p-Index From 2020 - 2025
3.582
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Frontier Agribisnis
Muzdalifah Muzdalifah
Program Studi Agribisnis / Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 39 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Analisis Pendapatan Petani Program Serasi di Desa Karya Bersama, Kecamatan Kapuas Murung Kabupaten Kapuas Adi Adi; Nina Budiwati; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i1.5994

Abstract

Program SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) merupakan salah satu program dari Kementerian Pertanian untuk mengoptimalkan fungsi lahan rawa sebagai suatu usaha meningkatkan produktivitas petani. Program ini dilakukan melalui kegiatan optimasi lahan dengan perbaikan infrastruktur air, bantuan budidaya padi, dan bantuan alsintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani Program SERASI, pelaksanaan Program SERASI, serta kendala yang dihadapi petani. Metode pengambilan contoh yang digunakan adalah random sampling (sampel acak) dengan menggunakan 30 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya variabel sebesar Rp. 1.837.922/ha yang terdiri dari biaya input produksi sebesar Rp. 174.952/ha dan biaya TKLK Rp. 1.662.970/ha. Penerimaan yang diperoleh petani sebesar Rp. 6.622.632/ha dengan produksi rata-rata 1.416kg/ha. Pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 4.784.710/ha. Pelaksanaan Program SERASI belum optimal. Kegiatan yang terlaksana meliputi: Bantuan alsintan pra panen, bantuan budidaya padi. Terjadi peningkatan indeks pertanaman menjadi dua kali musim tanam selama setahun (IP 180) dan petani mendapatkan tambahan poduksi padi varietas unggul sebesar 1,4 t/ha. Kendala yang dihadapi petani meliputi: infrastruktur air minum, benih padi diduga kurang berkualitas, serangan hama tikus dan burung pipit, curah hujan tinggi, lahan sawah tergenang saat panen, dan tingkat kesuburan tanah rendah.
ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN BANUA LAWAS KABUPATEN TABALONG Rabiatul Utami; Yusuf Azis; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i2.631

Abstract

Padi adalah tanaman yang banyak ditanam di Indonesia termasuk di Kalimantan Selatan. Berusahatani Padi memberi untung tinggi, tapi risikonya melebihi tanaman lain, dari harga panen atau gangguan alam contoh kemarau ataupun gangguan hama dan penyakit. Berdasarkan hal tersebut maka, penelitian ini bertujuan: mengetahui perbedaan pemakaian faktor Produksi dalam berusaha padi sawah pada sawah tadah hujan dan rawa lebak, menganalisis pengaruh pemakaian faktor produksi pada produksi dalam usahatani padi serta tahu biaya, penerimaan total dan pendapatan padi sawah di Kecamatan Banua Lawas. Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2017 sampai bulan Januari 2018 di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong. Pemilihan lokasi dilakukan secara secara sengaja. Sampel sebanyak 60 orang petani dengan menggunakan random sampling. Faktor produksi bersama-sama secara nyata mempengaruhi jumlah hasil produksi padi sawah yang di usahakan petani, Pada sawah tadah hujan benih, obat-obatan dan tenaga kerja tidak mempengaruhi produksi padi. Sedangkan faktor produksi lahan dan pupuk berpengaruh secara nyata terhadap produksi padi sawah. Adapun untuk sawah rawa lebak penggunaan faktor produksi seperti benih, pupuk dan tenaga kerja tidak berpengaruh secara nyata terhadap hasil produksi padi. Sedangkan faktor produksi lahan dan obat-obatan berpengaruh secara nyata terhadap hasil produksi padi sawah, Rata – rata total biaya eksplisit yang dikeluarkan petani sawah tadah hujan adalah sebesar Rp 3.362.006,36/ha sedangkan pada sawah rawa lebak sebesar Rp 4.627.734,25/ha, rata-rata penerimaan yang diterima petani sawah tadah hujan adalah sebesar Rp 16.846.047,41/ha dan pada sawah rawa lebak sebesar Rp 16.893.814,25/ha, Rata–rata total pendapatan yang diterima petani sawah tadah hujan sebesar Rp 13.484.041,05/ha dan sawah rawa lebak sebesar Rp 12.266.080/ha. Dengan demikian pendapatan usahatani sawah tadah hujan lebih tinggi dari sawah rawa lebak.Kata kunci: faktor produksi, fungsi Cobb-Douglass, biaya eksplisit, penerimaan, pendapatan
ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR Bayu Amil Saputra; Muzdalifah Muzdalifah; Yusuf Aziz
Frontier Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i1.2622

Abstract

Usaha peternakan sekarang ini sudah merupakan suatu usaha yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mengingat daging ayam yang memiliki rasa yang relatif hampir diterima seluruh golongan masyarakat dan semua umur. Kabupaten Banjar salah satu sentra penghasil ayam broiler terbanyak khususnya dikecamatan karang intan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis biaya, pendapatan, penerimaan dan kelayakan usaha peternakan pola kemitraan di Kecamatan Karang Intan  Kabupaten Banjar; Menganalisis sensitivitas tingkat pendapatan usaha kemitraan peternakan ayam broiler; untuk mengetahui sistem pemasaran peternakan yang dilakukan pola kemitraan di Kecamatan Karang Intan  Kabupaten Banjar serta mengetahui permasalahan yang dihadapi  pada pola kemitraan di Kecamatan Karang Intan  Kabupaten Banjar dengan perhitungan TC = FC + VC untuk biaya, R = p . Q untuk penerimaan, Pd = TR – TC untuk pendapatan dan R/C   = Penerimaan Total (TR) / Biaya Total (TC) untuk kelayakan usaha. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan metode penarikan contoh yang melalui dua tahap (two stages sampling). Sebanyak 30 Peternak sebagai sampel menggunakan metode Proportionated Random Sampling. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata biaya penyusutan Rp 2.426.273. satu kali produksi. Rata-rata biaya sewa lahan Rp 235.000. Sehingga rata-rata biaya tetap Rp 2.661.273. Rata-rata biaya variabel Rp 111.192.195 satu kali proses produksi sehingga biaya total Rp113.853.468. Rata-rata total penerimaan Rp 126.102.904. Rata-rata total pendapatan Rp 12.249.436. Rata-rata nilai R/C Ratio usaha ternak ayam broiler di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar adalah 1,11. Artinya setiap 1 rupiah yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,11. Sehingga secara keseluruhan usaha ternak ayam broiler di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar layak untuk dikembangkan. Kata kunci: pendapatan usaha ayam broiler, biaya, kelayakan
Analisis Usahatani Penangkaran Benih Padi Unggul di Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Muhammad Fauzan; Sadik Ikhsan; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i3.13592

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan yang diperoleh petani penangkar benih padi di Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani penangkaran benih padi di Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2023 sampai Juni 2024. Jenis data yang digunakan yaitu data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan menggunakan kuesioner. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani yang melakukan usahatani penangkaran benih padi. Penarikan contoh dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random sampling). Populasi sebanyak 65 orang petani. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa biaya eksplisit usahatani sebesar Rp9.564.597/usahatani, biaya implisit sebesar Rp1.350.000/usahatani, biaya total biaya sebesar Rp10.914.597/usahatani. Rata-rata produksi sebesar 4.103,33 kg/usahatani dengan harga jual Rp5.000 untuk setiap kilogramnya. Penerimaan usahatani yaitu sebesar Rp20.516.667/usahatani. Untuk menganalisis pendapatan usahatani, metode yang digunakan yaitu selisih dari peneriman dengan biaya eksplisit. untuk pendapatan usahatani sebesar Rp10.952.070. Untuk menganalisis kelayakan menggunakan R/C Ratio atau perbandingan dari penerimaan dengan total biaya. Untuk R/C Ratio usahatani penangkaran benih padi di Kecamatan Pandawan adalah 1,88, artinya usahatani ini menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Tomat di Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan Abdul Rasyid; Muzdalifah Muzdalifah; Ahmad Yousuf Kurniawan
Frontier Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i3.13597

Abstract

Banyak kendala yang dihadapi petani dalam usahatani tomat di Kecamatan Astambul, salah satu kendalanya petani yang belum memahami bagaimana faktor produksi tersebut digunakan secara efisien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aspek teknis budidaya penanaman tomat dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tomat di Kecamatan Astambul. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling terhadap Desa Tambak Danau, Pingaran Ulu dan Sungai Tuan Ulu. Jumlah responden yang diambil dengan metode sensus yaitu jumlah populasi petani tomat di tiga desa wilayah sampel sebanyak 67 orang petani. Metode analisis yang digunakan adalah dan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda metode OLS. Berdasarkan hasil penelitian, Aspek teknik budidaya tomat di Kecamatan Astambul relatif masih menggunakan tenaga kerja secara konvensional atau manual. Faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap produksi tomat, yaitu luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja.
PERANAN PENYULUH DALAM MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK TANI DI DESA PANGGALAMAN KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR Ahmad Farhansyah; Taufik Hidayat; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i3.643

Abstract

Kebijakan pembangunan pertanian di kebanyakan Negara adalah meningkatkan produksi dalam jumlah yang sama dengan pememintaan akan bahan pangan yang semakin meningkat, dengan harga yang bersaing dipasar dunia. Pembangunan pertanian seharusnya berkelanjutan dengan mengikuti perkembangan zaman. informasi yang di lakukan tidak hanya dari penyuluh, tetapi juga dari sumber lain, termasuk pengalaman mereka sendiri serta pengalaman dalam mengembangkan wawasan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat dinamika kelompok tani di Desa Panggalaman termasuk dalam kategori sedang atau cukup dinamis dengan persentase 75,39%. Sedangkan untuk tingkat peran penyuluh dalam meningkatkan dinamika kelompok tani dalam kategori sedang dengan persentase 73,03%. Hal tersebut disebabkan beberapa variabel yang memiliki nilai yang mayoritas tergolong dalam kategori sedang karena hubungan penyuluh dengan kelompok tani dalam memfasilitasi, memperlancar komunikasi dan meningkatkan motivasi belum sepenuhnya tercapai.Kata kunci: pembangunan pertanian, peranan penyuluh, dinamika kelompok
Respons Petani Terhadap Program Agrosilvopastura di Desa Sejahtera Mulia, Kecamatan Satui, Tanah Bumbu Farah Yumna Azumi; Muzdalifah Muzdalifah; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9418

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons petani penerima terhadap program Agrosilvopastura yang akan dilaksanakan dengan menggunakan pengukuran skala Likert pada variabel ukur pengetahuan petani (X1), peran lembaga (X2), kapabilitas petani (X3), dan respons petani (Y). Hasil penelitian menunjukkan respons petani cenderung tidak menyetujui atau termasuk dalam kategori negatif dengan rata-rata nilai indeks 36% dari keseluruhan variabel ukur. Hal ini dibuktikan dengan petani yang belum mampu mengenali program secara baik karena program Agrosilvopastura masih dalam tahap persiapan pelaksanaan. Keterbatasan akses petani juga menjadi salah satu hambatan dalam menerima informasi mengenai program Agrosilvopastura sehingga petani penerima hanya mampu mengandalkan peran dari Pemerintah Desa dan PT Arutmin Site Satui. Oleh karena itu, belum terdapat perubahan yang signifikan oleh petani penerima dengan adanya program Agrosilvopastura.
Analisis Finansial Usaha Petik Madu Trigona Itama di Desa Pulau Sari Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut (Studi Kasus Pada Usaha Agrowisata Petik Madu Lebah Tanpa Sengat Trigona itama Cap Pepaya California) Nurul Huda; Emy Rahmawati; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.5951

Abstract

Lebah Trigona itama memproduksi cairan manis keasaman berupa madu yang memiliki nilai jual tinggi dengan manfaat yang bersaing dengan madu dari lebah jenis lain seperti lebah Apis sp. Berbeda dari Apis sp, Trigona itama dapat dengan mudah beradaptasi di lingkungan wilayah Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan finansial dan kelayakan usaha budidaya lebah tanpa sengat jenis Trigona itama. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui finansial dan kelayakan usaha budidaya lebah Trigona itama adalah analisis RCR (Revenue Cost Ratio). Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha budidaya lebah Trigona itama dengan harga jual 500.000/liter memiliki RCR sebesar 1,70. Total produksi madu 860 liter per tahun (periode Agustus 2019-Juli 2010), dengan biaya total sebesar Rp252.600.000,- yang terdiri atas biaya eksplisit sebesar Rp110.800.000,- dan biaya implisit sebesar Rp141.800.000,-. Penerimaan usaha sebesar Rp430.000.000,-. Pendapatan usaha sebesar Rp319.200.000,-. Keuntungan usaha sebesar Rp117.400.000,-. BEP produk sebesar 505,2 liter, BEP harga sebesar Rp293.720 dengan pengembalian modal antara lima hingga delapan bulan.
Analisis Pendapatan dan Kesejahteraan Petani Karet di Desa Kolam Makmur Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kuala Yasiratul Baroroh; Muzdalifah Muzdalifah; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10305

Abstract

Desa Kolam Makmur merupakan salah satu desa di Kecamatan Wanaraya yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani karet. Karet merupakan tanaman perkebunan utamadi Desa Kolam Makmur karena pendapatannya sebagian besar diperoleh dari karet, pendapatan petani sangat tergantung pada jumlah produksi dan besarnya harga karet. Tanaman perkebunan karet di Desa Kolam Makmur merupakan lahan milik sendiri, tenaga kerja hanya mengandalkan tenaga kerja dalam keluarga untuk menyadap karet. Tanaman karet di Desa Kolam Makmur hampir semua menggunakan bibit unggul hasil okulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis biaya, penerimaan, dan pendapatan petani, dan mengetahui kondisi kesejahteraan petani karet. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kolam Makmur Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini menggunakan metode survei, dari 140 petani diambil sebanyak 30 orang dengan teknik Simple Random Sampling. Hasil penelitin menunjukkan bahwa rata-rata biaya total usahatani karet sebesarRp 621.710 dan penerimaan sebesar Rp 13.833.000, sehingga diperoleh rata-rata pendapatan usahatani karet Rp12.956.255/usahatani perenam bulan, dan rata-rata total pendapatan rumah tangga petani karet sebesar Rp 14.976.956/perenam bulan atau Rp 4.992.318 perkapita/6 bulan dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 3 orang atau Rp 824.740/kapita perbulan. Kesejahteraan petani berdasarkan kriteria Badan Pusat Statistik sebanyak 30 orang petani termasuk dalam kondisi sejahtera.
PEMASARAN JAGUNG MANIS (Zea Mays saccharata Sturt) DI KECAMATAN BATI-BATI, KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN Hayatun Najah; Muhammad Husaini; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i3.2913

Abstract

Komoditas jagung merupakan salah satu komoditi pangan terbesar selain padi, ubi, dan tebu  yang dihasilkan di Kabupaten Tanah Laut. Di Kecamatan Bati-bati mayoritas petani yang tergabung pada kelompok tani setempat menanam jagung. Pada umumnya jagung yang ditanam yaitu jagung manis. Jagung tersebut banyak didistribusikan ke luar kecamatan, bahkan ke beberapa daerah di Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran jagung, mengingat jagung merupakan salah satu komoditas pokok selain padi untuk bahan pangan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui rantai pemasaran, serta mengetahui biaya, margin pemasaran, keuntungan dan share yang diperoleh petani, dan mengetahui masalah pemasaran jagung manis. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 3 saluran pemasaran, yaitu rantai pemasaran pertama  (petani, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, konsumen) yang di ikuti sebanyak 13 orang petani (43,33%). Rantai pemasaran kedua (petani, pengumpul, pedagang besar,  pedagang pengecer, konsumen) yg diikuti sebanyak 10 orang petani (33,34%). Pemasaran ketiga (petani, pedagang besar, konsumen) yang di ikuti sebanyak 7 orang petani (23,33%). Total biaya pada rantai pemasaran pertama sebesar Rp555,26,- ; rantai pemasaran kedua Rp840,76,-; dan total biaya pada rantai pemasaran ketiga sebesar Rp294,76,- seluruh biaya yang dikeluarkan meliputi biaya transportasi, retribusi masuk, upah pengangkutan, tali dan karung. Margin total rantai pemasaran pertama sebesar Rp1.156,- ; rantai pemasaran kedua sebesar Rp1.476,- ; dan rantai pemasaran ketiga sebesar Rp 1.076,-. Keuntungan total rantai pemasaran pertama sebesar Rp 600,74,- ; rantai pemasaran kedua sebesar Rp635,24,- ; dan rantai pemasaran ketiga sebesar Rp781,00,-. Share petani rantai pemasaran pertama 59,86%, selanjutnya rantai pemasaran kedua 53,87%, dan rantai pemasaran ketiga 57,46%