Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Resepsi Khalayak Pada Konten Kampanye Kesehatan Mental @marshanda99 Dalam Diri Remaja Sarasati, Fitri; Winarti, Waode; Sudarsono, Achmad Budiman; Olivia, Helen
Jurnal Public Relations (J-PR) Vol. 5 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jpr.v5i1.3324

Abstract

Kehadiran akun Instagram @marshanda99 merupakan salah satu akun yang memanfaatkan sosial media sebagai platform untuk berkampanye mengenai krisis iklim lingkungan di dunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui resepsi khalayak terhadap kampanye krisis iklim pada Instagram @marshanda99. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Encoding dan Decoding yang dicetuskan oleh Stuart Hall, dengan menggunakan landasan konseptual Komunikasi, Media Sosial, Instagram, Konten, Resepsi, Media, Kesehatan Mental, Public Relation dan Khalayak. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivis, dengan pendekatan kualitatif. Analisis data menggunakan analisis resepsi Stuart Hall. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data adalah focus group discussion. Analisis data meliputi karakteristik proses: Reduksi data, Penyajian data, dan Kesimpulan/Validasi. Focus Group Discussion menunjukan bahwa setiap Informant memberikan pemaknaan (decoding) terhadap pesan media melalui tiga kemungkinan posisi yaitu Dominan, Negosiasi, dan Oposisi. Perbedaan pemaknaan khalayak terjadi karena setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda seperti kelas sosial, pendidikan, dan budaya. Dari hasil tersebut diketahui bahwa resepsi khalayak terhadap akun Instagram @marshanda99 berada di posisi dominan menyesuaikan pesan media dengan manfaat, sudut pandang, dan pengalaman yang dirasakan oleh Informan.
Pergeseran Makna Tradisi Baritan Pada Masyarakat Di Kecamatan Bangodua Indramayu Salsabila , Ghina Putri; Sarasati, Fitri; Olivia, Helen; Sudarsono, Ahmad Budiman; Latief, Abdul
Jurnal Public Relations (J-PR) Vol. 5 No. 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jpr.v5i2.5175

Abstract

Tradisi Baritan merupakan salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat di Desa Bangodua, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu. Tradisi ini memiliki tujuan utama sebagai upaya untuk menolak sial atau menolak datangnya wabah yang diyakini dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Teori Konstruksi Realitas Sosial yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Teori ini menjelaskan bahwa realitas sosial merupakan hasil konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu-individu melalui interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian berkembang menjadi sebuah realitas yang diakui oleh masyarakat. Penelitian ini berada dalam kerangka Paradigma Post Positivisme yang menekankan pada adanya realitas objektif, tetapi tetap mempertimbangkan interpretasi subjektif. Metode yang digunakan adalah Etnografi Interpretatif, yang bertujuan untuk memahami makna yang terkandung dalam tradisi ini melalui sudut pandang masyarakat setempat. Untuk mendapatkan data yang akurat dan mendalam, peneliti melakukan teknik pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara dengan para informan, serta dokumentasi. Dari hasil wawancara, terungkap bahwa setiap informan memberikan jawaban yang beragam, mencerminkan sudut pandang yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang mereka masing-masing. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini membuktikan adanya pergeseran makna dalam pelaksanaan Tradisi Baritan di Desa Bangodua. Pergeseran ini terlihat dalam perubahan cara pelaksanaan dan simbol-simbol yang digunakan dalam tradisi Baritan dibandingkan dengan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Pergeseran ini tidak hanya mencerminkan perubahan zaman, tetapi juga menunjukkan bagaimana masyarakat beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya yang terjadi di lingkungan mereka.  
Akomodasi Komunikasi dan Rekomendasi Model Early Warning System (EWS) pada Kasus Ujaran Kebencian Berbasis Etnis di Media Sosial Sarasati, Fitri; Jamalullail; Hamzah Ramadhan; Henry Sianipar; Tri Wahyuti
Jurnal Public Relations (J-PR) Vol. 6 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/m9m5fd11

Abstract

This research analyzes the Toraja-Makassar ethnic conflict triggered by hate speech on social media and proposes a conflict prevention model based on the Early Warning System (EWS). Using Communication Accommodation Theory, research identifies forms of divergence in hate speech that widen social and cultural distances between ethnic groups. As a solution, the PRISMA EWS (Proactive Real-time Integrated Social Media Analysis Early Warning System) model is proposed which consists of four layers: monitoring-detection-analysis-response, analysis & assessment, warning system, and core system. This model is designed to detect early signs of conflict through social media analysis using machine learning, taking into account the local cultural context and involving various stakeholders. The research methodology used is qualitative with a comprehensive literature study approach to analyze the Toraja-Makassar ethnic conflict and develop a social media-based Early Warning System (EWS) model. The research results show that the PRISMA EWS model has the potential to be effective in preventing ethnic conflict on social media, although its implementation requires technological infrastructure support and intensive multi-stakeholder cooperation..
Fenomena Culture Shock Mahasiswa Perantauan di Kabupaten Bekasi Olivia, Helen; Sudarsono, Achmad Budiman; Sarasati, Fitri
Jurnal Pustaka Komunikasi Vol 7, No 1 (2024): Accredited by Kemendikbud Dikti SK No. 79/E/KPT/2023
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/pustakom.v7i1.3741

Abstract

When a person enters a new environment with a different culture, they experience culture shock because the customs, norms, customs, and principles they were previously familiar with cannot be applied. The purpose of this study was to find out how overseas students who experienced culture shock at Satya Negara Bekasi University adapted, as well as the factors that influenced the shock. The research method uses ethnographic methods and descriptive qualitative speech which is used to collect data by conducting interviews and documentation. The results showed that the conditions of overseas students differed in five phases of cultural adaptation. Bekasi students experienced cultural shock due to differences in socio-cultural conditions. However, choosing to stay alive and face current situations allows students to adapt to a new cultural environment. The components that affect culture, namely language, food, safety, and association are some of the factors that cause culture shock in students. So the most important factor is Language.
Transformasi Konsep Komodifikasi Audiens pada Platform Media Digital Youtube sebagai Pelanggengan Kapitalisme Fitri Sarasati; Udi Rusadi; Kristina Nurhayati
Jurnal Public Relations (J-PR) Vol. 6 No. 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jpr.v6i2.9097

Abstract

This study aims to examine how audience commodification manifest within the Youtube ecosystem as part of  contemporary digital capitalism. In the context of platform based social-media, user attention and behavioral data are no longermade by products but have become primary commodities traded through targetd advertising systems. This study using a qualitative descriptive approach with a systematic litearure review method. The study integrates Dallas Smyhte’s audience commodity theory with contemporary frameworks such as survelillance capitalism and platform capitalism. Findings indicate that Youtube not only capture user attention but actively contructs micro-audience through algorithmically personalized behavoral data. Commodification extends beyond attention to include affect and even personal life, particularly evident in domestic micro-celebrity content. The study concludes that users function as unpaid digital laborers, while platforms maintain dominant control over value extraction and distribution. The research recommends strengthening digital critical literacy, ensuring algorithmic transparency, and fostering alternative platform development as collective strategies to counter the explitative logic of data capitalism.