Suskandini Ratih Dirmawati
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 52 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TEMU IRENG, DAUN KELOR DAN STREPTOMYCES SP. TERHADAP PERKECAMBAHAN SPORA PERONOSCLEROSPORA SP. DAN DAN KETERJADIAN PENYAKIT BULAI JAGUNG Erni Aslinda; Titik Nur Aeny; Joko Prasetyo; Sudiono Sudiono; Suskandini Ratih Dirmawati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 3 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Agustus 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i3.7676

Abstract

Penggunaan fungisida nabati dan agen pengendali hayati merupakan satu alternatif dalam pengendalian penyakit bulai pada tanaman jagung.  Ekstrak rimpang temu ireng, daun kelor dan bakteri Streptomyces sp. dilaporkan memiliki kandungan senyawa yang perpotensi sebagai antijamur.  Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh ekstrak rimpang temu ireng dan daun kelor terhadap perkecambahan spora Peronosclerospora sp., intensitas penyakit bulai dan pertumbuhan tanaman jagung, dan (2) mengetahui pengaruh interaksi antara ekstrak tanaman dengan Streptomyces sp. terhadap intensitas penyakit bulai dan pertumbuhan tanaman jagung.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang disusun dalam faktorial.  Faktor pertama merupakan jenis ekstrak tanaman (tanpa ekstrak, ektrak temu ireng, ekstrak daun kelor) dan faktor kedua adalah jenis isolat Srteptomyces sp. (tanpa Streptomyces, isolat I1, dan isolat i18) sehingga terdapat 9 perlakuan.  Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 36 satuan percobaan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang temu ireng dan daun kelor berpengaruh nyata dalam menghambat perkecambahan spora Peronosclerospora sp., memperpanjang masa inkubasi, menekan intensitas penyakit bulai dan meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung.  Interaksi antara ekstrak tanaman dan  isolat Streptomyces sp. hanya perpengaruh nyata dalam memperpanjang masa inkubasi penyakit bulai tanaman jagung.  Ekstrak tanaman dapat menekan intensitas penyakit bulai dan pertumbuhan tanaman jagung sedangkan Streptomyces tidak berpengaruh.
INVENTARISASI PATOGEN DI PERTANAMAN NANAS (Ananas comosus L.) VARIETAS QUEEN DI DESA ASTOMULYO, KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Maya Gustina; Suskandini Ratih; Muhammad Nurdin; Radix Suharjo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.249 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i3.1853

Abstract

Nanas merupakan salah satu komoditas sumber devisa negara Indonesia dari sektor pertanian. Produksi nanas di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun, namun peningkatan tersebut akan mengalami gangguan dengan adanya seranganpatogen. Patogen yang menyerang harus dideteksi lebih dini agar mengetahui cara pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi patogen dan menghitung intensitas penyakit pada berbagai umur nanas varietas Queen di arealperkebunan nanas rakyat di Punggur, Lampung tengah. Penelitian dilakukan di Desa Astomulyo, Punggur, Lampung Tengah dan Laboratorium Penyakit Tanaman, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, yang berlangsung dari bulan Agustus - Oktober 2015. Penelitian ini diawali dengan pengamatan lahan dan pengambil sampel untuk diidentifikasi sampai tingkat genus di laboratorium serta menghitung intensitas penyakit (metode Townsend dan Heuberger). Hasil penelitianberupa beberapa jamur yang ditemukan pada tanaman yang bergejala. Jamur – jamur tersebut adalah Curvularia sp., Thielaviopsis sp., Fusarium sp. Selain itu ditemukan gejala yang diduga akibat serangan virus PMWaV pada nanas. Selainpertanaman, Isolasi dari tanah ditemukan jamur Penicillium sp., dan Trichoderma sp. Jamur Culvularia sp. menyerang tanaman nanas di umur 5-7 bulan setelah tanam (bst), 8 – 11 bst, dan 12 bst dengan tingkat keparahan penyakit berturut – turutsebesar 8,4%, 8,8%, dan 7,6%. Jamur Thielaviopsis sp. menyerang tanaman nanas berumur 5 – 7 bst, 8 – 11 bst dan 12 bst dengan tingkat keparahan penyakit sebesar 7,2 %, 15% dan 9,3%. Jamur Fusarium sp. tidak menyerang nanas berumur 5 – 7 bst, tetapi menyerang tanaman nanas berumur 8 – 11 bst dan 12 bst dengan tingkat keparahan penyakit sebesar 5% dan 9%.
Pengembangan Pertanian Frontier di Desa Sidokaton, Kecamatan Gisting, Tanggamus Rusdi Evizal; Setyo Widagdo; Sri Yusnaini; Solikhin Solikhin; Suskandini Ratih Dirmawati; Nyimas Sadiyah; Sugiatno Sugiatno; Agus Karyanto; Fembriarti Erry Prasmatiwi
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 1, Maret 2023
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i1.6831

Abstract

Gisting merupakan representasi wilayah pertanian frontier, antara pedesaan padat penduduk dan gunung berupa hutan lindung, yang merupakan sentra produksi sayur, ternak, kopi, dan pariwisata. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yang dilaksanakan di Desa Sidokaton, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani Tanggamus Handayani dalam memahami pengembangan pertanian frontier dan agroforestry untuk peningkatkan produktivitas lahan dan pengembangan agrowisata menuju desa wisata. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan tatap muka, Focus Group Discussion (FGD), pendampingan penguatan kelompok, serta anjangsana dan anjangkarya. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa anggota PERMA AGT Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pengabdian ini dapat berjalan lancer dengan skore partisipasi 10 (skor 0-15) dan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengembangan sistem usahatani pertanian dan agroforestry di wilayah frontier desa dan hutan lindung pegunungan serta pengembangan agrowisata dengan skore 38 (dari 0-50) yang berkategori baik.
PENGARUH BEBERAPA JENIS EKSTRAK TUMBUHAN TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) DI LAPANGAN Maya Gusmarini; Suskandini Ratih D.; Muhammad Nurdin; Hasriadi Mat Akin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.172 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2084

Abstract

Antraknosa adalah penyakit terpenting dalam budidaya cabai besar karena menyebabkan kehilangan hasil di lapangan mencapai sekitar 75%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak babadotan, tumbuhan siam, alang-alang, dan teki sebagai alternatif pengendalian penyakit antraknosa pada tanaman cabai yang ramah lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan November 2012 sampai dengan Maret 2013. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dengan 5 ulangan. Setiap unit percobaan terdiri atas 2 tanaman cabai (dalam satu polibag). Perlakuan terdiri atas air steril sebagai kontrol (M0), ekstrak Ageratum conyzoides (babadotan) 100 g/100 ml air (M1), ekstrak Chromolaena odorata (tumbuhan siam) 100 g/100 ml air (M2), ekstrak Imperata cylindrica (alang-alang) 100 g/100 ml air (M3), dan ekstrak Cyperus rotundus (teki) 100 g/100 ml air (M4). Pengamatan dilakukan dengan selang waktu tujuh hari sekali. Adapun peubah yang diamati adalah keparahan penyakit pada daun, pada buah, bobot buah cabai sehat, dan bobot buah cabai sakit. Data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ekstrak A. conyzoides (babadotan), C. odorata (tumbuhan siam), I. cylindrica (alangalang), dan C. rotundus (teki) berpengaruh dalam menekan keparahan penyakit antraknosa (2) pengaruh ekstrak A. conyzoides (babadotan), C. odorata (tumbuhan siam), I. cylindrica (alang-alang), dan C. rotundus (teki) berbeda-beda namun ekstrak C. odorata (tumbuhan siam) dan C. rotundus (teki) lebih efektif dari pada A. conyzoides (babadotan), I. cylindrica (alang-alang) dalam menekan keparahan penyakit antraknosa pada daun dan buah cabai.
PENELURAN DAN PERKEMBANGAN KUTU PUTIH PEPAYA PARACOCCUS MARGINATUS WILLIAMS & GRANARA DE WILLINK PADA TIGA JENIS INANG TANAMAN PANGAN Hariri, Agus Muhammad; Saraswati, Kadek Dwi; Dirmawati, Suskandini Ratih; Fitriana, Yuyun
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 2 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, Mei 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i2.8936

Abstract

Hama kutu putih pepaya Paracoccus marginatus Williams & Granara de Willink merupakan salah satu hama yang merusak tanaman, terutama tanaman pepaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa variabel peneluran dan perkembangan P. marginatus Williams & Granara de Willink pada tiga jenis inang tanaman pangan yaitu kedelai, singkong dan jagung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022 hingga Februari 2023 di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan dan Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Percobaan ini dilakukan dengan tiga macam perlakuan (kedelai, singkong dan jagung) yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman kedelai, singkong dan jagung berpengaruh terhadap peneluran dan  perkembangan kutu  putih papaya P. marginatus  berbagai instar nimfa sampai lama hidup kecuali terhadap pupa P. marginatus. Jumlah telur menetas P. marginatus dalam satu ovisac pada tanaman kedelai, singkong dan jagung antara 135 hingga 350 butir dengan rata-ratanya secara berturutan adalah 213,67; 308,33; 180,33 butir serta persentase telur menetasnya secara berturutan adalah 80,88;  86,49; dan 78,14 butir per ovisac. Lama hidup fase telur sampai imago serangga betina 32,7 ± 0,4 hari pada kedelai; 35,5 ± 0,4 hari pada singkong; dan 30,0 ± 0,4 hari pada jagung sedangkan pada serangga jantan 27,2 ± 0,9 hari pada kedelai; 31,2 ± 0,8 hari pada singkong; dan 24,2 ± 0,6 hari pada jagung.
KEMAMPUAN ISOLAT BAKTERI TERPILIH DALAM MENGHAMBAT TINGKAT SERANGAN Phytophthora sp. SECARA INPLANTA DAN PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN NANAS (Ananas comosus L.) Ali, Mufty; Dermiyati, Dermiyati; Suharjo, Radix; Dirmawati, Suskandini Ratih
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i1.6703

Abstract

 Kemampuan Isolat bakteri terpilih yang berasal dari ekstrak suspensi limbah agroindustri dalam menghambat tingkat serangan Phytophthora sp. secara inplanta dan pemacu pertumbuhan tanaman nanas (Ananas comosus L.) sangat penting untuk dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan isolat bakteri terpilih asal suspensi ekstrak rimpang nanas dan tandan kosong kelapa sawit dalam menghambat tingkat serangan Phytophthora sp. dan meningkatkan pertumbuhan tanaman nanas (Ananas comosus L.). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Agustus 2019 sampai dengan Februari 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan kombinasi isolat bakteri terpilih (berasal dari rimpang nanas dan tandan kosong kelapa sawit) dengan Phytophthora sp. Perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian isolat bakteri terpilih asal ekstrak rimpang nanas, tandan kosong kelapa sawit dan gabungan keduanya yang diaplikasikan Phytophthora sp. mampu menghambat pertumbuhan Phytophthora sp. pada tanaman nanas dan meningkatkan pertumbuhan tanaman nanas dibandingkan tanpa pemberian isolat bakteri yang diinokulasi Phytophthora sp.
PENGARUH APLIKASI PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK HAYATI TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT MOLER DAN PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Lambang Kawilarang; Suskandini Ratih Dirmawati; Ivayani Ivayani; Muhammad Nurdin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i1.6842

Abstract

Penyakit layu fusarium adalah penyakit yang lebih dikenal sebagai penyakit moler. Penyakit tersLayu fusarium atau yang lebih dikenal sebagai penyakit moler merupakan salah satu penyakit penting pada bawang merah yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae.. Alternatif pengendalian  F. oxysporum f.sp. cepae dapat menggunakan sistem pertanian organik yaitu menggunakan pupuk kandang sapi dan pupuk hayati .  Penggunaan pupuk kandang sapi dan pupuk hayati diharapkan dapat memperkuat ketahanan bawang merah terhadap F. oxysporum f.sp. cepae.  Selain itu senyawa anti patogen pada bakteri Paenybaccilus polymyxa dan Strenotophomonas sp. yang terkandung pada pupuk hayati diharapkan dapat membantu menekan intensitas penyakit moler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk kandang sapi dan cara aplikasi pupuk hayati terhadap pertumbuhan bawang merah dan mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk kandang sapi dan cara aplikasi pupuk hayati terhadap intensitas penyakit moler pada bawang merah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada September hingga Desember 2019.  Perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam  Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 7 perlakuan. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga total unit percobaan yang digunakan sebanyak 21. Perlakuan terdiri dari kombinasi taraf dosis pupuk kandang sapi 5, 10 dan 15 ton/ha dengan cara aplikasi pupuk hayati semprot 3x dan kombinasi rendam dan semprot 2x.  Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang sapi pada berbagai taraf dosis dan cara aplikasi pupuk hayati tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah. Aplikasi pupuk kandang sapi dosis 5 ton/ha dan aplikasi pupuk hayati dengan 3x semprot merupakan  perlakuan dengan intensitas penyakit paling rendah.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DAN PUPUK HAYATI CAIR TERHADAP INTENSITASV MOLER (Fusarium oxysporum) DAN PERTUMBUHAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Muhammad Imam Suryadi; Suskandini Ratih Dirmawati; Muhammad Nurdin; Cipta Ginting
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 4 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, November 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i4.7525

Abstract

Layu fusarium atau  penyakit moler merupakan salah satu penyakit penting pada bawang merah yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae.  Alternatif pengendalian F. oxysporum f.sp. cepae dapat menggunakan sistem pertanian organik yaitu menggunakan pupuk kompos dan pupuk hayati cair.  Penggunaan pupuk kompos dan pupuk hayati cair diharapkan dapat memperkuat ketahanan bawang merah terhadap F. oxysporum f.sp. cepae dan dapat membantu menekan intensitas penyakit moler.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos dan pupuk hayati cair terhadap penurunan intensitas penyakit moler pada bawang merah dan untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos yang diberi pupuk hayati cair terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil bawang merah.  Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, pada Juni hingga Agustus 2020.  Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 8 perlakuan dengan 3 ulangan sehingga total unit percobaan yang digunakan sebanyak 24.  Perlakuan pemberian pupuk kompos telah dilakukan 2 musim tanam sebelumnya, cara memberikan pupuk kandang (kompos) yaitu menebar pupuk kompos ke guludan tanah menggunakan dosis pupuk sebelum tanam adalah 10 ton, 15 ton dan 20 ton. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi Pupuk kompos dan pupuk hayati cair dapat meningkatkan tinggi tanaman bawang merah di hari ke 42 dan 49 hari setelah tanam dan bobot umbi basah serta kering. Pupuk kompos dan pupuk hayati cair dapat menurunkan keterjadian penyakit moler dari 14 hingga 49 hst
EKSPLORASI MIKROORGANISME PROKARIOT ASAL BONGGOL PISANG UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum Smith) TANAMAN PISANG SECARA IN VITRO Selvi Anasari; Muhammad Nurdin; Ivayani Ivayani; Suskandini Ratih
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 3 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, AGUSTUS 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i3.6107

Abstract

Pemilihan bonggol tanaman pisang sebagai bahan baku MOL yaitu untuk mengurangi limbah perkebunan pisang dan para petani pisang lebih mudah mendapatkannya serta mengelolanya menjadi larutan MOL. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro serta agensia hayati yang berfungsi sebagai biodekomposer, pupuk hayati, dan biopestisida. Mikroorganisme yang telah didentifikasi pada bonggol pisang antara lain Pseudomonas fluorescens.,Bacillus sp., Aeromonas sp., Aspergillus niger, Azospirillium, Azotobacter dan mikroba selulolitik. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi mikroorganisme yang terkandung di dalam larutan MOL asal bonggol tanaman pisang sehat, menguji kemampuan mikroorganisme asal bonggol tanaman pisang sehat dalam menekan pertumbuhan. Ralstonia solanacearum secara in vitro, dan menguji kemampuan mikroorganisme asal bonggol tanaman pisang sehat dalam memacu pertumbuhan tanaman. Metode pada penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu eksplorasi mikroorganisme yang terdapat dalam MOL asal bonggol tanaman pisang sehat, dan pengujian suspensi masing- masing bakteri yang terkandung dalam larutan MOL terhadap patogen. Hasil penelitian didapatkan 3 isolat yaitu isolat SA-1, isolat SA-2, dan isolat SA-3 serta sudah dilakukan beberapa uji sifat yaitu metode Ryu, uji softrot, uji hipersensitif dan uji hipovirulen. Metode Ryu pada isolat. SA-1, dan isolat SA-2 bersifat bakteri gram positif sedangkan isolat SA-3 bersifat gram negatif. Uji softrot dan uji hipersensitif pada semua isolat bereaksi negatif sedangkan pada uji hipovirulen semua isolat bereaksi positif. Isolat SA-2 dan isolat SA-3 yang didapatkan dari MOL asal bonggol tanaman pisang sehat mampu menghambat pertumbuhan R. solanacearum secara in vitro, sedangkan isolat. SA-1 tidak mampu menghambat. Mikroorganisme yang didapatkan dari MOL asal bonggol pisang sehat yaitu isolat SA-1, isolat SA-2, dan isolat SA-3 dapat memacu pertumbuhan panjang akar dan jumlah rambut akar.
PENGARUH JENIS BAKTERI PELARUT FOSFAT (BPF) DAN JENIS PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) Andi Setiadi; Dermiyati Dermiyati; Yohannes C Ginting; Kus Hendarto; Suskandini Ratih; Mareli Telaumbanua
Jurnal Agrotek Tropika Vol 9, No 3 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, SEPTEMBER 2021
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v9i3.5297

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bakteri pelarut fosfat (BPF), pupuk fosfat, dan interaksi keduanya dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama merupakan jenis pupuk fosfat yang terdiri dari: tanpa pupuk fosfor (P0), SP-36 150 kg ha-1 (P1) dan BFA 192,85 kg ha-1 (P2). Faktor kedua merupakan jenis BPF yang terdiri dari: tanpa BPF (M0), BPF dari suspensi MOL TKKS (M1), BPF dari suspensi MOL rimpang nanas (M2), dan kombinasi BPF dari suspensi MOL TKKS dan rimpang nanas (M3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri pelarut fosfat (BPF) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Pupuk SP-36 menghasilkan produksi dan jumlah buah mentimun lebih baik dibandingkan dengan tanpa pupuk P yang didukung oleh peningkatan variabel bobot kering akar, bobot kering brangkasan, usia berbunga, jumlah bunga betina. BPF dari MOL TKKS dengan pupuk SP-36 memberikan pengaruh lebih baik terhadap panjang tanaman dan jumlah daun.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W adawiah adawiah, adawiah Adi Setiawan Agus Karyanto Agus Karyanto Agus M Hariri Agus Muhammad Hariri Agus Muhammad Hariri, Agus Muhammad Agus Pranyata Ali, Mufty Anak Agung Gede Sugianthara Andi Irwansyah Andi Setiadi Anise Wulandari Annisa Fitri, Annisa Annisa Lesmana Ari Saputra Cipta Ginting Cipta Ginting Cipta Ginting Ginting Cipta Ginting, Cipta Dad Resiworo Jekti Sembodo Dad Resiworo Sembodo, Dad Resiworo Deciana Deciana Denny Marini Sihite Dermiyati Dermiyati Dermiyati, Dermiyati Dini Aprilia Dini, Aci Prima Efri Efri Efri Efri Efri, Efri Erni Aslinda Fajryah, Jeanette Febi Eka Febriansyah Fembriarti Erry Prasmatiwi Fitria Fitria Franciscus Xaverius Susilo, Franciscus Xaverius Galih Prasetyo Geraldo Sandy Hardy Muhammad Ridwan Hasriadi Mat Akin Helina, Selvi I GEDE SWIBAWA, I GEDE Indah Puspita Dewi Indriyati . Irwan Adi Pribadi Islamika, Nur Ivayani Ivayani Ivayani Ivayani Ivayani Ivayani Ivayani Ivayani Ivayani, Ivayani Jayanti, Watini Hefri Joko Prasetyo Kristina Hayu Herwidyarti Kus Hendarto Kushendarto Kushendarto Lambang Kawilarang Lestari Wibowo Lestari Wibowo Lestari Wibowo Mareli Telaumbanua Maryana Maryana, Maryana Maya Gusmarini Maya Gustina Muhammad Imam Suryadi Muhammad Nurdin Muhammad Nurdin Muhammad Nurdin Muhammad Nurdin Muhammad Nurdin Muhammad Nurdin Novenda Novenda Nyimas Sadiyah Oryza Wahyu Setiawan Prasojo, Ibnu Pratiwi Iswari Purnomo Purnomo Purnomo Purnomo Radix Suharjo Radix Suharjo Radix Suharjo Ramasta Nesya Elvara Reny Destya Angrum Reza Baharsyah Reza Putri Ristya Irma Wardhani Rosma Hasibuan, Rosma Rudianto Butarbutar Rugayah Rugayah Ruruh Anjar Rwandini, Ruruh Anjar Rusdi Evizal Sa'diyah, Nyimas Sadiyah, Nyimas Saraswati, Kadek Dwi Sari, Ni Nengah Yulyani Purnami Selvi Anasari Selviani, Zakiah SEPTIANA SEPTIANA Septiana Septiana Septiana Septiana Septiana, Liska Mutiara Setyo Dwi Utomo Setyo Widagdo Setyo Widagdo Solikhin ., Solikhin Solikhin Solikhin Solikhin Solikhin Sri Yusnaini Sri Yusnaini Sudi Pramono Sudiono Sudiono Sugiatno Sugiatno Sugiatno Sugiatno Suputa Suputa Titik Nur Aeny Titik Nur Aeny Titik Nur Aeny Tri Maryono Wahyudi Wahyudi Wardhana, Rachmansyah A. Wati, Tri Agus Setiya Widodo, Soesiladi Esti Yohan Yogaswara Yohannes C Ginting Yohannes Cahya Ginting Yuktika Yuktika Yulida Sarif Hidayat Yunita Fitri Astuti YUSNITA YUSNITA Yuyun Fitriana Zulferiyenni, Zulferiyenni