Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Pancasila: Jurnal Keindonesiaan

Ende City of Tolerance : Praktik Toleransi dan Relevansinya dengan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Usman, Ali
Pancasila: Jurnal Keindonesiaan Vol. 4 No. 1 (2024): VOLUME 4 ISSUE 1, APRIL 2024
Publisher : Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52738/pjk.v4i1.432

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi tentang praktik toleransi di Ende dan relevansinya dengan penerapan nilai-nilai Pancasila, melalui dua pertanyaan: mengapa Ende disebut sebagai city of tolerance? Bagaimana relevansi Ende sebagai city of tolerance dengan penerapan nilai-nilai Pancasila? Metode yang digunakan dalam menganalisa berdasarkan kajian sosiologis tentang dimensi multikulturalisme, sebagaimana dirumuskan oleh Bikhu Parekh dalam tiga hal: kebudayaan, pluralitas, dan cara meresponsnya. Peneliti telah melakukan observasi lapangan, olah data, dan kajian, yang hasilnya sebagai berikut. Contoh praktik toleransi di Ende sebagai city of tolerance, seperti interaksi sosial yang tidak membeda-bedakan latar belakang agama maupun etnis; perayaan hari-hari besar keagamaan, hingga pernikahan beda agama (kawin mawin), terutama antara umat Katolik dan Islam, tanpa harus pindah ke salah satu agama, dan lain-lain. Peneliti berpendapat, bahwa masyarakat Ende tidak sekadar melaksanakan toleransi dalam arti pasif, sekadar wacana atau pengetahuan semata, tetapi telah mempraktikkan toleransi aktif, atau lazim disebut juga dengan koeksistensi. Koeksistensi melampaui toleransi, sebab, toleransi adalah persoalan kebiasaan dan perasaan pribadi, sementara koeksistensi adalah penerimaan terhadap pihak lain yang berbeda sebagai upaya mencegah konflik. Praktik toleransi ini dengan sendirinya memiliki relevansi dengan nilai-nilai Pancasila. Di antara unsurnya adalah semangat gotong royong. Semangat gotong royong menunjukkan perilaku Pancasilais. Bahkan oleh Sukarno, gotong royong merupakan inti dari Pancasila, yang ia sebut dengan Eka Sila.
Co-Authors Abdurachman Sukadi Afrida, Indah Rahmawati Agus Prasetyo Utomo Agustina, Lady Alfath, Annisa Ali Ibrahim Ali, Moch Haidar Fitru Amirah, Eva Apriliyanto, Rizki Ariya, apt. Ariya Eka Kusuma, M.farm Arma Yuliza Arsad Bahri Atikah, Isma Azizah, Siti Alfiyana Azrina, Nuril Candrasari, Pipit Dewi Kartika Sari Dewi, Fajaria Juanda Dzarna, Dzarna Ermawati Ermawati Ernayanti, Retno Erythriana, Chelsea Nadia Eurika, Novy Fadillah Sabri Fajar, Pipih Nurul Fajriyah, Alifia Iffah Fauzi, Muhammad Ali Rif’an Firmanto, Andi Fitri Amilia Galatea, Chusnul Khotimah Hardovi, Bachtiar Hari Harsoyo, Yoga A. Hartini, Billyun Dianata Hasibuan, Nurharisyah Hatip, Moch. Hayati, Nanik Nur Hilman Firmansyah, Hilman Hilman, Shinta Indriawati Indah Rakhmawati Afrida Iswarini, Harniatun Jayanti, Erni Dwi Johannes C Mose, Johannes C Kasmita Kasmita Kudang Boro Seminar Kusumah, Reni Risnawati Laros, Vizza Az Zahra Al Lestari, Zakia Ayu Lisna, Yusi Yusnita Juwita Luky Prasetyo Mahbub Ghozali, Mahbub Marwani, Iga Safa Masenah, Masenah Masripah, Imas Siti Maulidya, Meliana Nur Maya Sari MKM, Laily Mudayanti, An Rini Munandar, Kukuh Nasihudin, Muhammad Dimas Natasha, Meita Aruri Nelwan, Leopold Oscar Nurbani, Tri Nurul Hidayati Nuryadin, Rully Oktarini, Widya Paramita, Sakhiyah Sotya Prafitasari, Aulya Nanda Pramudia, Heru Pusparini, Marissa Putri, Siti Anindya Rahmat Fauzi Raistanto, Wildan Sa'id Sonda Ranova, Riki Ratna Sari Ritonga, Torkis Rosita, Eliana Rostina Sundayana Ruki, Taufik Rahman Sari, Lupita Ratna siti wulandari Slamet, Imam Prajoko Sofyan Sjaf Solihat, Deti Farida Subhanallah Suciati Suciati Sulaiman , Ahmad Riski Suryadi, Yopi Thurrodliyah, Nuria Imamah Utomo , Agus Prasetyo Wadiono, Gandu Wahyu Eko Widiyanto Wartini, Tini Wa’alin, Millah Nur Widhiastuti, Rachma Widianto, Wahyu Eko Wijya, Insan Zahra Al Laros, Vizza Az