Perioperatif pada pasien BPH yang dilakukan tindakan TURP menyebabkan terjadinya gangguan thermoregulasi hingga mengakibatkan penurunan suhu (hipotermi). Hal ini dapat terjadi karena paparan suhu lingkungan yang terlalu ekstrim dan efek obat anestesi saat intra operasi yang dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan saraf simpatis yang terblok sehingga mendominasi kinerja dari saraf parasimpatis. Design penelitian ini menggunakan quasi-eksperimen pretest-posttest with control group design. Sampel penelitian berjumlah 48 responden pasien perioperatif TURP. Teknik pengambilan sampel berupa accidental sampling, uji statistik yang digunakan adalah Paired t test. Hasil analisis univariat diperoleh usia terbanyak ≥50 tahun sekitar 89%, riwayat konsumsi obat-obatan 54.2%, dan mempunyai riwayat konsumsi alkohol sebanyak 29.2%. Analisis uji bivariat antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol diperoleh nilai p value 0.001 < 0,05 yang artinya ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok. Uji multivariat didapatkan p value > 0,05 artinya variable usia, riwayat konsumsi obat-obatan dan riwayat konsumsi alkohol tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas thermoregulasi. Bahwa ada pengaruh pemberian Blanket Warmer terhadap stabilitas thermoregulasi pada pasien perioperatif TURP. Saran untuk penelitian selanjutnya bahwa blanet warmer dapat menstabilisasi thermoregulasi pada pasien perioperatif TURP di Instalasi Bedah Sentral RSUD Tarakan Jakarta.