Pengembangan kemampuan motorik halus di TK yang cenderung monoton,seperti menempel,menggunting, melipat, dan sebagainya lalu dikumpul setelah itu dinilai. Anak tidak merasa bangga dengan apa yang mereka kerjakan. Saya selaku peneliti sekaligus pendidik ingin memperbaiki keadaan membosankan itu dengan membuat kegiatan tersebut dengan cara bermain dekorasi kelas dengan tujuan meningkatkan keativitas motorik halus anak. Peneliti menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan II.Hasil yang diperoleh pada siklus I adalah kreativitas anak dalam pengembangan motorik halus anak masih rata-rata/BSH (Berkembang Sesuai Harapan) artinya anak masih butuh bantuan dalam mengeluarkan ide kreatif mereka.Pada perbaikan siklus II kreativitas mereka meningkat. Hasil menunjukkan bahwa hasil/nilai BSB (Berkembang Sangat Baik) dari siklus I sebesar 20,8% menjadi 62,5% pada siklus II. Peneliti hanya dapat menarik kesimpulan bahwa, aspek apapun baik bahasa,sosial emosional,agama dan moral, kognitif, bahkan fisik motorik khusunya motorik halus mampu ditingkatkan dengan catatan kreatif,inovatif, dan edukatif adalah hal yang paling penting untuk menjadi guru yang profesional.