junaidi Karunia Lasmarito Pintubatu Khoirun Nisa Larosa Nurfikri Gamellia Latifah Mitrayani Hanum Lilik Maslukah M. Fachrurrozi M. Hanif Rasyda Maila Shofa Maramis, Michelle Maratus Khasanah Humairah Mars Widodo Meida Yustiana Mohamad Ihsan Wijaya Mohamad Iqbal Primananda Muchammad Iqbal Havis Muh Yusuf Muh. Yusuf Muhamad Adnan Kurnianto Muhamad Herdadi Ramadhan, Muhamad Herdadi Muhammad Chusnul Marom Muhammad Helmi Muhammad Helmi Muhammad Taqy Muhammad Zainuri Muhazzir Muhazzir Mumtaz, Fathiyah Muslim Muslim Muslim Muslim Muttahari S., S.T., M.Sc., Moch. Prahastomi Nanda Rahmadi Novi Susetyo Adi Nugroho Agus D Nurits Zahrul Aini Fitriyah, Nurits Zahrul Oksto Ridho Sianturi Paret Agung Sanjaka Petrus Subardjo Po Abas Sunarya Prahastomi, Mochammad Pratibhase Arhat Pratiwi Ramadhan Pratomo, Fajar Kurnia Pratomo, Septyo Uji Priatin Hadi Wijaya Purba, Rezon Fryando Purwanto Purwanto Putra, Roy Andika Putu Suryaniti Dewi Radich Arief Nugroho Rahmadeni, Hadin August Rahmalia, Fahri Restie AIK Ridho Hans Gurning Rifda Ayu Sartika Rikha Widiaratih Rina Oktaviani Dzikrurianti Riza Rahardiawan Rizky Amalia Rizky, Aga Rr. Tony Yulianto Rudhi Pribadi Ruli Supriati, Ruli Sabila, Anis Yasmin Sadewo, M. Firouz Dimas Safwan, Mohammad Arif Sahid Sahid Sebastian Margino Senopati Satya Suprapto, Senopati Satya Siddhi Saputro Sidhi Saputra Sigit Darmawan Siti Maesaroh Siti Munawaroh siti Nurindah Sari Siti Zulaikhah Sondy Sunaryo Sri Yulina Wulandari Srijati, Satrio Stephanie Stephanie Subagiyo Subagiyo Sugeng Santoso Surya Nugraha Syaiful Suryono Suryono Syafrei Adi Iskandar Syakinah Maghfirah Ayu Syamsul Ilmi TATI NURHAYATI Tezar Rafandi Theresa Pinkan Gustya Primasti Tjaturahono Budi Sanjoto Tony, Brian Tri Abdul Hidayat Tribhaskoro, Whisnu Triyanto Triyanto Triyono . Udi Harmoko Ulung Jantama Wisha Valensia Enzeline Enzeline, Valensia Enzeline Vemilarisa Kusumadewi Warsito Atmodjo Wilis Ari Setyati Wita Melisa Yoel Prayogo Yoga Yuniadi Yulian Fahmi Sageta Yulianto Dwi Laksono, Yulianto Dwi Yusuf D. H. Yusuf Dewantoro Herlambang