cover
Contact Name
Euis Reni Yuslianti
Contact Email
ery.unjani@yahoo.co.id
Phone
+6282116560248
Journal Mail Official
medikakartika@unjani.ac.id
Editorial Address
Jalan Terusan Jend.Sudirman PO BOX 148 Cimahi
Location
Kota cimahi,
Jawa barat
INDONESIA
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
ISSN : 26139332     EISSN : 26556537     DOI : http://dx.doi.org/10.35990/mk
Core Subject : Health,
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan adalah jurnal yang mempublikasikan artikel hasil penelitian baik ilmu kedokteran dasar maupun terapan, tinjauan pustaka (artikel review), dan laporan kasus. Medika Kartika dipublikasikan dua kali dalam setahun (April dan Oktober) dengan jumlah enam artikel.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" : 10 Documents clear
HUBUNGAN ANTARA KADAR FERITIN SERUM DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA PASIEN ANAK TALASEMIA β MAYOR DI RUMAH SAKIT DUSTIRA Ayukarningsih, Yoke; Sa'adah, Hindun; Kusmayadi, Mulya Alif
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Talasemia merupakan gangguan pembentukan hemoglobin atau suatu sindrom kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis hemoglobin. Pasien talasemia membutuhkan transfusi darah seumur hidup untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pemberian transfusi berulang dapat menyebabkan risiko kelebihan zat besi. Salah satu indikator dalam mengetahui jumlah zat besi melalui pemeriksaan kadar feritin. Tingginya kadar feritin dapat meningkatkan risiko kondisi stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kadar feritin serum dengan kejadian stunting pada pasien anak talasemia β mayor. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional. Subjek penelitian yang berjumlah 31 pasien anak talasemia β mayor di RS Dustira Cimahi Indonesia dengan teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Data penelitian didapatkan melalui wawancara mengenai lama diagnosis pasien juga pengukuran langsung untuk mengetahui tinggi badan dan lingkar lengan atas (LiLA), sedangkan data usia, jenis kelamin, frekuensi transfusi darah, dan kadar feritin didapatkan dari rekam medik pasien. Data dianalisis dengan uji chi-square dan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan pasien laki-laki memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan pasien perempuan. Seluruh responden telah melakukan transfusi darah >20 kali dengan mayoritas lama diagnosis 11-12 tahun. Rerata kadar feritin dari seluruh responden sebesar 6457,74 ng/mL. Mayoritas pasien termasuk ke dalam kategori gizi kurang sebanyak 21 orang dan 20 orang termasuk ke dalam kategori stunting. Terdapat hubungan antara kadar feritin serum dengan kejadian stunting pada pasien anak talasemia β mayor (p =0,020) dengan nilai uji korelasi Pearson r= 0,417. Dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang cukup kuat antara kadar feritin serum dan indeks TB/U. Hasil ini sejalan dengan teori bahwa peningkatan kadar feritin pada pasien talasemia dapat menyebabkan stunting. Kata kunci: anak, feritin, stunting, talasemia β mayor DOI : 10.35990/mk.v7n4.p341-351
MANFAAT VITAMIN D PADA DEMENSIA ALZHEIMER Halimsetiono, Elita
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demensia Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling umum dan berkontribusi pada 60-70% kasus, serta merupakan kelainan neurodegeneratif ireversibel yang mengakibatkan penurunan fungsi kognitif secara progresif. Kekurangan vitamin D juga berhubungan dengan penyakit neurodegeneratif seperti demensia Alzheimer. Vitamin D juga telah terbukti dapat memperbaiki gambaran neuropatologis, serta berkontribusi terhadap prognosis yang lebih baik. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang manfaat vitamin D pada demensia Alzheimer. Artikel ini bersifat studi literatur dengan sumber data berasal dari jurnal internasional berbahasa Inggris yang pencariannya melalui database pada PubMed, ScienceDirect, Wiley, dan Google Scholar. Berdasarkan temuan, terbukti bahwa vitamin D memberikan manfaat pada penderita demensia Alzheimer. Vitamin D memiliki efek perlindungan yang berkaitan dengan regulasi faktor neurotropik, transmisi saraf, homeostasis kalsium, modulasi proses imun dan inflamasi, proses vaskular dan stres oksidatif, serta dampak langsung pada amiloidogenesis. Pada akhirnya akan meningkatkan fungsi kognitif penderita demensia Alzheimer sehingga vitamin D dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pengobatan penunjang pada demensia Alzheimer. Kata kunci: ꞵ amiloid, demensia Alzheimer, neuroinflamasi, stres oksidatif, vitamin D DOI : 10.35990/mk.v7n4.p398-409
POLA MIKROORGANISME PENYEBAB PERITONITIS GENERALISATA DAN PROFIL SENSITIFITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIK DI RSD GUNUNG JATI 2018-2023 Kartiwa, Raniya; Kusumo, Dimas Aryo; Indrakusuma, Mohammad Erwin; Amanah, Amanah
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi peritonitis di Indonesia semenjak tahun 2018 berjumlah sekitar 5% dari penduduk Indonesia atau sekitar 150.000 kasus pertahun. Resistensi mengalami peningkatan di setiap tahun disebabkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan penggunaan jangka panjang. Studi ini bertujuan mengetahui pola mikroorganisme dan sensitivitas antibiotik pada pasien peritonitis generalisata sekunder di RSD Gunung Jati. Penelitian ini merupakan penelitian cohort retrospective, dengan total 100 responden yang terseleksi sesuai inklusi dan eksklusi dan responden didapatkan dari rekam medis dan WHO net. Hasil penelitian dari observasi rekam medis didapatkan pertumbuhan bakteri tertinggi kelompok gram negatif; Escherichia coli (55%), Klebsiella pneumoniae (14%), dan gram positif; Enterococcus faecalis (4%). Uji kepekaan antibiotik dengan tingkat Susceptible (≥75 %) pada Gram Positif; Ampicillin (100%), Cefoxitin (100%), Rifampin (100%), Nitrofurantoin (100%), dan Linezoid (83,3%), pada Gram Negatif; Ertapenem (96,6%), Meropenem (91,5%), Amikacin (91,3%), dan Imipenem (80%). Kesimpulannya bakteri penyebab peritonitis generalisata sekunder terbanyak di RSD Gunung Jati adalah Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, dan Enterococcus faecalis. Profil sensitivitas antibiotik yang baik pada bakteri Gram Positif; Ampicillin, Cefoxitin, Rifampin, Nitrofurantoin, dan Linezoid, pada bakteri Gram Negatif; Ertapenem, Meropenem, Amikacin, dan Imipenem Kata kunci : peritonitis sekunder, pola mikroorganisme, sensitivitas antibiotik DOI : 10.35990/mk.v7n4.p352-363
EFEK TERAPI ADJUVAN METFORMIN PADA KANKER KOLOREKTAL Pratono, Dono; Fidelia, Catrinne; Sanjaya, Ardo; Jasaputra, Diana Krisanti; Gunadi, Julia Windi
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker kolorektal adalah suatu keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, atau keduanya. Angka kejadian kanker kolorektal menempati posisi ketiga dan menjadi penyebab kematian tersering kedua pada semua jenis kelamin. Pengobatan kanker kolorektal dengan agen kemoterapi tunggal, yaitu 5-fluorourasil atau kombinasi dengan oksaliplatin dan avastin dapat memberikan perbaikan penyakit, namun memberikan beberapa efek samping. Tujuan dari artikel ini yaitu untuk mengetahui mekanisme kerja obat metformin sebagai terapi adjuvan dalam menghambat pertumbuhan sel pada pasien kanker kolorektal. Metode yang digunakan oleh penulis dalam artikel ini adalah metode telaah pustaka, dengan mengumpulkan beberapa sumber tertulis melalui pencarian data yang di akses melalui Google scholar, Pubmed, Mendeley, dan Science direct. Hasil telaah pustaka menunjukkan bahwa terdapat beberapa mekanisme kerja obat metformin dalam menghambat proliferasi dan pertumbuhan sel, antara lain dengan aktivasi jalur AMPK, menurunkan jumlah insulin dan IGF, serta menurunkan ekspresi Inhibin βA (INHBA) yang pada akhirnya dapat menghambat mitosis sel. Simpulan dari telaah pustaka ini adalah metformin dapat dipilih menjadi terapi adjuvan dalam pengobatan kanker kolorektal karena banyaknya efek yang ditimbulkan dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Melalui telaah pustaka ini diharapkan metformin dapat dimanfaatkan sebagai terapi adjuvan pasien kanker kolorektal baik pada saat ini maupun di kemudian hari. Kata kunci : kanker kolorektal, metformin, proliferasi sel DOI : 10.35990/mk.v7n4.p410-419
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DENGAN OBESITAS SENTRAL: STUDI CROSS-SECTIONAL Saputra, Rudi; Salsabila, Naila Cantika; Pratiwi, Novita Eka Tyas; Dardi, Muhammad; Qahfi, Muhammad Andan; Nandita, Meylaliazka Rahma; Isnuwardana, Ronny
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas sentral adalah jenis obesitas yang sering terjadi. Obesitas sentral merujuk pada penumpukan lemak di bagian abdomen yang menyebabkan lingkar pinggang menjadi membesar. Kutai Kartanegara adalah salah satu kota penyumbang kejadian obesitas sentral yang tergolong tinggi. Obesitas sentral dapat menjadi faktor risiko dari berbagai macam masalah kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kadar glukosa darah sewaktu (GDS) dengan obesitas sentral. Penelitian dilakukan di Desa Loa Raya, Kutai Kartanegara pada 2 April-20 Agustus 2022 secara cross-sectional. Subjek penelitian ini ditentukan menggunakan voluntary response sampling. Pemeriksaan GDS dilakukan secara point of care testing (POCT). Uji Mann-Whitney dan uji korelasi Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95% digunakan penelitian ini. Sebanyak 70 orang terlibat sebagai subjek penelitian. Hasil uji statistik menunjukkan adanya asosiasi yang signifikan antara jenis kelamin dan usia dengan obesitas sentral (p=0,002 dan p=0,028), sedangkan pada tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak berasosiasi secara signifikan pada kejadian obesitas sentral (p=0,141 dan p=0,350). Selain itu, didapatkan juga adanya korelasi yang siginifikan antara kadar GDS dengan ukuran lingkar pinggang (p=0,018). Penelitian ini berkesimpulan bahwa terdapat korelasi signifikan antara kadar GDS dengan obesitas sentral. Jenis kelamin dan usia berasosiasi secara signifikan pada kejadian obesitas sentral. Kata kunci : glukosa darah sewaktu, lingkar pinggang, obesitas sentral DOI : 10.35990/mk.v7n4.p364-375
REHABILITASI CHRONIC ANKLE INSTABILITY Goesasi, Rachmat Zulkarnain; Shanti, Marietta; Sungkar, Ellyana; Lim, Andry Setiawan
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ankle sprain merupakan salah satu cedera muskuloskeletal yang paling umum terjadi. Sekitar 30% kasus dapat berkembang menjadi chronic ankle instability yang dapat membatasi aktivitas penderita secara signifikan. Chronic ankle instability (CAI) didefinisikan sebagai episode instabilitas ankle yang berulang dan terjadi 6-12 bulan pasca cedera awal. Anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang radiologis sangat diperlukan untuk mendapatkan diagnosa dan membedakan instabilitas ankle anatomis dan fungsional. Perbedaan antara keduanya sangat esensial untuk menentukan tata laksana yang sesuai. Apabila terjadi kegagalan tata laksana konservatif, maka tindakan operatif diperlukan untuk mengembalikan stabilitas ankle. Rehabilitasi pada kasus CAI dapat mengoptimalkan proses normalisasi stabilitas sendi serta merestorasi fungsi ambulasi dan keseimbangan. Kata kunci: ankle instability, rehabilitasi, sprain DOI : 10.35990/mk.v7n4.p420-431
PERBANDINGAN SETTING TIME SEMEN APATIT DENGAN DAN TANPA EKSTRAK Peperomia pellucida (L). Kunth UNTUK PENGGANTI TULANG Irsyad, Widya; Allya, Salwa; Artilia, Ira
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semen apatit dapat menjadi alternatif bahan pengganti jaringan tulang karena memiliki sifat osteokonduktif, biokompatibel, mudah diserap oleh tubuh, self-setting, dan dapat digunakan sebagai bahan pembawa obat. Sirih cina (Peperomia pellucida (L). Kunth (P. pellucida) secara empirik telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan secara ilmiah juga diketahui memiliki kemampuan farmakologis untuk membantu penyembuhan tulang dan luka. Penambahan ekstrak P. pellucida ke dalam semen apatit diharapkan dapat meningkatkan pembentukan tulang baru. Penelitian ini merupakan penelitian awal dengan mempelajari efek penambahan ekstrak pada setting time semen apatit. Penelitian menggunakan metode eksperimental laboratorik dan menggunakan analisis data One Way Anova dilanjut dengan uji Posthoc yaitu uji Least Significant Differences (LSD). Sampel terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok dengan penambahan 10% dan 20% pada formulasi bubuk, dan kelompok dengan penambahan 10% dan 20 pada formulasi larutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rasio L/P 0,3 dan 0,4 setting time tercepat terdapat pada kelompok dengan penambahan 20% ekstrak pada formulasi bubuk pada rasio 0,3. Setting time pada kelompok dengan penambahan 10% ekstrak pada formulasi larutan dengan rasio 0,4 juga mengeras lebih cepat daripada kelompok kontrol tapi tidak signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penambahan ekstrak P. pellucida pada formulasi bubuk maupun larutan dapat memengaruhi setting time sehingga semen mengeras lebih cepat. Kata kunci : Peperomia pellucida, semen apatit, setting time DOI : 10.35990/mk.v7n4.p376-386
PROFIL HEMODINAMIK PASIEN PRE OPERATIF, INTRA OPERATIF, DAN PASCA OPERATIF DENGAN HIPOALBUMIN Gemawan, Taufiq; Handoko, Adelia; Rachmania, Sheilla; Hasya, Aghnia; Aisy, Rihadatul; Pratama, Muhamad Rizal Hadi
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Albumin serum (SA) dibutuhkan dalam tubuh sebagai protein yang multifungsi. Peran penting albumin adalah untuk menekan respons inflamasi dalam tubuh dan menjaga permeabilitas vaskuler terutama saat proses inflamasi. Hal ini menjadi perhatian penting bagi pasien yang akan melakukan tindakan operatif untuk menjaga hemodinamik vaskuler. Berikut ini adalah serial kasus mengenai dua pasien dengan diagnosis canal stenosis lumbal dan hernia sikatrikalis. Hasil laboratorium albumin kedua pasien tersebut adalah <3,5 g/dL. Kedua pasien tersebut dipantau kondisi hemodinamik praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi, Jember, Indonesia. Semua pasien dengan hipoalbuminemia pada penelitian ini mengalami kondisi komorbid hipertensi. Kondisi hemodinamik praoperatif dan pascaoperatif relatif sama, sedangkan saat intraoperatif tekanan darah pasien mengalami penurunan. Albumin memiliki peran dalam mempertahankan permeabilitas vaskuler. Pemeriksaan albumin pada pasien praoperatif penting dilakukan untuk menimbang apakah hemodinamik intraoperatif dan pascaoperatif pasien dapat stabil. Kata Kunci: heart rate, hipoalbumin, mean arterial pressure (MAP), tekanan darah DOI : 10.35990/mk.v7n4.p432-441
PENGARUH PENGGUNAAN DUA TIPE ENKAPSULAT PHARMACOAT TERHADAP KARAKTERISTIK MIKROKAPSUL ASAM ASKORBAT Pratiwi, Gladdis Kamilah; Alatas, Fikri; Ratih, Hestiary; Sutarna, Titta Hartyana; Bintary, Dyan; Prianto, Ulla L. F.
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asam askorbat, suatu vitamin yang larut dalam air, dapat teroksidasi oleh faktor lingkungan dan pembuatan mikrokapsul dengan enkpasulat yang tepat menjadi sangat penting untuk meningkatkan karakteristiknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan dua tipe enkapsulat Pharmacoat terhadap karakteristik mikrokapsul asam askorbat. Mikrokapsul asam askorbat dibuat dengan metode penguapan pelarut dengan menggunakan variasi konsentrasi dua tipe Pharmacoat sebagai enkapsulat, yaitu F1 dan F2 menggunakan Pharmacoat 606 dengan rasio asam askorbat-Pharmacoat 606 berturut-turut 1 : 1 dan 2 : 3, sementara F3 dan F4 menggunakan Pharmacoat 615 dengan rasio asam askorbat : Pharmacoat 615 berturut-turut 1 : 1 dan 2 : 3. Etanol digunakan sebagai pelarut polimer dan asam askorbat, parafin cair sebagai fase minyak, dan Span 80 sebagai emulgator. Karakteristik mikrokapsul yang dievaluasi, meliputi penetapan kadar air, uji perolehan kembali, distribusi ukuran partikel mikrokapsul, uji stabilitas terhadap paparan cahaya, dan morfologi mikrokapsul menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil evaluasi menunjukkan seluruh formula mikrokapsul memiliki kadar air adalah sekitar 1-3 %, dan distribusi ukuran partikel mikrokapsul pada rentang 250-500 μm. Efisiensi penjeratan mikrokapsul F1, F2, F3, dan F4 berturut-turut adalah 75,67, 86,88, 82,02, dan, 93,72%. F4 memiliki efektivitas paling naik dalam mengurangi oksidasi asam askorbat dari pararan cahaya. Fotomikrograf SEM menunjukkan F4 memiliki morfologi paling baik. Kesimpulannya, mikrokapsul yang dibuat dengan rasio asam askorbat: Pharmacoat 615 (2 : 3) menunjukkan stabilitas terhadap paparan cahaya dan morfologi paling baik. Kata kunci : asam askorbat, mikrokapsul, Pharmacoat® 606, Pharmacoat® 615 DOI : 10.35990/mk.v7n4.p331-340
RASIO VISCERAL FAT TERHADAP BODY FAT PERCENTAGE DAN KORELASI LEMAH DENGAN KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN Susanti, Anita Liliana; Pratiwi, Siska Telly; Mardliyah, Emma; Ratwita, Welly; Mutiara, Dinar; Septiadi, Endry; Pradini, Astri; Sa'adah, Hindun
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan profil lipid dari serum sampai saat ini masih merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Kadar High Density Lipoprotein (HDL) menggambarkan lipid yang berperan dalam mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler. Adipositas dalam pemeriksaan komposisi tubuh menggambarkan akumulasi lipid dalam jaringan, dan terdiri atas persentase lemak tubuh dan lemak visceral. Penelitian ini mempelajari korelasi antara kadar HDL serum dengan adipositas jaringan. Subyek penelitian merupakan subyek yang sehat, merupakan karyawan dari suatu institusi pendidikan dengan tingkat aktivitas fisik yang serupa. Pemeriksaan komposisi tubuh dilakukan dengan metode Bioimpedanceanalysis (BIA). Pemeriksaan kadar HDL dilakukan dari serum puasa dengan metode enzimatik kolorimetrik. Analisis korelasi dilakukan dengan Spearman correlation test dengan menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki kadar HDL dalam kategori normal. Persentase lemak tubuh dan lemak visceral sebagian besar subyek penelitian berada dalam kategori normal, tinggi, dan sangat tinggi. Median kadar HDL adalah 49,00 mg/dL. Median dari rasio lemak visceral dan lemak tubuh total adalah 0,40. Korelasi antara kadar HDL dan rasio lemak visceral dan lemak tubuh total bermakna (P= 0,027) dengan koefisien korelasi sebesar - 0,4. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi lemah antara adipositas jaringan yang ditunjukkan dengan rasio lemak viseral terhadap persentase lemak tubuh, dengan parameter lipid serum yaitu kadar HDL. Kata kunci : adipositas, bioimpedance, body fat, HDL, visceral fat DOI : 10.35990/mk.v7n4.p387-397

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 8 No 3 (2025): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8 No 2 (2025): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2025): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 4 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 3 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 1 (2024): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan (Edisi PIT FK Unjani 2024) Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan (Edisi PIT FK Unjani) Vol 6 No 4 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 3 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 4 (2022): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 3 (2022): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 2 (2022): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 1 (2022): Medika Kartika : Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol 4 No 5 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 4 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 3 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2021): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 1 (2020): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 2 (2020): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 1 (2019): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2019): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2018): Medika Kartika Edisi PIT 10 Kedokteran Gigi Vol 2 No 1 (2018): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1 No 2 (2018): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1 No 2 (2018): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 2018 Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2017): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan More Issue