Claim Missing Document
Check
Articles

Studi Populasi dan Karakteristik Pohon Bertengger Celepuk Rinjani (Otus jolandae) di Beberapa Jalur Hutan Kemasyarakatan (HKM) Wanalestari Desa Karang Sidemen Kabupaten Lombok Tengah: Study On Population and Characteristics of Rinjani Scoop Owl (Otus Jolandae) Tree Perch in the Some Paths of Community Forest Wanalestari Karang Sidemen Village Central Lombok Kornelia Webliana; Qashmal Dwi Harianto; Maiser Syaputra
HUTAN TROPIKA Vol 16 No 2 (2021): Volume 16 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jht.v16i2.3516

Abstract

Rinjani Scops Owl (Otus Jolandae) is an endemic fauna that is included in the family of owls that are found in several forests that have been in the boundary or in the ecosystem of Mount Rinjani. The latest report published by IUCN in 2016 on the Rinjani Scops Owl (Otus Jolandae) is included in the Near Threatened (almost threatened) category. The purpose of this research is to know the population and characteristics of the trees perched Rinjani Scops Owl (Otus Jolandae) in several public forest lines Wanalestari Karang Sidemen village, Central Lombok. The method used in this research is divided into preliminary studies and primary research, where preliminary studies have been a method of literary studies, interviews, and observations. Then the main research has the IPA (Index Point Of Ambudance) method, measurement Of environmental physical condition, and vegetation structure with single compartments. Analysis of the user data is quantitative and qualitative. Results showed that the total population of Rinjani Scops Owl (Otus Jolandae) across the observation line in Hkm Wanalestari amounted to 16 individuals with an density of population each between 0,76-1,27 ha. The tree of the perched Rinjani Scops Owl (Otus Jolandae) consists of six types, namely the Dadap (Erythrina variegata) tree, Jackfruit (Artocarpus Heterophyllius), Durian (Durio zibethinus), Pecan (Aleurites moluccanus), Randu (Ceiba pentandra) and avocado (Parsea americana). The height of the Tengger tree ranges between 5-9 meters, diameter between 31,4-76,6 cm, and an area of heading 31,7-113,4 m2. The average temperature of Rinjani Scops Owl (Otus Jolandae) habitat of 25.4-25.6 °C humidity 76,4-76,6% and light intensity ranged from 0.9-4.68 Lux. Key Words : Rinjani Scops Owl, Animals, Population, Characteristics of perched trees
POTENSI KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI TAMAN WISATA ALAM KERANDANGAN UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN WIASATA ALAM Maiser Syaputra
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 5 No. 4 (2019): Desember 2019
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan kupu-kupu (Lepidoptera) di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) dapat dipandang sebagai suatu hal yang penting, hal ini berkaitan dengan potensinya sebagai pendukung atraksi wisata dan boindikator kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu- kupu, menganalisa tingkat keanekaragaman jenis, kekayaan, kemerataan serta status konservasi kupu- kupu berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan di Kawasan TWA Kerandangan. Output lain dari penelitan ini adalah memberikan rekomendasai berupa jalur-jalur di TWA Kerandangan yang berpotensi dikembangakan sebagai jalur wisata Tracking pengamatan kupu-kupu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Time search yang merupakan modifikasi dari metode transek garis. Dalam penggunaannya metode Time search tidak menggunakan batasan jarak/luasan tertentu melainkan waktu. Bentang alam lokasi penelitian berupa bukit, lembah, dan aliran sungai menjadi dasar dalam menentukan petak contoh/jalur pengamatan. Jalur pegamatan diambil berdasarkan perwakilan dari bentang alam yang ada di TWA Kerandangan yakni meliputi hutan sekunder, aliran sungai (riparian), jalur forest tracking, air terjun dan taman. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 187 individu kupu-kupu dari 35 spesies yang berhasil teridentifikasi. Selain itu diketahui juga bahwa jalur pengamatan dengan tingkat keanekaragaman dan kekayaan kupu-kupu tertinggi berada pada jalur forest tracking (H’ = 2,72 dan Dmg = 4,5) dan jalur pengamatan dengan tingkat kemerataan tertinggi berada pada jalur riparian (E = 6,95). Dilihat dari status konservasinya, terdapat satu spesies dilindungi di lokasi penelitian yaitu Toides helena. Berdasarkan kelimpahan jenis dan individu kupu-kupu yang ada, jalur yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai jalur wisata tracking pengamatan kupu-kupu adalah jalur forest tracking dan telusur sungai.
KUALITAS VISUAL LANSKAP DAN KESESUAIAN PENGEMBANGAN WISATA ALAM PULAU KENAWA PADA KAWASAN KPHL BRANG REA UNIT VII BKPH SEJORONG MATAIYANG BRANG REA Maiser Syaputra
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 5 No. 1 (2019): Maret 2019
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan Provinsi NTB berada pada KPHL Brang Rea Unit VII BKPH Sejorong Mataiyang Brang Rea. Selain potensi hutan lindung, hutan produksinya juga memiliki potensi wisata alam perairan dan pulau yang khas pada blok pemanfaatan yang tersebar pada kelompok hutan pulau Panjang RTK.73 dsk (sebagian) yaitu Pulau Kenawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian kualitas visual lanskap objek wisata yang ada di dalam kawasan Pulau Kenawa serta untuk mengetahui alternatif pengembangan wisata yang dapat dilakukan di dalamnya..Penelitian ini menggunakan metode Berau land of management untuk mengetahui potensi kualitas lanskap masing-masing objek wisata alam yang ada dalam pulau tersebut. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antaralain: (1). Objek wisata alam yang terdapat di Pulau Kenawa antara lain: Pantai Tepung, savana, mangrove dan bukit Kenawa. (2). Kualitas visual lanskap tertinggi (kelas A) berada pada objek wisata bukit Kenawa sedangkan terendah (kelas C) berada pada objek wisata savana dan (3). Pengembangan wisata yang dapat dilakukan di Pulau Kenawa antara lain: wisata tirta, wisata mangrove tracking dan wisata petualangan
ANALISIS PRODUK DAN PASAR WISATA UNTUK OPTIMALISASI EMBUNG BUAL SEBAGAI DESTINASI WISATA LOMBOK TENGAH Kornelia Webliana; Maiser Syaputra; Indriyatno
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 4 No. 4 (2018): Desember 2018
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Aik bual merupakan salah satu destinasi wisata Pulau Lombok yang menarik dan menawarkan perpaduan antara atraksi alam dan budaya. Desa ini terletak di Kabupaten Lombok Tengah dengan atraksi utama Embung Bual yang berasal dari mata air yang bersumber dari wilayah hutan di sekitar desa Aik Bual. Dalam rangka mengembangkan Embung bual sebagai salah satu atraksi wisata dilakukan analisis terhadap dua komponen penting, yaitu produk (product) dan pasar wisata (market). Produk wisata terdiri dari atraksi wisata, dan landscape. Sedangkan pasar wisatwan berhubungan dengan persepsi dan preferensi wisatawan. Hasil penelitian menunjukan produk wisata berupa jenis atraksi wisata pendukung di desa Aik Bual terdiri dari atraksi alam berupa mata air, gua dan hutan serta traksi buatan seperti embung bual, makam keramat, areal berkemah, areal piknik, pengolahan aren, rumah produksi HHBK. Dengan Hasil penilaian landscape kawasan sekitar Embung Bual masih termasuk dalam kategori menarik dan relatif alami. Analisis pasar wisatawan (market) menunjukan wisatawan yang berkunjung didominasi oleh wisatawan lokal dengan motivasi kunjungan terbesar yaitu untuk berrekreasi (92%). Sejumlah 14% wisatawan merasa tidak puas berkunjung ke kawasan Embung Bual dan faktor ketidakpuasan dipengaruhi oleh beberapa permasalahan yaitu kurangnya fasilitas perdagangan (44%), kurang memadainya sarana penunjang (31%), kurangnya sarana akomodasi (17%) dan wisatawan merasa kesulitan dalam mencapai lokasi (8%). Sedangkan diperoleh hasil kepuasan pengunjung dalam berwisata yaitu 86% dan mendukung penataan kawasan wisata Embung Bual.
IDENTIFIKASI TAPAK, PEMBAGIAN RUANG, DAN AKTIVITAS PENGELOLAAN PARIWISATA ALAMGILI PASERANGPADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG BRANG REA Maiser Syaputra
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 4 No. 3 (2018): September 2018
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tapak (site), secara fisik merupakan bagian dari suatu lanskap (bentang alam) atau lanskap itu sendiri. Tapak didefinisikan sebagai suatu areal yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan, yang direncanakan atau dirancang dengan tujuan dan manfaat tertentu(Nurisjah, 2004). Knudson (1980) menyatakan, bahwa perencanaan tapak adalah kemampuan untuk mengumpulkan dan mengintrepertasikan data, memproyeksikan ke masa depan, mengidentifikasikan masalah dan memberikan pendekatan yang beralasan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada. Desain tapak pada kawasan hutan Gili Paserang khususnya pada blok pemanfaatan bertujuan agar kegiatan pariwisata alam dapat terselenggara secara serasi dan harmonis, sesuai kaidah, prinsip, dan fungsi kawasan. Secara teknis, berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor 4 tahun 2017 desain tapak bertujuan untuk membagi ruang (peruntukan) pengelolaan pariwisata alam ke dalam ruang usaha dan ruang publik. Penelitian ini menggunakan metode Berau land of management untuk mengetahui potensi masing-masing objek wisata alam yang ada.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN STRATEGI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI JALUR PENDAKIAN TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI Maiser Syaputra
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 4 No. 2 (2018): Juni 2018
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional, pada tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Gunung Rinjani mencapai angka 93.018 orang (naik dari 13.956 orang pada tahun 2010). Besarnya kunjungan wisatawan ini dapat menjadi potensi karena berkontribusi dalam pendapatan negara tetapi juga dalam hal penanganan sampah ini menjadi beban pengelola sampah karena semakin besar angka kunjungan wisatawan maka timbunan sampah yang dihasilkan juga semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pengelolaan sampah di jalur pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani.
POPULASI DAN SEBARAN LUTUNG (Trachypithecus auratus) DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) SENARU Maiser Syaputra; Kornelia Webliana; Indriyatno
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 3 No. 4 (2017): Desember 2017
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lutung (Trachypithecus auratus) atau sering juga disebut Lutung Jawa merupakan satwa endemik Indonesia yang penyebaran paling timurnya berada di Pulau Lombok. Lutung yang terdapat di Lombok merupakan sub spesis dengan nama Trachypithecus auratus auratus yang berbeda dengan jenis Trachypithecus auratus mauritius yang berada di barat Pulau Jawa. Menariknya di Pulau Lombok penyebaran satwa ini terbatas hanya pada ekosistem rinjani, salah satunya berada di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Senaru yang berada di Desa Senaru Kabupaten Lombok Utara. Karena terbatasnya informasi, keberadaan Lutung di KHDTK Senaru menjadi menarik untuk diteliti khususnya mengenai populasi dan sebarannya. Penelitian ini bertujan untuk mengkaji struktur populasi lutung serta mengetahui pola sebaran lutung di KHDTK Senaru yang bermanfaat sebagai data dasar bagi KHDTK terkait pengelolaan keanekaragaman hayati.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA NURAKSA Maiser Syaputra
Wanamukti: Jurnal Penelitian Kehutanan Vol 22, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/wanamukti.v22i2.332

Abstract

Tahura is a nature conservation area with a purpose to collecting natural or non-native plants and or animals, native and or non-native species, which are utilized for research, science, education, supporting cultivation, culture, tourism and recreation. As a conservation area whose territory is directly adjacent to the community, Nuraksa Forest Park is a source of economy and life for the surrounding community so that it can be said that there is community dependence on land in the area. This is a challenge in managing the area. In an effort to provide management direction so that the functions and benefits that have been regulated in the legislation and the achievement of the goals that have been formulated can be achieved, the perceived need for activities to identify problems and management strategies of Nuraksa Forest Park. The research was carried out through a series of activities, which consisted of literature studies, interviews and field surveys. The results of the SWOT analysis of the management of Nuraksa Forest Park are in quadrant III. This shows that Nuraksa Forest Park faces enormous opportunities, but on the other hand faces several internal obstacles / weaknesses. The strategy that must be implemented is to minimize the internal problems of the institution so that it can seize better opportunities.
Desain Tapak Perencanaan PenangkaranKupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga Menggunakan Sistem Zonasi untuk Mendukung Aktivitas Wisata Alam maiser syaputra
Wanamukti: Jurnal Penelitian Kehutanan Vol 23, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/wanamukti.v23i2.193

Abstract

Butterfly captivity can be successful if there are artificial environmental conditions that are suitable for the life and reproduction of butterflies. Apart from the technical side, the success key of the captivity also determined from the side of site plan. Site planning is the ability to collect and interpreting data, project into the future, identify problems and provide a reasoned approach to solving existing problems. The purpose of this study was to design a captive development site for the IPB Dramaga butterfly captivity based on the conditions and characteristics of the area. The method used in this research consists of literature study, interview and observation. Data analysis consisted of six stages, consists of: preparation, inventory, analysis, synthesis, planning and design. The results of this study were the IPB Dramaga butterfly captivity site was designed into three zoning systems according to the needs of captive management, namely an office zone (0.37 ha), breeding zone (1.75 ha) and a tourism zone (2.13 ha).
Identifikasi Diversitas Sumber Pakan Lebah Berbasis Lahan Pekarangan pada Meliponikultur (Identification of Bee Forage Sources Diversity Based on Home Garden in Meliponicultural) Endah Wahyuningsih; Maiser Syaputra; Pande Komang Suparyan; Andi Tri Lestari
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2022.19.1.29-44

Abstract

AbstractKelulut cultivation (meliponiculture) has the potential to be developed in West Nusa Tenggara (NTB) due to the availability of abundant natural bee forage resources. The meliponiculture in NTB is generally still on a home garden-based scale. However, the lack of public knowledge about the variety of plants that produce nectar, pollen, and resin throughout the year is an obstacle to the development of meliponiculture. This study aims to identify the variety of the bee forage and identify constraints and opportunities for developing its cultivation. The results showed that 30 species of plants have the potential as bee forage sources, consisting of seasonal and herbaceous plants. All these plants produce pollen, in which 27 species produce pollen and nectar, and only six can produce all pollen, nectar, and resin. Based on identification results, there are five obstacles and five opportunities in meliponiculture at the research site. The main obstacle was the lack of knowledge about the economic and ecological prospects of meliponiculture. At the same time, the opportunity for cultivation is enormous due to the availability of abundant bee forage resources. Therefore, it is necessary to conduct counseling and training on the economic and ecological prospects of meliponiculture, potential food sources, colony maintenance, and post-harvest processing.Keywords: bee forages, cultivation, home garden, meliponiculture AbstrakBudidaya kelulut (meliponiculture) berpotensi dikembangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) karena ketersediaan sumber daya yang cukup melimpah di alam. Budi daya kelulut di Nusa Tenggara Barat umumnya masih berskala rumah tangga berbasis pekarangan (home garden). Namun kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ragam tumbuhan yang menghasilkan nektar, polen, dan/atau resin sepanjang tahun menjadi kendala dalam pengembangan budidayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tanaman sumber pakan kelulut, mengidentifikasi kendala dan peluang pengembangan budidayanya.  Hasil penelitian menunjukkan terdapat 30 jenis tanaman sumber pakan potensial kelulut yang terdiri dari jenis tanaman tahunan dan tanaman herba. Seluruh tanaman tersebut menghasilkan pollen, 27 jenis diantaranya menghasilkan pollen dan nektar, dan hanya 6 jenis yang dapat menghasilkan pollen, nektar dan resin sekaligus. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada 5 kendala dan 5 peluang dalam budi daya kelulut di lokasi penelitian. Kendala utama pengembangan budi daya kelulut, yaitu kurangnya pemahaman tentang prospek ekonomi dan ekologi budi daya kelulut, sedangkan peluang budidaya sangat besar karena ketersediaan sumber pakan yang melimpah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan tentang prospek ekonomi dan ekologi budi daya kelulut, sumber pakan potensial, pemeliharaan koloni dan pengolahan pasca panen.Kata kunci: budi daya, pekarangan, sumber pakan, kelulut
Co-Authors ABDUL MUIN Agung Purnama Sakti Ahmad Jaelani Ainurrofiq Ais Muharam Catur Mahmudin Akram, Muhammad Zaki Ali Algifari Rozak Firdaus Amanda Dini Hidayah Andi Chairil Ichsan Andi Chairil Ichsan Andi Chairil Ichsan Andi Chairil Ichsan Andi Tri Lestari Andi Tri Lestari Andi Tri Lestari Andi Tri Lestari Andi Tri Lestari Andriyani, Anis Octa Andy C Ichsan Andy C. Ichsan Apriandi Bahtiar Agung Ardian Baiq Anita Sapitri Baiq Mega Kurnia Chatami, Lalu Radinal Ihya Dea Aswani Delvi Eka Rahayu Dendy Ade Pranata Diah Permata Sari Diah Permata Sari Diah Permata Sari DIAH PERMATA SARI, DIAH PERMATA Diah Permatasari Diah Permatasari Diah Permatasari, Diah Dian Safitri Dina Fathia Cahyani Dita Anggraini Dodi Julianto Doni Prasatya Dr Markum Dudi Septiadi Dwi Ayu Sunarti Dwi Sukma Rini Elwis, Khalid Endah Wahyuningsih Endah Wahyuningsih Endah Wahyuningsih Endah Wahyuningsih Endah Wahyuningsih Fariq Azhar Fauzan Fahrussiam Fauzan, Ahmad Febrilianto Kusuma Pratama Ferdian Arya Kusuma Feri Bagus Wardani Fini Laelani Puspitasari GB Daril Rama Aditia Gefire, Baiq Dean Gina Sonia Hairil Anwar Hidayati, Maulia Husnul Khadijah I Gede Gandi Arya Utama I Putu Angga Teja Maya I Putu Eka Indrawan Ichsan, Andi Chairil Imro’atul Hapizah indra wahyu Indrityatno, Indrityatno Indriyatno Indriyatno, Indriyatno Intang Suraya Irwan Mahakam Lesmono Aji ISLAMUL HADI Islamul Hadi Januardi Januardi Januardi Jurnal Pepadu Karima Paspania Khaliani Rahmatin Khofifa Ratomeci Kornelia Webliana Kornelia Webliana Kornelia Webliana B Kornelia Webliana B Kornelia Webliana B. Kurniawan, Wa'il Lalu Anugrah Wira Anggardikzza Lazuardi Firdaus Lestari, Andi Tri Lina Farida M Rifky Tirta Mudhofir M. Fahed Ramadhan M. Nizar Hamdani Mahmud Mahmud Mariun Markum Markum Marwati Maryam Shabrina Mei Nuri Chantika Mei Sukmawati Mizaji Tasnimia Mochammad Restu Julian Muammar Kadafi Muhajirin Muhajirin Muhamad Husni Idris Muhamad Rifky Tirta Mudhofir Muhammad Irham Muhammad Jaelani Muhammad Vandika Trihartawan Nelly Rosanty Safny Ni Luh Putu Yesy Anggreni Ni Made Wirastika Sari, Ni Made Wirastika Ni Wayan Sri Suliartini Nila Sari Nita Apriliana Nur Latifa Aini Nurdiansyah, Rizal Nurul Afriani Dewi Pahrur Rozi Pande Komang Suparyan Pande Komang Suparyana Pande Komang Suparyana Pande Komang Suparyana Pande Komang Suparyana Putri, Regina Natasya Qashmal Dwi Harianto RAHAYU, WIDYA Raiymond Haris Ramadhan, Nuzul Rizki Rian Wahyuni Rifany Ad’ha Handayani Rizky Nurvaningsih Rusdianto Salsa Dwi Cahyani Saral Tri Asfiyantin Seftira, Lora Agista Setiawan, Budhy Shela Hadri Dhuha Sofia Mutmainnah Sonia Wulandari Srimulyaningsih, Reni Sukartono Syafaatullah, Lalu Muhammad Syauqi, Shofiyurrahman Tuti Asmawati Uswatul Ulya Wafiq Laelatul Kodrianingsih Wayan Prabudi Sathya Hindu Sambawa Webliana, Kornelia Wihelmus Jemarut Windi Aulia Apriani Witari Elya Utami Wulandari, Febriana Tri Wulandari, Ni Putu Ayu Siva Yuni Fatmala