Claim Missing Document
Check
Articles

PENGEMBANGAN BUDAYA SEKOLAH BERBASIS KATOLIK Atika, Atika; Nugroho, Piter Joko; Sumarnie, Sumarnie
Equity In Education Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Edisi Oktober 2019
Publisher : Equity In Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.379 KB)

Abstract

Abstract: Qualitative research with a case study design aims to describe the development of Catholic- based school culture in the Middle School (SMP) Maria Gorreti Semarang (MGS), viewed from aspects: 1) the birth process of Catholic-based school culture, 2) values the character of Catholic-based school culture, 3) the strategy of developing a Catholic-based school culture, 4) supporting factors and obstacles faced in developing a Catholic-based school culture, and 5) efforts to minimize the constraints faced in developing a Catholic-based school culture. Data collection is done by methods: in-depth interviews, participant observation, and study documentation. Determination of data sources is done by using purposive sampling technique. Data analysis was performed using the interactive patterns of Miles and Huberman (1994). Checking the validity of the data is done by using a degree of credibility through both source and method triangulation techniques. The results of study showed that he development of Catholic-based school culture in the MGS Middle School was carried out with reference to the founding father's philosophy of the Semarang Marsudirini foundation. The philosophical values of the founders of the school became the main foundation in shaping the school's cultural character. With the strategy of developing a school culture that is realized in various programs and activities aimed at teachers and education personnel and students, it is able to make MGS Middle School become an outstanding school as well as a favorite school in the city of Semarang. Keywords: Development, School Culture, SMP Maria Gorreti Semarang Abstrak: Penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pengembangan budaya sekolah berbasis agama Katolik pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Maria Gorreti Semarang (MGS), dilihat dari aspek: 1) Proses lahirnya budaya sekolah berbasis agama Katolik, 2) Nilai-nilai karakter budaya sekolah berbasis agama Katolik, 3) Strategi pengembangan budaya sekolah berbasis agama Katolik, 4) Faktor pendukung dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan budaya sekolah berbasis agama Katolik, dan 5) Upaya untuk meminimalisir kendala yang dihadapi dalam pengembangan budaya sekolah berbasis agama Katolik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Penetapan sumber data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pola interaktif Miles dan Huberman (1994) Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan derajat kepercayaan (credibility) melalui teknik triangulasi baik sumber maupun metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan budaya sekolah berbasis agama Katolik pada SMP MGS dilaksanakan dengan mengacu pada nilai-nilai filosofis pendiri (founding father) Yayasan Marsudirini Semarang. Nilai-nilai filosofis para pendiri sekolah tersebut menjadi landasan utama dalam pembentukan karakter budaya sekolah. Dengan strategi pengembangan budaya sekolah yang direalisasikan dalam berbagai program dan kegiatan yang ditujukan bagi guru dan tenaga kependikan serta para peserta didik mampu menjadikan SMP MGS menjadi sekolah berprestasi sekaligus sekolah favorit di Kota Semarang. Kata Kunci: Pengembangan, Budaya Sekolah, SMP Maria Gorreti Semarang   References: Danim, S. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto (2015). Pengelolahan Budaya & Iklim Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Dewi, M. P. R. (2015). Internalisasi Budaya Sekolah Berbasis Islam (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Model Palangka Raya). Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Palangka Raya: Program Studi Manajemen Pendidikan. Dewi, R. N. L. (2015). Motivasi Orang Tua Memilih Sekolah Berbasis Agama di MI Tahassus Prapagkidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Hafidhuddin, D., & Tanjung, H. (2003). Manajemen Syariah dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani. Husni, M. (2015). Budaya Sekolah dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Diakses pada 25 Agustus 2018 dari: https://www.academia.edu/28569029/Budaya_Sekolah_ Dan_Peningkatkan_Mutu_Pendidikan. Miles, Matthew, B. & Huberman, A. M. (1994). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI-Press. Robbins, S. P. (1994). Teori Organisasi Struktur, desain & Aplikasi. Jarkarta: Arcan. Robbins, S. P. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Siswanto. (2017). Apa dan Bagaimana Mengembangkan Kultur Sekolah. Klaten: Bosscript. SMP Maria Gorreti. (2017). Panduan Akademik dan Budi Pekerti SMP Maria Gorreti Semarang. Diakses pada 27 Maret 2018 dari: http://smpmariagoretti.sch.id/ panduanakademikdanbudipekerti. Sonhadji, A. (2007). Optimalisasi dalam Rangka Penjaminan Mutu Program Studi S1 PGSD. Makalah disajikan pada Workshop Optimalisasi Tata Pamong S1 PGSD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 14 September 2007. Sonhadji, A. (2012). Manusia, Teknologi, dan Pendidikan Menuju Peradaban Baru. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Sudrajat, A. (2010). Pengembangan Budaya Sekolah. Diakses tanggal 28 Agustus 2018 dari: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/03/04/manfaat-prinsip-dan-asas-pengembangan-budaya- sekolah/comment-page-. Sunyoto, G. (2010). Sekolah Katolik dalam Harapan Gereja dan Masyarakat. Jurnal Pendidikan Agama Katolik, Vol. 3(2). Syafei, M. S. (2006). Bagaimana Anda Mendidik Anak: Tuntunan Praktis Orang Tua dalam Mendidik Anak. Bogor: Ghalia Indonesia. Tilaar, H. A. R. (2000). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tirtahardja, U., & Sulo, S. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Zamroni. (2005). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bayu Indra Grafika.      
KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH Sunardi, Sunardi; Nugroho, Piter Joko; Setiawan, Setiawan
Equity In Education Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Edisi Oktober 2019
Publisher : Equity In Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.318 KB)

Abstract

Abstract: This qualitative research with case study design aims to describe the Instructional Leadership of School Principals at SMPN 2 Palangka Raya, seen from: (1) Efforts made by principals in improving the quality of learning in aspects of teachers and students, (2) Stakeholder support for the efforts of principals schools in improving the quality of learning, and (3) Supporting factors and obstacles in the implementation of instructional leadership. Data collection is done by in-depth interviews, participant observation, and study documentation. Determination of data sources is done by using purposive sampling technique. Data analysis was performed using the interactive patterns of Miles and Huberman (1994). Checking the validity of the data is done by using a degree of credibility through both source and method triangulation techniques. The results showed that: (1) Efforts made by school principals in improving the quality of learning in the aspects of teachers were carried out by conducting workshops to improve the quality of learning, support teachers to take part in MGMP activities, routine academic supervision to teachers; while in the aspect of students is done through the implementation of additional learning hours and private tutoring activities, (2) Stakeholder support for the efforts of school principals in improving the quality of learning through synergic collaboration with the Central Kalimantan Province LPMP, BSNP, School Supervisors and School Committees, and (3) Supporting factors in implementing instructional leadership include: the availability of facilities to support the learning process, optimal performance of teaching staff (teacher), and support from parents of students; Constraint factors include ineffective management of learning facilities and infrastructure. Keywords: Instructional Leadership, Principals, SMPN 2 Palangka Raya Abstrak: Penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah di SMPN 2 Palangka Raya, dilihat dari: (1) Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada aspek guru dan siswa, (2) Dukungan stakeholder terhadap upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, dan (3) Faktor pendukung dan kendala dalam implementasi kepemimpinan instruksional. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Penetapan sumber data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pola interaktif Miles dan Huberman (1994). Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan derajat kepercayaan (credibility) melalui teknik triangulasi baik sumber maupun metode. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada aspek guru dilakukan dengan melaksanakan workshop peningkatan kualitas pembelajaran, support guru untuk mengikuti kegiatan MGMP, supervisi akademik rutin kepada para guru; sedangkan pada aspek siswa dilakukan melalui pelaksanaan jam pelajaran tambahan dan kegiatan les privat, (2) Dukungan stakeholder terhadap upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kerjasama sinergis dengan pihak LPMP Provinsi Kalimantan Tengah, BSNP, Pengawas sekolah dan Komite sekolah, dan (3) Faktor pendukung dalam mengimplementasi kepemimpinan instruksional meliputi: tersedianya sarana para sarana penunjang proses pembelajaran, kinerja tenaga pendidik (guru) yang optimal, dan dukungan orang tua murid; Faktor kendala meliputi belum efektifnya pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran. Kata Kunci: Kepemimpinan Instruksional, Kepala Sekolah, SMPN 2 Palangka Raya   References: Sujak, A. (2009). Kepemimpinan dan Manajer (Eksistensinya dalam Perilaku Organisasi). Jakarta: Rajawali Pers. Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruz Media. Basrowi., & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Bush, R. (2003). Measuring Quality of Life Among Those with Type 2 in Primary Care. (online), diunduh pada tanggal 20 Juli 2018, dari http://www.uq.edu.au/helath-/helathycomm/docs/Qol.pdf. Cotton, K. (2003). Principals and Student Achievement. Virginia USA, ASCD. Diunduh pada tanggal 22 Juli 2018 dari:http://aktual asiddau.blogspot.com/2010/09/tugas-pokok-dan-fungsi-kepala-sekolah.html Daryanto. (2013). Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Mulyasa, E. (2001). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hallinger, P. (2003). Leadership for 21st Century Schools: From Instructional Leadership to Leadership for Learning. The Hong Kong Institute of Education, Diunduh pada tanggal 21 Oktober 2018, dari http://www.proquest.umi.com. Hermino, A. (2014). Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi. Jakarta: Pustaka Pelajar. Juni. D. W. (2012). Kepemimpinan Instruksional Kepala Madrasah dan Inovatif Guru terhadap Produktivitas Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Manis Renggo Klaten. Jurnal Ilmu Pendidikan. Diunduh pada tanggal 29 Oktober 2018, dari http://repo.iaintulungagung.ac.id/50/7/.pdf Jalal, F. (2009). Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Kompri. (2015). Manajemen Sekolah Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah. Pustaka Pelajar. Lunenburg, C., & Irby,  J. (2006). The Principalship; Vision toaction. Wadsworth: Cengangelearning. Diunduh pada tanggal 22 Oktober 2018, dari: http://lib.unnes.ac.id/21893/1/1401411127-s.pdf. Makawimbang, H. (2012). Kepemimpinan yang Bermutu. Bandung: Alfabeta Arifin, M. (2012). Etika & Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-Ruz Media. Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Miarso, Y. (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Miles, M., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press. Moleong. L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moos, J., & Day, O. C. (2011).How School PrincipalsSustain Over Time, International Perspective. UK. Springer. Diunduh pada tanggal 29 Oktober 2018, dari http://repo.iain-tulungagung.ac.id/50/7/.pdf. Mulyasa, E. (2011). Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nurdin, S. (2002). Guru dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. Rahmah, S. (2016). Mengenal Sekolah Unggulan.Diunduh pada tanggal 22 April 2019 darihttp://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/viewFile/3222/3065. Sediono, dkk., (2003). Paket Pelatihan Awal: Untuk Sekolah dan Masyarakat. Jakarta:  NZAID. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sulistyorini. (2009). Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: TERAS. Soutworth,G. (2002). InstructionalLeadershipin Schools:Reflectionand Empirical Evidence. Diunduh pada tanggal 10 Nopember 2018, dari: https://core.ac.uk/download/pdf/82042012.pdf. Suharsaputra, U. (2016). Kepemimpinan Inovasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Triatna, C. (2015). Perilaku Organisasi.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Usman, H., & Raharjo, N. E. 2013. Strategi Kepemimpinan Pembelajaran Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Diunduh pada tanggal 21 Oktober 2018, dari: https://journal.uny.ac.id/index.php/cp. Wahjosumidjo. (1999).Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH Santosa, Eric; Nugroho, Piter Joko; Siram, Reddy
Equity In Education Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Edisi Oktober 2019
Publisher : Equity In Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.74 KB)

Abstract

Abstract: Qualitative research with a case study design aims to describe the implementation of GLS in SDN 5 Menteng Palangka Raya, viewed from aspects: (1) stages of GLS implementation, (2) mechanism of GLS implementation, and (3) supporting factors and constraints in GLS implementation. The data sources in this study are the principal, librarian, and 2 class teachers. Data collection techniques carried out by observation, interviews, and documentation. Data analysis uses interactive data patterns from Miles and Huberman (1994). The results showed that: (1) The stages of GLS were carried out only in the initial stages (habituation of iteration) through reading and writing activities, (2) The mechanism of GLS implementation was carried out based on basic management principles, namely: GLS planning, GLS organizing, GLS mobilization, and GLS monitoring and evaluation, (3) Supporting factors for the implementation of GLS include the high interest of students to titrate, commitment and enthusiasm of teaching teachers, literacy programs carried out on a scheduled basis, the availability of school infrastructure that supports literacy; While the inhibiting factor is the teacher still has not received coaching in the form of training to implement GLS, the condition of the collection of damaged reading books, as well as the evaluation function of GLS that has not been implemented thoroughly. Keywords: Implementation, School Literacy Movements, SDN 5 Menteng Abstrak: Penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Implementasi GLS di SDN 5 Menteng Palangka Raya, dilihat dari aspek: (1) tahapan implementasi GLS, (2) Mekanisme implementasi GLS, dan (3) Faktor pendukung dan kendala dalam implementasi GLS. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, tenaga pustakawan, dan 2 orang guru kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan pola interaktif data dari Miles dan Huberman (1994). Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Tahapan GLS yang dilaksanakan baru pada tahap awal (pembiasaan berliterasi) melalui aktivitas membaca dan menulis, (2) Mekanisme implementasi GLS dilaksanakan dengan mendasarkan pada prinsip dasar manajemen yaitu: perencanaan GLS, pengorganisasian GLS, penggerakan GLS, serta pengawasan dan evaluasi GLS, (3) Faktor pendukung implementasi GLS meliputi minat yang tinggi dari siswa untuk berliterasi, komitmen dan semangat guru mengajar, program literasi dilaksanakan secara terjadwal, tersedianya sarana prasarana sekolah yang mendukung pelaksanaan literasi; Sedangkan faktor penghambatnya adalah guru masih belum menerima pembinaan dalam bentuk pelatihan untuk melaksanakan GLS, kondisi koleksi buku bacaan yang rusak, serta fungsi evaluasi GLS yang belum dilaksanakan secara menyeluruh. Kata Kunci: Implementasi, Gerakan Literasi Sekolah, SDN 5 Menteng   References: Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (1992). Qualitative Research for Education, second edition. USA: Allyn and Bacon. Hendrawati, S. (2018). Fungsi-Fungsi Manaemen Sekolah. Diakses 19 Maret 2018, dari: https://www.academia.edu/11289318/Fungsi_Manajemen_Sekolah. Kemendikbud. (2016). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Rachmawati, F. (2008). Dunia di Balik Kata (Pintar Membaca). Yogyakarta: Citra Aji Parama. Ulfatin, N. (2014). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya. Malang: Bayumedia Publishing. Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
PEMBINAAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR DAERAH TERPENCIL Rahayu, Nunung Puji; Nugroho, Piter Joko; Berliani, Teti
Equity In Education Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Edisi Oktober 2019
Publisher : Equity In Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.181 KB)

Abstract

Abstract: This study aims to describe the professional development of elementary school teachers in remote areas in the UPTD Damang Batu working area, seen from the aspects of: (1) elementary teacher professional development through: (a) Intensive Development, (b) Cooperative Development, (c) Self Directed Development, and (2) Supporting factors and obstacles encountered in the professional development of remote area elementary school teachers. This research is a qualitative research with a case study design. Data collection is done by methods: in-depth interviews (indepth interview), participant observation (participant observation), and study documentation (study of document). Determination of data sources is done by using purposive sampling technique. Data analysis was performed using the interactive patterns of Miles and Huberman (1994). Checking the validity of the data is done by using a degree of credibility through both source and method triangulation techniques. The results of the study show that: (1) Professional development of elementary school teachers in remote areas, through: (a) Intensive Development, carried out through activities commonly aimed at developing teacher professionals and program activities that are tailored to the needs of teachers; (b) Cooperative Development, carried out through visits to other schools, sharing experiences with colleagues, being active in MGMP activities, and supporting each other to increase work motivation; and (c) Self-Directed Development, carried out through teaching media manufacturing activities, actively reading books in school libraries, actively participating in seminars / training, and actively seeking new teaching materials if they have the opportunity to access the internet; and (2) Supporting factors include the establishment of synergic cooperation between the Education Office, UPTD, supervisors, school principals and teachers; while the constraint factor is not all teachers have the opportunity to participate in a professional development program due to geographical conditions and the difficulty of access to and from the school. Keywords: Professional Development, Elementary Teacher, Remote Area Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Pembinaan profesional guru SD daerah terpencil di wilayah kerja UPTD Kecamatan Damang Batu, dilihat dari aspek: (1) Pembinaan professional guru SD melalui: (a) Intensive Development, (b) Cooperative Development, (c) Self- Directed Development, dan (2) Faktor pendukung dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan profesional guru SD daerah terpencil. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Penetapan sumber data dilakukan dengan teknikpurposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pola interaktif Miles dan Huberman (1994). Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan derajat kepercayaan (credibility) melalui teknik triangulasi baik sumber maupun metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembinaan profesional guru SD daerah terpencil, melalui: (a) Intensive Development, dilaksanakan melalui kegiatan yang lazim ditujukan untuk mengembangkan profesional guru serta program kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan guru; (b) Cooperative Development, dilaksanakan melalui kegiatan kunjungan ke sekolah lain, sharing pengalaman dengan sejawat, aktif dalam kegiatan MGMP, serta saling mendukung untuk meningkatkan motivasi kerja; dan (c) Self- Directed Development, dilaksanakan melalui kegiatan pembuatan media ajar, aktif membaca buku di perpustakaan sekolah, aktif mengikuti seminar/pelatihan, serta aktif mencari bahan ajar baru jika memiliki kesempatan untuk mengakses internet; dan (2) Faktor pendukung meliputi terjalinnya kerjasama yang sinergis antara Dinas Pendidikan, UPTD, pengawas, kepala sekolah dan guru; sedangkan faktor kendala belum semua guru mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pembinaan profesional disebabkan kondisi geografis serta sukarnya akses dari dan menuju ke sekolah tersebut. Kata Kunci: Pembinaan Profesional, Guru Sekolah Dasar, Daerah Terpencil   References: Arifin. (2011). Kompetensi Guru dan Strategi Pengembanganya. Yogyakarta: Penerbit LILIN. Arnold, P. (2001). Review of Contemporary Issues for Rural Schools. Education in Rural Australia, 11 (1), 30-42. Bafadal, I. (2003). Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar: Dalam Rangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Collette, A.T., & Chiappetta, E. L. (1994). Science Instruction in the Middle and Secondary Schools(3rd Edition). New York: Merrill. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.Departemen Pendidikan Nasional. Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas. (2010). Laporan Tahunan DinasPendidikan Kabupaten Gunung Mas Tahun 2010. Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Mas. (2016). Data Hasil UKG Tahun 2015. Gaffar, F. M. (1987). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: Depdikbud. Glatthorn, A. A. (1995). Teacher Development. In: Anderson, L. (Ed.). International Encyclopedia of Teaching and Teacher Education. Second Edition.London: Pergamon Press. Gorton, R. A. (1976). School Administration Challenge and Opportunity for Leadership.New York: Wm. C. Brown Company Publishers. Hanson, M. E. (1985). Educational Administration and Organizational Behavior. Third Edition. Boston Allyn and Bacon. Heslop, J. (1996). A Model for The Development of Teacher in a Remote Area of Western Australia.Australian Journal of Education. Vol.21: Iss.1, Article 1. Available at: http://ro.ecu.edu.au/ajte/vol21/iss1/1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2012). Pedoman Uji Kompetensi Guru.Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2015). Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru.Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Khasanah, N. (2014). Ternyata ini Alasan Pendidikan di Jawa Lebih Berkualitas. Diakses pada tanggal 20 Juli 2018, dari: https://www.kompasiana.com/noerchasanahkinar/ 54f868f5a333113a038b4577/ternyata-ini-alasan-pendidikan-di-jawa-lebih-berkualitas. Koswara, D. D., & Triatna, C. (2011). Manajemen Pendidikan: Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan.Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Alfabeta. McPherson, R. B. (1986). Managing Uncertainty: Administrative Theory and Practice in Education. Colombus: Charles E. Merrill Publishing Company. Miles, M., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press. Mulyasa, E. (2013). Uji Kompetensi Guru dan Penilaian Kinerja Guru.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mustofa. (2007). Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia.Jurnal Ekonomi Pendidikan, Vol.4 (1). Nugroho, P. J. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Daratan Pedalaman Kabupaten Gunung Mas.Prosiding Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2013. Dies Natalis Universitas Palangka Raya. ISSN: 2354-6727. Nugroho, P. J. (2017). Pengembangan Model Pelatihan Inovatif untuk Meningkatkan Kompetensi Guru SD Daerah Terpencil. Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik, Vol.26 (2). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Rohani, N. K. (2004). Pengaruh Pembinaan Kepala Sekolah dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru SLTP Negeri di Kota Surabaya.Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.5 (1). Saud, U. S. (2009). Pengembangan Profesi Guru SD/MI. Bandung: Alfabeta. Sher, J. P., & Sher, K. R. (1994). Beyond the Conventional Wisdom: Rural Develop-ment as if Australia?s Rural People and Communities Really Mattered. Journal of Research in Rural Education, Vol 10 No 1. Siram, R. (1992). Pelaksanaan Model Sistem Guru Kunjung Suatu Alternatif Pemerataan Pendidikan Sekolah Dasar Daerah Terpencil di Kalimantan Tengah.Tesis tidak dipublikasikan, PPS IKIP Malang. Snyder, K. J., & Anderson, R. H. (1986). Managing Productivity Schools. Orlando: Academic Press College Division. Supriadi, D. (1990). Pendidikan di Daerah Terpencil: Masalah dan Penanganannya. Analisis CSIS No. 5. Bandung: IKIP Bandung. Tjalla, A. (2010). Potret Mutu Pendidikan Indonesia ditinjau dari Hasil-Hasil Studi Internasional.Diakses tanggal 20 Juli 2018 dari: http://repository.ut.ac.id/2609/1/fkip201047.pdf. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
PEMBINAAN ETOS KERJA GURU DI SMAS GOLDEN CHRISTIAN SCHOOL PALANGKA RAYA Simanjorang, Gibson; Berliani, Teti; Nugroho, Piter Joko
Equity In Education Journal Vol. 2 No. 1 (2020): Edisi Maret 2020
Publisher : Equity In Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.335 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembinaan etos kerja guru di Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Golden Christian School (GCS) Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan pola interaktif data meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan derajat kepercayaan melalui teknik triangulasi baik sumber maupun metode. Hasil penelitian mengungkap bahwa dengan pembinaan etos kerja guru oleh kepala sekolah yang dilaksanakan dengan menerapkan berbagai strategi pembinaan melalui berbagai kegiatan pengembangan profesional guru dan dilaksanakan melalui mekanisme dan pentahapan yang jelas; serta ditunjang dengan berbagai faktor pendukung yang tersedia di sekolah dapat meminimalisir berbagai kendala yang dihadapi sekolah dalam membina etos kerja guru, sekaligus mampu menjadikan SMAS GCS sebagai salah satu sekolah swasta pilihan terbaik bagi masyarakat di Kota Palangka Raya. Abstract: This study aims to describe the coaching of the work ethic of teachers in the Golden Christian School (GCS) Private High School Palangka Raya. This study used a qualitative approach with case study design. Data collection using observation, interview and study of document. Data analysis using interactive data patterns include: data reduction, data display, and drawing conclusions. Checking the validity of the data obtained is done by using a degree of trust through triangulation techniques both sources and methods. The results of the study reveal that with the guidance of the teacher's work ethic by the principal which is carried out by implementing various coaching strategies through various teacher professional development activities and carried out through clear mechanisms and phases; and also supported by various supporting factors that available in schools can minimize the various obstacles faced by schools in fostering teacher work ethics, as well as being able to make GCS Private High School as one of the best choice private schools for the community in Palangka Raya City. References: Ali, M. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional: Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Bandung: Imperial Bhakti Utama. Anaroga, P. (2001). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineke Cipta. Arifin, I. (2001, 25-26 Juli). Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era Globalisasi. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang. Asriani., Murniati, A. R., & Bahrun. (2017). Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Memotivasi Kerja Guru pada MTS Swasta LAM Ujong Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Magister Administrasi Pendidikan, 5(2), 121-126. Diterima dari http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/8361/7333. Beason, L. (2001). Ethos and Error: How Business People React to Errors. Accessed 19 December 2019, retrieved from http://faculty.winthrop.edu/ kosterj/writ465/samples/beason.pdf. Chan, M. C., & San, T. T. (2010). Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan dan Era Otonomi Daerah. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Fatikah, N., & Fildayanti. (2019). Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Motivasi Dan Etos Kerja Guru Di Sekolah Menengah Atas Negeri Bareng Jombang. Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES), 2(2), 167-182. doi: https://doi.org/10.33367/ijies.v2i2.989. Goldhammer, R., Anderson, R. H., Krawjewski, R. J. (1980). Clinical Supervision: Special Methods for The Supervision of Teachers. New York: Holt, Rinehart, and Winston. Indrakusuma, A. (2010). Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Latief, E. 2010. Hubungan antara Amanah, Etos Kerja dan Profesionalisme pada Rumah Zakat Indonesia. Tesis tidak dipublikasikan, Universitas Indonesia: Program Pascasarjana. Diterima dari http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak/id_abstrak-20342190.pdf. Manik, R. (2019). Implementasi Pemberian Reward dan Punishment Untuk Meningkatkan Etos Kerja Guru. Jurnal Masalah Pastoral, 7(XX), 80-95. Diterima dari https://ojs.stkyakobus.ac.id/index.php/JUMPA/. Masaong, A. K. (2013). Memberdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru. Bandung: Penerbit Alfabeta. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Mulyani, S. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos Kerja Guru serta Pegawai terhadap Iklim Organisasi pada SMP Negeri 225 Jakarta. Journal of Economics and Business Aseanomics (JEBA), 1(1), 38-56. doi: https://doi.org/10.33476/jeba.v1i1.398. Mustofa. (2007). Upaya Pengembangan Profesional Guru di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 4(1), 76-88. doi: https://doi.org/10.21831/jep.v4i1. Neagley, R. L., & Evans, N. D. (1980). Handbook for Effective Supervision of Instruction. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Nopemberi, A. D. (2015). Fungsi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Manajer Pendidikan, 9(3), 394-403. Diterima dari https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpendidikan/article/view/1136/944. Norris, P. (2003). Still a Public Service Ethos? Work Values, Experience and Job Satisfaction among Government Workers. Accessed 19 December 2019, retrieved from https://wcfia.harvard.edu/publications/still-public-service-ethos-work-values-experience-and-job-satisfaction-among. Nugroho, P. J. (2017). Home Visiting Supervision (HVS): An Alternative Approach to Increase the Commitment of Elementary Teachers in Remote Areas. International Research- Based Education Journal, 1(1), 39-45. doi: http://dx.doi.org/10.17977/ um043v1i1p%25p. Nuraini, S. K. (2012). Pengaruh Reward and Punishment terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara V Afdeling III Kebun Sei Galuh. Skripsi tidak dipublikasikan, Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Diterima dari http://repository.uin-suska.ac.id/7997/1/2012_201244KOM.pdf. Octaviana, M., & Silalahi, D. K. (2016). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah. Polyglot, 12(1), 1-9. doi: http://dx.doi.org/10.19166/pji.v12i1.376. Pidarta, M. (2009) Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta. Pongoh, S. (2013). Etos Kerja Guru: Faktor yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi. Surabaya: CV. R. A. De Rozarie. Prasasti, S. (2017). Etos Kerja dan Profesional Guru. Jurnal Ilmiah PENJAS (Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran, 3(2), 74-89. Diterima dari http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JIP/ article/view/589. Purwanto, N. (2004). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya. Rifai, M. (1982). Pengantar Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Baru. Rivai, V. (2006). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Radja Grafindo Persada. Robbins, S. P. (1999). Organizational Behavior. New Delhi: Prentice-Hall. Rose, A. (2005). Ethics and Human Resources Management.Accessed 19 December 2019, retrieved from https://dphu.org/uploads/attachements/books/books_4824_0.pdf. Sagita, D. D. (2018, 24 Maret). Implementasi Layanan ICS-GD dalam Meningkatan Pemahaman dan Sikap Siswa tentang Nilai-Nilai Kehidupan Islam di SMA Muhammadiyah DKI Jakarta. Makalah disajikan pada Seminar Nasional PendidikanEra Revolusi ?Membangun Sinergitas dalam Penguatan Pendidikan Karakter pada Era IR 4.0?, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia. Diterima dari https://jurnal.umj.ac.id/index.php/ SNP/article/view/2752/2209. Saifulloh. (2010). Etos Kerja dalam Perspektif Islam. Jurnal Sosial Humaniora, 3(1), 54-69. doi: http://dx.doi.org/10.12962/j24433527.v3i1.654. Sarjana, S. (2014). Pengaruh Kepemimpinan dan Kerjasama Tim terhadap Etika Kerja Guru SMK. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(2), 234-250. doi: https://doi.org/10.24832/jpnk.v20i2.14. Schermerhorn, J. R. (2010). Introduction to Management. Asia: John Wiley & Sons. Sergiovanni, T. J., & Starratt, R. J. (1983). Supervision: Human Perspective. New York: McGraw-Hill Book, Co. Sinamo, J. (2002). Etos Kerja Profesional di Era Digital Global. Jakarta: Institut Darma Mahardika. Sunardi, S., Nugroho, P. J., & Setiawan, S. (2019). Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah. Equity in Education Journal, 1(1), 20-28. Retrieved from https://e-journal.upr.ac.id/index.php/eej/article/view/1548. Sunarto. (2019). Pentingnya Etos Kerja bagi Pengembangan Profesional Guru. Diakses tanggal 15 Desember 2019, dari http://formenews.id/2019/02/10/pentingnya-etos-kerja-bagi-pengembangan-profesional-guru/. Syamsul, H. (2017). Penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jurnal Idaarah, 1(2), 275-289. doi: https://doi.org/10.24252/idaarah.v1i2.4271. Tjiptono, F., & Diana, A. 2002. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Offset. Wibowo. (2009). Manajemen Kinerja. Jakarta. Rajawali Press. Yamin, M. (2010). Standarisasi kinerja guru. Jakarta: Gaung Persada.  
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SDN 5 MENTENG PALANGKA RAYA Yunitasari, Nor; Nugroho, Piter Joko; Siram, Reddy
Equity In Education Journal Vol. 2 No. 1 (2020): Edisi Maret 2020
Publisher : Equity In Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.192 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepemimpinan transformasional kepala SDN 5 Menteng Palangka Raya yang dalam kurun waktu 3 tahun mampu merubah image sekolah ?kumuh? menjadi sekolah kondusif untuk proses belajar dan mengajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan pola interaktif data meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan derajat kepercayaan (credibility) melalui teknik triangulasi baik sumber maupun metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah transformasional yang fokus dalam berpikir dan bertindak untuk mewujudkan pencapaian visi dan tujuan sekolah yang direalisasikan melalui berbagai program sekolah yang kreatif dan inovatif mampu meningkatkan kualitas sekolah sekaligus meningkatkan citra baik sekolah di mata masyarakat. Abstract: This study aims to describe the transformational leadership of the principal of SDN 5 Menteng Palangka Raya who is able within 3 years to change the image of a "slum" school into a conducive school for teaching and learning. This study used a qualitative approach with case study design. The data collection technique was done by means of observation, interviews, and studi of document. Data analysis using interactive data patterns includes: data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Checking the validity of the data obtained is done by using a degree of trust (credibility) through triangulation techniques both sources and methods. The results showed that transformational school principals who focus on thinking and acting to achieve the vision and goals of the school which are realized through various creative and innovative school programs are able to improve the quality of the school as well as improve the good image of the school in the eyes of the community. References: Abu, S, N. (2014). Pembinaan Guru oleh Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bahana Manajemen Pendidikan, 2(1), 704-712. doi: https://doi.org/10.24036/bmp.v2i1.3816. Arcaro, J. (2007). Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Terjemahan Yosai Triantara.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Balyer, A. (2012). Transformational Leadership Behavior of School Principals: A Qualitative Research Based on Teachers? Perceptions?. International Online Journal of Educational Sciences, 4(3), 581-591. Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2006). Transformational Leadershiop (2nd Eds). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associate Inc. Bustari, M. (2010, 30 April-2 Mei). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi. Makalah disajikan pada International Conference on Educational, Management, Administration and Leadership (ICEMAL 2011), Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia. Diterima dari https://eprints.uny.ac.id/76/1/5._KEPEMIMPINAN__TRANSFORMASIONAL__KEP ALA_SEKOLAH__DALAM_MENINGKATKAN_KINERJA_ORGANISASI.pdf. Danim, S., & Suparno. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolahan. Jakarta: Rineka Cipta. Hartono, M. (2018). Kepemimpinan Pendidikan Indonesia pada Era Milenium. Diterima dari https://pgsd.binus.ac.id/2018/11/23/kepemimpinan-pendidikan-indonesia-pada-era- milenium/. Hidayati, R., Aunurrahman., & Radiana, U. (2016). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Di SDN 67 Sungai Raya. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5(5), 1-18. Komariah, A., & Triatna, C. (2006). Visionary Leadership; Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Kuswaeri, I. (2016). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah. TARBAWI, 2(2), 1-13. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press. Mulyasa, E. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurdin. (2011). Manajemen Sekolah efektif dan Unggul. Jurnal Administrasi Pendidikan, 13(1). doi: https://doi.org/10.17509/jap.v13i1.6387. Octaviana, M., & Silalahi, D. K. (2016). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah. Polyglot, 12(1), 1-9. doi: http://dx.doi.org/10.19166/pji.v12i1.376. Rosita, R., Rahmat, M., & Hermawan W. (2016). Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam (Studi Kasus di MTS Al-Inayah Bandung). TARBAWY, 3(1), 75-89. Sadler, P. (1997). Leadership. London: Kogan Page Limited. Sunardi., Nugroho, P. J., & Setiawan. (2019). Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah. Equity in Education Journal, 1(1), 20-28. Tjiptono, F., & Diana, A. 2002. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Offset. Tukiman., & Jabar, C. S. A. (2014). Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Meningkaatkan Mutu Sekolah di SD Kanisius Sengkan Kabupaten Sleman. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 2(1), 121-134. doi: https://dx.doi.org/10.21831/amp.v2i1.2414. Usman, H. (2008). Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teori dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wiyono, G. (2010, 30 April-2 Mei). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Berbasis Gender di SMP Kodya Yogyakarta. Makalah disajikan pada International Conference on Educational, Management, Administration and Leadership (ICEMAL 2011), Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia. Diterima dari http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_712229736 032.pdf. Yuningsih, E. (2015). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Sekolah Efektif Pada SD Negeri di Purwakarta. Jurnal Administrasi Pendidikan, 22(2), 81-92.
Pemetaan Kompetensi Guru Sekolah Dasar Daerah Terpencil Daratan Pedalaman Kabupaten Gunung Mas Piter Joko Nugroho
JURNAL PENDIDIKAN Vol 18 No 1 (2017): Jurnal Pendidikan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jpn.v18i1.950

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan petakompetensi utuh guru SD daerah terpencil daratan pedalaman, dan 2)mengetahui bagian-bagian (indikator) dari masing-masing kompetensiyang perlu untuk ditingkatkan dan dikembangkan.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif denganpendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di 21 buah SD yangberada di wilayah kecamatan Damang Batu dan kecamatan MiriManasa Kabupaten Gunung Mas dengan melibatkan 86 orang guruyang ditetapkan sebagai sampel penelitian (sampel total).Pengumpulan data dilakukan melalui angket yang diberikan kepadaresponden. Analisis data dilakukan secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kompetensi utuh guruSD daerah terpencil daratan pedalaman Kabupaten Gunung Massecara umum berada dalam kategori Baik. Hal tersebut ditunjukkandengan rata-rata skor kompetensi aktual guru sebesar 3,56 denganindeks penilaian tanggapan responden sebesar 71,12%; dan 2) dari 4kompetensi utuh guru, terdapat 2 buah kompetensi yang memilikiindikator dengan kesenjangan yang cukup menonjol yangmembutuhkan perhatian khusus dan mendesak untuk segeraditingkatkan dan dikembangkan, yaitu: a) kompetensi pedagogik padaindikator “memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untukkepentingan pembelajaran” dengan skor rata-rata sebesar 2,64 denganindeks penilaian tanggapan responden sebesar 52,86%, dan b)kompetensi profesional pada indikator “memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkandiri” dengan skor rata-rata sebesar 2,91 dengan indeks penilaiantanggapan responden sebesar 58,29%.
MANAJEMEN KURIKULUM CAMBRIDGE DI SMPS GOLDEN CHRISTIAN SCHOOL PALANGKA RAYA Sinaga, Lenna; Berliani, Teti; Nugroho, Piter Joko
Equity In Education Journal Vol. 3 No. 1 (2021): Edisi Maret 2021
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan, FKIP Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/eej.v3i1.2386

Abstract

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan Manajemen Kurikulum Cambridge di SMPS Golden Christian School Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini meliputi: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, dan Guru- guru Cambridge dari ketiga Mata Pelajaran (IPA, Matematika, dan Bahasa Inggris). Analisis data menggunakan pola interaktif data, meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan derajat kepercayaan melalui teknik triangulasi baik sumber maupun metode. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan kurikulum Cambridge yang dikelola dengan baik memberikan dampak positif dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMPS GCS Palangka Raya.  Abstract: The research aims to describe the Cambridge Curriculum Management at the Golden Christian Middle Private School Palangka Raya. This study used a qualitative approach with case study design. Collecting data using observation techniques, interviews, and study documentation. Sources of data in this study include: Principal, Deputy Principal of the Curriculum Section, and Cambridge Teachers for that three Subjects (Science, Mathematics, and English). Data analysis using interactive data model, includes: data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Data validity was checked by using a degree of confidence through triangulation techniques, both sources and methods. The results of this study indicate that the application of the Cambridge curriculum which is well managed has a positive impact in improving the quality of education at the GCS Private Middle School Palangka Raya.
PENGARUH KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI (ASN) DINAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Winaryo, Slamet; Nabila, Nur Ainun; Nugroho, Piter Joko
Equity In Education Journal Vol. 3 No. 1 (2021): Edisi Maret 2021
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan, FKIP Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/eej.v3i1.2472

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompensasi non finansial terhadap peningkatan kinerja pegawai (ASN). Sumber data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data melalui angket/kuesioner yang diolah untuk diambil kesimpulan. Berdasarkan analisis regresi diperoleh persamaan regresi Y = 18,293 + 0,641X, yang artinya nilai konstanta harga variabel Y (kinerja pegawai) = 18,293 apabila variabel X (kompensasi non finansial) = 0, dan setiap peningkatan variabel X (kompensasi non finansial) sebanyak 1 % akan meningkatkan nilai variabel Y (kinerja pegawai) sebanyak 0,641 atau 64,1%. Dari hasil uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh nilai thitung sebesar 7,967. Kemudian nilai tersebut dikonsultasikan dengan t-tabel pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai sebesar 1,657. Karena, thitung > ttabel, dengan nilai sigifikansi 0,00 < 0,05, maka hal ini berarti hipotesis Ho ditolak, sedangkan hipotesis alternatif Ha diterima. Artinya Pemberian kompensasi non finansial berpengaruh secara positif dan siginifikan terhadap kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah. Abstract: This study aims to determine the effect of non-financial compensation on employee performance improvement (ASN), how much contribution is given and whether it has significance or not. Sources of data in this study were collected using data collection techniques through questionnairess that were processed to draw conclusions. Differentiate regression analysis, the regression equation is Y = 18.293 + 0.641X, which means that the constant value of the variable price Y (employee performance) = 18.293 if the variable X (non-financial compensation) = 0, and each increase in variable X (non-financial compensation) is 1% will increase the value of the variable Y (employee performance) by as much 0.641 or 64,1%.  From the results of hypothesis testing using the t test, it was obtained the t value of 7,967. Then the value is consulted with the t-table at the 5% significant level, the value is 1.657. Because t-count > t-table, with a value sigifikansi 0,00 < 0,05, then this means that the hypothesis Ho is rejected, while the alternative hypothesis Ha accepted. This means that the provision of non-financial compensation has a positive and significant effect on the performance of the State Civil Service (ASN) employees at the Education Office of Central Kalimantan Province.
Pengembangan Model Pelatihan Inovatif untuk Meningkatkan Kompetensi Guru SD Daerah Terpencil Piter Joko Nugroho
Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Tahun 26 Nomor 2 November 2017
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.164 KB) | DOI: 10.17977/um009v26i22017p101

Abstract

Abstract: Development of Innovative Training Model for Increasing Elementary School Teachers’ Competences on Remote Areas. The objective of the first phase of this multi-year study is to undertake defining phase conducted by training needs analysis. By survey research, data was collected from 86 teachers by distributing questionnaire, interviewing and FGD, then analyzed using TNA-T. The results showed that there were significant gaps in all pedagogical, social and professional competence indicators; in exception for the personality competence that from 5 indicators there were 3 indicators that had gaps. The indicator ‘V’ of pedagogic competence is an indicator that has the greatest gap, as well as being a model of innovative training that will be developed at the next research stage. IHT is an effective training recommended to improve the elementary school teachers’ competences on remote area.Keywords: innovative training model, elementary school teachers’ competences, remote areaAbstrak: Pengembangan Model Pelatihan Inovatif untuk Meningkatkan Kompetensi Guru SD Daerah Terpencil. Tujuan penelitian multi-tahun tahap pertama ini adalah melaksanakan tahap pendefinisian yang dilakukan melalui analisis kebutuhan pelatihan. Melalui penelitian survey data dikumpulkan dari 86 guru melalui penyebaran angket, wawancara dan FGD, yang selanjutnya dianalisis menggunakan TNA-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan pada seluruh indikator kompetensi pedagogik, sosial, dan profesional; terkecuali kompetensi kepribadian dari 5 buah indikator terdapat 3 buah indikator yang mengalami kesenjangan. Indikator ‘V’ dari kompetensi pedagogik merupakan indikator yang memiliki kesenjangan terbesar sekaligus menjadi model pelatihan inovatif yang akan dikembangkan pada tahapan penelitian berikutnya. IHT merupakan bentuk pelatihan yang direkomendasikan untuk meningkatkan kompetensi guru SD daerah terpencil. Kata kunci: model pelatihan inovatif, kompetensi guru SD, daerah terpencil