Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

MOTIVASI PETANI DALAM PENGEMBANGAN USAHATANI KAKAO DI DESA SUKADAMAI KECAMATAN PAPALANG KABUPATEN MAMUJU ibrahim, helda
Agribusiness and Socioeconomic Journal Vol. 2 No. 2 (2023): DESEMBER
Publisher : Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kakao menjadi salah satu hasil perkebunan Indonesia yang cukup potensial dan merupakan salah satu komoditi ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi petani dalam pengembangan usahatani kakao di Desa Sukadamai Kecamatan Papalang Kabupaten Mamuju. Penelitan ini di analisis menggunakan analisis data kualitatif dngan skala pengukuran skala likert. Teknik pengumpulan data yang di gunakan yaitu wawancara serta pengisian kuisioner yang sudah di siapkan dan di berikan kepaa responden sebanyak 43 petani dan dokumentasi.pengambilan sampel di lakukan secara purposive sampling.data penelitian di susun secara sederhana dan di analisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penlitian ini menunjukkan bahwa faktor internal dan faktor eksteral berpengaruh tinggi terhadap motivasi petani dalam pengembangan usaha tani kakao di desa sukadamai kecamatan papalang kabupaten mamuju yaitu di peroleh nilai skor untuk motivasi internal petani (124,5) termasuk kategori tinggi yang terdiri dari pengalaman berusaha tani,tanggungan keluarga,luas lahan,dan akses informasi.dan untuk motivasi internal petani kakako di peroleh nilai skor (119,6) termasuk kategori tinggi teriri dari sarana dan prasarana,modal,intensitas penyuluhan,peluang pasar dan inovasi.
Peranan Kelompok Tani Pada Penggunaan Combine Harvester (Studi Kasus Usaha Tani Padi Di Desa Garanta, Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba) Ibrahim, Helda; Musdalifah, Andi; Rahman, Syamsul; M.Zain, Majdah
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2024 : PROSIDING EDISI 6
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Pertanian di era digital memerlukan sinergi antara teknologi, sumber daya manusia, dan generasi muda. Peranan kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerja sama, dan unit produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi pada penggunaan mesin combine harvester. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2023 – Januari 2024. Penelitian ini dilakukan di Desa Garanta Kecamatan Ujung Loe kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Populasi dan sampel diambil secara purposive sampling yaitu sebanyak 23 petani. Metode penelitian yang digunakan untuk peranan kelompok tani adalah deskriptif kualitatif melalui perhitungan skala likert, studi pustaka, dengan fokus pada literatur  Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Identitas kelompok tani di Desa  Garanta yaitu umur anggota kelompok tani yang produktif adalah 30 tahun sampai 60 tahun, Pendidikan anggota kelompok tani kebanyakan tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), lama usahatani padi di Desa Garanta mulai dari 10 tahun sampai 35 tahun dan jumlah tanggungan anggota kelompok tani dalam keluarga mulai dari 1 orang sampai 5 orang. Peranan kelompok tani memiliki tiga fungsi yaitu sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit produksi. Sebagai kelas belajar sebesar 72,6% dikategorikan sedang. Sebagai wahan kerjasama sebesar 88,2% dikategorikan tinggi. Sebagai unit produksi 90% dikategorikan tinggi. Kata Kunci: Peranan, Kelompok Tani, Combine Harvester
Aktivitas Kelompok Tani Hutan berbasis Agroforestry Ibrahim, Helda; Muhammad Junan; Sulfiana; M. Zain, Majdah
Jurnal Kehutanan dan Lingkungan Vol. 2 No. 2 (2024): November
Publisher : Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Kelompok Tani Hutan dilakukan melalui kegiatan Pemberdayaan masyarakat yang merupakan salah satu program pemerintah khususnya di bidang kehutanan menitik beratkan pada Pelibatan Masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktifitas kelompok tani hutan dan menganalisis pemberdayaan kelompok Tani Hutan Cahaya Tala-tala. Responden pada peneltian ini anggota kelompok tani cahaya tala-tala sebanyak 25 orang dengan menggunakan analisis deskriftif kualitatif untuk mementukan aktifitas anggota Kelompok tani hutan Desa Bonto manai Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aktivitas Kelompok Tani Hutan Cahaya Tala-tala di Desa Bontomanai Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros terdiri dari 1) Penyadapan Aren (72 %), 2) Pembuatan Gula Aren (72 %), 3) Pengumpulan Madu (60 %), 4) Pembersihan Lokasi Penanaman (92 %), 5) Pemasangan Pagar (92 %), 6) Pengisian Polybag (100 %),7) Penanaman (100 %). Kegiatan Pemberdayaan Kelompok Tani Hutan Cahaya Tala-tala di Desa Bontomanai Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros yaitu 1) Sosialisasi (81 %), 2) Bimbingan Teknis (78,33 %), 3) Bantuan Bibit (86,67 %), 4) Bantuan Sarana dan Prasarana (78,33 %), 5) Kerjasama dengan AFoCo dalam penanaman demplot (79,33 %).
Analisis Manajemen Usaha dalam Pengembangan Usaha Sagu Kasbi di Kelurahan Jaya, Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan : Business Management Analysis in the Development of Kasbi Sago Business in Jaya Village, North Tidore District, Tidore Islands City Fitriani, Dian; Zain, A. Majdah M; Ibrahim, Helda; Baso, Andi Kasirang A.T; Yunus , Awaluddin
Jurnal : Agricultural Review Vol. 4 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/arview.v4i1.1361

Abstract

Sagu kasbi merupakan salah satu produk pangan berbasis ubi kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat di Kelurahan Jaya. Kebutuhan sagu Kasbi banyak digemari karena memiliki karakteristik yang khas dibanding produk-produk dalam jenisnya. Sehingga dalam memproduksi sagu Kasbi ini akan memunculkan peluang usaha dengan prospek yang menguntungkan dalam pasar. Tetapi apabila melirik dalam aspek pengembangan, masih menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan akses pasar, minimnya modal finansial, serta kurangnya inovasi dalam produksi dan pemasaran. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yakni untuk menganalisis terkait manajemen usaha yang selama ini dilakukan terhadap produksi sagu kasbi. Pelaksanaan penelitian yakni di Kelurahan Jaya, Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan, tepatnya pada bulan Januari-Februari 2025. Selain itu, dengan memanfaatkan metode penelitian wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi, serta responden yang diambil yakni 46 pelaku usaha sagu Kasbi. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan sebagai analisis data dalam penelitian ini, yang dimana dari hasil penelitian menunjukkan bahwa proses manajemen usaha yang dilakukan pelaku usaha terhadap sagu Kasbi di Kelurahan Jaya terdiri dari perencanaan (50,86%), produksi (71,30%), pemasaran (59,13%), promosi (13,59%) dan kerjasama (37,83%).
PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI PADI DI DESA PADANG KECAMATAN GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA Magfira, Nahda Tul; Mahmud, Musdali Ifa; Baso, andi kasirang T; Ibrahim, Helda; Yunus, Awaluddin
Agricore Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.61830

Abstract

AbstrakPenelitian ini mengkaji peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompok tani padi di Desa Padang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba. Latar belakang masalah berfokus pada kurang optimalnya pemanfaatan kelompok tani sebagai sarana peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani, meskipun pertanian menjadi sektor vital bagi perekonomian Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan peran penyuluh dalam mendukung pengembangan kelompok tani. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi terhadap kelompok tani serta penyuluh setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluh berperan sebagai fasilitator, motivator, dan inovator melalui kegiatan diskusi rutin, pendampingan teknis, serta distribusi bibit dan pupuk. Namun, tantangan utama terletak pada belum maksimalnya partisipasi anggota kelompok tani dalam mengadopsi teknologi pertanian modern dan keterbatasan akses pemasaran. Meski demikian, interaksi aktif antara penyuluh dengan petani mampu meningkatkan koordinasi dan membuka peluang peningkatan produksi. Temuan ini mengindikasikan perlunya sinergi kebijakan pemerintah dengan program penyuluhan berkelanjutan untuk memperkuat kapasitas kelompok tani secara holistik.Kata kunci : Penyuluh pertanian, kelompok tani, pengembangan kelompok tani.AbstractThis research examines the role of agricultural extension officers in the development of rice farmer groups in Padang Village, Gantarang Sub-district, Bulukumba Regency. The background of the problem focuses on the less than optimal utilization of farmer groups as a means of increasing farmers' productivity and welfare, despite agriculture being a vital sector for the Indonesian economy. The research objective was to analyze the implementation of extension activities and the role of extension workers in supporting the development of farmer groups. The research method used a qualitative approach with data collection techniques through observation, in-depth interviews, and documentation studies of farmer groups and local extension officers. The results showed that extension officers play a role as facilitators, motivators, and innovators through routine discussion activities, technical assistance, and distribution of seeds and fertilizers. However, the main challenge lies in the lack of participation of farmer group members in adopting modern agricultural technology and limited access to marketing. However, active interaction between extension workers and farmers can improve coordination and open up opportunities for increased production. The findings indicate the need for government policy synergy with sustainable extension programs to strengthen the capacity of farmer groups holistically.Keywords: Agricultural extension, farmer groups, farmer group development.
OPTIMALISASI FUNGSI IRIGASI TEKNIS DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN SIDRAP: Optimizing The Function of Technical Irrigation in An Effort To Increase Farmers' Income In Sidrap Regency (Case Study in Saddang Irrigation Area of Sidrap Regency) Asrib, Ahmad Rifqi; Ibrahim, Helda; Ali, Taufik; M Zain, Majdah
Agribusiness and Socioeconomic Journal Vol. 4 No. 1 (2025): JUNI
Publisher : Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peranan pemerintah dalam pengelolaan irigasi telah berjalan dari tahun 2015-2019 yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian yang berada di wilayah jaringan Irigasi Saddang melalui program RPJM dan diharapkan mampu dioptimalisasikan dan termanfaatkan dengan baik oleh semua pihak utamanya masyarakat pertanian itu sendiri, sehingga keberlanjutan program dapat berkesinambungan kedepannya. Adapun tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pendapatan petani melalui optimalisasi fungsi irigasi yang berada di daerah irigasi saddang di Kabupaten Sidrap. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, dimulai bulan April hingga Juli tahun 2020. Adapun lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Sidrap, wilayah UPTD Sidenreng 1Metode penelitian ini menggunakan metode survey Jumlah responden sebanyak 61 orang petani yang berasal dari petani penerima manfaat irigasi teknis di 5 petak tersier pada UPTD PSDA Sidenreng I di Kabupaten Sidrap. Hasil penelitian menunjukkan Kegiatan budidaya tanaman padi sawah yang dilakukan petani di Desa Kota Bangun I, yaitu sebagai berikut : (1) persiapan/pengolahan lahan, (2) persiapan semai dan persemaian, (3) penyulaman persemaian, (4) penyiangan gulma, (4) pemupukan, (5) penanaman, (6) pemeliharaan yang meliputi : penyulaman, pemupukan susulan, dan  pengendalian hama dan penyakit, (7) pemanenan, dan (8) pasca panen. Secara keseluruhan total biaya produksi yang dikeluarkan 61 responden selama satu musim tanam padi sawah adalah sebesar Rp 242.032.750,00 mt-1 atau dengan rata-rata biaya produksi sebesar Rp 6.050.819,00 mt-1 responden-1. Jika dikonvesi ke hektar maka total biaya produksi sebesar Rp 172.185.333,00 atau rata-rata sebesar Rp 4.304.633,00 ha-1 responden-1 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan  yang diperoleh 61 responden adalah Rp 708.803.250,00 mt-1 dengan rata-rata sebesar Rp 17.720.081,00 mt-1 responden-1 atau jika dikonversikan ke hektar adalah  dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 12.274.766,67 ha-1 responden-1.
Peran Kelembagaan Komunitas Adat Buluttana pada Pengelolaan Agribisnis Tanaman Padi ( Ozyva sativa. L) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan Fitrianti, Fitri; Zain, Majdah M; Ibrahim, Helda; Yunus, Awaluddin
Jurnal KIRANA Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Kirana Volume 6 Nomor 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the institutional role of the Buluttana indigenous community in rice farming (Oryza sativa) in Gowa Regency, South Sulawesi. Qualitative data analysis method by studying or analyzing and describing the role of institutions in increasing rice productivity. This study uses the Likert scale method, which is a method used to measure a person's attitude, opinion, or perception of a statement. The sample in the study was taken using the purposive sampling method or by taking samples intentionally. The number of samples taken was 10% of the population or 60 farmers. The results of the study based on the filling of the Likert Scale instrument showed that the involvement of indigenous peoples was very high with an index of 94.3%; the role of preserving Buluttana indigenous culture is very high in rice farming with an index of 93.6%; the role of teaching traditions is very high in rice farming with an index of 92%; the role of conflict resolution and mediation of Buluttana customs is very high with an index of 92.3%; the role of natural resource management by the Buluttana custom is very high with an index of 91.3% and the role of the Buluttana custom community in the relationship between farmers and the government (stakeholders) is very high in rice farming efforts with an index interpretation of 90.3%. The conclusion of this study is that customary institutions have been proven to have a major influence on community participation in agricultural activities, maintaining the sustainability of local culture, passing down agricultural traditions from generation to generation, conflict resolution and mediation, regulating natural resource management, and being an effective liaison between farmers and the government.
Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Program Desa Binaan di Kabupaten Pangkep: Effectiveness of Community Development Through The Village Development Program in Pangkep Regency Amir, Mirnawati; Ibrahim, Helda; Bakri, Suardi
Jurnal : Agricultural Review Vol. 4 No. 2 (2025): November 2025
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/arview.v4i2.1354

Abstract

Pemberdayaan masyarakat ialah proses yang bertujuan mempersiapkan masyarakat agar mampu menghadapi berbagai tantangan, sembari memperkuat struktur kelembagaan yang ada di dalamnya. Tujuan dari upaya ini ialah untuk menumbuhkan kapasitas, meningkatkan kemandirian, serta mendorong tercapainya kesejahteraan yang merata, dalam bingkai keadilan sosial yang berlangsung secara berkelanjutan. Tujuan kajian ini untuk mengetahui kegiatan yang selama ini yang dilakukan pada program Pemberdayaan Desa Binaan di Desa Biringere, Kab. Pangkep dan untuk menganalisis efektivitas Program Pemberdayaan Desa Binaan dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Desa Biringere. Kajian ini menggunakan jenis penelitian pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini telah berhasil meningkatkan kesetaraan dalam akses sumber daya dan peluang bagi masyarakat, dengan persentase efektivitas sebesar 91%. Partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahap program juga mencapai 91%, menunjukkan bahwa mereka merasa terlibat dan didengarkan dalam pengambilan keputusan. Kemandirian masyarakat meningkat sebesar 90%, dengan mereka merasa lebih mampu mengelola usaha tani secara mandiri. Keberlanjutan program mencapai persentase tertinggi, yaitu 94%, menunjukkan bahwa program ini memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kehidupan masyarakat.
Peran Penyuluh Pertanian Dalam Peningkatan Produktivitas Padi Melalui Transformasi Pertanian ( Studi Kasus di Kelurahan Tibojong Kecamatan Tanete Riattang Timur ) Amin Jaya, Muhammad; Helda Ibrahim; Herman Nursaman; Syamsul Rahman
Jurnal KIRANA Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Kirana Volume 6 Nomor 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bone Regency is known as one of the main rice-producing regions in South Sulawesi, with many of its residents dependent on the agricultural sector. East Tanete Riattang District is one of the areas in Bone Regency with significant agricultural potential. However, constraints such as limited farmer resources, lack of technology utilization, and conventional farming methods result in suboptimal harvests. Research Method: This study was conducted using a Likert Scale approach. The population of farmers in Tibojong Village, Tanete Riattang District, Bone Regency, is 250. The sample size represents 20% of the total population. The results indicate that agricultural extension workers play a crucial role in supporting agricultural transformation through training, mentoring, technology introduction, access to capital, and strengthening farmer groups. Their roles as motivators, innovators, dynamists, educators, and facilitators have been effectively implemented, as evidenced by an average score of 77.70% in the Strongly Agree category. They are also perceived to help farmers improve their morale, cooperation, skills, and market access.
Peran Strategis Kelompok Tani dalam Implementasi Teknologi Budidaya Padi di Kabupaten Toraja Elviani Randanan; Mahmud, Musdalipa; Ibrahim, Helda; Nursaman, Herman
Jurnal Riset Rumpun Ilmu Tanaman Vol. 4 No. 2 (2025): Oktober : JURRIT: Jurnal Riset Rumpun Ilmu Tanaman
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrit.v4i2.6995

Abstract

The use of technology in rice farming can significantly increase production, reduce management time, expand cultivated land, and improve product quality to meet consumer standards. When rice production meets market demand, the selling price becomes higher, thus increasing farmers’ income and welfare. The presence of farmer groups plays a vital role as a learning forum for gaining knowledge, implementing agricultural technology, and facilitating access to agricultural tools and machinery. This enables farmers to apply technology effectively, improve work efficiency, and address challenges in rice farming. Considering the great potential of this region for rice cultivation, supported by growing local food demand and the national food security program, technology implementation becomes essential. This study employed the Likert scale method to measure farmers’ attitudes, opinions, and perceptions, with samples collected through purposive sampling. The findings show that the role of farmer groups in implementing rice farming technology in the Misa Kada (Advanced) group reached 74.91%, while the Ta’pan Kila’ (Beginner) group reached 66.07%. This indicates that farmer groups have contributed effectively, though some activities remain suboptimal. Strengthening learning class programs is the most strategic effort to enhance farmers’ understanding of agricultural technology, improve productivity, and maintain Tana Toraja’s cultural values.