Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Peran FoMO sebagai Mediator pada Penggunaan Media Sosial terhadap Perilaku Pembelian Impulsif Produk Skincare Ghinarahima, Challista Najwa; Idulfilastri, Rita Markus
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.16446

Abstract

Penggunaan media sosial memengaruhi cara seseorang berbelanja, terutama produk skincare. Tren kecantikan sering memicu fear of missing out (FoMO) dan perilaku pembelian impulsif. Penelitian ini menguji peran FoMO sebagai mediator antara penggunaan media sosial dan pembelian impulsif. FoMO adalah kecemasan kehilangan tren, sedangkan pembelian impulsif adalah keputusan membeli tanpa rencana matang. Partisipan adalah 274 individu berusia 18-25 tahun dari JABODETABEK yang aktif bermedia sosial minimal empat jam per hari. Data dikumpulkan menggunakan Social Media Use Questionnaire (SMUQ), Fear of Missing Out Scale (FoMOS), dan Impulsive Buying Tendency Scale (IBTS). Hasil analisis regresi menunjukkan FoMO sebagai mediator parsial, dengan peningkatan R² dari 33,6% menjadi 49,3%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi FoMO, semakin besar kecenderungan pembelian impulsif. Temuan ini menyoroti pentingnya memahami dampak FoMO untuk mengelola perilaku belanja impulsif pada pengguna media sosial.
Peran Kontrol Diri terhadap No Mobile Phone Phobia (Nomophobia) pada Siswa SMA Mahadiva, Tsaniya; Idulfilastri, Rita Markus
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 6 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i6.16454

Abstract

Di era globalisasi, kemajuan teknologi informasi menghadirkan smartphone sebagai perangkat esensial dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagi siswa SMA. Meski bermanfaat sebagai alat komunikasi dan media pembelajaran, penggunaan smartphone yang tidak terkontrol dapat menimbulkan dampak negatif, seperti nomophobia (No Mobile Phone Phobia), yaitu kecemasan berlebihan saat tidak dapat mengakses smartphone. Penelitian ini meneliti hubungan antara kontrol diri dan nomophobia pada 379 siswa SMA di Jakarta berusia 15-18 tahun. Dengan pendekatan kuantitatif, nomophobia diukur menggunakan Nomophobia Questionnaire, sedangkan kontrol diri menggunakan Self-Control Scale. Analisis Pearson Correlation menunjukkan hubungan negatif signifikan antara kontrol diri dan nomophobia (R² = 0.105, F = 45.375, B = -0.748, p < 0.001). Artinya, semakin rendah kontrol diri, semakin tinggi risiko nomophobia, dengan kontrol diri menyumbang 10,5% terhadap tingkat nomophobia.
Gambaran Perbedaan Tingkat Burnout Perawat Berdasarkan Karakteristik Pribadi Selama Pandemi COVID-19 Alya, Rintan Fauziyyah; Zamralita; Idulfilastri, Rita Markus
Psyche 165 Journal Vol. 17 (2024) No. 4
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/jpsy165.v17i4.451

Abstract

Pandemi Covid-19, yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, menempatkan tenaga kesehatan, terutama perawat, sebagai garda terdepan dalam menangani pasien. Beban kerja yang tinggi dan risiko penularan langsung menyebabkan perawat menghadapi tekanan fisik dan psikologis yang signifikan. Mereka kerap merasa cemas, takut menularkan penyakit, kelelahan berkepanjangan, hingga mengalami gejala trauma. Di Amerika Serikat, 63% tenaga kesehatan melaporkan mengalami stres terkait pandemi, yang disebabkan oleh beban kerja berlebih, peningkatan pasien, dan rasa takut. Kondisi tersebut dapat menyebabkan burnout, yakni kondisi kelelahan ekstrem yang melibatkan gangguan kognitif dan emosional serta tekanan mental. Penelitian menunjukkan bahwa 83% tenaga kesehatan mengalami burnout, baik dalam tingkat sedang maupun berat. Faktor-faktor yang mempengaruhi burnout meliputi beban kerja, karakteristik pasien, ketidakpuasan kerja, dan kualitas pelayanan. Burnout juga dipengaruhi oleh karakteristik personal, seperti usia dan jenis kelamin, di mana perawat yang lebih tua lebih mampu mengelola emosi dibandingkan perawat yang lebih muda, dan perawat perempuan lebih rentan terhadap stres dibandingkan laki-laki. Pentingnya kesehatan mental dan fisik perawat sangat ditekankan agar mereka dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan burnout di kalangan perawat di Jakarta berdasarkan karakteristik personal mereka. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan non eksperimental. Untuk pengumpulan data menggunakan teknik convenience sampling, dan jumlah partisipan sebanyak 121 partisipan. Alat ukur yang digunakan adalah Burnout Assessment Tool. Hasil penelitian ini menemukan adanya tingkat burnout yang rendah pada perawat.
Burnout Perawat: Bagaimana Job Demands, Job Resources, dan Modal Psikologis Mempengaruhi Lingkungan Kerja Indahsaputri, Marsha; Idulfilastri, Rita Markus; Zamralita, Zamralita
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (Februari - Maret 2025)
Publisher : Dinasti Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jmpis.v6i2.3829

Abstract

Penelitian ini dilakukan kepada individu yang berprofesi sebagai perawat di Rumah Sakit X. Telah diketahui bahwa peran perawat sangatlah krusial dalam tata kelola Rumah Sakit agar operasional Rumah Sakit dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran job demands terhadap burnout dengan job resources dan modal psikologis sebagai moderatornya. Job demands merupakan beban kerja dan tuntutan emosional yang tinggi yang dapat berkontribusi pada kelelahan kerja (burnout) yang berpotensi mengganggu kesehatan fisik dan psikologis seseorang. Job resources, seperti autonomy, social support, opportunities for development, coaching dan feedback, serta modal psikologis seperti hope, self-efficacy, resilience dan optimism yang dapat membantu individu dalam menjalankan pekerjaannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan non-eksperimental dengan menggunakan convenience sampling method sebagai teknik sampel yang melibatkan 55 perawat di Rumah Sakit X. Burnout pada perawat diukur melalui Burnout Assessment Tool (BAT), job demands dan resources diukur melalui alat ukur Job Demands and Resources (JD-R) dan modal psikologis diukur menggunakan alat ukur Psychological Capital (PCQ-24). Hasil dari analisis regresi menunjukkan bahwa job demands berpengaruh signifikan terhadap burnout. Namun, job resources dan modal psikologis gagal berperan sebagai moderator. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perawat dan Rumah Sakit dalam mengelola job demands bagi pekerjaan perawat, sehingga dapat memitigasi resiko burnout agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja dan kualitas layanan kesehatan.