cover
Contact Name
Nilawati Nilawati
Contact Email
nilawatikembarbdt@gmail.com
Phone
+6282182861129
Journal Mail Official
wahana.peternakan@utb.ac.id
Editorial Address
Jl. Gajah Mada. No. 34 Kotabaru, Bandar Lampung 35121
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Wahana Peternakan
ISSN : 27746119     EISSN : 25802941     DOI : https://doi.org/10.37090/jwputb.v7i2
Core Subject : Agriculture,
jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah berdasarkan double blind peer-review yang bertujuan untuk menyebarluaskan semua informasi yang berkontribusi pada pemahaman dan pengembangan peternakan dengan menerbitkan makalah penelitian asli, artikel telaah pustaka, kasus lapangan, dan gagasan asli. Jurnal ini mencakup semua aspek yang berkaitan dengan Peternakan dan Veteriner dan sudah terakreditasi SINTA 4
Articles 308 Documents
PENINGKATAN KUALITAS INTRINSIK TELUR DENGAN LAMA PERENDAMAN MENGGUNAKAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Alium Sativum): Improvement of Intrinsic Quality of Eggs with a Long Soaking Time Using Garlic Extract (Alium sativum) Lestariningsih; Putra, Fatra Nonggala; Saifudin, Ahmad; Lestari, Arum Ayu; Fauzi, Moh Mimbar
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2236

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana lama perendaman dalam ekstrak bawang putih memengaruhi kualitas internal telur. Kualitas intrinsik telur menjadi perhatian penting karena mempengaruhi nilai gizi dan fungsionalitasnya. Bawang putih (Allium sativum) diketahui memiliki senyawa aktif yang berpotensi meningkatkan kualitas telur. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan dan 5 kali ulangan untuk berbagai lama perendaman dalam ekstrak bawang putih. Analisis data kualitas intrinsik telur, yang meliputi persentase penyusutan bobot telur, HU telur, IPT, dan IKT, dilakukan dengan menggunakan ANOVA satu arah dan uji lanjut Duncan. Penelitian menunjukkan bahwa perendaman telur dalam ekstrak bawang putih selama 25 menit secara signifikan meningkatkan kualitas internal telur. Peningkatan ini diduga terkait dengan aktivitas senyawa aktif dalam bawang putih yang memengaruhi komposisi telur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak bawang putih berpotensi menjadi larutan perendam alami untuk meningkatkan kualitas telur dengan perendaman selama 25 menit dan penyimpanan pada suhu ruang selama 12 hari. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan produk telur yang lebih berkualitas dan bernilai gizi tinggi.   Kata kunci: Bawang putih, Ekstrak bawang putih, Kualitas intrinsik, Lama perendaman, Telur
KUALITAS TELUR AYAM RAS YANG DIRENDAM DENGAN BAHAN ORGANIK YANG DISIMPAN DALAM SUHU RUANG: Quality of Chicken Egg Soaked in Organic Materials Stored at Room Temperature Nilawati; Annisa Rahma
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi haugh unit, indeks putih telur, indeks kuning telur dan pH dari telur ayam ras dengan memanfaatkan bahan alami berupa ekstrak daun jati, daun jambu biji, daun mengkudu dan daun sirih sebagai pengawetan telur ayam ras. Penelitian menggunakan 200 telur ayam ras yang disimpan selama 30 hari. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan.Perlakuan yang diberikan adalah penambahan 30% ekstrak daun jati, daun jambu biji, daun mengkudu, dan daun sirih. Variabel dalam penelitian ini meliputi haugh unit, indeks putih telur, indeks kuning telur dan pH telur ayam ras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawetan telur ayam ras dengan perlakuan pemberian daun jati, daun jambu biji, daun mengkudu dan daun sirih memberikan pengaruh yang signifikan (P>0,05) terhadap haugh unit, indeks kuning telur dan pH, namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan (P>0,05) terhadap indeks putih telur. Berdasarkan penelitian ini penggunaan terbaik yaitu pemberian perlakuan ekstrak daun mengkudu.   Kata kunci: Ekstrak daun jati, Ekstrak daun jambu biji, Ekstrak daun mengkudu, Ekstrak daun sirih, Telur ayam ras
EFEK BERBAGAI KOMBINASI FRUKTOSA DAN SUKROSA DALAM PENGENCER SITRAT KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN CAIR BABI LANDRACE: Impact of Different Combinations of Fructose and Sucrose in Citrate Egg Yolk Diluents on the Quality of Landrace Boar Liquid Semen George Valentino Kosat; Thomas Mata Hine; Yustiani Yuliana Bette
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2329

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji efek berbagai kombinasi fruktosa dan sukrosa dalam pengencer sitrat-kuning telur (SKT) terhadap kualitas semen cair babi landrace. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap terdiri dari lima perlakuan yaitu S-KT (P0), S-KT + 1,0% fruktosa + 0,2% sukrosa (P1), S-KT + 1,5% fruktosa + 0,2% sukrosa (P2), S-KT + 1,0 % fruktosa + 0,4% sukrosa (P3), S-KT + 1,5% fruktosa + 0,4% sukrosa (P4), setiap perlakuan diulang lima kali. Semen yang berkualitas baik diencerkan dengan pengencer, kemudian dipreservasi dengan suhu 15-20oC. Evaluasi dilakukan setiap 12 jam. Hasil pengamatan pada jam ke-60 preservasi menunjukkan bahwa perlakuan P2 menghasilkan kualitas spermatozoa tertinggi dan berbeda secara nyata (P<0,05) dengan perlakuan kontrol (P0) pada variabel motilitas, viabilitas, dan daya tahan hidup spermatozoa, namun berbeda secara tidak signifikan (P>0,05) pada variabel abnormalitas spermatozoa. Perbandingan kualitas semen cair babi landrace antara perlakuan P2 dan P0 adalah motilitas spermatozoa (44 vs 31%),viabilitas spermatozoa (59,60 vs 52,20%), abnormalitas spermatozoa (11,80 vs 11,80%), dan daya tahan hidup spermatozoa (63,80 vs 51,20 jam). Disimpulkan bahwa kombinasi fruktosa 1,5% dan sukrosa 0,2% dalam pengencer sitrat kuning telur menghasilkan kualitas semen cair tertinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Kata Kunci : Fruktosa, Kualitas Semen Cair Babi Landrace, Sitrat-Kuning Telur, Sukrosa.
PENGARUH LEVEL PUPUK ORGANIK CAIR TOP G2 TERHADAP KANDUNGAN KALSIUM (Ca), FOSFOR (P) DAN KALIUM (K) RUMPUT GAJAH MINI (Pennisetum purpureum cv. Mott) PADA PANEN KEDUA: Effect of Top G2 Liquid Organic Fertilizer Level on Content of Calcium, Phosphorus and Potassium of Dwarf Elephant Grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) on Second Harvest Pedro Yusuf Pratama; Herayanti Panca Nastiti; Stefanus Tany Temu; Dominggus Benyamin Osa
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2330

Abstract

Penelitian dilakukan di kebun Belarasa Keuskupan Agung Ende untuk mengetahui adanya pengaruh POC TOP G2 terhadap kandungan mineral Ca, P dan K rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada panen kedua. Digunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan yaitu M0=kontrol, M1=10 ml POC TOP G2/1 liter air, M2= 20 ml POC TOP G2/1 liter air dan M3=30 ml POC TOP G2/ 1 liter air. Perlakuan diulang empat kali sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Variabel yang diteliti adalah kalsium, fosfor dan kalium. Analisis data menggunakan ANOVA. Hasil dari penelitian diperoleh kadar kalsium dari terendah ke paling tinggi yaitu M0=1.15%, M3= 1.58%; fosfor M0=1.13%, M3=1.56% dan Kalium M0=1.16%, M3=1.6%. Berdasarkan hasil analisis ragam, POC TOP G2 dengan level berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan kalsium, fosfor, dan kalium tanaman rumput gajah mini pada panen kedua. Kesimpulannya, POC TOP G2 dengan dosis berbeda meningkatkan kandungan kandungan kalsium, fosfor dan kalium tanaman rumput gajah mini pada panen kedua. Perlakuan M3 adalah dosis pemupukan terbaik karena menghasilkan kalsium, fosfor dan kalium tertinggi. Kata kunci: Fosfor, Kalium, Kalsium, Pupuk Organik Cair TOP G2, Rumput Gajah Mini
PENGARUH LEVEL PUPUK ORGANIK CAIR TOP G2 TERHADAP DAYA CERNA BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK IN VITRO RUMPUT GAJAH MINI (Pennnisetum purpureum cv. Mott) PADA PANEN KEDUA: The Effect of TOP G2 Liquid Organic Fertilizer Levels on In Vitro Digestibility of Dry Matter and Organic Matter in Mini Elephant Grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) Vekianus Bulu Peka Milla; Dominggus Benyamin Osa; Edi Djoko Sulistijo; Stefanus Tany Temu
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2331

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh level pupuk organik cair TOP G2 terhadap daya cerna bahan kering dan bahan organik in vitro rumput gajah mini (Pennisetum purupreum cv. Mott) pada panen kedua. Penelitian dilaksanakan di Kebun Bela Rasa Pengembangan Sosial Ekonomi/ Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadya (PSE/P4S) Keuskupan Agung Ende yang terletak di Jl. Udayana, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende. Penelitian berlangsung selama 45 hari pasca panen pertama sejak 20 Mei sampai dengan 4 Juli 2023. Metode penelitian adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu M0: tanpa perlakuan (kontrol), M1: 10 ml pupuk organik cair TOP G2/ 1 liter air, M2: 20 ml pupuk organik cair TOP G2/ 1 liter air, M3: 30 ml pupuk organik cair TOP G2/ 1 liter air. Variabel yang diukur adalah daya cerna bahan kering dan bahan organik in vitro. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap daya cerna bahan kering dan bahan organik in vitro rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada panen kedua. Simpulan bahwa level pupuk organik cair TOP G2 memberikan pengaruh relatif sama terhadap daya cerna bahan kering dan bahan organik in vitro rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada panen kedua. Kata kunci: Daya Cerna Bahan Kering In Vitro, Daya Cerna Bahan Organik In Vitro, Pupuk Organik Cair TOP G2, Rumput Gajah Mini
PERBANDINGAN KUALITAS SPERMA BABI LANDRACE DALAM PENGENCER MULBERRY III (MIII) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR YANG BERBEDA: Comparison of Sperm Quality of Landrace Boars in Mulberry III (MIII) Diluent with the Addition of Different Moringa Leaf Ethanol Extracts Lombo, Jelittron Putra; Petrus Kune; Alvrado Bire Lawa; Wilmintje Marlene Nalley
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2336

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas sperma babi landrace dalam pengencer Mulberry III (MIII) dengan penambahan ekstrak etanol daun kelor yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan 5 kali ulangan, di mana perlakuan tersebut terdiri dari P0 = MIII KT + EEDK, P1 = MIII KT + EEDK 0,5%, P2 = MIII KT + EEDK 1%, P3 = MIII KT + EEDK 1,5%, P4 = MIII KT + EEDK 2% dan P5 = MIII KT + EEDK 2,5. Setelah semen di encerkan maka akan di simpan pada kotak styrofoam dengan suhu 18-20 °C, semen tersebut akan di evaluasi setiap 8 jam sekali, terhadap motilitas, viabilitas, abnormalitas dan daya tahan hidup dari sperma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hingga jam penyimpanan ke 40, P1 dengan penambahan MIII KT + EEDK 0,5% dapat memberikan hasil yang terbaik dengan nilai motilitas (43,75±4,78), viabilitas (49,72±3,71), abnormalitas (5,54±1,13) dan daya tahan hidup (39,66±2,73). Kesimpulannya P1 dengan penambahan MIII KT + EEDK 0,5% merupakan perlakuan terbaik dan dapat mempertahankan motilitas, viabilitas, abnormalitas dan daya tahan hidup dari sperma. Kata kunci: Babi landrace, Ekstrak etanol daun kelor, Mulberry III
PRODUKTIVITAS DAN NILAI KOMPOSISI KIMIA FODDER JAGUNG DENGAN PENGGUNAAN LEVEL URIN SAPI YANG BERBEDA SEBAGAI MEDIA PENYIRAMAN: Productivity and Chemical Composition of Maize Fodder Irrigated with Varying Levels of Cow Urine Syahrio Tantalo; Liman; Etha 'Azizah Hasiib; Anggi Derma Tungga Dewi; Restu Jelitha
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2533

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan urin sapi dengan level yang berbeda sebagai media penyiraman terhadap produktivitas dan komposisi kimia fodder jagung (Zea mays). Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan, yaitu P0 (tanpa urin), P1 (1000 ml), P2 (750 ml), P3 (500 ml), dan P4 (250 ml), masing-masing dengan empat ulangan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, biomassa segar, serta kandungan bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 menghasilkan biomassa tertinggi (2221,01 g), sedangkan perlakuan P3 memberikan tinggi tanaman tertinggi (118,37 cm), kandungan PK tertinggi (17,94%), dan SK terendah (21,36%). Penggunaan urin sapi dalam jumlah moderat (500–750 ml) terbukti meningkatkan produktivitas dan kualitas nutrisi fodder jagung secara signifikan. Dengan demikian, urin sapi berpotensi menjadi pupuk cair organik alternatif yang efektif dan ramah lingkungan dalam budidaya hijauan pakan ternak.   Kata kunci: fodder jagung, urin sapi, produktivitas, komposisi kimia, pupuk organik cair
PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DAN MAGGOT SEBAGAI PAKAN TERHADAP PROFIL PRODUKTIVITAS INDUK AYAM KAMPUNG: Utilization of Household Organic Waste and Maggot as Feed on Kampong’s Hen Productivity Profiles Hartono, Achmad Budi; Hariadi Darmawan; Nonok Supartini
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2587

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performan produktivitas induk ayam kampung melalui pemanfaatan limbah organik rumah tangga (LORT) segar dan larva Black Soldier Fly (Hermetia illucens) (maggot BSF) sebagai alternatif pakan yang berkelanjutan dan murah. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dengan kelompok perlakuan: P1 (90% LORT + 10% maggot BSF), P2 (80% LORT + 20% maggot BSF), dan P3 (70% LORT + 30% maggot BSF), masing-masing dengan tiga ulangan. Parameter yang diukur: produksi telur (Hen Day Production/HDP), fertilitas, bobot telur, total konsumsi pakan dan efisiensi konversi pakan (FCR). Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif antara peningkatan proporsi maggot BSF dengan kinerja reproduksi dan produksi. Perlakuan P3 menghasilkan nilai HDP tertinggi (30,00%), tingkat fertilitas tertinggi (88,89%), bobot total telur terbesar (1.128,06 g), dan nilai FCR paling efisien (18,86), meskipun tingkat konsumsi pakannya terendah (21.280 g). Hal ini mengindikasikan adanya korelasi positif antara kerapatan nutrisi dengan efisiensi pakan, yang dipengaruhi oleh kandungan protein, lemak, dan asam amino yang lebih tinggi dari maggot BSF pada pakan. Namun, penurunan konsumsi pakan pada proporsi maggot BSF tertinggi, diduga dikarenakan kandungan kitin yang lebih tinggi, aroma pakan yang berubah, dan kandungan padat energi. Temuan ini mendukung rekomendasi strategis pemanfaatan maggot BSF dan limbah organik dalam pakan unggas lokal untuk peningkatan produktivitas sekaligus mendukung pertanian sirkular dan pengelolaan limbah berkelanjutan dalam sistem peternakan pedesaan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk optimalisasi penambahan maggot BSF dalam pakan yang mampu menyeimbangkan ketersediaan nutrisi dan palatabilitas.   Kata kunci: Ayam kampung, efisiensi pakan, maggot BSF, performan produktivitas, pertanian sirkuler.  
PRODUKTIVITAS HIJAUAN PAKAN TERNAK PADA INTERVAL PEMOTONGAN DAN NAUNGAN YANG BERBEDA: Productivity of Forage at Different Cutting and Shading Intervals Sihombing, Juli Mutiara; Mangonar Lumbantoruan; Novi Sari Tumanggor
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2594

Abstract

Penelitian hijauan pakan ternak yang dilakukan untuk produksi hijauan pada naungan dan interval pemotongan yang terbaik saat pemanenan hijauan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan naungan dan interval pemotongan terhadap produksi dan kualitas hijauan pakan ternak. Penelitian penanaman hijauan dilakukan di Lahan Percobaan Kebun Simalingkar Universitas HKBP Nommensen Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Analisis proksimat hijauan dilakukan di Laboratorium Bahan Pakan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan perlakuan petak utama adalah naungan (tanpa naungan, naungan dengan kerapatan paranet 50%, naungan dengan kerapatan 70%), anak petak yaitu interval pemotongan (4 dan 6 minggu). Hijauan yang digunakan adalah Brachiaria humidicola, Stenotaphrum secundatum, Arachis glabarata, Pueraria javanica. Parameter yang diukur untuk melihat produktivitas hijauan yaitu bahan segar dan bahan kering serta kapasitas daya tampung ternak. Analisis data dilakukan dengan analisis of varian (Anova) menggunakan program SAS (Statistic Analysis System). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan interval pemotongan 4 sampai 6 minggu tidak berbeda nyata (P>0.05) atau memberi pengaruh yang sama terhadap produksi hijauan dan kapasitas tampung ternak. Perlakuan Naungan dari 0 sampai 70% juga tidak berbeda nyata ((P>0.05)) begitu juga interaksi antar Interval pemotongan dan naungan memberi pengaruh yang sama terhadap produksi hijauan dan kapasitas tampung ternak.   Kata kunci: Hijauan, Interval pemotongan, Naungan, Produksi
KAJIAN PENGENCERAN SEMEN AYAM MIRAH DENGAN DOSIS NaCl YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMA PENETASAN: Study of Dilution of Mirah Chicken Semen with Different Doses of NaCl on Hatching Performance Siregar, Magdalena; Silalahi, Parsaoran; Partogi Hutapea; Sioso Daya
Wahana Peternakan Vol. 9 No. 2 (2025): Wahana Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, University of Tulang Bawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v9i2.2595

Abstract

Ayam mirah adalah ayam lokal asli dari Kabupaten Simalungun yang dikembangkan sebagai bahan makanan tradisional etnik Simalungun. Pemanfaatan teknologi Inseminasi buatan diharapkan mampu mengembangkan populasi Ayam mirah. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh pengenceran semen ayam Mirah dengan level NaCl yang berbeda terhadap performa penetasan telur. Ayam yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kabupaten Simalungun dan dipelihara secara intensive sebanyak 30 ekor betina dan 7 ekor jantan berumur 8 bulan. Desain yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan, di mana setiap ulangan terdiri dari 7 butir telur. Perlakuan P0 adalah dosis pengenceran semen dengan NaCl sebesar 1:1 kemudian P1 dan P2 masing masing 1:5 dan 1:10. Betina ayam mirah di inseminasi dengan 0.1 cc semen kemudian telur yang dihasilkan dikoleksi 3 hari setelah IB pertama. Telur tetas yang memenuhi syarat di tetaskan dengan mesin tetas kemudian diinkubasi selama 21 hari. Parameter yang diukur adalah Fertilitas umur 7 hari, Daya Hidup Embrio umur 18 hari kemudian daya tetas. Hasil penetasan menunjukkan pengenceran semen dengan dosis NaCl yang berbeda berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap Daya Hidup Embrio dan Daya Tetas, sedangkan fertilitas P2 (80,9%) lebih rendah (P<0.05) dari P0 (95,2%) dan P1 (90,4%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengenceran semen ayam Mirah hingga pada dosis 1:5 tidak menurunkan kualitas penetasan telur.   Kata kunci: Fertilitas, Pengenceran, NaCl, ayam kampung