Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Neutralizing Antibody Response by Inactivated SARS-CoV-2 Vaccine on Healthcare Workers Nataniel Tandirogang; Evi Fitriany; Nursaci Mardania; Miftahul Jannah; Bilqis Faiqotun Nabilah Dilan; Sapta Rahayuning Ratri; Arfian Deny Prakoso; Meiliati Aminyoto; Yuliana Kartika Ningrum; Ika Fikriah; Yadi Yadi
Molecular and Cellular Biomedical Sciences Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Cell and BioPharmaceutical Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21705/mcbs.v7i1.303

Abstract

Background: Currently, the key to combat coronavirus disease 2019 (COVID-19) as a global pandemic is relying mainly on vaccination, and several factors might affect the level of protection. This study aimed to determine the quantitative increase of neutralizing antibody titer against COVID-19 and the influence of gender, body mass index (BMI), routine consumption of vitamin C, D, and E towards the neutralizing antibodies after vaccination.Materials and methods: One hundred nine health workers from various health facilities were recruited. Sinovac inactivated severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) vaccine was used in this study. Antibody titer measurements were carried out quantitatively using electrochemiluminescence immunoassay (ECLIA) on day 14 after the first and second doses administration of the vaccine.Results: The average of antibody titers after the first and second doses were 109.1 and 191.6 U/mL, respectively. Antibody titer significantly increased (p=0.000) as much as 82.5 U/mL from the first to the second dose. There was a significant difference in the increase in antibody titer between respondents who consumed vitamin E regularly and those who did not (p=0.036). Routine consumption of vitamin C and D, gender, and BMI did not affect the increase in neutralizing antibody titer with p-values of 0.983, 0.337, 0.186, and 0.424, respectively.Conclusion: Routine consumption of vitamin E is associated with post-SARS-CoV-2 vaccination neutralizing antibody response. Gender, BMI, and the routine consumption of vitamin C and D have no association with the immune response.Keywords: COVID-19, neutralizing antibody, inactivated SARS-CoV-2 vaccine
Feasibility Study of Relocation Gunung Rampah Public Health Center Rahmat Bakhtiar; Mayusef Sukmana; Ika Fikriah; Ediyar Miharja; Krispinus Duma
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan Vol 6, No 1 (2023): JKPBK Juni 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.kes.pasmi.kal.v6i1.9924

Abstract

Pendahuluan: Pendirian atau relokasi puskesmas membutuhkan kajian kelayakan dalam perencanaan. Kajian tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan Studi Kelayakan (Feasibility Study). Studi kelayakan adalah Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang menjadi dasar dalam relokasi lahan Puskesmas Gunung Rampah, terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah melakukan studi kelayakan keberadaan bangunan puskesmas yang ada dan analisis relokasi Puskesmas Gunung Rampah. Metode: Metode yang digunakan adalah Deskriptif  analitik melalui pendekatan studi kelayakan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui metode observasi lokasi, focus discussion group dan pengambilan data skunder dilakukan melalui penelusuran dokumen. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil pengumpulan data dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2019 melalui analisis situasi sekarang dan analisis situasi tempat relokasi puskesmas. Hasil: Analisis situasi sekarang pada bangunan puskesmas yang ada sebagai berikut: Tata ruang bangunan meliputi: tata ruang dan  desain adalah tidak sesuai.  Persyaratan komponen bangunan adalah tidak sesuai. Persyaratan prasarana meliputi : sistem ventilasi adalah sesuai,  pencahayaan tidak sesuai, sistem sanitasi tidak sesuai. Keberadaan bangunan puskesmas Gunung Rampah yang ada sekarang tidak memungkinkan untuk dikembangkan di masa depan untuk mengantisipasi perkembangan penduduk dan kemajuan pembangunan. Masyarakat menilai bangunan puskesmas diperlukan perbaikan atau relokasi tempat dan bangunan. Lahan relokasi yang memenuhi persayaratan adalah 2 (dua) lahan tanah. Kesimpulan: Keberadaan bangunan puskesmas Gunung Rampah yang ada sekarang tidak memungkinkan untuk dikembangkan di masa depan untuk mengantisipasi perkembangan penduduk dan kemajuan pembangunan. Terdapat  2 (dua) lahan tanah yang memungkinkan untuk pengembangan puskesmas Gunung Rampah. Kata kunci: kelayakan, relokasi  puskesmas
EFEKTIFITAS PENDAMPINGAN TERAPI MODALITAS KEPERAWATAN MATERNITAS PADA KADER POSYANDU, MASYARAKAT DAN PIK REMAJA DI WILAYAH SAMARINDA Irsal, Imran; Rahayu, Anik Puji; Siti Rahmadhani; Ika Fikriah; Handy Wiradharma; Naina
Pendas Mahakam : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Vol. 7 No. 2 (2022): December
Publisher : Teacher Training and Education Faculty, Widya Gama Mahakam Samarinda University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/pm.v7i2.1116

Abstract

Program pendampingan masyarakat adalah bagian dari fungsi dosen di sebuah perguruan tinggi. Dosen menjadi pionir untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat, utamanya di lingkungan sekitar kampus dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya sarana prasarana yang dimiliki. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen dan desain pre post test design, dimana data variabel dependen dan independen didapatkan dalam satu periode waktu yaitu tentang efektifitas terapi modalitas keperawatan maternitas sebelum dan sesudah pendampingan oleh dosen PSDK FK Unmul. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu berupa 40 item pertanyaan tentang efektifitas sebelum dan sesudah pendampingan terapi modalitas keperawatan maternitas (dalam proses uji coba instrument). Sampel pada penelitian ini adalah 100 orang (Kader posyandu, masyarakat dan PIK Remaja) yang mengikuti pendampingan terapi modalitas keperawatan maternitas. Uji kelayakan etik No. 133/KEPK-FK/VIII/2022 oleh Komisi Etik Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, Pengetahuan, keterampilan, sikap dari 100 partisipan sebelum dilakukan pendampingan masih kurang dan pengetahuan mengenai makna pendampingan, pengetahuan dan sikap mengenai 7 terapi modalitas keperawatan maternitas meningkat setelah dilakukan pendampingan. Dilakukannya pendampingan dengan memberikan informasi tentang terapi modalitas keperawatan maternitas pada Kader Posyandu, Masyarakat dan PIK-Remaja terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap partisipan. Berdasarkan hasil penelitian, responden terdiri dari 50 orang mahasiswa (50%) dengan usia mahasiswa 20 tahun dan masyarakat dan kader posyandu sebanyak 50 orang (50%), terdiri dari usia 30-40 tahun sebanyak 38 orang (38%) dan usia 40-50 tahun sebanyak 12 orang (12%). Berdasarkan tingkat pendidikan, mahasiswa sebanyak 50 orang (50%), SMA sebanyak 48 orang (48%) dan IRT sebanyak 2 orang (2%). Berdasarkan pekerjaan, mahasiswa sebanyak 50 orang (50%), swasta sebanyak 27 orang (27%) dan IRT sebanyak 23 orang (23%). Berdasarkan hasil penelitian rata-rata pengetahuan, sikap dan keterampilan sebelum pendampingan adalah 21,78 dan meningkat setelah pendampingan menajadi 32,07 dengan rata-rata kenaikan 10,31 point. Berdasarkan hasil analisis bivariate dengan nilai P-Value 0,000 < α= 0.05, berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan partisipan sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan. Kata Kunci : Efektifitas Pendampingan, terapi modalitas keperawatan maternitas, kader, masyarakat dan PIK-R
Pelatihan Perawatan Luka dan Edukasi Kebersihan Lingkungan pada Pelajar SD di Desa Sungai Bawang, Kutai Kartanegara: Wound Care Training and Environmental Cleanliness Education for Elementary School Students in Desa Sungai Bawang, Kutai Kartanegara Ridwan, Muhammad Thoyib; Nadhifa Reynanda; Nabiela An’nisa Putri; Ika Fikriah; Siti Khotimah; Rahmat Bakhtiar; Sulistiawati Sudarso; Endang Sawitri
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Perawatan luka merupakan tindakan yang dibutuhkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari terputusnya kontinuitas suatu jaringan. Pengetahuan perawatan luka dibutuhkan oleh semua orang terutama kelompok usia anak-anak yang rentan mengalami luka, seperti luka lecet yang diakibatkan aktivitas fisik. Pemahaman mengenai tindakan perawatan luka dan pengelolaan kebersihan lingkungan masih rendah di masyarakat, termasuk di kalangan anak-anak. Hal ini diakibatkan masih kurangnya edukasi mengenai pentingnya hal tersebut. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman serta keterampilan perawatan luka dan kesadaran dalam pengelolaan kebersihan lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN 014 Desa Sungai Bawang, Kutai Kartanegara pada 27 Mei 2023. Kegiatan dilakukan dengan pengerjaan pre-test, penyampaian materi, praktik, diskusi kelompok, dan pengerjaan post-test yang dilakukan pada pelajar kelas 1-6 SDN 014 Desa Sungai Bawang yang berjumlah 53 orang. Didapatkan hasil nilai rata-rata pre-test sebesar 83,49 ± 20,33 dan rata-rata nilai post-test sebesar 87,97 ± 16,25. Hasil uji statistik Wilcoxon Rank menunjukkan nilai p = 0,041 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan tentang perawatan luka dan kebersihan lingkungan sebelum dengan setelah melakukan pelatihan dan edukasi.Berdasarkan pelatihan ini, kami menyarankan kepada pihak yang terkait, seperti penyelenggara pendidikan di sekolah-sekolah, terutama sekolah dasar untuk mengadakan pelatihan dan edukasi serupa dan menggabungkan beberapa metode seperti ceramah, diskusi, dan simulasi agar memberikan hasil yang lebih baik terhadap pemahaman dan keterampilan siswa.   Abstract: Wound care is a measure needed to prevent further damage of a disconnected tissue. Knowledge of wound care is needed by everyone, especially the age group of children who are prone to injuries, such as abrasions caused by physical activity. Understanding of wound care and environmental hygiene management is still low in the community, including among children. This is due to a lack of education regarding the importance of this matter. The purpose of this activity are to increase the knowledge and skills of wound care as well as increasing awareness of environmental hygiene. This activity was held at SDN 014 Desa Sungai Bawang on May 27, 2023. This activity was carried out by pre-test, presenting material, practice, and post-test done to students of 1st-6th grade at SDN 014 Sungai Bawang totalling to 53 participants. It was obtained that the average pre-test score was 83,49 ± 20,33 and the average post-test score was 87,97± 16,25. The statistical results of Wilcoxon Rank Test shows the p value = 0,041 (p < 0,05) informs that there is a difference in knowledge about wound care and environmental hygiene before and after the training. Based on this research, we suggest to related parties, such as education providers in schools, especially elementary schools, to hold similar training and education and combine several methods such as lectures, discussions and simulations to provide better results for students' understanding and skills.
INTERVENSI PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK DI KUTAI KARTANEGARA DAN SAMARINDA Saputra, Rudi; Sanjaya, Regina Anastasia; Maina, Annin Dya; Ulyah, Rochimah Thul; Fikriah, Ika; Khotimah, Siti; Bakhtiar, Rahmat; Sudarso, Sulistiawati; Sawitri, Endang
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v6i2.42526

Abstract

Stunting berkaitan erat dengan kekurangan nutrisi pada anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi balita pendek sebesar 19,3% dan sangat pendek 11,5% di Indonesia. Stunting dapat menyebabkan dampak yang merugikan pada anak, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak ini sangat merugikan bagi negara. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mempercepat penurunan angka stunting. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dalam mencegah stunting pada anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di empat lokasi, yaitu di Desa Loa Raya Kutai Kartanegara, Panti Asuhan Nur Fisabilillah Hasanah Samarinda, Panti Asuhan ‘Aisyiyah Al-Walidaturrahmah Samarinda, serta simpang empat flyover Air Hitam, Samarinda. Di Desa Loa Raya, peserta kegiatan ini adalah murid-murid Pembinaan Anak-anak Usia Pra Sekolah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Kalimantan Timur Desa Loa Raya, orang tua atau wali murid, dan staf pengajar. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 25 orang. Kegiatan yang dilakukan berupa senam pagi bersama, pemeriksaan antropometri murid-murid, makan bubur kacang hijau dan minum susu kotak bersama, serta pelaksanaan seminar kesehatan tentang “Cara Pemberian ASI yang Benar dan Pentingnya Imunisasi Lengkap Bagi Anak”. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri, ditemukan sebanyak 82,0% murid berstatus gizi kurus dan hanya 9,0% murid yang berstatus gizi normal. Didapatkan juga prevalensi stunting sebesar 18,2%. Antusias masyarakat terhadap kegiatan pengabdian ini sangat tinggi dan pengetahuan masyarakat terkait stunting semakin meningkat. Stunting is closely related to malnutrition in children. According to Basic Health Research data 2018, the prevalence of small toddlers is 19.3% and very small 11.5% in Indonesia. Stunting can have a detrimental impact on children, both short and long term. This impact is very detrimental to the country. Therefore, efforts are needed to support the Government of Indonesia in accelerating the reduction of stunting rates. This community service aims to educate the public in preventing stunting in children. This community service activity was carried out in four locations, namely at Loa Raya Village in Kutai Kartanegara, Nur Fisabilillah Hasanah Orphanage in Samarinda, ‘Aisyiyah Al-Walidaturrahmah Orphanage in Samarinda, and the intersection road of Air Hitam flyovers in Samarinda. At Loa Raya Village, Preschool Child Development, Indonesian Family Planning Association, East Kalimantan, Loa Raya village students, parents, and teachers all took part in this activity. There were 25 participants. The activities carried out are morning gymnastics, students’ anthropometry examinations, ate mung bean porridge and drank boxed milk together, and a health seminar about “The Correct Way of Breastfeeding and the Importance of Complete Immunizations for Children”. Based on anthropometric measurements, 82.0% of students were found that underweight and only 9.0% of students had normal nutritional status. Also found stunting prevalence of 18.2%. The implementation of this charity went smoothly. Community enthusiasm for this service is very high and public knowledge regarding stunting is increasing.
Pelatihan Pertolongan Pertama dan Edukasi Pencegahan Penularan DBD pada Pelajar Sekolah Dasar di Desa Loa Pari, Kutai Kartanegara Putri, Nabiela Annisa; Subagio, Kiki Jayapratama; Nanda, A. Luthfiah; Rachman, Syarifah Awwaliyyah; Salsabila, Naila Cantika; Idris, Fagil Rananda; Saputra, Rudi; Fikriah, Ika; Khotimah, Siti; Bakhtiar, Rahmat; Sudarso, Sulistiawati; Sawitri, Endang
ABDIKESMAS MULAWARMAN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.3 No.2 Oktober (2023) : ABDIKESMAS MULAWARMAN
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/abdikesmasmulawarman.v3i2.542

Abstract

Pertolongan pertama sangat penting untuk dapat dipahami dan dikuasai oleh semua orang, termasuk anak-anak. Kalimantan Timur sebagai salah satu provinsi dengan kematian tertinggi akibat demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia juga harus mendapat perhatian khusus. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk melatih anak-anak dalam melakukan pertolongan pertama sekaligus mengedukasi terkait pencegahan penularan DBD. Kegiatan ini dilakukan di SDN 005 Loa Pari, Kutai Kartanegara pada 24 September 2022. Peserta kegiatan ini adalah para pelajar kelas 4 dan 5 SDN 005 Loa Pari yang berjumlah sebanyak 85 orang. Kegiatan yang dilakukan, meliputi pre-test, penyampaian materi, praktik dan diskusi kelompok, serta post-test. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon Rank dengan tingkat kepercayaan 95%. Rata-rata nilai pre-test peserta adalah 36,82 24,80, sedangkan nilai post-test 59,76 35,98. Terdapat adanya perbedaan yang signifikan pada peserta antara sebelum dengan sesudah mengikuti pelatihan pertolongan pertama dan edukasi ini (p < 0,001). Kombinasi metode pelatihan, berupa ceramah, peragaan, praktik, dan diskusi memberikan hasil yang baik. Dalam melakukan kegiatan pelatihan kepada masyarakat, sangat baik jika diterapkan lebih dari satu metode pelatihan.
Acute toxicity, secondary metabolites, and antioxidant activity of Macaranga tanarius from post-coal mining and non-mining areas in East Kalimantan, Indonesia Fikriah, Ika; Masruhin, Muhammad A.; Paramita, Swandari; Marliana, Eva; Panggabean, Aman S.; Ismail, Sjarif; Kusuma, Irawan W.; Kim, Yong-ung; Kim, Soo-Ya
Narra J Vol. 4 No. 2 (2024): August 2024
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v4i2.791

Abstract

Coal plays a crucial role in Indonesia’s foreign exchange and East Kalimantan’s revenue sharing, yet its environmental impacts, including soil acidification, raises concerns. Reclamation measures involve revegetation with pioneer plants such as Macaranga sp., known for their medicinal properties. However, the pharmacological properties of these plants are influenced by secondary metabolites, which depend on soil parameters such as pH and nutrient levels. The aim of this study was to evaluate the acute toxicity, secondary metabolites, and antioxidant activities of Macaranga tanarius leaf extracts from post-coal mining area (MTPCMA) and non-mining area (MTNMA) alongside soil parameters. Acute toxicity of M. tanarius leaf extracts and soils were assessed using the brine shrimp lethality test (BSLT). Phytochemical screening was done using thin-layer chromatography (TLC), determining total phenolic (TPC) and flavonoid content (TFC). The DPPH radical scavenging assay was used to assess the antioxidant activity. A comparative analysis between MTPCMA and MTNMA was conducted using Student t-test. The data showed no significant difference in toxicity between MTPCMA and MTNMA leaf extracts (LC50 of 100–1000 µg/mL) (p=0.062), and soils from both areas were non-toxic (LC50 of >1000 µg/mL). Although heavy metal concentrations were higher in PCMA than in NMA soil (p<0.001), secondary metabolite compounds and TFC in both extracts were not significantly different (p=0.076). Both extracts contained flavonoids and polyphenols with antioxidant activity and terpenoids without antioxidant activities. The DPPH radical scavenging test suggested insignificant antioxidant activity between MTPCMA and MTNMA extracts (p=0.237). In conclusion, non-toxic soils in post-mining land and insignificant differences between MTPCMA and MTNMA extracts suggest good soil nutrient availability, highlighting the success of land recovery after 10 years of revegetation with M. tanarius.
UJI IRITASI PADA KASUS PERIODONTITIS MODEL TIKUS WISTAR SETELAH APLIKASI EKSTRAK SARANG SEMUT Lilies Anggarwati Astuti; Ika fikriah; Sinar yani
YARSI Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2024): YARSI DENTAL JOURNAL
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Infected periodontal pocket by microorganisms plays an important role in the occurrence of periodontal tissue necrosis and the formation of periapical abnormalities. Therefore, periodontal pocket treatment should be carried out with the aim of eliminating or reducing the microbial population and biomechanically removing necrotic tissue which is a medium for microbial growth and preventing re-infection. One of the medicinal plants from the Kalimantan forest that has great potential is Sarang Semut (Myrmecodia pendens). (12) Objective: This study aims to determine the response of gingival healing in the case of periodontitis in the Wistar rat model after the application of Sarang Semut (Myrmecodia pendens) extract. Material and Methods: Sarang Semut (Myrmecodia pendens) extract dilution to concentration of 2.5%, 5% and 10% was carried. This research is a laboratory experimental research and used post-test with control group design. Results: There are three concentrations that have been given: 2.5%, 5%, and 10%. The smallest concentration provides a healing area. Discussion: The results showed that ethanol extract of Sarang Semut can increase the healing response of the gingiva that has been induced by periodontitis bacteria. Conclusion: Gingival healing response in periodontitis case of Wistar rat model after application of Sarang Semut extract (Myrmecodia pendens) showed results similar to positive control on 2.5% Sarang Semut extract application. Clinical signs on the rat's gingiva that experienced discoloration, countours and bleeding on the 3rd day gradually improved and on the 7th day there was no pocket depth.
Efek Ekstrak Metanol Daun Engkuduk Talun (Fagraea racemosa) pada Peroksidasi Lipid Secara In Vivo Ika Fikriah
Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry Vol. 1 No. 2 (2011): J. Trop. Pharm. Chem.
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia, 75117, Gedung Administrasi Fakultas Farmasi Jl. Penajam, Kampus UNMUL Gunung Kelua, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jtpc.v1i2.18

Abstract

ABSTRACT Engkuduk talun plant (Fagraea racemosa) grows in East Kalimantan forest. Stages Extraction research of petroleum eter-cloroform-metanol from leaves, root skin, root, stem skin and Fagraea racemosa’s stem toward radical 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil (DPPH) is proven that the extract of methanol leaves have the strongest scavenger effect, this can be interpreted that the leaves have the strongest antioxidant potency from all plant parts that have been examined. The given single dose 1 gram/kg b.w of the methanol extract from Fagraea racemosa leaves do not caused the death at the female Wistar rats. On the inhibitor test of forming MDA of rat’s liver the very high of absorbance value has accurred on control by CCl4 ( 0.508 ± 0.039 ), significant if compared to CCl4 added with the vitamin E ( 0.224 ± 0.006 ) and CCl4 added with three doses of methanol extract from the Fagraea racemosa’s leaves ( p=0.000 ) Keywords: Fagreae racemosa, lipid peroxidation, CCl4, vitamin E ABSTRAK Tumbuhan engkuduk talun (Fagraea racemosa) banyak terdapat di hutan Kalimantan Timur. Penelitian ekstraksi bertingkat petroleum eter-kloroform-metanol dari daun, kulit akar, akar, kulit batang dan batang Fagraea racemosa terhadap pereaksi radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil (DPPH) terbukti pada ekstrak metanol daun mempunyai efek peredaman paling kuat, ini dapat diartikan daun mempunyai potensi antioksidan yang paling kuat dari semua bagian tumbuhan yang diamati. Pemberian dosis tunggal 1 gram/kgBB ekstrak metanol daun Fagraea racemosa tidak menunjukkan kematian pada hewan coba tikus Wistar betina. Pada uji hambatan pembentukan MDA hepar tikus terjadi peningkatan nilai absorbansi yang sangat tinggi pada kontrol dengan CCl4 (0.508 ± 0,039), berbeda bermakna jika dibandingkan CCl4 yang ditambah dengan vitamin E (0.224 ± 0,006) dan CCl4 yang ditambah dengan tiga dosis ekstrak metanol daun Fagraea racemosa (p=0.000). Kata Kunci: Fagraea racemosa, peroksidasi lipid, CCl4, vitamin E
Aktivitas Hepatoprotektor Batang Fibraure tinctoria Lour Secara In Vivo Ika Fikriah
Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry Vol. 1 No. 4 (2012): J. Trop. Pharm. Chem.
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia, 75117, Gedung Administrasi Fakultas Farmasi Jl. Penajam, Kampus UNMUL Gunung Kelua, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jtpc.v1i4.39

Abstract

Study on Fibraurea tinctoria Lour (FT) stems gives information about its traditional utility as yellow fever treatment. Research of antecedent of FT stem proved that inhibited lipid peroxidation more effective than tocopherol acetate. These study was intended to prove hepatoprotector activity of ethanolic FT stem extract by in vivo. FT stem extract was macerated using absolute ethanol during 5 days that was repeated 3 times . FT stem extract hepatoprotector activity by in vivo was tested using carbon tetrachloride induced hepatotoxicity on Wistar rat. They were given FT stem extract orally once a day at dose 50, 100, and 200 mg/kgBW and Curcumin at dose 50 mg/KgBW as positive control. After 10 days, all groups were examined liver function (SGOT, SGPT, ALP), liver Malonedialdehide (MDA) level by Thiobarbituric acid method, and liver histopathology by Haemotoxylin-Eosin staining. Group that induced by CCl4 showed significant elevation of SGOT, SGPT and ALT also Liver MDA than group control. FT stem extract treatment inhibited elevation of SGOT, SGPT, ALT and Liver MDA significantly.Qualitative histopathological examination on Group 2 showed extensive fibrosis and necrosis, along with periportal PMN and lymphocyte infiltration. FT stem extract treatment inhibited pathological change that was induced by CCl4. Dose elevation showed tendency of stronger inhibition on liver cell tissue destruction and inflammation. Key words: Fibraurea tinctoria, hepatoprotector, in vivo Abstrak Penelusuran secara etnobotani, batang Fibraurea tinctoria Lour (FT) digunakan untuk obat sakit kuning. Penelitian pendahuluan batang FT berkemampuan meredam peningkatan lipid peroksidasi secara in vitro yang lebih kuat dibandingkan dengan tokoferol asetat. Membuktikan khasiat ekstrak etanol batang FT sebagai hepatoprotektor secara in vivo. Batang FT dimaserasi dengan etanol absolut selama 3 x 5 hari. Uji hambatan kerusakan hati secara in vivo digunakan model tikus yang diinduksi karbon tetraklorida (CCL4), ekstrak etanol FT diberikan dengan dosis 50, 100, 200 mg/KgBB sekali sehari dan curcumin dosis 50 mg/KgBB sebagai kontrol positif selama 10 hari lalu diperiksa fungsi hati (serum SGOT, SGPT dan ALP), kadar malondialdehida hati (MDA-hati), serta pemeriksaan patologi anatomi hati dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE). Kelompok tikus yang diinduksi CCl4 memperlihatkan peningkatan nilai SGOT, SGPT dan ALT dan MDA-Hati secara bermakna dibandingkan dengan kontrol. Pemberian ekstrak etanol batang FT secara oral dapat melemahkan peningkatkan nilai SGOT, SGPT dan ALT serta dapat menghambat peningkatkan nilai MDA-Hati pada tikus yang diinduksi CCl4 secara bermakna. Hasil pemeriksaan PA menunjukkan fibrosis dan nekrosis yang luas disertai infiltrasi sel-sel PMN dan limfosit di daerah periportal pada kelompok tikus yang diinduksi CCl4 > Curcumin > FT 50 > FT 100 > FT 200 mg/KgBB. Kata Kunci: Fibraurea tinctoria, Hepatoprotektor, in vivo