Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Strategy for Strengthening Social Safety Nets for the People of Pangkalpinang City in the Covid-19 Pandemic Era Ramadhani, Tiara; Sinabutar, Michael Jeffri; Zulkarnain, Iskandar; Rahman, Bustami
Nusantara Science and Technology Proceedings Multi-Conference Proceeding Series A
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to identify and analyze strategies for strengthening social safety nets for the people of Pangkalpinang City in the Covid-19 Pandemic Era. Pangkalpinang City is an area with a fairly dense population. With a population of 218,569 people. Meanwhile, the number of poor people in 2020 is 9.40 thousand people. With a fairly large number of poor people and the current situation of the COVID-19 pandemic, the Pangkalpinang City Government must be prepared to face various threats that endanger the national economy, especially the economy of the people of Pangkalpinang City. One of the strategies issued by the Government is through the Social Safety Net which aims to maintain people's purchasing power which is manifested in the form of social assistance. The social safety net provided by the Government for the community consists of 2 (two) types, namely cash deposit assistance (BST) and basic food programs (non-cash). The basic food program is the provision of social assistance to poor and vulnerable families to reduce the burden of meeting food needs. Meanwhile, cash deposit assistance is social assistance provided in the form of cash, which is disbursed through the post office. The recipients of this social assistance are people who are registered as poor people. The amount of social assistance received by the community is Rp. 600,000 for 3 months and Rp. 200,000. people who receive social assistance can only choose one program. The data collection technique was carried out using the literature review method. Meanwhile, the data analysis technique is carried out with the stages of collecting, reducing, displaying and drawing conclusions.
Peran Perempuan dalam Tradisi Sedekah Gunung di Desa Pelangas, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat Saputra, Putra Pratama; Ramadhani, Tiara; Sinabutar, Michael Jefri
Paradigma: Jurnal Kajian Budaya Vol. 11, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Women have a role in a particular culture, and this can serve as a way to express their freedom and to be on an equal footing with their male counterparts. The Jering ethnic group in Palangas Village, Bangka Island, has a traditional ritual that is still carried out by the community, namely sedekah gunung. This ritual is carried out once a year, coinciding with the 14th night of the full moon. This ritual serves as an expression of gratitude for the good harvest that occurred for the entire year. This study used the descriptive qualitative method, while data collection techniques included interviews, observations, and documentation. The focus of this research is the role of women in the sedekah gunung ritual. There are several roles and functions that women serve both before and after the ritual. Just like cooking, which is predominantly done by women, the campak dambus dance is also performed by women in cultural arts performances, while the tabuh dance is also part of a series of rituals during the sedekah gunung. Women’s roles in such rituals, as well as the belief surrounding them, show that they always do things that are considered good according to the local custom. Our observation shows that the role of women is still very dominant in the ritual even though some roles have been taken over by men. The role of women in the ritual almost equals the role of men, and the involvement of women in the tradition can greatly contribute to the preservation of the tradition so that it can continue to this day.
Pengembangan E-Modul Interaktif Materi Sistem Tata Surya di Sekolah Dasar Inayah, Adien; Nasution, Novita Sari; Lubis, Dicky Chandra; Hariro, Adha Zam Zam; Ramadhani, Tiara
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 1, No 12 (2024): Madani, Vol. 1 No. 12 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10437430

Abstract

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran penting di tingkat sekolah dasar. Namun, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tentang sistem tata surya karena variasi bahasa yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah menciptakan sebuah media pembelajaran berupa e-modul interaktif yang difokuskan pada materi sistem tata surya untuk digunakan di sekolah dasar, serta menguji kelayakan modul tersebut dalam pembelajaran di kelas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development (R&D) dengan menerapkan pendekatan pengembangan ADDIE. Untuk mengumpulkan data, dilakukan penggunaan instrumen berupa kuesioner atau angket validasi yang diberikan kepada profesional di bidang materi, media, dan pakar pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk modul elektronik interaktif yang dikembangkan mendapatkan penilaian sangat baik dari para profesional di bidang media, dengan presentase skor rata-rata sebesar 83,86%. Demikian pula, penilaian dari para profesional di bidang materi juga mendapatkan kategori sangat baik, dengan rata-rata skor presentase sebesar 84,43%. Respons siswa terhadap modul tersebut juga sangat positif, dengan skor presentase sebesar 94,5% dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa e-modul interaktif ini layak digunakan sebagai media pembelajaran dan sumber belajar bagi siswa kelas 6 di sekolah dasar. Penggunaan e-modul interaktif ini dapat meningkatkan produktivitas dalam kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan tenaga yang minimal.
Optimizing Employee Success Through Quality, Professionalism, and Commitment Ramadhani, Tiara; Komala , Dewi
Academia Open Vol 9 No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/acopen.9.2024.7776

Abstract

This study investigates the combined impact of human resource quality, work professionalism, and commitment on employee performance at PT. Mitra Jua Abadi in Waru-Sidoarjo. Utilizing a quantitative approach and saturated sampling technique, data was collected from 40 employees through Likert-scale questionnaires and analyzed using SPSS version 25. The findings reveal a significant collective influence of human resource quality, work professionalism, and commitment on employee performance. These results underscore the importance of enhancing human resource quality and fostering work professionalism and commitment within the organization to ensure sustained success and improved employee performance. Highlights: Examining employee factors. Data analyzed from 40 employees. Impacts on organizational success. Keywords: Employee Performance, Human Resource Quality, Work Professionalism, Commitment, Organizational Success
Peran Serta Masyarakat Kota Manggar dalam Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau : (Studi Kasus : Taman Kota Manggar, Kabupaten Belitung Timur) Fahferly, Helmy; Harahap, Fitri Ramdhani; Ramadhani, Tiara
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 7 No. 1 (2025): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v7i1.10589

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area perkotaan yang ditanami vegetasi untuk mendukung fungsi ekologis serta wadah interaksi sosial masyarakat. RTH dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah Taman Kota,Jalur Hijau, dan Alun-Alun. Peran serta masyarakat dinilai saling terkait dengan jumlah pertumbuhan penduduk di sebuah Kabupaten atau Kota dalam memenuhi kualitas hidup yang lebih baik, sebuah tatanan kota yang berlandaskan aturan sebanyak 20% dari sebuah kota harus memenuhi penyediaan RTH hingga saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) melihat dan menjelaskan bagaimana peran serta Masyarakat Kota Manggar dalam penyediaan dan pemanfaatan RTH di Kabupaten Belitung Timur; dan, 2) melihat efektivitas peran serta masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatan RTH Taman Kota Manggar Kabupaten Belitung Timur. Penelitian ini menggunakan teori strukturasi dari Anthony Giddens dengan pendekatan metode penelitian kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui metode wawancara tidak terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) ditemukan bahwa peran serta masyarakat dalam inisiasi penyediaan RTH dilakukan secara efektif melalui agen, akan tetapi dari bagian struktur belum tentu bisa memenuhi kebutuhan agen dikarenakan terdapat keterbatasan, adapun keterbatasan tersebut berupa anggaran, lahan, dan perizinan. 2) keterlibatan masyarakat secara efektif berjalan dalam pemanfaatan RTH. Selain itu, dukungan struktur menjadi kunci penting dalam pemanfaatan RTH agar fungsi sosial,budaya dan ekonomi bisa terpenuhi bagi masyarakat Kota Manggar. Sebab, efektifitas peran masyarakat dinilai saling terkait dalam membentuk struktur sosial yang berfungsi sebagai mekanisme kontrol sosial di dalam masyarakat.
TRANSFORMASI DESA WISATA KREATIF TERONG MENUJU PARIWISATA YANG INKLUSIF DAN REGENERATIF Rizka Zulkia, Dwi; Ramadhani, Tiara; Fitriansyah, Hadi; Faizza Tunnisa, Nur; Aufa Widiana, Divina
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 11 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i11.4473-4480

Abstract

Desa Wisata Kreatif Terong merupakan sebuah kawasan wisata yang mendapatkan penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Pengabdian ini dilaksanakan di Desa Wisata Kreatif Terong untuk memberikan bekal bagi pengelola, unsur pemerintah, masyarakat dan UMKM Desa Terong dalam menciptakan Desa Wisata Kreatif Terong yang terpadu dan inklusif melalui pemahaman konsep Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Desa Wisata , Universal Design, dan Regenartive Tourism. Pengabdian ini dilaksanakan dengan menggunaan metode persiapan, sosialisasi, dan evaluasi. Adapun teknik penyampaian materi sosialisasi dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah. Hasil pengabdian ini menunjukkan para mitra mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai dasar konsep lokasi wisata berbasis Universal Deisgn dan bersifat Regenative Tourism. Selain itu, mitra juga memiliki pengetahuan sebagai bekal dalam menciptakan program pemberdayaan masyarakat berbasis desa wisata yang memiliki manfaat dalam jangka waktu panjang untuk membantu mitra dalam mempersiapkan aspek-aspek penunjang tempat wisata seperti infrastruktur, sarana dan prasarana yang memadai dan sesuai kebutuhan para pengunjug yang inklusif, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga pihak pengelola dapat berkolaborasi dengan masyarakat serta unsur pemerintah untuk dapat menciptakan program wisata yang inovatif dalam mewujudkan Desa Wisata Kreatif Terong yang terpadu dan inklusif. 
URGENSI DAN IMPLIKASI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI PEMOHON INDIKASI GEOGRAFIS DALAM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HAK KOMUNAL Darwance, Darwance; Sari, Rafiqa; Ramadhani, Tiara
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Vol 19, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v19i2.66642

Abstract

Indonesia memiliki keberagaman hayati, salah satunya dipengaruhi oleh faktor geografis yang berbeda, dan ini mengindikasikan banyak komoditas atau produk potensi indikasi geografis yang berpotensi untuk dilindungi. Dengan potensi yang dimiliki, sudah seharusnya Indonesia memiliki sistem perlindungan indikasi geografis yang memadai. Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, pemohon indikasi geografis diperluas meliputi di antaranya adalah pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/ kota, sebaliknya menghapus kelompok konsumen sebagai pemohon. Dijadikannya pemerintah daerah sebagai salah satu pihak yang dapat berperan sebagai pemohon dalam proses pendaftaran indikasi geografis, tentu didasari dengan dasar dan pertimbangan. Di lain sisi, diberikannya kewenangan kepada pemerintah daerah sebagai pemohon, ternyata tidak berbanding lurus dengan jumlah indikasi terdaftar di Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada peningkatan yang terlalu signifikan dari sebelum diberikannya kewenangan kepada pemerintah daerah, sampai diberikannya kewenangan itu kepada pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis urgensi dan implikasi diberikannya kewenangan kepada pemerintah daerah sebagai pemohon dalam proses pendaftaran indikasi geografis. Penelitian dilakukan dengan metode yuridis normatif dengan pendekatan undang-undang, sumber data berupa undang-undang sebagai bahan hukum primer, serta bahan hukum sekunder yang terdiri berupa undang-undang, serta didukung oleh bahan hukum sekunder berupa naskah akademik, risalah rapat, buku-buku hukum, jurnal-jurnal, dan data indikasi geografis yang terdaftar di DJKI, kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasilnya, diberikannya kewenangan ini urgensinya adalah masyarakat lokal perlu difasilitasi oleh pemerintah daerah agar lebih mudah mendaftarkan indikasi geografis sehingga jumlah indikasi geografis yang terdaftar meningkat pula. Akan tetapi, berdasarkan data yang ada, tujuan pemberian kewenangan ini belum tercapai, meskipun hal ini menunjukkan bahwa kesadaran kolektif hukum masyarakat mulai terbangun ditandai dengan banyaknya indikasi geografis yang diajukan oleh masyarakat secara kolektif melalui MPIG.
Biosynthesis and Mapping of ZnO Nanoparticles Using Celery Leaf Extract as Latent Fingerprint Identification Sari*, Sri Adelila; Nabillah, Luthfi Qori; Putri Br. Siregar, Riri Virzan; Ramadhani, Tiara; Br. Sinulaki, Lesa Octavia; Marbun, Kristin Enjelika
Jurnal IPA & Pembelajaran IPA Vol 8, No 4 (2024): DECEMBER 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jipi.v8i4.40901

Abstract

Latent fingerprint identification is an important aspect in forensic science that helps in revealing criminals. Latent fingerprint visualization methods continue to develop to improve their effectiveness and safety. This study aims to synthesize and map ZnO nanoparticles using celery leaf extract (Apium graveolens L.) and test its effectiveness in latent fingerprint identification. Celery leaf extract is used as a reducing agent and stabilizer in the biosynthesis of ZnO nanoparticles. Characterization of ZnO nanoparticles was carried out using FTIR and SEM-EDS. The characterization results showed that ZnO nanoparticles have a good crystal structure and uniform particle size. Application testing on porous and non-porous surfaces showed that ZnO nanoparticles were able to significantly increase the visibility of latent fingerprints compared to conventional methods. On non-porous surfaces, fingerprint visualization showed clearer results compared to porous surfaces. Thus, this study provides an environmentally friendly and effective solution for latent fingerprint identification in forensic applications, as well as expanding the potential use of natural materials in nanoparticle biosynthesis
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM COORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY (CSR) PT PERTAMINA PATRA NIAGA: (STUDI KASUS PROGRAM MADU) Ramadhani, Tiara; Pratama Saputra, Putra; Hayati, Laila; Sulaiman, Aimie
Jurnal Sosial Humaniora Sigli Vol 7, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/jsh.v7i2.2755

Abstract

Kelurahan Tuatunu Indah merupakan perkampungan yang dikenal satu-satunya memiliki Kelekak di Kota Pangkal Pinang. Kelekak merupakan kepanjangan dari Bahasa Bangka ‟Kelak Kek Ikak‟ yang berarti ‟Nanti Untuk Kalian‟. Seiring dengan perkembangan zaman, budaya ini semakin tidak dikenali oleh masyarakat dan terjadilah kerusakan alam untuk tujuan pembukaan lahan perkebunan dan perumahan. Kerusakan ini juga berdampak pada penurunan produktivitas madu bagi para petani madu. Pada masa Covid-19 kebutuhan madu meningkat, namun ketersediaan madu yang murni dan berkualitas baik sulit ditemukan. Sehingga diperlukannya pendekatan berkelanjutan dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung kesejahteraan masyarakat melalui budidaya madu. Keadaan ini yang mendasari IT Pangkal Balam bersama DLH Kota Pangkalpinang merencanakan program inovasi yang mengajak masyarakat lokal untuk mempertahankan budaya serta konservasi lingkungan yang bernama Kelekak EcoBoots. Program ini mempunyai target pembangunan keberlanjutan yang dapat dicapai, yaitu (2) Tanpa Kelaparan, (8) Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak, (9) Industri, Inovasi, dan Insfrastruktur, (15) Kehidupan di Darat. Melalui program ini masyarakat dapat menyediakan hasil madu yang baik dalam pemenuhan nutrisi dan memanfaatkan insfrastruktur dan inovasi yang mendukung kelestarian lingkungan, Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam strategi keberlanjutan adalah peningkatan hasil produksi, menyiapkan pakan alami, peningkatan pengetahuan dan keterampilan, pemasaran produkKata Kunci: Ekonomi; Programs; Pemberdayaan;
PERBANDINGAN PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA ANAK DI INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT Ramadhani, Tiara
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 10 No. 12 (2025): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v10i12.11495

Abstract

The purpose of this study is to analyse the comparative effectiveness of criminal responsibility policies for children in conflict with the law in Indonesia and the United States. Each country has a different juvenile criminal justice system in accordance with applicable legal norms and policies. This research discusses the comparison of juvenile criminal responsibility in Indonesia and the United States, focusing on the age of criminal responsibility, the judicial system, and the forms of sanctions applied in both countries. In Indonesia, the juvenile criminal justice system is regulated by Law No. 11\/2012 on the Juvenile Criminal Justice System, which emphasises restorative justice approaches and diversion for children in conflict with the law. Meanwhile, in the United States, the juvenile criminal justice system varies from state to state, with some states still allowing children to be tried as adults in certain cases. This research uses a literature review method with a comparative law approach to identify the fundamental differences as well as the advantages and disadvantages of each system. The findings show that while Indonesia emphasises rehabilitation and restorative approaches, the United States tends to have a harsher approach, especially for children who commit serious crimes. It is hoped that this study will provide policy-makers with insights for improving the justice system. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan efektivitas kebijakan pertanggungjawaban pidana bagi anak yang berkonflik dengan hukum di Indonesia dan Amerika Serikat. Setiap negara memiliki sistem peradilan pidana anak yang berbeda sesuai dengan norma hukum dan kebijakan yang berlaku. Penelitian ini membahas perbandingan pertanggungjawaban pidana anak di Indonesia dan Amerika Serikat, dengan fokus pada batas usia pertanggungjawaban pidana, sistem peradilan, serta bentuk sanksi yang diterapkan di kedua negara. Di Indonesia, sistem peradilan pidana anak diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, yang menekankan pendekatan keadilan restoratif dan diversi bagi anak yang berhadapan dengan hukum. Sementara itu, di Amerika Serikat, sistem peradilan pidana anak bervariasi di setiap negara bagian, dengan beberapa negara bagian masih memungkinkan anak untuk diadili sebagai orang dewasa dalam kasus tertentu. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan pendekatan perbandingan hukum untuk mengidentifikasi perbedaan mendasar serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Indonesia lebih menekankan rehabilitasi dan pendekatan restoratif, Amerika Serikat cenderung memiliki pendekatan yang lebih keras, terutama bagi anak yang melakukan kejahatan berat. Studi ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan dalam meningkatkan sistem peradilan pidana anak yang lebih adil dan sesuai dengan prinsip perlindungan hak anak.