Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

A ANALISA PERANCANGAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI MELALUI PERSPEKTIF QUALITY CONTROL CIRCLE DAN QUALITY LOSS FUNCTION (Studi Kasus UD. Karya Logam Pandean) Achmad Farouq Fajrin; Suparto
Tekmapro Vol. 19 No. 2 (2024): TEKMAPRO
Publisher : Program Studi Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/tekmapro.v19i2.406

Abstract

The purpose of this research is to analyze the design of quality improvement using the Taguchi approach through the perspective of quality control circles and quality loss function with a case study of the bucket conveyor production process at UD. Karya Logam Pandean. The bucket conveyor production process at UD. Karya Logam Pandean still has a high defect rate because it has not implemented good quality control and there are no standard production standards, which has resulted in quality losses for the company. The expected results of this research are to identify the dominant causes of defects and provide recommendations for improvement, to identify quality losses and propose an optimal design composition to reduce product defects. Data collection was carried out by conducting interviews and direct observations in the production area. This research shows that scratches are the dominant defect on bucket conveyor products with the main cause being the factor of the method and recommendations for improvement are obtained to standardize all production processes. This research also shows that the quality loss experienced by the company is Rp19,268/unit with an average daily loss of Rp163,778 and the optimal design composition to reduce defects is level 3, 2, 1 and 2.
Teori Pendidikan Ibn Miskawaih dan Thomas Lickona Mursalin, Hisan; Suparto
Rayah Al-Islam Vol 7 No 3 (2023): Rayah Al Islam Desember 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v7i3.896

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap perspektif teori Pendidikan yang dibawa oleh Ibn Miskawaih dan Thomas lickona yang mana Ibn Miskawaih mewakili islam dalam pemikiran pendidikannya adapun Thomas Lickona mewakili pemikiran barat, kedua distingsi ini akan dikupas dalam penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan metode kajian literatur (literature research). Hasil penelitian dari studi komparatif dalam penelitian tersebut adalah Keduanya sama-sama memandang penting keberadaan Pendidikan karakter/adab sebagai usaha untuk menciptakan generasi yang dapat berkontribusi bagi perkembangan masyarakat. Agama sama-sama menjadi sumber inspirasi bagi nilai-nilai moral/kebajikanuniversal yang menjadi dasar bagi Pendidikan karakter. Agama bagi keduanya dapat memberikan nilai-nilai yang universal-transcendental yang melampaui sekat zaman dan kepulauan. Keduanya juga sama-sama sedikit dipengaruhi oleh Filsafat Etika Aristoteles dalam mengembangkan nilai-nilai moral universal. Masing-masing seolah telah berupaya melalukan islamisasi/katolikasi etika. Mereka juga berasal dari ‘zaman keemasan’, satunya klasik-islam, satunya modern-barat. Mempunyai perhatian yang sama pada Pendidikan anak. Sama-sama mengutamakan Pendidikan akhlak. The aim of this research is to reveal the educational theoretical perspective brought by Ibn Miskawaih and Thomas Lickona, where Ibn Miskawaih represents Islam in his educational thought, while Thomas Lickona represents western thought, these two differences will be discussed in this research. The research method used is a qualitative approach and literature research method. The research results from the comparative study in this research are that both of them view the importance of character/adab education as an effort to create a generation that can contribute to the development of society. Religion is equally a source of inspiration for moral values/universal virtues which are the basis for character education. Religion for both of them can provide universal-transcendental values that transcend the barriers of time and archipelago. Both were also slightly influenced by Aristotle's ethical philosophy in developing universal moral values. Each of them seems to have tried to carry out the Islamization/catholicization of ethics. They also come from the 'golden age', one classical-Islamic, the other modern-western. Have the same attention to children's education. We both prioritize moral education.
Teori Pendidikan Empirisme Behaviorisme (John Locke) dalam Perspektif Pendidikan Islam Hafiz, Abdul; Suparto
Rayah Al-Islam Vol 8 No 1 (2024): Rayah Al Islam Februari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i1.917

Abstract

Penelitian ini membahas Teori Pendidikan Empirisme Behaviorisme, terutama melalui lensa pemikiran John Locke, dan menggali perspektif Pendidikan Islam terhadap konsep-konsep tersebut. Teori Empirisme Behaviorisme menekankan pada pengalaman dan observasi sebagai sumber utama pengetahuan dan pembentukan karakter. Dalam konteks Pendidikan Islam, Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Islam, keyakinan, dan prinsip-prinsip keagamaan dapat diselaraskan dengan teori tersebut. Pandangan Locke tentang "tabula rasa" atau "lembaran kosong" sebagai keadaan awal manusia menjadi titik fokus, dengan penekanan pada peran pengalaman dan lingkungan dalam membentuk karakter dan pengetahuan individu. Sementara itu, perspektif Pendidikan Islam menyoroti konsep "fitrah" sebagai kodrat manusia yang cenderung mencari Tuhan. Penelitian ini juga membahas implikasi teori tersebut dalam proses pendidikan, peran guru, dan pembentukan moralitas dalam konteks Pendidikan Islam. Penggalian nilai-nilai Islam, etika, dan ajaran agama sebagai bagian integral dari pendidikan menjadi penting dalam menyelaraskan konsep empirisme dan behaviorisme dengan prinsip-prinsip Islam. Kesimpulannya, Penelitian ini mengajukan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Teori Pendidikan Empirisme Behaviorisme, khususnya pandangan John Locke, dapat diaplikasikan dan dimodifikasi agar sejalan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Pendidikan Islam. Melalui integrasi yang bijak, dapat diciptakan pendekatan pendidikan holistik yang memadukan pengalaman, pengembangan karakter, dan nilai-nilai keagamaan untuk membentuk individu yang berkualitas secara spiritual dan moral. This research discusses the Empiricist Behaviorist Education Theory, especially through the lens of John Locke's thinking, and explores the Islamic Education perspective on these concepts. Empiricism Behaviorism theory emphasizes experience and observation as the main sources of knowledge and character formation. In the context of Islamic Education, this research explores how Islamic values, beliefs and religious principles can be aligned with this theory. Locke's view of the "tabula rasa" or "blank slate" as the initial state of man became a focal point, with an emphasis on the role of experience and environment in shaping an individual's character and knowledge. Meanwhile, the Islamic Education perspective highlights the concept of "fitrah" as human nature which tends to seek God. This research also discusses the implications of this theory in the educational process, the role of teachers, and the formation of morality in the context of Islamic education. Exploring Islamic values, ethics and religious teachings as an integral part of education is important in aligning the concepts of empiricism and behaviorism with Islamic principles. In conclusion, this research proposes a deeper understanding of how the Empiricist Behaviorist Education Theory, especially John Locke's views, can be applied and modified to be in line with the values ​​and principles of Islamic Education. Through wise integration, a holistic educational approach can be created that combines experience, character development and religious values ​​to form spiritually and morally qualified individuals.
Depresi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Jenarut, Yohana Fransisca; Tania, Elly; Suparto; Ingkiriwang, Elly
Jurnal MedScientiae Vol. 3 No. 2 (2024): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/JMedScientiae. V3i2. 3333

Abstract

Patients with diabetes mellitus have a 2-3 times higher risk of experiencing depression compared to the general population, which can potentially exacerbate their overall health condition. This literature review aimed to investigate the prevalence of depression among type 2 diabetes mellitus patients and to identify its associated risk factors. This literature review was conducted by searching electronic databases including Google Scholar, PubMed, and ProQuest. Twelve studies met the inclusion criteria and were included in the analysis. The results revealed that the prevalence of depression among type 2 diabetes mellitus patients varied from 23.20% to 83.80%, with a majority of cases classified as mild to moderate. To identify risk factors contributing to the high prevalence of depression in type 2 diabetes mellitus patients, additional studies were explored. Based on this literature review, it can be concluded that the prevalence of depression among type 2 diabetes mellitus patients is quite high. Several consistently identified risk factors include advanced age, female gender, low education level, unstable or unemployed work status, low income, marital status, and longer duration of diabetes. Early detection and appropriate management of depression in individuals with type 2 diabetes mellitus are essential for enhancing quality of life and optimizing treatment outcomes.
GERAKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (TATHWIR) IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM INDONESIA (ICMI) PADA ERA ORDE BARU HINGGA REFORMASI M. Fahmi Ashari; Suparto
SHOUTIKA Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Shoutika
Publisher : Rumah Jurnal STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jkpi.v4i2.1166

Abstract

This research aims to understand the community empowerment movement of the Indonesian Muslim Intellectuals Association (ICMI) from the New Order to the Reformation. The research method used is a literature study, which takes research sources from scientific articles, books, and the like. The result of this research is that in the New Order era until the reformation, ICMI experienced organisational dynamics that caused ICMI to lose its role, thus requiring ICMI to revitalise its role in the reformation era. ICMI's role in community empowerment during the New Order era was to establish Bank Muamalat Indonesia, to establish Abdi Bangsa Foundation, to establish Baitul Mal wa Tamwil, to establish Takaful Insurance. In the reform era, ICMI conducted various community empowerment movements, including economic and entrepreneurship programmes, village welfare programmes, community economic development, public health programmes, agribusiness and agro-industry development programmes, education and environmentally friendly energy programmes, and green revolution programmes. The obstacles faced are the lack of activeness of the ICMI board, poor regeneration function. As for the supporting factors, they are the support from the government. Support from Muslim community organisations
Konsep Pendidikan Menurut Perspektif Tokoh Ali Syari’ati Hairil Anwar; Abuddin Nata; Abdul Mu’ti; Suparto
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 4 No. 3 (2024): Oktober 2024-Januari 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v4i3.534

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis defenisi teori pendidikan Ali Syariati, konsep pendidikan menurut perspektif Ali Syari’ati, Problema/permasalahan dalam pendidikan Menurut Ali Syari'ati, pengaruh konteks sosial dan budaya pemikiran oleh Ali Syari'atidan penerapan teori Ali Syari’ati dalam pendidikan modern. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pustaka (library research) adalah salah satu pendekatan penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data atau informasi yang bersumber dari literatur tertulis, seperti buku, jurnal ilmiah, artikel, dan sumber pustaka lainnya. Dalam metode ini, peneliti tidak mengumpulkan data langsung dari lapangan, melainkan memanfaatkan data sekunder yang tersedia dalam berbagai referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Syari'ati memandang pendidikan sebagai proses yang tidak hanya membebaskan manusia dari kebodohan, tetapi juga membawa manusia kepada kebangkitan spiritual dan sosial berdasarkan prinsip Islam; 2) Konsep pendidikan menurut Ali Syari’ati adalah pendidikan yang membebaskan, holistik, berbasis tauhid, dan berorientasi pada transformasi sosial; 3) Ali Syari'ati menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk membangkitkan kembali semangat dan nilai-nilai Islam, yang dapat menjadi kekuatan pembebasan dalam masyarakat Muslim; 4) tokoh ini dipengaruhi oleh perjuangan melawan penindasan, namun konteks sosial dan budaya yang Syari'ati hadapi di dunia Islam yang berhadapan dengan kolonialisme Barat sehingga membentuk pandangan mereka yang unik tentang peran pendidikan dalam pembebasan manusia; 5) Penerapan teori pendidikan Ali Syari'ati dalam praktik pendidikan modern dapat membawa pendidikan ke arah yang lebih kritis, reflektif, dan berorientasi pada perubahan sosial. Syari'ati menekankan pada pentingnya pendidikan berbasis nilai spiritual dan moral, yang dapat mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan sosial melalui panduan nilai-nilai agama.
Relevansi Pemikiran Al-Ghazali dan John Locke dalam Pendidikan Karakter Generasi Alpha Muntolib; Suparto; Abuddin Nata; Abdul Mu’ti
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 4 No. 3 (2024): Oktober 2024-Januari 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v4i3.546

Abstract

Pendidikan karakter memiliki peranan penting dalam membangun individu yang bermoral, berintegritas, dan mampu berkontribusi bagi masyarakat. Kajian ini mengeksplorasi relevansi teori pendidikan karakter yang diajukan oleh dua tokoh besar, Imam Al-Ghazali dan John Locke, dalam konteks generasi Alpha yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025. Generasi ini menghadapi tantangan besar, termasuk meningkatnya perilaku bullying, di mana 43% anak-anak terlibat dalam perilaku tersebut, baik secara langsung maupun online. Selain itu, terjadi penurunan nilai empati dan peningkatan perilaku agresif akibat pengaruh media sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif terhadap pemikiran Al-Ghazali dan Locke mengenai pendidikan karakter, melalui studi literatur dan analisis dokumen. Integrasi prinsip pendidikan karakter yang didasarkan pada moral dan pendekatan empiris menjadi penting dalam konteks ini. Melalui pemikiran tokoh besar ini, pendidikan karakter dapat memberikan fondasi yang kuat bagi generasi Alpha dalam menghadapi tantangan di era digital.
Gerakan Dakwah Organisasi Nahdlatul Wathan M. Miftahur Rahmat Isnaini; Suparto
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 12 (2024): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i12.1046

Abstract

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan dakwah Nahdlatul Wathan (NW) dalam konteks penyebaran nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran di Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan studi kepustakaan, penelitian ini mengkaji sejarah, visi, misi, strategi, serta tantangan yang dihadapi NW sejak didirikan pada tahun 1953 oleh Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NW tidak hanya fokus pada aspek spiritual, tetapi juga berperan dalam pemberdayaan sosial dan pendidikan. Melalui pendirian lembaga pendidikan seperti pesantren dan madrasah, NW berhasil mencetak generasi muda yang memahami ajaran Islam secara mendalam, serta memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Penelitian ini juga menemukan bahwa strategi dakwah NW mencakup pendidikan, sosialisasi, dan pelayanan sosial, dengan pendekatan inklusif dan moderat yang menjadi karakteristik utama. Meski demikian, NW menghadapi sejumlah tantangan, termasuk meningkatnya paham radikal di kalangan generasi muda dan perkembangan teknologi informasi yang membawa dampak positif dan negatif. Dengan memanfaatkan media sosial dan melakukan dialog antaragama, NW berusaha untuk menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi muda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gerakan dakwah Nahdlatul Wathan memberikan kontribusi signifikan dalam membangun masyarakat yang berakhlak mulia dan berpengetahuan, serta berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.
Komparasi Gerakan Dakwah Organisasi Tradisional Dan Modern (Nahdlatul Ulama Dan Muhammadiyah) Akmalul M. Katili; Suparto
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 12 (2024): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i12.1221

Abstract

Gerakan dakwah di Indonesia telah berkembang pesat melalui berbagai bentuk organisasi, baik tradisional maupun modern. Masing-masing memiliki karakteristik dan metode dakwah yang berbeda, yang memengaruhi cara ajaran Islam menyebar di masyarakat. Dua lembaga Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, berkontribusi besar pada pengembangan dakwah dan kehidupan sosial-keagamaan bangsa. Terlepas dari kenyataan bahwa keduanya bertujuan untuk mengembangkan dan menyebarkan ajaran Islam, terdapat perbedaan yang signifikan dalam pendekatan, teknik dakwah, dan struktur organisasi yang digunakan oleh masing-masing. NU menggunakan pendekatan yang lebih tradisional dan kultural, mengutamakan pemahaman Islam melalui ajaran tasawuf, ritual keagamaan, dan pengajaran yang lebih sesuai dengan budaya lokal. Muhammadiyah, di sisi lain, menggunakan pendekatan yang lebih rasional, modern, dan terstruktur untuk melakukan reformasi dalam pemahaman Islam. Mereka juga mengutamakan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara NU dan Muhammadiyah dalam hal metode dakwah, kontribusi mereka kepada masyarakat, dan peran keduanya dalam dinamika sosial dan politik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bagaimana organisasi dakwah tradisional dan modern berbeda, serta strategi yang digunakan oleh masing-masing organisasi. Meskipun keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan, organisasi tradisional dan modern saling melengkapi dalam memperkuat dakwah Islam di Indonesia, dengan saling mengubah dan bekerja sama saat menghadapi tantangan zaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam beberapa hal, NU dan Muhammadiyah keduanya berperan penting dalam membentuk citra Islam Indonesia yang moderat dan toleran.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat Pelatihan Pembuatan Minuman Fungsional Teh Celup Daun Kersen di Yayasan Az-Zahra, Kab. Bondowoso Mardiana Handayani, Anna; Suparto; Supriyono; Bahariawan, Amal
Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian Vol. 1 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agrimas.v1i2.9

Abstract

Yayasan Az-Zahra merupakan salah satu pondok pesantren di Kabupaten Bondowoso yang memiliki santriwan/santriwati dari berbagai kalangan umur terdiri dari golongan peserta didik SD, SMP dan MAN/SMA. Waktu luang yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh santriwan/santriwati merupakan permasalahan yang dihadapi pengurus Yayasan Az-zahra. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat minuman fungsional teh celup daun kersen pada ustadz dan ustadzah (pengurus Yayasan Az-Zahra). PKM pelatihan pembuatan minuman fungsional teh celup daun kersen pada anggota pengurus anak yatim dan dhuafa di Yayasan Az-Zahra, Kabupaten Bondowoso telah dilaksanakan pada bulan September 2022 oleh tim penulis. Tahapan pelatihan terdiri dari tiga tahapan yaitu 1) melakukan survey awal untuk menentukan analisis situasi dan masalah yang muncul; 2) melakukan pelatihan pembuatan minuman fungsional teh celup daun kersen dan pelatihan strategi pemasaran yang baik; 3) pendampingan berkelanjutan guna menumbuhkan potensi wirausaha di alun-alun Kabupaten Bondowos. Target luaran yang diharapkan pada kegiatan pengabdian ini adalah terciptanya wirausaha baru dalam bidang pangan fungsional berupa minuman dalam kemasan teh daun kersen siap saji sehingga dapat meningkatkan pendapatan Yayasan Az-Zahra. Hasil kegiatan pengabdian adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para pengurus Yayasan Az-Zahra dalam mengolah teh daun kersen menjadi minuman fungsional dalam kemasan siap saji, meningkatnya pemberdayaan santriwan/santriwati dalam memanfaatkan waktu luang dan menumbuhkan potensi wirausaha baru di alun-alun Kabupaten Bondowoso. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah dengan adanya transfer pengetahuan dan keterampilan dalam membuat minuman fungsional teh daun kersen maka akan terciptanya calon wirausaha baru