Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Intelek Insan Cendikia

Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bermuatan Kearifan Lokal Dalam Mengembangkan Sikap Kreatif Peserta Didik Sifa Ulfikriah; Asep Tutun Usman; Jafar Amirudin; Ijudin Ijudin
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 1 No. 8 (2024): Oktober 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan, diantaranya yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka ini memiliki program yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini memiliki 6 dimensi diantaranya yaitu 1) Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlakul karimah, 2) Mandiri, 3) Bergotong royong, 4) Berkebhinekaan global, 5) Bernalar kritis, dan 6) Kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana sikap kreatif peserta didik sebelum dilaksanakannya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, implementasinya, faktor pendukung dan penghambat serta pengembangan sikap kreatif peserta didik kelas IV MIN 4 Garut setelah dilaksanakannya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Subjek penelitian meliputi kepala madrasah, pendidik kelas IV, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen utama adalah peneliti dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclution drawing/verification). Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi sumber, teknik dan waktu. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa 1) Sebelum diterapkan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sikap kreatif peserta didik itu kurang. 2) Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di MIN 4 Garut terlaksana dengan baik dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 3) Faktor pendukung program ini yaitu sarana dan prasarana, peran pendidik, peserta didik, peran orangtua dan biaya. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu lahan yang belum tersedia, penyesuaian karakter peserta didik, kurangnya referensi kegiatan, keluhan peserta didik dan biaya. 4) Setelah dilaksanakannya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sikap kreatif peserta didik meningkat.
KONSEP SALAF DALAM PERSPEKTIF IBNU HANBAL DAN IBNU TAIMIYAH Imam Alawi Abdul Luthfi; Indri Munggaran Putri; Siti Aisyah; Novia Handayani; Isni Nur Awaludini; Jafar Amirudin
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemikiran salaf merupakan fondasi penting dalam tradisi Islam Sunni, di mana Ibn Taimiyah dan Ibnu Hanbal menjadi 2 tokoh sentral yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan teologi serta aturan Islam. Ibn Hanbal dikenal sebagai pendiri Mazhab Hanbali, yang menekankan pada pemahaman literal teks Al-Qur’an serta Hadis, sementara Ibn Taimiyah memperkuat pendekatan ini dengan argumentasi rasional dalam mempertahankan prinsip-prinsip salaf di tengah tantangan pemikiran filsafat dan teologi rasionalis pada masanya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemikiran keduanya dalam konteks salaf, menyoroti persamaan, perbedaan, serta relevansi pemikiran mereka dalam kehidupan umat Islam. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan mengacu pada karya-karya utama, seperti Musnad Ahmad Ibn Hanbal dan Majmu' Fatawa, serta sumber sekunder berupa buku dan artikel ilmiah. Data dianalisis secara naratif dan komparatif untuk memahami dinamika pemikiran keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibn Hanbal dan Ibn Taimiyah memiliki kesamaan dalam komitmen terhadap prinsip salaf, namun Ibn Taimiyah memperluas kerangka pemikiran tersebut dengan pendekatan rasional yang lebih dinamis. Pemikiran mereka tidak hanya memberikan solusi terhadap permasalahan teologis di masanya, tetapi juga tetap relevan dalam menjawab tantangan modernisasi dalam Islam.
Peran Teologi Al-Asy’ariyah dan Al-Maturidiyah dalam Islam Aldi Nurmansyah; Annisa Nur Azizah; Yuri Hamidah; Syifa Mawarni Putri; Siti Nuraeni; Jafar Amirudin
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teologi Asy’ariyah dan Maturidiyah merupakan dua mazhab utama dalam Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang berperan penting dalam membentuk tradisi intelektual Islam. Kedua mazhab ini memberikan kontribusi besar dalam menjawab tantangan pemikiran yang muncul pada masa klasik, termasuk dari filsafat dan aliran teologi lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persamaan dan perbedaan antara pemikiran teologi Asy’ariyah dan Maturidiyah, khususnya dalam hal penggunaan akal dan wahyu, konsep sifat Allah, serta relevansinya terhadap isu-isu kontemporer seperti ekstremisme dan pluralisme.Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptif-analitis dan komparatif. Sumber utama yang digunakan mencakup karya Al-Asy’ari, seperti Al-Ibanah ‘an Ushul ad-Diyanah, dan karya Al-Maturidi, seperti Kitab Al-Tauhid, serta interpretasi dari ulama klasik dan kontemporer.Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan pendekatan, kedua mazhab tetap berlandaskan prinsip Ahlus Sunnah. Pemikiran mereka terbukti relevan dalam menjawab tantangan intelektual dan sosial umat Islam di era modern, dengan menekankan keseimbangan antara wahyu dan akal. Kajian ini menegaskan pentingnya teologi moderat untuk menjaga keharmonisan tradisi Islam sekaligus merespons dinamika globalisasi.