Claim Missing Document
Check
Articles

PROFIL TEKSTUR DAN HEDONIK PEMPEK LENJER BERBAHAN LOKAL TEPUNG TALAS BOGOR (Colocasia esculenta L. Schott) DAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)The Texture and Hedonic Profiles of Pempek Lenjer Made from Local Commodities of Bogor Taro Flour (Colocasia esculenta L. Schott) and African Catfish (Clarias gariepinus)] Aminullah Aminullah; Daniel Daniel; Titi Rohmayanti
Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian Vol 25, No 1 (2020): Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian
Publisher : Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1322.942 KB) | DOI: 10.23960/jtihp.v25i1.7-18

Abstract

Pempek merupakan salah satu jenis makanan tradisional masyarakat Sumatera Selatan dengan bahan utama daging ikan dan tepung tapioka serta ditambahkan air dan garam. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan bahan lokal tepung talas Bogor dan penggunaan ikan lele dumbo terhadap profil tekstur dan kesukaan pempek lenjer serta kadar protein dan seratnya. Metode penelitian yang digunakan meliputi proses pemfilletan daging ikan lele, pembuatan adonan dengan campuran tepung tapioka dan talas, pembentukan pempek lenjer, dan perebusan. Perlakuan yang digunakan adalah perbandingan tepung tapioka dan tepung talas Bogor sebesar 100g:0g, 85g:15g, dan 70g:30g serta penggunaan daging ikan lele dumbo sebanyak 90g, 100g, dan 110g. Pempek yang telah dihasilkan kemudian diuji profil tekstur yang meliputi kekerasan, kekenyalan, dan kelengketan serta uji hedonik yang meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur kekenyalan. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan ikan lele dumbo dan tepung talas Bogor yang lebih banyak menyebabkan kecenderungan semakin menurunnya tingkat kekerasan dan meningkatnya tingkat kekenyalan pempek lenjer yang dihasilkan serta tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kelengketan. Uji hedonik menunjukkan bahwa penambahan tepung talas dan ikan lele cenderung memiliki nilai kesukaan yang masih rendah terhadap parameter aroma, rasa, dan tekstur kekenyalan walaupun nilai kesukaan terhadap parameter warna cenderung memiliki nilai kesukaan yang lebih tinggi. Selain itu, uji hedonik menghasilkan kombinasi perlakuan perbandingan tepung tapioka dan talas 85g:15g dan ikan lele sebanyak 100 g sebagai perlakuan terpilih dalam penelitian ini. Pempek terpilih memiliki kadar protein dan serat pangan sebesar, berturut-turut, 7,06% dan 2,16%.
KAJIAN KANDUNGAN VITAMIN C, SIFAT FISIKOKIMIA, DAN SENSORI SELAI MANGGA ALPUKAT Abdul Mujid; Titi Rohmayanti; Aminullah Aminullah
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.25.2.138-144.2021

Abstract

Selai merupakan makanan semi padat yang terbuat dari gula, pektin dan asam sitrat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari suhu dan lama pemasakan terhadap perubahan kandungan vitamin C, sifat fisikokimia, dan kesukaan selai mangga alpukat, serta mendapatkan proses pengolahan selai terpilih. Metode penelitian meliputi pengujian kadar vitamin C pada buah mangga alpukat dan pembuatan selai mangga alpukat dengan melibatkan suhu pemasakan (70ºC, 75ºC dan 80ºC) dan lama pemasakan (15, 20 dan 25 menit) melalui rancangan acak lengkap faktorial dengan dua kali pengulangan. Analisis produk selai meliputi kadar vitamin C, kadar air, pH, total padatan terlarut (TPT), dan viskositas yang kemudian dibandingkan dengan selai buah komersil dan selanjutnya dilakukan uji hedonik pada parameter warna, rasa, aroma, dan kemudahan oles. Kadar vitamin C pada buah mangga alpukat menunjukkan nilai sebesar 41,523±4,894 mg/per 100 gram bahan. Kemudian, diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan kadar vitamin C selai dibandingkan dengan buahnya sebesar 39-66%. Selain itu, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa peningkatan suhu dan lama pemasakan dapat menurunkan kadar vitamin C dan kadar air, namun meningkatkan pH, TPT, dan viskositas selai secara signifikan. Proses pemasakan selai terpilih melalui pembandingan vitamin C dan sifat fisikokimia selai buah komersil adalah selai yang diolah pada suhu 70ºC selama 20 menit dan 25 menit serta suhu 75ºC selama 20 menit. Berdasarkan analisis kesukaan dari ketiga selai ini, selai yang diolah pada suhu 70ºC selama 20 menit merupakan selai terpilih yang mangandung vitamin C 22,43 mg/100g, viskositas 11650±42 cP, kadar air 37,10±0,13%, pH 3,407±0,001, dan TPT 53,5±0,7%.
Karakteristik Minuman Fungsional Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) dengan Penambahan Ekstrak Jahe Titi Rohmayanti; Noli Novidahlia; Sartika Widianingsih
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.239 KB) | DOI: 10.30997/jah.v5i1.1683

Abstract

Buah alpukat (Persea americana Mill.) merupakan salah satu buah yang banyak digemari karena memiliki rasa yang enak. Buah alpukat terdiri dari 70% daging buah dan 30% biji. Penelitian terkini mengungkapkan bahwa biji alpukat terbukti memiliki berbagai macam senyawa bioaktif dan senyawa-senyawa ini terbukti memiliki efek yang menguntungkan bagi tubuh, sehingga dilakukan diversifikasi produk yaitu minuman fungsional. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan minuman fungsional terbaik, mengetahui minuman fungsional  yang disukai dan mengetahui pengaruh konsentrasi perbandingan ekstrak biji buah alpukat dan ekstrak jahe terhadap minuman fungsional yang dihasilkan. Metode analisis yang digunakan adalah metode rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor dengan perbandingan (ekstrak biji buah alpukat dan ekstrak jahe) yaitu 60%:40%, 70%:30%, 80%:20% dengan 2 kali ulangan. Analisis data yang digunakan yaitu ANOVA dan uji lanjut Duncan. Minuman fungsional terpilih adalah A1 (ekstrak biji buah alpukat 60% dan ekstrak jahe 40%) memiliki kadar air 83,81%, abu 0,04%, lemak 0,52%, protein 10,34%, karbohidrat 5,29%, total padatan terlarut sebesar 16,1 oBrix, nilai pH 7,6, antioksidan dengan nilai IC50 8,04 mg/mL dan positif mengandung senyawa fitokimia yaitu tanin, flavonoid dan saponin.
Karakteristik Fisikokimia Jelly Drink Daging Semangka, Albedo Semangka, dan Tomat dengan Penambahan Karagenan dan Tepung Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Noli Novidahlia; Titi Rohmayanti; Yuni Nurmilasari
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.183 KB) | DOI: 10.30997/jah.v5i1.1694

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan karagenan dan tepung porang terhadap jelly drink. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu A1 (karagenan dan tepung porang 0.10%), A2 (karagenan dan tepung porang 0.15%), A3 (karagenan dan tepung porang 0.20%), dan A4 (karagenan dan tepung porang 0.20%). Analisis data yang digunakan yaitu ANOVA dan uji lanjut Duncan. Analisis produk yang digunakan yaitu uji sensori (mutu sensori dan hedonik), uji kimia (kadar air dan pH) dan fisik (total padatan terlarut). Analisis terhadap produk jelly drink terpilih yaitu kadar serat pangan dan antioksidan. Jelly drink terpilih adalah A3 (karagenan dan tepung porang 0.20%), jelly drink ini memiliki kadar air 89.92%, pH 6.4, total padatan terlarut 8.9 °Brix,  serat pangan  4.09%, antioksidan dengan nilai IC50130.42 mg/mL.Kata kunci: karagenan, tepung porang, semangka, tomat,  jelly drink
Karakteristik Tortilla Chips dengan Penambahan Tepung Ampas Kecap Titi Rohmayanti; Noli Novidahlia; Imay Damayanti
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.873 KB) | DOI: 10.30997/jah.v5i1.1695

Abstract

Ampas kecap merupakan sisa pembuatan kecap dengan bahan dasar kedelai yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Proses pembuatan ampas kecap melalui beberapa tahap sebelum diperoleh hasil utama kecap dan hasil samping berupa ampas kecap yang berwarna coklat kehitaman. Untuk menambah jenis olahan pangan berbahan ampas kecap ini dilakukan pembuatan tortilla chips. Ampas kecap dapat dijadikan tepung untuk ditambahkan kedalam bahan tortilla chips. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persentase masa jagung dengan tepung ampas kecap pada pembuatan tortilla chips dengan perbandingan persentase A1 (44,4% : 10%), A2 (36,4% : 18,2%), A3 (33,3% : 25%) dengan dua kali ulangan. Analisis yang digunakan meliputi organoleptik (uji mutu sensori dan skala hedonik), uji kadar protein, dan untuk tortilla chips terpilih yaitu nilai gizi dan uji serat pangan. Perbandingan persentase masa jagung dengan tepung ampas kecap pada tortilla chips berpengaruh terhadap sifat organoleptik tortilla chips. Tortilla chips dengan penambahan tepung ampas kecap yang terpilih adalah tortilla chips dengan formulasi A2 (36,4% : 18,2%) memiliki kadar air 2.35%, abu 5.78%, lemak 19.94%, protein 14.76%, karbohidrat 57.17%, nilai energi 467.18 kkal/100gr, dan serat pangan 6.22%.
Sifat Mutu Fisik Mi Basah Berbahan Baku Tepung Campolay Masak Penuh Aminullah Aminullah; Risdelita Purba; Titi Rohmayanti; Sri Rejeki Retna Pertiwi
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal Agroindustri Halal 6(2)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.849 KB) | DOI: 10.30997/jah.v6i2.3168

Abstract

Buah campolay masak penuh dapat diolah menjadi tepung campolay dan dibuat menjadi mi basah non gluten. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh formulasi rasio mocaf dengan tepung campolay dan konsentrasi guar gum terhadap mutu fisik mi.   Penelitian ini menggunakan dua faktorial, faktor pertama adalah perbandingan mocaf dan tepung campolay (70%:30%, 60%:40%, 50%:50%) dan faktor kedua adalah konsentrasi guar gum (0%, 1%, 2%), dengan dua kali pengulangan. Analisis mi basah meliputi uji cooking loss, kekerasan, kekenyalan, kelengketan. Hasil menunjukkan bahwa semakin banyak tepung campolay yang ditambahkan pada formula mi basah menghasilkan cooking loss semakin tinggi,   tetapi semakin tinggi konsentrasi guar gum yang ditambahkan pada formula mi cenderung   menurunkan nilai cooking loss. Peningkatan konsentrasi  tepung  campolay dan dapat  menurunkan  kekerasan,  akan tetapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap kekenyalan dan  kelengketan. Sedangkan peningkatan konsentrasi guar gum dapat menurunkan kekerasan, kelengketan dan meningkatkan kekenyalan mi basah campolay.
Formulasi Food Bar Sebagai Pangan Darurat Berbasis Tepung Ubi Jalar Oranye (Ipomoea Batatas L.) Dan Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.) Noli Novidahlia; Siti Maulida Ulfa; Titi Rohmayanti
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Agroindustri Halal 8(1)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.464 KB) | DOI: 10.30997/jah.v8i1.4854

Abstract

Food is the most needed necessity in an emergency situation such as natural disaster. The application of local food like orange sweet potatoes and red beans in producing food bar as the emergency food is one of the efforts to establish the food security. The purpose of this research is determine the ratio of orange sweet potato flour and red bean flour to the nutritional value and characteristics of food bars for emergency food. Food bars are selected based on their nutritional value and total calories produced. The selected food bar is formulation which consists of 10% orange sweet potato flour and 30% red bean flour. The results of the analysis of the nutritional value of 50g food bar resulted in water content 4.17g, ash content 1,41 g, fat content 7.32g, protein content 4.86g, carbohydrate content 32.36g, beta-carotene content 6.61mg/50g, total calories 214.34 Kcal, and hardness 3054.50 g/f. The results of the sensory quality unpleasant smell, a hard texture, and sweet taste.
Penggunaan kemasan plastik polietilen biodegradable terhadap umur simpan gula kelapa: The Use of Biodegradable Polyethylene Plastic on The Shelf Life of Palm Sugar Aminullah Aminullah; Nurfauziah Hadiati; Titi Rohmayanti
Pro Food Vol. 8 No. 2 (2022): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan )
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v8i2.265

Abstract

Palm sugar is a group of brown sugar in the form of block or granule that can be packaged using polyethylene plastik. This study aimed to determine the shelf life of blocked and granulated palm sugar stored in conventional and biodegradable polyethylene plastik packaging. This study consisted of two main stages: preparation and shelf-life testing using the accelerated shelf-life testing method with a critical moisture content approach. The parameters included the sample's initial moisture content, dry weight, critical moisture content, packaging area, and packaging permeability before determine the shelf-life of palm sugar products. Statistical analysis showed that palm sugar stored in biodegradable polyethylene packaging and granulated palm sugar had a longer shelf life than palm sugar stored in conventional polyethylene. Granulated palm sugar packaged in biodegradable polyethylene plastik has the most extended shelf life, 1192 days, while blocked palm sugar in conventional polyethylene packaging has the shortest shelf life, 366 days.
Physicochemical and Sensory Characteristics of Kemang (Mangifera Caesia) and Machete Gourd (Cucurbita Moschata Durch) Fruit Leather Mir'atu Saa'dia Septiani; Rosy Hutami; Titi Rohmayanti
Indonesian Journal of Applied Research (IJAR) Vol. 3 No. 3 (2022): Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/ijar.v3i3.234

Abstract

Kemang fruit is a seasonal fruit that can only be enjoyed in certain seasons and has yet to be used optimally. Processing Kemang fruit into fruit leather is one of the efforts to optimize the consumption of Kemang fruit. This study aims to determine Kemang and machete gourd fruit leather's physical, chemical, and sensory qualities. It used a completely randomized design (CRD) in which the proportion of Kemang and machete gourd puree was the factor. It consisted of three treatment levels ( 2:3, 1:1, 3:2). Data analysis used ANOVA and DMRT as the further test with a 95% confidence level. The results showed the proportion of Kemang and machete gourd puree affected physical characteristics (strong), chemical characteristics (water content and crude fiber content), and sensory quality tests (taste, color, texture). The selected fruit leather was fruit leather with a ratio of Kemang and machete gourd A1 (2:3), which has an average value of physical and chemical characteristics, namely tensile strength of 0.06 N/mm2, elongation of 9.484%, moisture content of 26.48 %, water activity (Aw) 0.78, fiber content 4.34%, and crude level (pH) 4.2. The average value of the sensory quality test, namely taste 4,940, color 7,200, aroma 5.8, texture 4.5, and the hedonic test, namely taste 6.3, color 7.0, aroma 6.5, texture 6.6, and overall 7.2. It can be concluded that the less proportion of Kemang puree compared to the machete gourd puree (2:3) will give the best characteristics of fruit leather.
Aktivitas antimikroba, karakteristik fisikokimia, dan hedonik gel biosanitizer ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) [Antimicrobial activity, physicochemical and sensory characteristic of Moringa oleifera leaf extract biosanitizer gel] Titi Rohmayanti; Rosy Hutami; Maryam Jamila
Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian Vol 28, No 1 (2023): Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian
Publisher : Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtihp.v28i1.1-8

Abstract

Moringa leaves have bioactive compounds of flavonoids and tannins, which can be used as antimicrobials to substitute triclosan and glycerol compounds in commercial sanitizer gels. This study aims to determine the antimicrobial activity, physicochemical characteristics, and sensory properties of the moringa leaf extract of the bio-sanitizer gel. The research consisted of two stages: the extraction of Moringa leaves and the stages of making bio-sanitizer gel. The study used a factorial completely randomized design (CRD) with two factors: the type of solvent and the ratio of sample to solvent. Data were analyzed using variance (ANOVA) and Duncan's Range Test (DMRT). The results showed that all samples added to Moringa leaf extract had an antibacterial activity with inhibition zone values that did not differ between treatments within a range of 2.5-3.0 mm. All samples of Moringa leaf extract bio-sanitizer gel have the potential to inhibit E.coli and S.aureus bacteria. The treatment selected for this study was a bio-sanitizer gel of Moringa leaf extract with ethanol solvent and concentration of 1:6 with a pH value (3.90), viscosity (5.57), homogeneous, and having the preferred sensory value (aromatic = 6.47, color = 5.89, viscosity = 5.54, tackiness = 5.48, overall = 5.95). 
Co-Authors Abdul Mujid Agustiani, Novi Ahmaludin Ahmaludin Alfarizi, Feby Arif Alfintawati, Aprillia Amelia, Iis AMINULLAH Aminullah Aminullah Aminullah Aminullah, Aminullah Andriani Andriani Anisyah, Yuni Nur Apriani, Yasri Apriansyah, Agung Hidayat Aprilia, Della Argani, Pramudya Fajar Ariestyani, Imelda Arif, Zulfan Zaenal Arti Hastuti Aulia, Sandra Nurul Az-zahra, Raisha Putri Azmi, Fadhila Nurul Damayanti, Imay Daniel Daniel Delfitriani Distya Riski Hapsari Dwi Ananda, Delia Elviana, Ratu Adis Erna Puspasari Erna Puspasari Fadhilah, Syifa Fadillah Yudha Syahrul Fahruddin, Muhammad Naufal Fariha Rizki Sania Febriansyah, Ilham Feranica Fitrilia, Tiana Fuzawati, Fitri Gusrani, Salsabila Syifa Hafiyya, Naila Fathi Isnazaki Handayani, Ani Harianto, Indra Helmi Haris Iman, Muhamad Imay Damayanti Indiana Janet Intan Kusumaningrum Jaelani, Salsabila Azaria Karimy, Moh Faiz Khafiza, Salma Rukhiatul Kharyani, R. Aldini KHOIRUNNISA Kinanti, Putri Kurniawan, M. Fakih Lia Amalia LIA AMALIA Mandira, Mugi Tyas Mardiah Mardiah Marhamah, Irma Siti Maryam Jamila Maulana, Ihsan Mega Silpia Meilani, Almanda Mir'atu Saa'dia Septiani Muhammad Rifki Muhammad Rifqi Muhammad Rifqi Suryana Muharrama, Yurandani Mukhreza, Destila Nawfal Imanudin Noli Novidahlia Nur Mila Sari Nurcahali, Fani Nurfadhilah, Kania Nurfauziah Hadiati Nurlaela, Raden Siti Nurul Izah, Linda Permatahati, Ghina Sri Pertiwi, Inno Ariska Puspa Pertiwi, Sri Rejeki Retna Prasojo, Muhammad Ghazy Fauzan Primaviera, Ellyvia Purba, Risdelita Putri, Sahila Aulia Qisthina, Dalilah Qodariah, Siti Nurlailatul Rahma, Anisa Aulia Rahmawati, Siti Irma Ramadani, Vika Ramadanti, Novia Risdelita Purba Rosadi, Siti Ledidah Muharromah Putri Rosy Hutami Rudy Tjahjohutomo Ruhiya, Fajar Samsu, Qatrun Nada Aghia Saniyya, Ashila Nasyadhiya Saputra, Wildan Sartika Widianingsih Saryono, Zunesha Puspa Sa’diah, Elin Halimatus Septian, Willyandi Septianingsih, Asiah Setiawan, Bagus Adi Setiawati, Mira Afrilia Siahaan, Muhamad Ardi Taufik Silpia, Mega Siti Aminah Siti Maulida Ulfa Siti Nova Isda Dwiyanti Siti Nurhalimah Siti Nurlaela, Raden Siti Rahmawati Sonjaya, Nabila Rizqi Chairiyati Sri Rejeki Retna Pertiwi Sunandi, Dedi Suryaman, Friska Dwi Syafira, Fika Putri Tiara Amanda Lestari Ulfah, Luthfia Uning Budiharti Utami Dwi Hapsari Wahyuni, Aulia Dinda Wardiningsih, Enanda Widianingsih, Sartika Widodo Suwito Widyaningrum, Rohmah Wulan, Nawang Yasri Apriani Yuni Nurmilasari Zahro, Halimah Az