This research investigates the dominant noun phrase patterns used by EFL students and identifies the challenges they face in constructing complex noun phrases. A descriptive quantitative design was applied, involving third-semester EFL students majoring in English Education at Tadulako University. Data were collected through tests and questionnaires, validated using the SPSS program to ensure reliability. Results reveal that the most frequently used noun phrase pattern is determiner + noun, accounting for 35% of the total noun phrases produced by students. In contrast, the least utilized pattern is premodifier + noun + postmodifier, representing only 1%. The analysis indicates that sociocultural factors, particularly students' linguistic environments, significantly influence their ability to construct complex noun phrases. Addressing these challenges may involve implementing inclusive curricula and culturally responsive teaching strategies. The findings have implications for curriculum design, emphasizing the need to enhance instructional materials and provide targeted practice to improve students' mastery of complex noun phrase structures.AbstrakPenelitian ini mengkaji pola frasa nomina yang dominan digunakan oleh mahasiswa EFL dan mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi dalam membentuk frasa nomina kompleks. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan melibatkan mahasiswa EFL semester tiga yang mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Tadulako. Data dikumpulkan melalui tes dan kuesioner yang divalidasi menggunakan program SPSS untuk memastikan keandalannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola frasa nomina yang paling sering digunakan adalah determiner + noun, yang mencakup 35% dari total frasa nomina yang dihasilkan oleh mahasiswa. Sebaliknya, pola yang paling jarang digunakan adalah premodifier + noun + postmodifier, dengan hanya 1%. Analisis menunjukkan bahwa faktor sosiokultural, terutama lingkungan bahasa mahasiswa, memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan mereka dalam membentuk frasa nomina kompleks. Mengatasi tantangan ini dapat dilakukan dengan menerapkan kurikulum yang inklusif dan strategi pengajaran yang responsif secara budaya. Temuan ini memiliki implikasi terhadap desain kurikulum, dengan menekankan perlunya peningkatan materi pembelajaran dan pemberian latihan yang terarah untuk meningkatkan penguasaan mahasiswa terhadap struktur frasa nomina kompleks.Kata Kunci: frasa kata benda, kompleks, pola, faktor kesulitan.