Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOROPIA KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017 Rahayu, Irma; Yuniar, Nani; Fachlevy, Andi Faizal
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 3, No 3 (2018): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.282 KB) | DOI: 10.37887/jimkesmas.v3i3.5333

Abstract

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih darisaluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya (sinus rongga telinga tengah pleura). Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui Faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA pada Balita di Wilayah KerjaPuskesmas Soropia Kab. Konawe tahun 2017. Jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatancross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe. Populasi dalam penelitianini adalah seluruh balita di Wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe yang berjumlah 632 orang dengansampel sebanyak 84 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil Penelitianmenunjukkan bahwa ada hubungan antara kepadatan hunian (p value = 0,007 < α), Luas Ventilasi ( p value = 0,013< α), jenis dinding (p value = 0,015 < α), langit-langit rumah (p value = 0,005 < α), paparan asap rokok (p value =0,019 < α), pemberian ASI Ekslusif (p value = 0,005 < α) dan status imunisasi (p value = 0,019 < α) dengan kejadianISPA pada balita di Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe tahun 2017.Kata Kunci : ISPA, Kondisi Fisik Rumah, Imunisasi Balita, ASI Ekslusif
Pencahayaan Alami pada Masjid Amirul Mukminin Makassar Ulfirah, Rahmayanti; Saha, Riska; Rahayu, Irma
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 1 No. 2 (2019): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v1i2a4

Abstract

Abstrak_ Masjid merupakan pusat peradaban umat islam sebagai sarana ibadah umat muslim yang dapat menampung jumlah jamaah dalam jumlah lumayan banyak, namun seiring berjalannya waktu bangunan ini memiliki fungsi lain yang tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah. Masjid Amirul Mukminin sebagai sentra kegiatan islam maupun kajian ilmu yang berlangsung hampir setiap hari mulai dari waktu subuh hingga pukul 22:00. Bangunan masjid amirul mukminin berpotensi menggunakan pencahayaan alami pada siang hari karena lokasinya yang mendapatkan pencahayaan matahari setiap harinya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode umum. Pembahasan memiliki alur deduktif yaitu menjelaskan bahasan umum terlebih dahulu lalu menjelaskan bahasan khusus. Dan menggunakan Metode observasi ,dokumentasi,wawancara,dan pengukuran alat berupa luxmeter. Penelitian difokuskan untuk mengetahui kinerja pencahayaan alamipada masjid amirul mukminin, mengetahui kualitas cahaya dibeberapa titik yang dipetakan dengan pembagian area berdasarkan tingkat cahaya pada ruangan. Dan Hasil menunjukkan  kondisi pencahayaan alami pada lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 terjadi pada pukul  08:00- 10:00 WITA melebihi standar pecahayaan alami pada SNI. Hal ini dikarenakan pada titik tersebut tidak ada penghalang sinar matahri.                                                                                                                                          Kata Kunci : Amirul mukminin, ibadah, Makassar, Masjid, pencahayaan alami, Abstrak_ Mosque is the center of Islamic civilization as a place of worship for Muslims which can accommodate a large number of worshipers, but over time this building has other functions that are not only used as places of worship. The Amirul Mukminin Mosque as a center of Islamic activities and the study of science which takes place almost every day from dawn until 22:00. The amirul mukminin mosque building has the potential to use natural lighting during the day because of its location which gets sunlight every day. This study uses quantitative methods as a general method. Discussion has a deductive plot, namely explaining general discussion first and then explaining specific topics. And using the method of observation, documentation, interviews, and measurement tools in the form of luxmeter. The study focused on knowing the natural lighting performance of the mosque of the Believers, knowing the quality of light in some points mapped by dividing the area based on the level of light in the room. And the results show the condition of natural lighting on the 1st floor of the 2nd and 3rd floor occurs at 08: 00-10: 00 WITA This is because at that point there is no sun beam barrier.Keywords: Amir al-mu'minin, worship, Makassar, mosque, natural lighting,  
Perubahan Fungsi pada Bangunan Bersejarah Benteng Rotterdam terhadap Aktivitas Pengguna Bangunan Muhrizat, Nurul Ilmi Dian; Azizah, Nur Faiqah; Rahayu, Irma
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 2 No. 1 (2020): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v2i1a2

Abstract

Abstrak_ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan fungsi bangunan Fort Rotterdam sebagai Salah satu bangunan bersejarah (Heritage). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perubahan fungsi bangunan Fort Rotterdam dan pemanfaatan Fort Rotterdam sebagai salah satu bangunan bersejarah di kota Makassar serta aktivitas para pengunjung di Fort Rotterdam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan membagikan kuisioner kepada pengunjung Fort Rotterdam dan melakukan dokumentasi atau pengambilan gambar bangunan-bangunan Fort rotterdam yang mengalami perubahan fungsi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung di Fort Rotterdam ini rata-rata berkunjung ke musium nageri La Galligo yang menyimpan beragam koleksi prasejarah, numismatik, keramik asing, sejarah hingga naskah serta etnografi. Kebanyakan benda kebudayaan yang dipamerkan berasal dari suku-suku di Sulawesi seperti suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Aktivitas lain yang dilakukan pengunjung  yaitu hanya sekedar berkeliling melihat bangunan-bangunan yang ada di Fort rotterdam ini serta berfoto-foto. Adapun perubahan fungsi bangunan-bangnan Fort Rotterdam yaitu pada masa kolonial Belanda, benteng dahulu dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah Belanda di Indonesia. Pada masa kolonial Jepang, benteng ini beralih fungsi menjadi pusat studi pertanian dan bahasa. Sementara setelah Indonesia merdeka, benteng ini dijadikan sebagai pusat komando yang kemudian beralih fungsi menjadi pusat kebudayaan dan seni Makassar hingga saat ini.Kata Kunci: Bangunan Bersejarah; Fungsi Bangunan; Fort Rotterdam; Pusat Kebudayaan. Abstract­_ This study aims to determine the changing function of Fort Rotterdam building as one of the historic buildings (Heritage). This research is motivated by the change of purpose of Fort Rotterdam building and utilization of Fort Rotterdam as one of a landmark building in Makassar city and visitor activity in Fort Rotterdam. The research method used is qualitative research method by distributing questionnaires to visitors of Fort Rotterdam and doing documentation or taking pictures of Fort Rotterdam buildings that have changed function. The results of the study show that visitors undertake the activities in this fort Rotterdam on average visit the museum of La Gallego nageri which stores a diverse collection of prehistoric, numismatic, foreign ceramics, history to script and ethnography. Most cultural objects on display come from tribes in Sulawesi such as Bugis, Makassar, Mandar, and Toraja tribes. Other activities that visitors do is just around to see the buildings in this Fort Rotterdam and take pictures. The change of building function Fort Rotterdam is in the Dutch colonial period of the castle served as the centre of government and shelter of Dutch spices in Indonesia. In the Japanese colonial period, this fort turned to function as a centre for agricultural and linguistic studies. Meanwhile, after Indonesia's independence, this fort became a command centre which later turned the function of being the centre of Makassar's culture and arts to date.Keywords: Historic Buildings; Building Functions; Fort Rotterdam; Cultural Center.
Pendekatan Arsitektur Biomimikri Desain Taman Hutan Raya Abdul Latief di Sinjai Azizah, Nurfaiqah; Rahayu, Irma; Nursyam, Nursyam
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 2 No. 2 (2020): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v2i2a5

Abstract

Abstrak_ Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh desain Taman Hutan Raya Abdul Latief sebagai Media Edukasi dan Wisata dengan Pendekatan Arsitektur Biomimikri.  Taman Hutan Raya Abdul Latief   (TAHURA) memiliki banyak potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu  daerah tujuan wisata di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya pada Kabupaten Sinjai. Selain sebagai wisata pendidikan tentang tumbuhan serta pelestarian satwa yang dilindungi, Tahura ini juga dapat menjadi wisata alam dengan pemandangan yang indah.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dengan cara pengumpulan data dengan melakukan survei atau pengamatan langsung ke lokasi, setelah itu dilakukan wawancara atau tanya jawab dengan pihak – pihak yang ada relevansinya dengan objek    serta penggambaran dengan dokumentasi fotografi. Maka dari penelitian ini ditemukan terjadinya ketidakstabilan kunjungan wisatawan di Tahura ini mengindikasikan bahwa ketertarikan masyarakat untuk  menikmati  daya  tarik  kawasan  ini  menurun  karena  tidak  didukung  oleh  pembangunan dan pemeliharaan pada objek – objek wisata maupun sarana prasarana penunjang. Untuk menambah perwujudan kreativitas arsitektur pada desain ini maka diperlukan penerapan pendekatan biomimikri dimana dapat menghasilkan arsitektur yang ekspresif.Kata kunci: Taman Hutan Raya; Abdul Latief; Arsitektur Biomimikri Abstract _ This study aims to obtain the design of the Abdul Latief Forest Park as a medium Education and Tourism with a Biomimicry Architectural Approach. Abdul Latief Forest Park (TAHURA) has a lot of potentials to be developed as a tourist destination in South Sulawesi Province, especially in Sinjai Regency. Apart from being an educational tour about plants and the preservation of protected animals, Tahura can also be a natural tourism place with beautiful scenery. The research method used is the research method by collecting data by conducting surveys or direct observation to the location, after which interviews or questions and answers are conducted with parties that are relevant to the object and depiction with photographic documentation. So from this research, it is found that the instability of tourist visits in Tahura indicates that the public's interest in enjoying the attractiveness of this area is decreasing because it is not supported by the development and maintenance of tourist objects and supporting infrastructure. To add to the manifestation of architectural creativity in this design, it is necessary to apply a biomimicry approach which can produce expressive architecture.Keywords: Forest Park Botanical Garden; Abdul Latief; Architecture Biomimicry.
Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hijau di Kabupaten Buton Rachmawati, Febi; Rahayu, Irma; Nursyam, Nursyam
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 1 (2021): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v3i1a3

Abstract

Abstrak_ Persebaran perpustakaan di Indonesia belum menunjukkan keberhasilan yang baik. Kabupaten Buton termasuk wilayah yang perlu adanya pembinaan dan pengembangan perpustakaan umum, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh desain Perpustakaan Umum di Kabupaten Buton sebagai tempat atau wadah menyimpan berbagai koleksi bahan bacaan yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum untuk menambah pengetahuan dan informasi. Metode penelitian diawali dengan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan studi literatur, studi preseden, wawancara dan pengamatan langsung ke lokasi. Lokasi pengamatan merupakan wilayah penghasil bahan tambang aspal. Aktivitas pertambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Upaya meminimalisir kerusakan lingkungan yang terjadi salah satunya dengan mendesain bangunan yang ramah lingkungan. Untuk itu konsep arsitektur hijau merupakan pendekatan yang digunakan dalam perancangan Perpustakaan Umum di Kabupaten Buton. Konsep arsitektur hijau yang diaplikasikan fokus pada pencahayaan alami dan green roof. Pengaplikasiannya meliputi: penggunaan kisi-kisi kayu pada fasad, penanaman vernonia elliptica pada area dekat bukaan, penggunaan atap skylight, penggunaan bukaan kaca dan penggunaan intensive green roof.  Kata kunci : Perpustakaan Umum; Arsitektur Hijau; Kabupaten Buton.  Abstract_ The distribution of libraries in Indonesia has not shown good success. Buton Regency is an area that needs guidance and development of public libraries, for this reason, this research aims to obtain the design of the Public Library in Buton Regency as a place or container to store various collections of reading materials that can be used by the general public to increase knowledge and information. The research method begins with data collection carried out by literature studies, precedent studies, interviews, and direct observation of the location. The observation location is an area that produces asphalt mining materials. Mining activities can cause environmental damage. One of the efforts to mitigate environmental damage that occurs is by designing environmentally friendly buildings. For this reason, the concept of green architecture is the approach used in the design of the Public Library in Buton Regency. The green architectural concept that is applied focuses on natural lighting and green roofs. Its applications include: the use of wooden lattices on the facade, planting vernonia elliptical in areas near openings, use of skylight roofs, use of glass openings, and use of intensive green roofs. Keywords :  Public Library; Green Architecture; Buton Regency.
Pusat Pengolahan Bawang Merah dengan Pendekatan Arsitektur Modern di Kabupaten Enrekang Nurfadilla, Nurfadilla; Rahayu, Irma; Bunawardi, Ratriana Said
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v3i2a9

Abstract

Abstrak_ Kabupaten Enrekang masuk dalam kategori kawasan utama dalam memproduksi bawang merah yang  mampu mencukupi kebutuhan masyarakat setempat bahkan antar-provinsi dan pulau. Sifat bawang merah yang  mudah rusak dan tingginya persaingan kualitas di Indonesia membuat harga bawang kadang tidak stabil yang  memberikan inisiatif untuk membuat produk olahan bawang merah agar bisa disimpan lebih lama. Dari  permasalahan di atas maka perlu di bangunan sebuah industri makanan Pusat Pengolahan Bawang Merah untuk  memberikan peluang bagi petani bawang merah di Kabupaten Enrekang agar hasil panen yang ada bisa diolah dan  dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui studi  literatur,studi lapangan, studi banding atau studi preseden untuk membandingkan bangunan yang memiliki fungsi  yang sama. Konsep Arsitektur Modern dipilih dalam perancangan Pusat Pengolahan Bawang Merah, hal ini  ditunjang oleh alasan bahwa modernisasi akan memberikan dampak yang baik pada desain, bentuk, material dan  fungsinya. Arsitektur modern juga tidak hanya memberikan keindahan suatu bangunan tetapi dapat memudahkan  proses produksi. Filosofi bangunan diambil dari bentuk bawang merah serta arsitektur modern kubisme yang  kemudian disesuaikan dengan tapak yang berkontur memberikan elevasi yang berbeda berdasarkan area dan  fungsinya.Kata kunci : Pusat Pengolahan; Arsitektur Modern; Enrekang. Abstract_ Enrekang Regency is included in the category of the main area in producing shallots that are able to meet the needs of the local community and even between provinces and islands. The nature of shallots that are easily damaged and the high-quality competition in Indonesia makes onion prices sometimes unstable which gives the initiative to make processed shallot products so that they can be stored longer. From the problems above, it is necessary to build a food industry, the Shallot Processing Center, to provide opportunities for shallot farmers in Enrekang Regency so that the existing harvest can be processed and utilized properly. The method used is a descriptive method through literature studies, field studies, comparative studies, or precedent studies to compare buildings that have the same function. The concept of Modern Architecture was chosen in the design of the Shallot Processing Center, this is supported by the reason that modernity will have a good impact on the design, form, material, and function. Modern architecture also not only gives the beauty of a building but can facilitate the production process. The shape of the building that bends from the onion philosophy and modern cubism architecture which is then adapted to the contoured site gives different elevations based on the area and function. Keywords: Processing Center; Modern Architecture; Enrekang.
Penerapan Arsitektur Hemat Energi Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kabupaten Gowa Muthmainnah, Nurul; Rahayu, Irma; Attar, Muhammad
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 3 No. 2 (2021): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v3i2a4

Abstract

Abstrak_ Masalah kependudukan dan lingkungan hidup merupakan tantangan dunia tidak terkecuali Indonesia sebagai salah satu negara berkembang. Kabupaten Gowa merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang tingkat perkembangannya sangat pesat. Pokok masalah kesehatan yang terjadi saat ini adalah tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian anak, dan angka kesakitan anak, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh desain rumah sakit ibu dan anak dengan pendekatan arsitektur hemat energi di Kabupaten Gowa.  Metode pembahasan diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan studi literatur, studi preseden dan pengamatan langsung ke lokasi. Semakin Meningkatnya Angka Kelahiran, tentunya harus didukung dengan ketersediaan pelayanan kesehatan. Untuk itu konsep arsitektur hemat energi merupakan pendekatan yang digunakan dalam perancangan rumah sakit ibu dan anak di Kabupaten Gowa dengan menerapkan konsep – konsep penghematan atau meminimalkan penggunaan daya listrik dalam bangunan yang dirancang dengan pendekatan arsitektur hemat energi dengan spesifikasi utilitas pencahayaan alami.Kata kunci : Arsitektur Hemat Energi; Rumah Sakit; Kabupaten Gowa. Abstract_ Population and environmental issues are global challenges, including Indonesia as a developing country. Gowa regency is one of the regencies in South Sulawesi which has a very rapid development rate. The main health problems that occur today are high birth rates, high child mortality rates, and child morbidity rates, for this reason, this study aims to obtain a maternal and child hospital design with an energy-efficient architectural approach in Gowa Regency. The discussion method begins with data collection carried out by literature studies, precedent studies, and direct observations of the location. The research location is in the Gowa district. The increasing birth rate, of course, must be supported by the availability of health services. For this reason, the concept of energy-efficient architecture is an approach used in the concepts of saving or minimizing the use of electrical power in buildings designed with an energy-efficient architectural approach with natural lighting utility specifications.Keywords: Energy Saving Architecture; Hospital; Gowa Regency.
Penerapan Arsitektur Industrial Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Di Kabupaten Barru Ikhsan, Ikhsan; Rahayu, Irma; Alfiah, Alfiah
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 4 No. 2 (2022): December
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v4i2a10

Abstract

Abstract_ The Barru City Detention Center always accepts the transfer of prisoners as a result of over-capacity of prisoners. Detainees from various surrounding areas, such as Maros, Pangkep Soppeng or from the Makassar Class I Penitentiary. The need for an adequate design of Correctional Institutions in terms of infrastructure facilities with an architectural style that is familiar with community life and building functions. Descriptive and exploratory design methods with an Industral Architecture approach. The design results are in the form of design drawings for class II A detention houses that apply Industrial Architecture.
Waterfront City dengan Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan Di Kota Parepare Kurnia, Elvira Dewi; A’raaf Tauhid, Fahmyddin; Rahayu, Irma
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 5 No. 1 (2023): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v5i1a3

Abstract

Pare-Pare City or commonly referred to as "Pare-Pare Harbor City" is the second-largest city in South Sulawesi Province which is located on the west coast of Sulawesi Island and has 20 percent of its area is a coastal area. Therefore, the coastal area of Pare-Pare City is an area that can be developed so that it can become a productive and efficient area. To minimize damage and create a projected area into the future, in the effort to develop the waterfront city we apply a sustainable architectural approach to the circulation system and use of materials to create a coastal city area with the efficient circulation that is interconnected in achieving from the city center to the waterfront city and between functions in the area and also the use of sustainable materials.
Penerapan Arsitektur Bioklimatik Pada Rumah Susun Sewa Di Kabupaten Bantaeng Nurul Rezkiyah Wahyuningsih; Rahayu, Irma; Sam , Mukhlishah
TIMPALAJA : Architecture Student Journals Vol. 5 No. 1 (2023): June
Publisher : The Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/timpalaja.v5i1a12

Abstract

Abstract_ Population density in Bantaeng Regency has grown over ten years. One solution to address the issue of the need for settlements in urban centers will greatly help Low-Income Communities (MBR) because jobs are not yet established or are still in contract status where they are still allowed to move from place to place or work. On the other hand, extreme climate change, which always changes every time, can cause problems with the environmental conditions where you live, especially the climate in the Bantaeng Regency area. This research aims to design rental flats in Bantaeng Regency by applying the Bioclimatic concept. The research method used was a survey, collecting primary data by means of field surveys/observations and interviews. Secondary data collection is collected from literature studies, journals or scientific works related to titles, books, reading materials related to titles, and other literature. Exploratory data in the form of the results of analysis of primary data and secondary data. The planning of rental flats in Bantaeng Regency is expected so that the building can respond to the surrounding climate and the occupants are comfortable living in the building by adopting bioclimatic architecture.