Penelitian ini meninjau kenyamanan termal dalam aspek penghawaan dan pencahayaan pada Rumah Aceh di Kabupaten Pidie, berdasarkan persepsi penghuni. Rumah Aceh, sebagai arsitektur tradisional, memiliki sistem penghawaan dan pencahayaan alami serta buatan yang dianggap memadai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, melibatkan observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi di lima kecamatan: Mutiara, Mutiara Timur, Glumpang Tiga, Peukan Baro, dan Delima. Selanjutnya, data yang dikumpulkan akan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan coding. Hasil penelitian menunjukkan variasi persepsi penghuni, di mana sebagian besar menganggap penghawaan dan pencahayaan sudah maksimal dengan adanya jendela, pintu, dan celah di dinding, lantai, dan atap. Namun, beberapa penghuni merasa pencahayaan belum memadai. Temuan ini memberikan wawasan baru dalam memahami kenyamanan termal dan pencahayaan pada arsitektur rumah tradisional Aceh.