Claim Missing Document
Check
Articles

Budidaya Tanaman Akar Wangi (Vetiveria zizanioides (L.) Nash) dalam Wadah: Pengaruh Jenis Media Tanam dan Jumlah Bibit Resti Putri Septyani; Sintho Wahyuning Ardie; Slamet Susanto
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.441 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.111-121

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam dan jumlah bibit dalam budidaya tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) secara hidroponik menggunakan polybag terhadap pertumbuhan tanaman akar wangi varietas Verina 2. Penelitian dilakukan di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan Bawah, IPB dengan elevasi 240 m di atas permukaan laut (dpl) mulai dari bulan November 2012 hingga Juli 2013. Penelitian disusun berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan dua faktor dan lima ulangan. Faktor pertama adalah komposisi media tanam (v/v) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu 100% arang sekam, arang sekam : styrofoam (2:1), dan arang sekam : styrofoam (1:1). Faktor kedua adalah jumlah bibit dalam satu polybag yang terdiri atas dua taraf yaitu satu bibit dan dua bibit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara komposisi media tanam dan jumlah bibit per polybag tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan pertumbuhan akar tanaman akar wangi. Tanaman yang ditanam pada media arang sekam : styrofoam (1:1) memiliki jumlah daun, jumlah anakan, jumlah akar, panjang akar, kandungan klorofil, dan karotenoid yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang ditanam pada media lainnya. Penanaman dua bibit per polybag menghasilkan jumlah daun, jumlah anakan, bobot basah dan kering tajuk, dan jumlah akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan satu bibit per polybag. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penanaman dua bibit per polybag pada media                    arang sekam : styrofoam (1:1) menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan akar terbaik pada tanaman akar wangi.
Budi Daya Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) di Sleman, Yogyakarta : Panen dan Pascapanen Oktiadewi Kristriandiny; Slamet Susanto
Buletin Agrohorti Vol. 4 No. 1 (2016): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.094 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v4i1.14993

Abstract

Aspek panen dan pascapanen buah naga putih penting untuk diketahui. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta pada bulan Februari–Juni 2013. Hasil menunjukkan bahwa budi daya buah naga putih yang diterapkan di Sabila Farm secara keseluruhan sudah cukup baik sehingga dapat menghasilkan mutu buah yang mampu bersaing dengan perusahaan lain. Panen tidak dilaksanakan secara serempak setiap bulan, tetapi berdasarkan pesanan konsumen dan keperluan agrowisata. Pemanenan buah naga putih oleh tenaga kerja dilakukan secara manual sesuai dengan karakteristik umur panen. Tenaga kerja panen memiliki keterampilan yang cukup baik sehingga kerusakan hasil panen akibat kerusakan mekanis jarang terjadi. Kerusakan hasil panen disebabkan oleh hama burung dan ayam. Berdasarkan uji korelasi dan regresi, produktivitas dan jumlah bunga dipengaruhi oleh curah hujan dua bulan sebelumnya. Pengelolaan pascapanen buah naga putih di Sabila Farm secara keseluruhan sudah cukup baik, tetapi grading dan pengemasan masih perlu perbaikan.
Pengaturan Intensitas Larutan Hara terhadap Pertumbuhan Tanaman Akar Wangi (Vetiveria zizanioides L.) yang Dibudidayakan Secara Aeroponik Endro Priherdityo; Slamet Susanto; Yudi Chadirin
Buletin Agrohorti Vol. 4 No. 1 (2016): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.491 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v4i1.15008

Abstract

Percobaan ini dilaksanakan guna mempelajari respon pertumbuhan tanaman akar wangi atau vetiver (Vetiveria zizanioides L.) secara aeroponik. Aplikasi aeroponik dilaksanakan di greenhouse University Farm Cikabayan Kampus IPB Dramaga pada bulan Februari–Mei 2013. Percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak, 4 perlakuan 3 ulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah 1 menit pemberian durasi (On) 4 menit jeda (Off) 1 bibit per lubang, 1 menit On 4 menit Off 2 bibit per lubang, 2 menit On 8 menit Off 1 bibit per lubang, dan 2 menit On 8 menit Off 2 bibit per lubang. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan 2 menit On 8 menit Off 1 bibit per lubang dan perlakuan 2 menit On 8 menit Off 2 bibit per lubang berpengaruh pada panjang akar tanaman vetiver. Perlakuan 1 menit On 4 menit Off 2 bibit per lubang memiki jumlah akar terbanyak. Seluruh perlakuan tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman vetiver, kandungan klorofil, dan kehijauan daun vetiver. Secara keseluruhan, sistem aeroponik menghasilkan pertumbuhan akar vetiver lebih baik dibandingkan budi daya di lahan.
Perbandingan Perkembangan dan Kualitas Buah Tiga Aksesi Jeruk Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) Dadang Hermansyah; Slamet Susanto
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 2 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.658 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i2.18809

Abstract

Pamelo (Citrus maxima (Burn.) Merr.) telah dibudidayakan di berbagai wilayah Indonesia, namun pengembangan pamelo di Indonesia masih sangat terbatas. Upaya pengembangan pamelo diarahkan pada ketersediaan kultivar unggul. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi perbedaan perkembangan dan kualitas buah pada tiga aksesi jeruk pamelo. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan IPB dari bulan Desember 2015 sampai Juli 2016. Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu aksesi (aksesi 1, aksesi 2, dan aksesi 3) yang terdiri atas 3 ulangan. Hasil penelitian menujukkan bahwa perbedaan diameter dari aksesi 1 secara signifikan lebih tinggi dari aksesi lainnya pada akhir pengamatan. Semua aksesi menunjukkan bahwa diameter buah terus meningkat di perkembangan awal namun perkembangan buah semakin lambat pada periode pematangan. Aksesi 1 juga menunjukkan hasil nyata lebih tinggi pada volume dan bobot buah dibanding aksesi lainnya namun pada kelunakan buah aksesi 1 berbeda nyata lebih rendah dibanding aksesi 3. Aksesi 2 merupakan aksesi dengan tebal kulit buah paling tinggi dibanding aksesi 1 dan 3. Kandungan jus buah pada aksesi 1 berbeda nyata lebih tinggi dibanding aksesi 3 namun tidak berbeda dengan aksesi 2. Kandungan asam/ATT pada aksesi 2 paling tinggi dibanding aksesi lainnya. Aksesi 1 memiliki rasio PTT/ATT lebih tinggi dibanding aksesi 2 dan 3. Perbedaan aksesi tidak menunjukkan hasil berbeda nyata pada bagian dapat dimakan, pigmen klorofil kulit buah, dan kandungan gula/PTT. Aksesi 1 adalah aksesi terbaik berdasarkan kriteria ukuran buah, kandungan jus, dan rasa buah yang memiliki kadar asam paling rendah.
Pengaruh Nisbah Jumlah Daun Terhadap Kualitas Buah Jeruk Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) Evan Yonda Pratama; Slamet Susanto
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 1 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.982 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i1.24405

Abstract

Pamelo merupakan salah satu jenis jeruk yang potensial dikembangkan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nisbah daun buah terhadap kualitas buah jeruk pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.). Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Dramaga, Bogor dan Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB pada bulan Januari sampai Juni 2016. Analisis bobot buah, kelunakan buah, Padatan Terlarut Total (PTT) dan Total Asam Tertitrasi (TAT) dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yang dicobakan yaitu nisbah jumlah daun:buah yang terdiri dari empat taraf: 50, 100, 200, dan 300 daun. Pengamatan terdiri dari pengamatan diameter buah per minggu, pengamatan bobot akhir buah, pengamatan diameter akhir buah, kelunakan buah, padatan terlarut total serta pengamatan total asam tertitrasi. Nisbah daun buah berpengaruh nyata terhadap diameter buah dan bobot buah. Secara keseluruhan rasio daun buah tidak berpengaruh terhadap padatan terlarut total, total asam tertitrasi dan kelunakan buah.
Perbaikan Teknik Pembrongsongan melalui Aplikasi Pestisida untuk Meningkatkan Kemulusan Buah Jambu Kristal (Psidium guajava L) Yosephine Sista Parameswara; Slamet Susanto
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 1 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.712 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i1.24417

Abstract

Jambu ‘kristal’ merupakan kultivar unggulan jambu biji dan memiliki pasar yang baik di Indonesia. Jambu kristal memiliki rasa yang manis, tekstur renyah, vitamin C, dan kandungan lain yang bermanfaat. Kualitas merupakan masalah utama dalam budidaya jambu ‘kristal’, salah satunya adalah tingkat kemulusan buah. Penelitian ini bertujuan mengetahui  pengaruh bahan aktif pestisida yang digunakan pada teknik pembrongsongan buah terhadap tingkat kemulusan buah. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan dan Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor pada Bulan Februari 2017 hingga Agustus 2017. Bahan yang digunakan pada teknik pembrongsongan adalah bahan aktif pestisida: Klorpirifos, Abamektin, dan Mankozeb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan aktif pestisida memberikan pengaruh yang sangat nyata pada peubah kemulusan buah. Perlakuan bahan aktif pestisida meningkatkan kemulusan buah hingga dua kali lipat. Perlakuan bahan aktif pestisida tidak memberikan pengaruh nyata pada peubah diameter, kelunakan, bobot, PTT, dan ATT.
Kualitas Fisik dan Kimia Buah Jambu ‘Kristal’ pada Letak Cabang yang Berbeda Dona Rustani; Slamet Susanto
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 2 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.614 KB) | DOI: 10.29244/agrob.7.2.123-129

Abstract

Jambu biji kultivar kristal merupakan salah satu buah yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi di Indonesia. Kualitas buah dipengaruhi posisi buah dalam kanopi. Penelititan ini bertujuan untuk mempelajari kualitas fisik dan kimia buah pada tunas yang muncul pada cabang primer, sekunder dan tersier. Percobaan berlokasi di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat dan Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura dari bulan Februari hingga Juli 2017 menggunakan tanaman jambu ‘Kristal’ berumur 4 tahun. Percobaan ini menggunakan metode Rancangan  Acak  Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu letak buah pada tunas dari cabang primer (C1), cabang sekunder (C2) dan cabang tersier (C3) dengan 5 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa letak cabang tidak berpengaruh terhadap semua parameter pengamatan kualitas fisik dan kimia (diameter buah, bobot buah, kelunakan buah, kemulusan buah, PTT dan TAT). Terdapat kecenderungan pada buah yang muncul pada tunas yang muncul dari cabang primer dan cabang sekunder memiliki bobot dan diameter yang lebih tinggi dibandingkan dengan cabang tersier.
Karakterisasi dan Daya Simpan Empat Aksesi Buah Pisang Tanduk (Musa .sp AAB) Retty Nurfazizah; Slamet Susanto; Winarso Drajad Widodo
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 3 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.253 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i3.30202

Abstract

Indonesia memiliki berbagai jenis pisang tanduk dengan karakteristik yang berbeda. Informasi mengenai perbedaan karakteristik dan daya simpan beberapa jenis pisang tanduk masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dan daya simpan empat aksesi pisang tanduk. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, Jawa Barat pada bulan Maret 2017 hingga Juni 2017. Bahan utama yang digunakan yaitu 4 aksesi pisang tanduk yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu aksesi. Faktor aksesi terdiri atas 4 aksesi dan 4 ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aksesi memberikan pengaruh nyata terhadap semua karakter yang diamati (bobot buah, panjang buah, diameter buah, ketebalan kulit, bobot daging, bobot kulit, kelunakan, BDD, PTT dan ATT) kecuali rasio antara PTT/ATT. Aksesi 1 dan 3 memiliki kualitas fisik (bobot buah, panjang, diameter dan ketebalan kulit) terbaik. Kualitas kimia terbaik terdapat pada Aksesi 3. Susut bobot Aksesi 1 dan 3 merupakan susut bobot terendah dibandingkan Aksesi lainnya. Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan pada semua aksesi tidak aktif. Umur simpan pisang berkisar antara 15 hari sampai dengan hari.
Karakter Morfologi dan Kimia 18 Kultivar Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) Berbiji dan Tanpa Biji Slamet Susanto; Arifah Rahayu; Dewi Sukma; Iswari S. Dewi
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 16 No. 1 (2011): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.042 KB)

Abstract

Pamelo is one of the oranges species which have variety of form, size, colour and taste. Most of the pamelo cultivars with seeds, while part of it is seedless. The concumen prefer to chose seedles than with seed because they could consume more. The research proposed to know the morphologycal and chemical characteristics of pamelo with seed and seedless. Characteristication done in RGCI and port harvesting laboratory at IPB to the Pamelo come from Sumedang, Pati, Kudus, Magetan, Aceh and Pangkep (South Sulaewsi) in the period of April 2009 until July 2010. The result of research shown that several pamelo seedless cultivars have pyriform, while other with seed have spheroid form. A few fruit from pamelo seedless cultivars have sweet taste until less taste, with pH of its juice vary from 6.2-6.3, except Jawa cultivar which have pH 4 which its total tertiration acid is 0.47- 0.50 g/g, PTT 9.8- 11.0 ( 0brix), PTT/ATT 19,5-25,3. Vitamine C content 38-48.2 mg/100 g and narigin content from 118,3-1063,2 mg/ml, while pamelo with seed have taste sweet acid, with fruit juice pH 3.7 - 4.7, except "red bali 1", which have pH 6.0, ATT 0,35 - 0,59 g/g, PTT 8.7 - 11.3 ( 0brix), PTT/ATT 16.9 - 24.6, vita mine C content 28.6 - 43.8 and narigin content 55.2 - 461.2 mg/ml. 
The Fruit Characteristics of Ambon Forest Nutmeg (Myristica fatua Houtt) and Banda Nutmeg (Myristica fragrans Houtt) Karmanah Karmanah; Slamet Susanto; Winarso Drajad Widodo; Edi Santosa
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 25 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.604 KB) | DOI: 10.18343/jipi.25.2.292

Abstract

Ambon Forest nutmeg (Myristica fatua Houtt) is one of the endemic plants in Indonesia. The morphological characteristic of Ambon Forest nutmeg is slightly different from that of Banda nutmeg (Myristica fragrans Houtt) i.e., it is not used as spices, but its oil is used as a lamp oil. This study aimed to determine the chemical components and essential oils of Ambon Forest nutmeg derived from its seeds, mace, and flesh compared to Banda nutmeg. Extractions of essential oils were performed using a steam hydro-distillation. Analysis of chemical compositions and contents of essential oil was carried out using a Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GCMS) instrument and SNI 06-2388-2006 method. The essential oil contents in Ambon Forest nutmeg were relatively low, i.e., 0.63% in the seeds, 0.30% in the mace, and 0.04% in the flesh compared to Banda nutmeg i.e., 1% in the seeds, 40% in the mace, and 3.5% in the fruit flesh. The chemical compositions of essential oils showed that M. fatua Houtt contained 12 compounds in the seeds, 24 compounds in the mace, and 17 compounds in the fruit flesh, while for Banda Nutmeg, the contents of essential oils were found 18 compounds in the seeds, 10 compounds in the mace, and 15 compounds in the fruit flesh. M. fatua Houtt contained the highest Copaene, i.e., 28.41% in the seeds, 10.42% in the mace, and 23.33% in the fruit flesh. Myristicin, as the main marker compound of nutmeg oil, was also found in Ambon Forest nutmeg i.e., 1.3% in the seeds, 1.16% in the mace, and 5.19% in the fruit flesh. However, these results showed lower contents when compared to Banda nutmeg with Myristicin contents of 8.72% in the seeds, 10.14% in the mace, and 10.46% in the fruit flesh. Keywords: Essential oil, Myristica fatua Houtt, Myristica fragrans Houtt, Nutmeg
Co-Authors , Hariyadi , Hasnam , Mukhlas , Sakhidin , Setyono . Santosa . Saputera . Strisno . Sutrisno A. S. Abidin Abdullah Bin Arif Abdullah Bin Arif, Abdullah Agus Purwito Ahmad Junaedi AHMAD JUNAEDI Ahmad S. Abidin Aji, Titistyas Gusti Ali Husni Ali Husni Ali Husni Ali Husni Amin Rejo Anas Dinurrohman Susila Ani Kurniawati Antik Siti Latifah Arifah Rahayu Asniwita Asniwita Atika Romalasari Bambang B. Santoso Bambang Budi Santoso Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang S . Purwoko Bambang S. Purwoko Bambang S. Purwoko Bambang Sapta Purwoko Bhayu Hartanti DADANG DADANG Dadang Hermansyah Dadang Hermansyah Delys Inkorisa Dewi Sukma Dewi, Iswari Saraswati Dhika Prita Hapsari DJUMALI DJUMALI DJUMALI DJUMALI, DJUMALI Dona Rustani DWI ANDREAS SANTOSA Dyah Retno Wulandari Dyah Retno Wulandari Edi Minaji Pribadi Edi Santosa Efendi, Darda Endro Priherdityo Erniawati Diningsih Erniawati Diningsih Erniawati Diningsih Evan Yonda Pratama Faqih Udin Fidya Novita Fiki, Ainun Gede Suastika Gede Suastika GEDE SUASTIKA Gede Suastika Giyanto, Giyanto Habibi, Irfan Hadi K. Purwadaria Handian Purwawangsa Hariyadi Hariyadi Hariyadi3, , Harliani Sri Utami Henny Nurpa Anggriani Herik Sugeru Hermansyah, Dadang Hidayatulloh, Riyan Hilda Susanti Hulu, Versi Putra Jaya I Wayan Budiastra Indriati Husain Iswari S Dewi Iswari S. Dewi Iswari Saraswati Dewi Jamhari Jamhari Karmanah, Karmanah Kartika Ning Tyas Kartika Ning Tyas Ketty Suketi Kikin H Mutaqin Kosmaryadi, Nandi Kristriandiny, Oktiadewi Kudang B Seminar Kudang B. Seminar Kurniawan, Nafi’ Leo Mualim Lia Rachmawati M. Wahyudin Nasrulloh, M. Wahyudin Nasrulloh Matra, Deden Derajat Maya Dewi Sulistyningrum Maya Melati Moeljarno Djojomartono Moeljarno Djojomartono Moh Nailun Ni'am MOHAMMAD CHOLID MOHAMMAD CHOLID, MOHAMMAD Muhamad Ramdan, Muhamad Muhammad Syukur Muhammad Thamrin Natalia, Cristina Evi Nawawi, Muhammad Adlan Neni Musyarofah Nurul Khumaida Nurul Khumaida Nurul Khumaida Oktiadewi Kristriandiny Parameswara, Yosephine Sista Pratama, Evan Yonda Priherdityo, Endro Purwoko, Bambang Sapto R. Poerwanto Raden Ajeng Diana Widyastuti Rahayu, Arifah Resti Putri Septyani Resti Putri Septyani Retty Nurfazizah Roedhy Poerwanto Roedy Poerwanto Rumaisha, Azizah Rustam, Rustam Rustani, Dona Sakhidin Sakhidin Sandra A. Aziz Sandra Arifin Azis Sandra Arifin Aziz Santosa Santosa Sintho Wahyuning Ardie Siregar, Shella Elvira Siti Aisyah Rohmatus Sa’adah SRI HENDRASTUTI HIDAYAT Sri Minten Sriani Sujiprihati Sudirman Yahya Sukma, Dewi Suroso Suroso Suryo Wiyono Susanto, Renaldy Sutrisno Sutrisno Sutrisno Sutrisno Suyanto Kartosoewarno Thamara, Aria Tirtawinata, Mohamad Reza Titistyas Gusti Aji TRI ASMIRA DAMAYANTI Tri Muji Ermayanti Tri Muji Ermayanti Tri Muji Ermayanti Ummu Kalsum Ummu Kalsum Wahyu Fikrinda Widayanti, Siti Mariana Widyaswara, Muhammad Heraldi Garda Willy Bayuardi Suwarno Winarso D. Widodo Wulandari, Dyah Retno Wulandari, Dyah Retno Yosephine Sista Parameswara Yudi Chadirin Yul Y Nazaruddin