Claim Missing Document
Check
Articles

Diet Detox – Apakah sudah terbukti secara klinis? Zulfa Labibah; Dian Isti Angraini
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebanyak 39% penduduk dunia yang berusia 18 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan. Di Indonesia, penduduk dewasa dengan obesitas derajat I dan II mencapai 13,5% dan 15,4%. Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan masalah kesehatan yang meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung iskemik, penyakit kardiovaskular dan penyakit metabolik. Selain itu, kelebihan berat badan dan obesitas juga mempengaruhi psikologis seseorang, terutama remaja wanita yang menginginkan tubuh ideal. Hal ini mendorong wanita untuk melakukan diet. Diet yang sedang populer belakangan ini adalah diet detox. Diet detox dilakukan dengan cara pembatasan kalori, puasa intermiten, dan hanya mengkonsumsi jus sebagai asupan harian. Puasa intermitten mempengaruhi tubuh manusia dengan memprogram ulang irama sirkadian sehingga dapat menurunkan berat badan dan dapat menurunkan risiko penyakit kronis. Diet dengan jus lemon terbukti secara klinis dapat menurunkan lemak tubuh. Pembatasan kalori pada diet detox baik dengan jus lemonatau dengan puasa intermitten, dapat menyebabkan tubuh dalam keadaan kelaparan sehingga akan menimbulkan prosesfisiologis tubuh untuk bertahan. Dampaknya adalah ketoasidosis dan atrofi otot akibat massa protein yang terus berkurang.Oleh karena itu, diet ini hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek. Penelitian masih diperlukan untukmembuktikan manfaat diet detox dan mekanisme detoksifikasi program diet ini.Kata kunci: diet detox, diet jus lemon, pembatasan kalori, puasa intermitten
Pengaruh Kepribadian terhadap Perilaku Diet Sehat atau Diet Tidak Sehat pada Remaja : Tinjauan Pustaka Asiah Nurul Izzah; Dian Isti Angraini; Khairun Nisa Berawi
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa remaja adalah masa yang memerlukan unsur zat gizi yang seimbang untuk mencapai prestasi dan sumber daya manusia yang berkualitas. Unsur zat gizi yang dipenuhi oleh perilaku diet cenderung belum terpenuhi pada masa remaja karena tingginya perilaku diet tidak sehat. Perkembangan psikososial remaja terdiri atas tiga periode, yaitu remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. Remaja pertengahan cenderung memiliki perilaku diet tidak sehat karena mulai memerhatikan pertumbuhan fisik dan memiliki citra tubuh yang cenderung salah. Masa remaja juga mengalami perubahan atau pembentukan kepribadian. Kepribadian adalah sebuah karakteristik didalam diri individu yang relatif menetap, bertahan, yang memengaruhi penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Ada banyak model yang menggambarkan kepribadian seseorang dan model yang paling berpengaruh terhadap perilaku diet adalah the five-factor model atau big five personality, mencirikan individu dalam pola yang relatif abadi dan universal dari sisi pikiran, perasaan, dan tindakan. Kepribadian yang menunjukkan pengaruh terhadap perilaku diet sehat adalah agreeableness, conscienscetiousness, dan openness, sedangkan kepribadian yang menunjukkan pengaruh terhadap perilaku diet tidak sehat adalah neuroticsm dan extraversion. Kata Kunci : Diet Sehat, Diet Tidak Sehat, Kepribadian, Remaja
Pengaruh Screen Time terhadap Status Gizi Mahasiswa pada Masa Pandemi COVID-19: Tinjauan Pustaka Pinkan Ahdalifa; Dian Isti Angraini; Anisa Nuraisa Jausal
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mahasiswa yang menjalani perkuliahan di era pandemi COVID-19 sedang beriringan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Adanya kebijakan pemerintah mengenai pembelajaran dalam jaringan mengakibatkan tingginya intensitas screen time pada mahasiswa sehingga berpengaruh pada status gizi mahasiswa. Didukung dengan fasilitas yang memadai dengan harga murah dan mudah dijangkau, kebijakan tersebut juga menjadikan segala kegiatan secara mudah dilakukan hanya dalam satu genggaman atau tanpa mobilitas yang berlebihan. Beberapa hal yang biasanya dilakukan dengan berjalan kaki dan mengharuskan berpindah ke lokasi lain, kini dapat dilakukan hanya dengan mudahnya seperti memesan makanan, belanja kebutuhan sehari-hari,mengerjakan tugas, berkomunikasi, dan mendapat hiburan. Mahasiswa menghabiskan waktudi depan layar untuk belajar, bekerja, bermain game, menonton vieo, dan bermain sosial media. Tingginya intensitas screen time mengakibatkan rendahnya aktivitas fisik, beriringan dengan asupan makan yang berlebih menyebabkan peningkatan status gizi pada mahasiswa menjadi overweight hingga obesitas.Kata Kunci: Mahasiswa, Screen Time, Status Gizi.
Pencegahan Stunting (Literature Review) M. Nabil Sulthoni Eralsyah; Dian Isti Angraini; Diana Mayasari
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah gizi kronis pada balita adalah stunting. Stunting menjadi salah satu masalah kesehatan Di Indonesia. Angka kejadian stunting di Indonesia masih tinggi, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi stunting. Di Indonesia, stunting disebut kerdil, artinya ada gangguan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak pada anak anak. Stunting merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak anak yang dapat mengakibatkan penurunanproduktivitas dan kecerdasan di saat masa dewasa. Stunting pada anak anak masih menjadi masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Asupan zat gizi yang tidak seimbang adalah salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap stunting. Dengan pemenuhan kebutuhan gizi anak anak dan pembiasaan pola hidup bersih sehat, diharapkan akan mencegah stunting bagi anak anak. Metode penelitian ini dimulai dengan melakukan penelusuran artikel di Google Scholar,PubMed dan NCBI dalam rentang tahun yang telah ditentukan oleh peneliti serta menggunakan kata kunci pencegahan stunting, pencegahan, dan stunting. Hasil penelitian menemukan artikel mengenai pencegahan stunting yang menyatakan bahwa, upaya promotif dan preventif dengan berbagai media dan metode dapat berpengaruh pada pengetahuan, sikap,hingga praktik ibu hamil mengenai pencegahan stunting. Upaya pemberian edukasi melalui berbagai metode dan menggunakan berbagai media edukasi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang pencegahan stunting sejak kehamilan Kata Kunci: Stunting, Pencegahan Stunting, Penyebab Stunting
Pendekatan Kedokteran Keluarga dalam Penatalaksanaan Varisela pada Pasien Anak Laki-laki Usia 10 Tahun di Puskesmas Panjang Haliza Henfa Dela Cruz; Dian Isti Angraini
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v12i1.pp401-415

Abstract

ABSTRAK Varisela, atau dikenal sebagai cacar air, merupakan infeksi virus akut yang sangat menular dan disebabkan oleh virus Varicella Zoster (VZV). Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan konsep kedokteran keluarga dalam penanganan pasien secara menyeluruh, dengan pendekatan yang berpusat pada pasien, melibatkan keluarga, serta memperhatikan faktor lingkungan komunitas, berdasarkan prinsip Evidence Based Medicine (EBM). Metode yang digunakan adalah studi kasus. Data primer dikumpulkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah guna menilai kondisi keluarga, aspek psikososial, dan lingkungan tempat tinggal pasien. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dari awal hingga akhir proses melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pasien adalah anak laki-laki berusia 10 tahun yang datang dengan keluhan lenting-lenting gatal pada wajah, leher, tubuh, punggung, dan lengan. Pemeriksaan menunjukkan vesikel berukuran kecil dengan batas jelas dan dasar eritematosa. Diagnosis klinis menunjukkan pasien mengalami varisela (ICD-10 B01). Tindakan medis dan edukasi telah dilakukan sesuai teori dan referensi terkini. Hasil menunjukkan adanya penurunan gejala serta peningkatan pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakit ini. Pendekatan holistik terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan perilaku hidup sehat pasien dan keluarganya. Kata Kunci: Kedokteran Keluarga, Pendekatan Holistik, Varisela. ABSTRACT Varicella, commonly known as chickenpox, is a highly contagious acute viral infection caused by the Varicella Zoster Virus (VZV). This study aims to implement the principles of family medicine in managing a pediatric case using a comprehensive, patient-centered approach that involves the family and considers community-related factors, all based on Evidence-Based Medicine (EBM). The study utilizes a case report design. Primary data were obtained through medical interviews, physical examinations, and home visits to gather insights into the patient’s psychosocial context, family dynamics, and living environment. Secondary data were sourced from medical records at the primary healthcare facility. Evaluation was conducted holistically, covering initial assessment, process, and outcomes through both qualitative and quantitative analyses. The subject was a 10-year-old boy who presented with itchy vesicular rashes on his face, neck, torso, back, and arms. Physical examination revealed small, round vesicles with well-defined borders and erythematous bases. The clinical diagnosis confirmed varicella (ICD-10 B01). Treatment and health education were provided according to current guidelines and literature. The intervention led to a reduction in symptoms and improved understanding of the illness by both the patient and his family. A holistic approach proved effective in enhancing health awareness and positive behaviors within the family. Keywords: Family Medicine, Holistic Approach, Varicella
PENATALAKSANAAN PASIEN REMAJA LAKI-LAKI USIA 15 TAHUN DENGAN PENYAKIT GASTROESOFAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG Delisa Mutiara Nabila; Dian Isti Angraini
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v12i1.pp38-51

Abstract

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi medis di mana isi lambung, termasuk asam lambung, naik kembali ke kerongkongan dengan berulang kali. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti perasaan terbakar di dada (heartburn), regurgitasi asam, rasa pahit di mulut, dan nyeri dada. Angka kejadian GERD di Indonesia cukup tinggi dengan kasus 30.154 per tahun. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko internal maupun eksternal, masalah klinis, dan juga penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif sesuai pendekatan dokter keluarga melalui family-approach, patient-centered, dan community oriented. Studi yang dilakukan berupa laporan kasus. Data diperoleh melalui aloanamnesis dan autoanamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik awal dan akhir secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien An. MF usia 15 tahun tinggal bersama ayah, ibu, dan kakaknya. Pasien mengeluhkan nyeri ulu hati yang memberat sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas. Diagnosis klinis pasien yaitu Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Intervensi diberikan secara farmakologi dan non-farmakologi dan didapatkan adanya perbaikan klinis serta peningkatan pengetahuan keluarga pasien mengenai kondisi pasien. Telah dilakukan penatalaksanaan holistik dengan pendekatan dokter keluarga pada An. MF dan keluarga. Intervensi yang dilakukan telah menambah pengetahuan dan perubahan perilaku pasien dan keluarganya yang tampak pada perbaikan diagnosis holistik akhir.
Penatalaksanaan Pasien Wanita Usia 68 Tahun dengan Osteoarthritis dan Hipertensi Derajat I Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Nayarani Humaira; Dian Isti Angraini
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v12i1.pp187-196

Abstract

Osteoartritis dan hipertensi merupakan dua penyakit kronis yang umum dijumpai dan membutuhkan penatalaksanaan berkelanjutan serta terpadu untuk mencegah komplikasi. Berdasarkan data WHO, sekitar 528 juta orang di dunia mengalami OA, terutama pada sendi lutut. Selain itu, sekitar 1,28 miliar orang hidup dengan hipertensi. Laporan kasus ini membahas seorang pasien perempuan berusia 68 tahun, Ny. S, yang datang dengan keluhan nyeri pada kedua lutut. Diagnosis ditegakkan sebagai OA lutut dan hipertensi derajat I. Data primer dikumpulkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, serta kunjungan ke rumah untuk menilai aspek keluarga dan lingkungan. Data sekunder diperoleh dari rekam medis. Pendekatan holistik yang berpusat pada pasien, melibatkan keluarga, serta berorientasi komunitas dan berbasis evidence-based medicine diterapkan. Setelah intervensi, gejala klinis membaik dan pemahaman pasien terhadap kondisi kesehatannya meningkat. Kasus ini menegaskan pentingnya peran kedokteran keluarga dalam pengelolaan penyakit kronis melalui integrasi aspek klinis, keluarga, dan lingkungan.